Dua minggu terakhir, Yoongi selalu diikuti oleh sosok Jimin yang terus menegosiasikan harga untuk meretas website kepolisian pusat. Enam puluh juta won adalah harga yang ditawarkan Yoongi pada awal pertemuan. Namun kini turun menjadi sepuluh juta won, jauh dari tarif awal yang ditetapkan Yoongi sebelumnya.
Detektif itu tidak memiliki uang.
Gaji bulanan mereka pun hanya menyentuh angka dua setengah juta won. Apa yang Yoongi harapkan jika ia menawarkan harga enam puluh juta won untuk meretas? Jimin tidak akan mampu membayarnya.
Kliennya pun selama ini adalah mereka yang memiliki uang berlebih, makanya tidak pernah protes dengan tarif yang diajukan oleh peretas terkenal itu.
'Sepuluh juta won─deal. Aku akan membayarnya satu juta won untuk satu bulan selama sepuluh bulan penuh.'
Bahkan di harga termurah pun, Jimin bernegoisasi untuk membayarnya selama sepuluh bulan.
"Kau pikir pekerjaanku tidak memakan biaya banyak, ya?"
Jimin menggaruk kepalanya, sedikit tidak enak dalam hati karena Yoongi terus-terusan menyindirnya.
Ini semua demi Taehyung.
'Maaf, aku tidak mengetahuinya.'
Yoongi memutar kedua bola matanya, kemudian kembali memasukkan kode rumit lewat komputernya.
Ini hari dimana dirinya akan meretas website kepolisian pusat yang menyimpan berkas kasus kematian kedua orangtua Taehyung. Kematian yang belum terpecahkan selama lima belas tahun. Bahkan masa penanganan kasus itu hampir kadaluarsa. Detektif yang menangani kasus tersebut pun berakhir di mutasi ke daerah terpencil atau berakhir dengan tubuh tanpa nyawa.
Diam-diam Jimin menyelediki kasus ini. Pikirnya, ini bukan kasus biasa yang melibatkan orang awam. Berkas kasus ini pun tidak di simpan pada website biasa. Apalagi barang bukti yang hilang sebelum penyelidikan selesai sepenuhnya.
Mencurigakan, bukan?
"Aku sudah berhasil masuk. Ini bahkan sangat mudah untuk diretas."
Sistem keamanan yang sudah usang dan biaya untuk pemeliharaan website menjadi faktor utama mengapa website kepolisian pusat tidak begitu sulit untuk ditembus oleh peretas profesional yang sudah sepuluh tahun terlibat kasus peretasan kelas internasional.
Ini terlalu mudah bagi Yoongi.
Bahkan pemuda asal Daegu itu beberapa kali meraup keuntungan setelah meretas bank di daratan Eropa beberapa kali.
"Wah, isi website ini memang sungguh mengejutkan, ya?"
Yoongi tersenyum miring ketika melihat satu persatu berkas kasus yang melibatkan beberapa petinggi kepolisian, elit pebisnis dan elit kejaksaan.
"Mereka bekerja di sektor hukum selama puluhan tahun dan kasus yang didalangi oleh orang-orang brengsek itu begitu banyak yang ditutup tanpa menyelesaikan penyelidikan."
Detektif Park hanya bisa menghembuskan napasnya. Dunia tempatnya bekerja itu dipenuhi oleh penjahat kerah putih yang sangat manipulatif dan brengsek.
'Dunia tempatmu tinggal tidak berbeda jauh dengan duniaku. Hanya saja mereka memiliki jabatan dan koneksi yang dapat diandalkan sehingga kejahatan mereka tidak pernah terungkap oleh media. Ah, sudahlah─ tolong carikan berkas kecelakaan tahun 2005 dengan nomor BKK25122005.'
Jemari Yoongi bergerak cepat mengetik kode berkas menggunakan keyboard andalannya. Dan beberapa monitor diatas menampilkan isi berkas kasus tersebut dengan detail. Mulai dari runtut kejadian, pernyataan saksi, rekaman CCTV hingga foto korban setelah kecelakaan terjadi.
"Holy shit, ini bukan sekedar kecelakaan biasa."
