8 Anak Indigo | End

By alfauzia96

83.1K 11K 1K

Delapan orang yang terpilih dalam satu boysgrup Indonesia ini,,yang baru saja muncul di dunia industri musik... More

Perkenalan
Prolog
1.Rekaman
2.Road to Korea
3. Ada Hantu dkorea
4. Debut
5. Dorn
6.Cerita dari masa lalu
7. Perfom Pertama
8.Leader
9.Tengah malam
10.Manjanya bungsu
11. Wanita bergaun merah
12. Pelindung
13. Misteri lorong
14.Youn1t Day
15. Proses single ke tiga
16.Kendala
17. Saling menguatkan
18.Semua akan dimulai
19. Sebuah Misi
20.Pencarian
21. Kabar duka
22.Undangan
23. Tak kasat mata
24. Pensi
25. Singgah
26. teror
27. Misi penyelamatan
28. Tolong
29. Tahun ke 2
31. Rumah jepang
32.Hidup atau mati
33. Pilihan sulit
34. Jiwa terkunci
35. Misi terakhir (End)

30. Misteri dibalik mafia

1.1K 217 25
By alfauzia96


Setelah sampai rumah, mereka mulai beristirahat, tapi tidak dengan Zweitson dan Shandy yang kini berada di ruang tamu

"Kenapa si Son?" Tanya Shandy yang sedari tadi melihat Zweitson yang melamun.

"Gua masih penasaran, tadi yang kita tabrak itu siapa? Karena gua yakin kita tadi nabrak orang."

"Tapi yang lain gak liat Son, pak supir juga gak liat, mungkin itu halusinasi Lu aja atau itu makluk lain," kata Shandy

"Makluk lain?"

"Iya, tau sendiri Lu kan bisa liat begitu ya wajar aja kalo dia itu nunjukin sama Lu,"lanjut Shandy.

"Iya sih, tapi yang gue liat tadi cewek sih bang."

"Cantik gak?" Tanya Shandy dengan cengiran nya.

"Yeh, inget tuh doi Lu,"sindir Zweitson.

"Becanda kali, serius amat."

"Lagian lu nya sih bang, tapi yaudah lah gua ngantuk."

Lalu dia langsung meninggalkan Shandy di sendiri.

"Lah kurang ajar, gua di tinggal sendiri."umpat Shandy.

Bhuusss

Tiba-tiba ada hembusan angin di belakang lehernya.

Shandy refleks menoleh ke belakang,"apaan tuh ya?" Shandy celingak-celinguk

"Ihh ngeri," lalu dia langsung lari ke kamarnya.

.

.

"Bang, apa kita bakal aman di sini?" Tanya seorang perempuan berambut panjang itu.

"Abang yakin kita aman, mafia itu gak akan menemukan kontrakan kita yang ini," kata lelaki yang berada di samping nya.

"Aku takut bang, kenapa hidup Kita setelah ayah pergi kaya gini?"katanya lirih.

"Sabar ya, ini resiko kita karena ayah sudah berurusan sama mafia itu."

"Iya bang, janji ya jangan pernah tinggalkan aku,"pintanya.

"Kamu juga, pokonya kita harus saling melindungi,"

Brakk! Brakk!

Tiba-tiba suara pintu di gedor dari luar.

"Bang, siapa itu?" Panik perempuan itu.

Lelaki itu langsung memeluk Adik nya,"kamu harus tenang."

Brakk!

Pintu itu berhasil terbuka.

"Mau lari kemana kalian? Kemanapun kalian lari kita akan menemukan!" Kata lelaki yang berseragam serba hitam.

Lalu gerombolan itu mulai mendekati keduanya.

"Jangan mendekat!" Kata lelaki itu yang masih memeluk adiknya.

"Tangkap mereka!"

"Bang! Jangan!"

"Heh Fik! Bangun!"

"Huh.. huh.." Fiki bangun dengan keringet yang membasahi wajahnya.

"Lo kenapa mimpi buruk?" Tanya Farhan yang berada di sampingnya.

Fiki menoleh ke samping nya,"iya bang, gue mimpi aneh lagi,"kata Fiki

"Yaudah gapapa nanti lu cerita aja, sekarang sholat subuh dulu," titah Farhan.

"Iya bang."

Di meja makan, pagi ini sudah berkumpul untuk sarapan.

"Makan yang banyak, jadwal kita lagi padat,"kata Farhan, yang sedang mengoles selai pada roti.

