⚠️ Cerita ini mengandung perilaku obsesif, adegan seksual ekplisit 🔞, kebijakan pembaca disarankan. Anak dibawah umur lebih baik skip tapi kalau tetap ingin membaca, read at your own risk.
Couple sweater nya, kaos hitamnya pula 😫😫🤯🤯 kok di hari itu mereka bisa samaan gitu, janjian apa gimana 🤭
Yeonjun baru menyadari bahwa tas kuliah Kai tidak ada di kamar mereka, Ia mengira bahwa Kai pulang saat Yeonjun berada di kampus hari itu. Ia merenungkan ucapan Kai tentang rasa cemburu berlebihan yang dimiliki oleh dirinya. Ia sudah terbiasa dengan tindakan yang tidak pernah membagi hal - hal yang Ia sukai sejak Ia masih kecil, kedua orangtuanya yang selalu memanjakannya, mengikuti semua hal yang Ia inginkan membuat Yeonjun selalu mendapatkan semua keinginannya hal itu membentuk kepribadian Yeonjun yang keras kepala dan egois. Yeonjun pun selalu mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya yang tidak pernah terbagi oleh siapa pun karena Ia tidak memiliki saudara kandung, Ia pun menuntut hal yang sama pada Kai, Ia ingin pacarnya itu selalu memperhatikannya, terfokus pada dirinya dan tidak terbagi dengan orang lain, namun Kai pun memiliki kehidupannya sendiri, kehidupannya tidak bisa selalu berporos pada Yeonjun.
Yeonjun duduk di sofa panjang yang ada di ruang tv, Ia berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan menonton acara favoritnya. Suara dari pintu apartment yang terbuka membuat Yeonjun spontan bangkit dari posisi Ia duduk. Kedua matanya menangkap sosok pacarnya yang tengah membuka sepatunya di ruang depan.
"Kau belum tidur?" Tanya Kai pada Yeonjun saat Ia menyadari Yeonjun tengah duduk di sofa. Ruangan itu gelap, satu - satunya cahaya yang menerangi ruang itu berasal dari televisi.
"Belum. Aku menunggumu pulang." Ucap Yeonjun.
"Mengapa tidak menyalakan lampu? Nanti matamu bisa rusak jika menonton di kegelapan seperti ini." Ucap Kai, Ia menekan tombol pengaturan lampu yang menempel di dinding untuk menyalakan lampu.
"Kai, maaf tentang kemarin. Aku...Kau tau kan jika aku percaya padamu, Kai. Aku hanya tidak percaya padanya.
"Kau tidak percaya padaku, Hyung. Kau tidak percaya pada siapapun termasuk dirimu sendiri. Kau hanya egois." Kai benar - benar merasa kecewa pada Yeonjun karna Ia tidak percaya padanya, sebelumnya Kai sudah mengatakan pada Yeonjun bahwa Ia tidak perlu khawatir tentang Beomgyu karena Ia tidak tertarik pada teman sekelasnya itu secara romantis. Tapi Yeonjun malah termakan ucapan Beomgyu yang memang sengaja ingin memanasi Yeonjun.
Yeonjun mengigit bibir bawahnya, Ia tidak bisa menguasai rasa cemburunya karena Ia tidak percaya diri. Beomgyu terlihat seperti pacar dan tipe submissive yang ideal, manis, tidak keras kepala dan penurut tidak seperti dirinya yang manja, keras kepala, egois dan cemburuan, intinya Yeonjun takut jika Kai lelah dengan sifat yang dimilikinya dan tergoda pada Beomgyu yang nampak manis itu.
"Aku sudah mengatakannya padamu berkali - kali bahwa Kau tidak perlu mengkhawatirkan kedekatanku dengan Beomgyu, kita hanya teman sekelas dan teman satu tim. Aku benar - benar tidak ingin jika kita bertengkar lagi karena Beomgyu. Ia akan merasa senang melihatmu merasa terganggu dengan kehadirannya."
"M-maaf, Aku akan berusaha untuk mengendalikan perasaan cemburuku. " Ucap Yeonjun dengan wajah tertunduk.
Kai berjalan mendekati Yeonjun,
"Apa Kau baru saja menangis, Hyung?" Tanya Kai, mengusap pipi Yeonjun dengan punggung tangannya, Ia melihat kedua mata Yeonjun yang memerah.
"Kau tidak membalas pesanku seharian ini, tentu saja aku merasa khawatir. Aku pun tidak tau kau menginap dimana semalam."
Kai tersenyum, Ia meraih pinggang Yeonjun dan mengikis jarak diantara mereka.
