Imagine Treasure: MY TREASURE

By all_in_n

31.9K 4.3K 1.7K

[O N G O I N G] warning! : ini hanya sebuah hasil kegabutan dan sarana pelepas stress author. berbahasa semi... More

prakata.
Chocolate: Stars Of the Story (S.O.S)
Chocolate: Prologue
Chocolate: Prank
Chocolate: His Purpose
Chocolate: Son of Mom's Friend
Chocolate: A Friend
Chocolate: Boyfriend
Chocolate: Secret
Chocolate: Trust Me
Chocolate: Chocolate Kiss
Chocolate: Her Brother
Chocolate: Jealousy
Chocolate: First Date
Chocolate: His Choice
Chocolate: My Choice
Chocolate: (Un)luck
Chocolate: Permission
Chocolate: 초코 우유
Chocolate: Final
Chocolate: Epilogue
Chocolate: Bonus Chapter
Sweet Odor: Stars Of the Story (S.O.S)
Sweet Odor: Prologue
Sweet Odor: [Magnolia]
Sweet Odor: [Crocus]
Sweet Odor: [Pink Carnation]
Sweet Odor: Paper Cranes
Sweet Odor: [White Chrysanthemum]
Sweet Odor: [Orchid]
Sweet Odor: [Yellow Rose]
Sweet Odor: [Hyacinth]
Sweet Odor: [Purple Rose]
Sweet Odor: [Arbutus]
Sweet Odor: [White Lily]
Sweet Odor: [Gladiolus]
Sweet Odor: [Yellow Tulip]
Sweet Odor: [Anemone]
Sweet Odor: [Pink Camellia]
Sweet Odor: Final
Sweet Odor: Epilogue
Sweet Odor: Bonus Chapter
A Chance: Stars Of the Story (S.O.S)
A Chance: Prologue
A Chance: One
A Chance: Two
A Chance: Three
A Chance: Four
A Chance: Five
A Chance: Six
A Chance: Seven
A Chance: Eight
A Chance: Eight point One
A Chance: Eight point Two
A Chance: Nine
A Chance: Ten
A Chance: Eleven
A Chance: Twelve
A Chance: Thirteen
A Chance: Final
A Chance: Epilogue
A Chance: Bonus Chapter
Fairy Tale: Stars Of the Story (S.O.S)
Fairy Tale: Prologue
Fairy Tale: White Horse Prince
Fairy Tale: Comeback To Me
Fairy Tale: Your Name
Fairy Tale: Twins
Fairy Tale: It's Hard, Isn't It?
Fairy Tale: Rejected
Fairy Tale: Bad Guy
Fairy Tale: Frank
Fairy Tale: Nickname
Fairy Tale: Problems
Fairy Tale: Ganbatte! (頑張って!)
Fairy Tale: Rival(s)
Fairy Tale: Game, Start!
Fairy Tale: Flip The Coin
pengumuman.
Fairy Tale: Responsibility

Fairy Tale: Between Us

135 34 23
By all_in_n

"Mama, Om itu siapa? Kok ngeliatin kita terus?" bisik Kaito.

Gue langsung kembali sadar bahwa juga ada Yoshi di sini. Gue sedikit merasa bersalah karena sempat mengabaikannya.

"Oh, dia...." Gue bingung harus menjawab seperti apa.

Aduh, gue mau bilang dia temen, tapi kok kaya sok akrab banget. Mau bilang dia kenalan, tapi kok kaya kaku banget. Ya, kali gue bilang kalo dia calon suami????

"Halo, kamu Kaito, ya? Inget sama Om, ga? Dulu Om ga sengaja hampir nabrak kalian di taman. Kaito gapapa, kan? Oh, ya bolanya udah lo balikin belom, Yeon?" Ucapan Yoshi membuat gue tersadar.

"Aaaah, iyaaa. Bolanya masih Tante bawa, ada di rumah. Nanti Kaito ambil, yaaa," sambung gue dengan perasaan lega.