"Iya bang, hari ini kita ada jadwal apa?" Tanya Fajri.

"Kita harus ke kantor, harus buat konten,"jawab Farhan.

"Oh oke."

Farhan menoleh ke Fiki, terlihat dia makan tapi bengong.

"Kenapa Fik? Masih mikirin mimpi semalem?"

Fiki tersentak kaget,"Ah iya bang,"jawabnya kikuk.

"Mimpi apa emang Fik?" Tanya Zweitson

"Di mimpi gua itu ada segerombolan orang pake baju hitam, terus mereka ngejar dua orang yang satu cewek satunya cowok,"jelas Fiki.

"Kira-kira ini apa ya? Apa mungkin ini masuk ke misi kita?" Kata Fenly.

"Bisa jadi sih, yang berkaitan sama mimpi Fiki pasti ada hubungannya sama misi kita,"sahut Shandy.

"Terus gak petunjuk lagi selain mimpi Fiki?" Tanya Gilang.

"Apa ini ada hubungannya sama yang Zwe liat waktu itu?" Tanya Ricky

"Yang mana?" Tanya Fajri.

"Yang katanya kita nabrak sesuatu itu."

"Emang menurut lu Zwe, itu bukan manusia?"tanya Farhan.

"Kalo manusia pasti ada di sana bang, tapi kemungkinan itu makhluk lain,"jawab Zweitson.

"Terus gimana?"

"Ya gak gimana-gimana, kita tunggu aja petunjuk selanjutnya,"sahut Shandy.

"Bang Shandy, udah mirip jadi ketua detektif hantu,"celetuk Fiki.

"Boleh juga sih, lumayan gue bisa mendalami jadi detektif,"monolog Shandy.

"Cocok Shan, boleh lah Lo jadi pak ketua,"sahut Farhan.

"Oke fix ya, gua jadi ketuanya?" Kata Shandy dengan pede nya.

"Jadi kita harus mulai dari mana?" Tanya Fenly.

"Kita tunggu petunjuk berikutnya,"kata Zweitson.

.

.
Malam hari mereka ada kegiatan di luar, sekarang sudah menuju tempat perform mereka.

"Kita mulai jam berapa?" Tanya Fiki.

"On air nya jam 19.00 ," jawab Farhan.

"Oh ini harus buru-buru dong," kata Fiki yang melihat jam tenyata sudah 18.30.

"Iya, Pak agak cepet ya kita takut telpon."

Di tengah perjalanan kejadian malam itu terulang kembali, mobil mereka berhenti mendadak seakan ada orang yang mereka tabrak.

"Kenapa lagi pak?" Tanya Ricky.

"Kaya nabrak orang Mas."

"Bentar gua cek, kayanya ini bukan orang," kata Zweitson yang dengan beraninya keluar dari mobil sendirian.

"Eh itu temenin, kalo dia di bawa genderuwo gimana?" Kata Gilang.

Fiki menepuk bahu Shandy," lu lah bang, lu kan ketua detektif nya,"kata Fiki yang mendorong Shandy keluar mobil.

Zweitson melihat ke sekitar, tempat ini sama persis seperti malam itu. Namun di depan mobil itu tak ada orang atau sosok makhluk lain.

"Ada gak?" Tanya Shandy

Zweitson masih mengamati sekitarnya, dan mengabaikan pertanyaan Shandy.

"Kacang woy!"

Saat Zweitson menoleh ke samping nya," Astaga!" Dengan refleks Zweitson berteriak.

"Apaan Lu kaget liat muka gua?" Tanya Shandy yang merasa dirinya seperti hantu yang di takuti.

"Bukan Lo bang tapi di belakang Lo!" Kata Zweitson

Dengan cepat Shandy berlari ke arah belakang Zweitson, dia sangat paham apa yang di maksud Zweitson.

"Mana gak ada apa-apanya?" Tanya Shandy yang melihat di sana tak ada apapun.

Dengan santai Zweitson mengusap wajah Shady, dan seketika Shandy berteriak," Anjrrr setan!" Kata Shandy yang langsung di suguhkan penampakan hantu perempuan bergaun putih. Dia langsung menutup mata dan bersembunyi di belakang Zweitson

Zweitson tak memperdulikan Shandy, dia kembali menatap sosok itu," Kamu mau apa?" Tanya Zweitson.

"Bantu aku."

Kalimat itu keluar dari mulut sosok perempuan itu.