"Aku sengaja melakukannya agar Kau dapat merenungkan ucapanku semalam."
"Aku sudah menyesali tentang hal itu. Aku ingin tau, Kau menginap dimana semalam?" Tanya Yeonjun.
"Ah, itu. Aku menghabiskan waktu di PC room."
"Jangan pernah meninggalkan aku di apartment ini sendirian lagi seperti kemarin meskipun Kau marah padaku. Aku sudah terbiasa dengan kehadiranmu di apartment ini, Aku merasa kesepian tanpamu di sini." Ucap Yeonjun.
"Baiklah, Hyung. Maaf aku meninggalkanmu kemarin." Ucap Kai, menyisiri rambut hitam Yeonjun dengan jari jemarinya.
"Kau tau jika aku mencintaimu kan, Hyung?"
Yeonjun mengangguk pelan, kedua matanya menatap pada Kai.
"Maka percaya dengan hal itu, Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal - hal lain." Kai seringkali merasa jengah dan lelah karena kecemburuan Yeonjun adalah alasan mereka berdua bertengkar. Yeonjun sering memeriksa ponselnya, menanyai nama - nama yang tidak Ia kenali yang tersimpan di kontak ponsel Kai.
"Aku merindukanmu." Ucap Yeonjun, Ia terbiasa selalu bersama dengan Kai setiap hari, tidak bertemu dengan Kai seharian kemarin membuatnya frustasi. Ada seutas benang tipis antara cinta dan obsesi.
Kai mengusap bibir bawah Yeonjun dengan ibu jarinya, kedua matanya menatap pada bibir Yeonjun. Ia selalu menganggap bahwa pacarnya itu memiliki bibir yang sexy membuat Kai selalu ingin melumat dan mengulum bibir itu setiap kali Ia menatap bibir kemerahan itu.
Jari jemari Kai bergerak kebelakang kepala Yeonjun saat bibirnya menyentuh bibir Yeonjun. Kai memberikan kecupan kecil di bibir Yeonjun sebelum Ia mengulumnya. Jari jemari tangan Yeonjun meremat kain baju yang menutupi dada Kai. Bibir keduanya bergerak saling melumat dan mengulum dengan perlahan. Jari jemari Yeonjun bergerak memegangi leher Kai, Ia memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya di bibir Kai.
Yeonjun terkesiap kala Kai meremas kedua pipi bokongnya, kedua tangan Kai bergerak ke area paha dan mengangkat tubuh Yeonjun. Yeonjun melingkarkan lengannya di leher Kai, kedua kakinya melingkar di pinggang Kai, bibir keduanya masih saling berpagutan. Kai melangkahkan kakinya menuju kamar mereka berdua, Ia sama sekali tidak kesulitan berjalan dengan menggendong Yeonjun.
Kai menjatuhkan tubuh Yeonjun di atas tempat tidur mereka, bibirnya masih mengulum dan melumat bibir Yeonjun. Yeonjun berbaring di atas tempat tidur dengan tubuh Kai berada di atasnya. Kai melepaskan pagutan di bibir Yeonjun, menatap wajah pacarnya itu dengan penuh cinta.
" I love you, Hyung." Bisik Kai menatap pada kedua mata Yeonjun.
"I love you too, Kai. I love you so much." Balas Yeonjun.
Kai mencium bibir Yeonjun lagi, kali ini dengan ciuman yang menuntut. Lidahnya menyelinap masuk kedalam mulut Yeonjun, lidahnya dan lidah Yeonjun saling menyentuh. Nafas keduanya semakin bergerak cepat seiring dengan nafsu yang semakin tersulut. Kai memberikan kecupan kecil beberapa kali di bibir Yeonjun sebelum bibirnya mulai bergerak menciumi garis rahang Yeonjun. Yeonjun bergerak dengan gelisah, dadanya seolah akan meledak merasakan perasaan yang membuncah.
"Hickey di lehermu mulai menghilang." Ucap Kai, jari jemarinya menyentuh kulit leher Yeonjun.
"Bolehkah aku membuatnya lagi?" Tanya Kai pada Yeonjun.
Yeonjun mengangguk.
"Do it."
Kai tersenyum pada Yeonjun sebelum membenamkan wajahnya pada ceruk lehernya. Yeonjun bisa merasakan lidah Kai yang basah itu menyentuh kulit lehernya.
"Argh." Yeonjun mengerang saat Kai mengigit dan menghisap kulit lehernya. Jari jemarinya mencengkram kain baju yang menutupi punggung Kai.