Jimin menatap sendu sang peretas yang malam ini begitu berjasa telah membantunya membuka berkas kasus lima belas tahun silam.
'Ya, kan? Itu bukan sekedar kecelakaan biasa? Mereka sengaja dibunuh 'kan?'
Detektif yang merupakan rekan sejati Taehyung itu tercekat dan lidahnya terasa kelu. Ini adalah peristiwa yang menyebabkan Taehyung mengalami amnesia permanen hingga tak mengingat satupun runtut kejadian malam dimana mobil yang ditumpangi oleh Taehyung dan kedua orangtuanya dihantam sedemikian keras oleh truk besar.
'Taehyung berada di lokasi kejadian bersama orangtuanya. Sampai detik ini, Taehyung hanya tahu bahwa orangtuanya kecelakaan biasa. Maka rekanku yang satu itu tidak pernah menyelediki kasus orangtuanya.'
Taehyung ini tidak menaruh curiga kah pada rekan kerja atau atasan orangtuanya dulu?
Atau memang tidak memedulikan hal tersebut dan berakhir mengabaikan kasus misterius yang terkubur bersamaan dengan kasus lainnya?
"Disini tertulis penanggung jawab kasusnya Baek Han Su. Kau mengenalnya?"
'Dia ditemukan tergantung di apartemennya.'
"Lalu?"
'Kasus kecelakaan dan kematian Baek Han Su terkubur dalam-dalam dan tidak pernah selesai.'
Yoongi mengerutkan keningnya. Ternyata, mereka lebih kejam daripada pembunuh.
"Siapa yang menutup kasusnya?"
'Sebelumnya ia kepala departemen kekerasan dan kejahatan tempat dimana orangtua Taehyung bekerja. Namun sekarang bedebah itu naik menjadi Komisaris Kepolisian.'
Yoongi tertawa keras. Ia menertawakan bahwa dunia selucu itu hingga dihuni oleh bedebah berdasi dengab koneksi eksklusif.
'Unduh beberapa berkas untukku, ya. Aku akan menyelidikinya untuk Taehyung.'
Yoongi mengunduh berkas yang diminta oleh Jimin. Serta seluruh berkas kasus yang menyeret banyak pejabat eksekutif. Barangkali saja berguna di masa depan.
"Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri. Kasus ini kompleks. Nyawamu mungkin bisa menjadi jaminannya."
'Aku bisa menjaga diriku sendiri.'
Yoongi berdecih melihat bagaimana Jimin begitu membanggakan dirinya.
"Bedebah berdasi bisa lebih kejam dari mafia yang memegang pisau di tangannya. Aku hanya mengingatkan. Kau tidak memiliki dukungan ataupun koneksi."
'Haruskah aku masuk ke dalam organisasimu saja?'
Yoongi membelalakkan kedua netranya. Sudah gila rupanya detektif satu ini.
'Jungkook 'kan pemimpinnnya?'
"Ya, aku tidak pernah menyuruhmu untuk masuk ke dalam organisasi milik Jungkook."
'Kau bilang aku membutuhkan dukungan untuk membantu Taehyung?'
Yoongi memutar kedua bola matanya.
"Kau bisa menjilat atasanmu, bukan?"
'Demi tuhan, aku lebih rela diriku masuk ke dalam dunia gelap daripada menjilat atasanku sendiri.'
Mendengar bagaimana elit kepolisian menutup kasus dengan mudahnya pun membuat Jimin menggelengkan kepalanya. Terlalu jijik bahkan untuk menganggap mereka atasan. Sebab jalan yang mereka tempuh untuk mendapatkan jabatan tinggi harus mengorbankan nyawa seseorang.
'Kabari aku jika Jungkook memberiku kesempatan untuk bergabung dalam organisasinya. Aku bawa berkas kasusnya.'
Setelahnya, pria muda itu berlalu dari hadapan Yoongi yang masih terpaku karena tidak tahu ingin memberikan argumen apalagi. Jalan satu-satunya hanya memberi tahu Jungkook dan rekan lainnya mengenai keinginan Jimin untuk bergabung ke dalam organisasi gelap yang dipimpin oleh Jungkook.
────────────────────