"Bantu apa?"

"Temukan pembunuh ku, dan selamatkan saudara laki-laki ku."

"Lalu kita harus mulai dari mana?" Tanya Zweitson.

"Golongan berbaju hitam."

"Golongan berbaju hitam?" Bingung Zweitson.

"Apa itu maks.."

Belum dia menyelesaikan ucapannya, sosok itu menghilang.

Shandy yang bersembunyi di belakang Zweitson kini sudah membuka matanya, dia menghela napas lega,"Akhirnya ilang juga."

"Gue masih butuh dia bang, jangan bersyukur dulu,"protes Zweitson.

"Lah emang belum kelar ngobrol nya? Telpon aja."

Zweitson mendelikan mata malas, dan langsung meninggalkan Shandy.

"Dih gue malah di tinggal." Shandy melirik k sekitar dia baru sadar di sana sepi, dengan cepat dia menyusul Zweitson.

.

.

Setalah sampai lokasi, mereka hanya punya waktu 20 menit untuk siap-siap untung tadi mereka sudah make up di rumah dan sebagian pas do perjalanan.

"Kenapa kalian lama?" Tanya Kak Josh.

"Maaf Kak, tadi di jalan ada hambatan." Jawab Farhan.

"Ada apa lagi?"

"Tadi mobil kita sempet mogok."

"Yaudah udah waktunya kalian tampil."

Un1ty pun masuk ke stage dan membawa beberapa lagu

Sejam sudah tugas mereka akhirnya selesai, dan kini waktunya pulang. Tapi dari tadi Zweitson tidak tenang karena arwah wanita itu terus saja mengganggu nya.

"Kenapa?" Tanya Farhan

"Gua di bisikin terus bang sama arwah itu, dia mau kita selesaikan masalah dia sekarang juga."

"Bang! Gawat!" Teriak Fiki kesetanan

"Ada apa sih?"

"Itu bang si Fenly kesurupan!"

Keduanya nya kaget mendengar informasi dari Fiki barusan.

"Di mana?" Tanya Zweitson

"Parkiran."

Lalu mereka pun langsung ke parkiran.

"Ini dia dari tadi ngoceh Mulu,"dumel Shandy.

"Udah tau ngoceh malah lu bales ngoceh,"sahut Gilang.

"Sstt biar gua aja yang ngomong." Kata Zweitson

"Kamu arwah itu kan?"

"Ya, lakukan sekarang Abang ku butuh kalian."  Sorot mata Fenly tajam, seakan keinginan nya ingin segera di laksanakan.

"Kemana kita harus cari dia, apa kamu bisa menunjukan jalan nya?

Fenly menganggukkan kepalanya.

"Masuk guys, kita akan mulai misi kita malam ini juga," titah Farhan, kali ini mereka tanpa supir dan arhan pun yang membawa mobil itu

"Bang Josh?" Tanya Ricky

"Nanti gua telpon di jalan."

Mereka pun nurut, dan perjalanan malam itu pun di mulai.  Perjalanan sudah setengah jam dan kini mereka berada di tempat entah di mana jalan hanya cukup satu mobil dan di kelilingi semak belukar.

"Ini bener gak sih tempat nya? Kok serem banget," kata Fajri yang berigidik ngeri sambil terus melihat ke luar jendela mobil

"Udah ji diem aja, pasti dia lebih tau tempat nya," sahut Fiki

"Apa tempat nya masih jauh?" Tanya Zweitson pada Fenly

"Tidak jauh dari sini."

"Eh itu bukan sih?  kan dia bilang kaya gudang," kata Shandy


"Kayanya sih,  kita berhenti di sini aja jangan terlalu dekat nanti ketaun," titah Zweitson

Mobil pun berhenti lumayan jauh dari gedung tua itu.

"Ini si Fenly gimana? Kayanya masih kerasukan," tanya Fiki

"Udah nanti juga dia ngikut," sahut Shandy

"Sstt jangan terlalu berisik, sekarang keluar tapi hati+hati, pak " kata Zweitson

Mereka pun keluar dari mobil, dan mulai memantau tempat itu.

Dari kejauhan mereka melihat beberpa orang berseragam hitam keluar dari tempat itu.

"Gila gede banget badan tuh orang, kalo kita ketangkep habis kita," celetuk Ricky.

"Ah lu juga badan nya gede, masa sesama gede takut," cibir Gilang

"Tetap aja lah beda."