Gigitan serta hisapan itu terus berpindah, suara erangan Yeonjun berganti dengan desahan. Kedua kakinya melingkar erat di pinggang Kai membuat kejantanannya yang sudah mengeras itu menyentuh milik Kai yang juga sudah mengeras. Dengan tidak sabar Yeonjun menggesekkan miliknya dengan milik Kai yang dibatasi dengan celana yang mereka pakai.
Keduanya saling melucuti pakaian masing - masing dengan tergesa, ingin segera merasakan kulit mereka bersentuhan tanpa ada sehelai benang pun yang menghalanginya. Satu tangan Kai meraih laci yang ada di samping tempat tidurnya untuk mengambil lube dan kondom.
"Hyung, kita kehabisan kondom." Ucap Kai.
"Let's do it raw." Ucap Yeonjun, gairah seksualnya sudah berada di puncak, Ia ingin Kai melakukan penetrasi padanya. Yeonjun tidak akan puas jika hanya menggesekkan penis keduanya.
"Aku tidak akan keluar di dalam jika begitu." Ucap Kai, akan memakan waktu untuk mengeluarkan sisa cairan miliknya dari lubang Yeonjun.
"No, i want you to cum inside me, Kai. Tidak apa - apa." Ucap Yeonjun.
"Aku akan membantumu membersihkannya, hyung." Ucap Kai.
Kai melumuri jari jemarinya dengan lube juga menumpahkan cairan itu sedikit pada lubang Yeonjun, cairan yang terasa dingin itu membuat tubuh Yeonjun sedikit tersentak.
"Mmhhh." Yeonjun mengguman saat Kai mencium bibirnya, jari tengah Kai yang berukuran lebih panjang dari jarinya yang lain itu mengusap permukaan lubang Yeonjun dengan gerakan memutar sebelum menekannya masuk kedalam lubang Yeonjun.
"Ngh." Yeonjun melenguh di bibir Kai saat jari Kai mulai bergerak, desahan demi desahan terus meluncur keluar dari bibir Yeonjun kala jari Kai menjangkau spotnya. Kai menambah 1 jarinya lagi masuk kedalam lubang Yeonjun, bibirnya menciumi kecil daun telinga Yeonjun.
"Kaa..kaii.. baby.."
"Ya, hyung?" Bisik Kai ditelinga Yeonjun, hembusan nafas Kai ditelinga Yeonjun terasa menggelitik membuat nafsunya semakin membuncah.
"Please, baby.."
"Please ,what?" Kai menjilati telinga Yeonjun.
"Ruin me, Kai." Ucap Yeonjun.
Kai tersenyum miring.
"You like it rough, huh?"
"Y-yes."
Kai pun dengan senang hati mengabulkan permintaan Yeonjun. Ia menghentakkan miliknya masuk ke lubang Yeonjun, ujung penisnya menghantam spot - spot Yeonjun tanpa ampun. Suara ruang kamar mereka pun diisi dengan desahan - desahan Yeonjun yang tanpa malu dan suara tempat tidur mereka yang berderak karena buasnya Kai menghajar Yeonjun. Untungnya apartment yang dimiliki Yeonjun itu luas dan kedap suara sehingga tetangga apartmentnya tidak perlu mendengar suara - suara desahan, umpatan juga teriakan Yeonjun yang memanggil nama Kai. Tempat tidur mereka berdua yang baru mereka beli 6 bulan lalu saat mereka pindah ke apartment itu pun sepertinya tidak akan bertahan lama akibat liarnya perbuatan yang mereka lakukan diatasnya.
"You like that, huh hyung?" Bisik Kai dengan suaranya yang terdengar berat, nafasnya memburu.
"Ye-yes baby i like it so much.. harder.. right there Kai.. agh.." Yeonjun tertidur dengan beralaskan perut, kedua tangannya menyilang di punggungnya dengan satu tangan Kai memeganginya, sementara satu tangan Kai yang lain meremas kuat pinggang Yeonjun.
"F-f*ck, Kai! Please .. please.." Yeonjun merasakan sensasi kupu - kupu di dalam perutnya. Tubuhnya gemetaran karena kenikmatan yang menjalari seluruh tubuhnya.
"Not yet, Hyung." Kai melarang Yeonjun melakukan pengeluaran, Ia menggenggam milik Yeonjun, ibu jarinya menutupi lubang kecil yang ada di ujung penis Yeonjun.
Yeonjun likes it so much, getting railed by Kai so hard. Hingga Ia tidak bisa berpikir apapun selain Kai, Kai dan Kai.
Bagi yang ga suka smut skip aja ya, authornya kebanyakan baca konten yaoi jadi yaa gitu, di dalam otak isinya hanya kemesuman 😬