"Ssttt! Malah debat di situasi genting gini," kesal Farhan.

Saat mereka berdebat, Fenly baru saja tersadar arwah itu keluar dari tubuhnya.

"Eh lu udah sadar Fen?" Tanya Fiki yang pertama kali menyadarinya.

Fenly masih menyesuaikan rasa peningnya, "Kita harus cepet, badan gua udah capek kalo dia masuk lagi."

"Yaudah, kita bagi dua team, Gilang Fiki bang Han bareng gue, separo nya team kedua." Zweitson menginstruksikan

Yang lain langsung paham, dan mengangguk.

"Starategi nya Team ke dua kalian alihkan perhatian penjaga di depan sana, setelah itu kita masuk diam-diam," titah Farhan

"Oke."

"Maju duluan lah bang Shand lu kan yang lebih tua,"kata Fajri yang terus saja mendorong Shandy.

"Apaan sih, barengan dong."

"Gak usah ribut, biar gua aja yang duluan." Fenly maju duluan, dan memulai aksi nya.

Fenly sudah berada tepat di depan para penjaga itu, orang-orang itu kaget dengan kehadiran Fenly di di sana.

"Siapa kamu?!"

"Gak penting, sini Lawa gua!"

"Lawan gua juga bang," Shandy maju, di susuk Fajri dan Ricky.

"Maju!"

Bukk

Bukk

Misi pertama mereka berhasil, setelah lengah Zweitson dan yang lain diam-diam masuk ke dalam gedung tua itu.

Saat berhasil masuk, ternyata benar di dalam masih banyak penjaga di sana.

"Kita jangan gegabah, yang ada nanti kita ketangkep."

"Iya bang, kita harus kemana?"
Tanya Fiki

Zweitson mencari ke sekitar, mencari sosok itu, matanya tertuju pada pojok ruangan itu.

"Cari ruangan di belakang, saudara ku ada di sana!"

Zweitson mengangguk, "Kita harus ke belakang gedung ini."

"Terus itu penjaga gimana, pasti kita ketaun lah," kata Gilang.

"Lawan lah, masa mau diem aja,"sahut Fiki.

"Maju!"

"Woy sini lu semua lawan Kita!" Teriak Gilang dengan beraninya.

"Semoga kita gak mati di sini,"gumam Fiki yang sudah ngambil ancang-ancang untuk menyerang.

Bukk

Bukk

Mereka pun berhasil melewati penjaga itu, "ayok kita harus cepat cari ke dalam!"

Mereka pun masuk mencari tempat yang  di maksud sosok itu.

"Ohh ternyata ada yang berani masuk kedalam sini!"

Mereka tercengang, saat melihat orang yang ada di depan mereka itu seperti nya dia adalah ketua mafia itu.Di sana juga banyak pasukan dari mafia itu.

"Gimana nih bang?!" Fiki mulai panik

Tiba-tiba Fenly dan yang lain berhasil masuk.

"Tenang guys, kita pasti bisa!"

"Habisi tikus-tikus ini!" Perintah ketua mafia itu.

Perkelahian pun tak bisa di hindari, mereka mau tak mau harus melwan para mafia itu. Dengan modal bela diri seadanya mereka dengan berani melawan mafia demi misi penyelematan kali ini.

Beberpa kali mereka terkena pukulan, namun mereka tak pantang menyerah.

"Ait gak kena." Shandy dengan santainya menghindar dari perlawanan itu.

Bukk!

"Anj*Ng sialan lu pipi gua!" Umpat Shandy

Setelah mereka berhasil melumpuhkan semua anggota mafia itu, dan kini hanya tersisa ketuanya.

"Nah kan lu tinggal sendiri!" Cibir Gilang.

Tiba-tiba orang itu mengeluarkan sesuatu dari saku jas nya.

Mata mereka terbelalak saat sebuah pistol yang dia keluarkan.

"Mampus, mati kita," gumam Fajri.

Mereka sudah ketar, ketir nyawa mereka menjadi taruhannya.

Farhan langsung mengumpulkan mereka untu lebih dekat dia berdiri paling depan melindungi semuanya.

"Jangan takut," kata Farhan berusaha menenangkan

"Pistol bang, gimana kagak takut,"sahut Fiki.

"Hugghh." Tiba-tiba badan Fenly tersentak, mata nya terbuka lebar.

"Eh ini kenapa sih Fenly?" Bisik Ricky.

Dengan santai Fenly berjalan ke salah satu jasad mafia yang tergeletak tak jauh darinya. Dia merogoh saku jas nya dan mengambil sesuatu.

Yang lain di buat kaget saat Fenly mengeluarkan pestol.

"Eh itu si Fenly pegang pestol aduh masa dia mau jadi mafia juga," kata Fajri heboh.

"Biarin aja, dia yang akan menyelesaikan," kata Zweitson.

Fenly mengangkat pistol itu ke arah ketua mafia, tatapan nya tajam seakan di kuasai amarah.

"KAMU ADA YANG MEMBUNUHKU! KINI GILIRAN MU!"

Mafia itu bingung, namun dia pun mengangkat pistol itu ke arah Fenly.

"Jangan banyak bicara." Pistol itu mulai di tariknya

"Bang gimana itu!" Semua panik

Dorr!

Semua tersentak kaget, sebagian menutup kuping dan matanya.

Brukk!

"Fenly!"

Mereka berhambur ke arah Fenly, yang terduduk lemas.

"Anjrr Lo bunuh orang fen!" Shandy mulai heboh.

Fenly masih Linglung, nyawanya seperti baru kembali.

"Gue bunuh orang itu?" Dengan gemetar dia melepaskan pistol itu.

"Lu harus tenang, Lu gak salah karena yang lu lakuin demi keselamatan kita semua.". Farhan memberi ketenangan.

"Tapi.."

"Udah gak usah di pikirin, kita harus temuain orang itu dan segera keluar dari sini!" Titah Zweitson.

Mereka pun pergi ke bagian belakang dari gedung itu.

"Dobrak pintunya!" Titah Farhan

Dengan kompak mereka mencoba mendobrak pintu besar itu.

Setelah berhasil terbuka, pemandangan yang pertama mereka lihat adalah sosok laki-laki yang duduk di atas kursi dengan tangan di ikat dan mulut di tutup.

"Bantuin!"

Gilang dan Ricky membantu membuka tali dari orang itu. Matanya perlahan terbuka dia melihat satu persatu dari mereka.

"Kalian siapa?" Tanya nya bingung

"Kami yang menyelenggarakan kamu,"jawab Zweitson.

"Kalian tau dari man..."

"Dari adik mu."

"Adik ku?"

"Mending kita cepat pergi dari sini, nanti kita akan ceritakan,"kata Farhan.

Dan akhirnya mereka pun pulang, dan mengantarkan orang itu kerumah nya.

"Saya tidak menyangka setelah sekian lama  akhirnya ada orang yang bisa menyelamatkan saya."

"Sudah rencana Tuhan," kata Fenly.

"Terimakasih."

Zweitson melihat ke arah depan di sana sudah ada sosok perempuan itu.


"Terimakasih sudah membantuku, Sampai pada Abang ku jaga diri dan sampaikan aku merindukannya."

Zweitson tersenyum, lalu mengangguk.

"Kata adik mu, jaga diri,dia merindukan mu."

"Apa dia ada di sini?"

Zweitson menunjukkan posisi sosok perempuan itu

Lalu Rendi menatap ke arah itu,"Terimakasih dek,  abang akan jaga diri Abang juga rindu padamu."

Semua yang di sana ikut terharu.

"Yaudah, kita pamit, karena misi kita selesai," pamit Farhan.

"Terimakasih sekali lagi.

.
.
.
.


Terimakasih sudah setia membaca cerita ini, jangan lupa vote terus cerita ini like, coment,share dan follow my wattpad.

Aku akan mulai update setiap malam Jumat ya

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 420 34
ini cuma komik pendek yang saya terjemahankan sendiri dan beberapa gambar Luffy dan uta Mungkin juga ada gambar yang lain dan bisa saja rendem Hari...
188K 2.4K 29
ini cuma sebagai media hiburan tapi bisa bermanfaat untuk media pembelajaran jika ada salah kata mohon di maafkan jika anda memiliki pendapat atau sa...
3.7K 799 72
(BL Terjemahan) Title: I Became a God in a Horror Game Status: 589 Chapters (Complete) Author: Pot Fish Chili Genre: Action, Adventure, Horror, Matur...
171K 21.4K 19
Menyembunyikan hubungannya di tengah-tengah pekerjaan yang mereka tekuni. . . . . . Start: 200420 End: 170529 Warn! • Bxb • Baku • Mpreg.