Kaito menoleh ke arah Takumi. "Nanti boleh main ke rumah Mama, kan Pa?" izinya.

Takumi mengusap pelan kepala anaknya itu. "Boleh, nanti sekalian nginep, deh."

Gue terbelalak mendengar balasan Takumi. Sedangkan ia hanya memberikan tongue out face dan terkekeh.

Belum sempat memprotes, Kaito sudah antusias. "Beneran, Ma???"

Mau tak mau gue membalasnya dengan anggukan dan senyuman. "Tapi nanti Papa ga boleh nginep, ya," ucap gue.

"Hee?? Kenapaa?? Padahal Kaito pengen tidur bareng Mama sama Papa," ujar Kaito kecewa.

Haduh, Kaito jangan ngambek, dong. Ntar barabe masalahnya kalo tetangga tau gue ngijinin duda masuk rumah padahal lagi ga ada Yoonbin.

"Yeonbi..!" panggil Yoonbin yang berdiri tak jauh dari belakang Yoshi. Yoonbin langsung berjalan ke arah gue, meski jalannya masih tertatih-tatih.

"Haduh, kenapa ini anak ga bisa diem di kamar, sih?" lirih gue khawatir.

Tepat seperti kekhawatiran gue, Yoonbin hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh Yoshi.

"Masnya gapapa?" tanya Yoshi yang masih memegang Yoonbin.

"Iya, saya gapa---" Perlahan tatapan ramah Yoonbin berubah sinis. "Yoshi, kan?" tanyanya dengan nada tidak suka.

"Eh? Masnya kenal saya?" tanya Yoshi heran.

Dengan masih menggendong Kaito, gue langsung berdiri di antara mereka berdua. Mencegah perkelahian yang mungkin akan dimulai oleh Yoonbin.

"Eee... dia Yoonbin, kembaran gue. Yang pernah gue bilang. Mmm... kalo gitu kita pisah di sini aja, ya. Thanks, traktirannya," putus gue sepihak dan langsung meninggalkan Yoshi di koridor.

###

"Ini bukan perasaan gue aja, kan kalo lo sama cowok tadi ada apa-apa?" tanya Takumi dengan suara yang agak dikecilkan.

Saat ini kami sudah kembali ke ruangan Yoonbin. Di sana kini ada satu pasien lain yang sedang dirawat inap. Orang itu seorang wanita yang sudah terlihat cukup tua. Wanita itu tengah tertidur pulas.

"Gue ga suka sama dia," sahut Yoonbin cepat.

"Ya, kali lo suka cowo..?" balas Takumi heran.

Gue pun tertawa pelan mendengarnya. "Well, ceritanya lumayan panjang. Jadi mending lo ga usah tanya lagi, hehe," ucap gue yang mengakhiri topik tersebut.

Jika dipikir, sebenarnya bisa saja gue mengatakan bahwa Yoshi adalah pria yang berhasil merebut hati gue. Tapi rasanya agak kurang pas jika gue frontal mengatakannya ketika mama baru saja menanyakan kapan Takumi akan meminang gue.

"Mama harus cobain ini," ucap Kaito sambil menyodorkan sebuah kukis red velvet dengan taburan chocochips and marshmallow.

"Makasih, Sayang." Gue menerimanya dan mengigitnya setelah duduk di bangku. Gue terdiam sejenak. "Oh..?"

"Kenapa, Ma? Ga enak, ya...?" tanya Kaito takut-takut.

"Eh? Ini, mah enak banget..! Beneran Kaito yang bikin?" tanya gue penuh rasa takjub.

Gue tidak berbohong ketika mengatakan bahwa kukis buatannya sangatlah enak. Luarnya renyah, dalamnya soft, dan tidak kemanisan. Bukankah mengejutkan seorang bocah seumurnya berhasil membuatnya dalam sekali coba?

Jujur saja, sebelumnya gue tidak berekpektasi apa pun soal kukis buatan mereka. Karena gue yakin Takumi kurang pandai memanggang kue. Jadi gue pikir ia tidak akan bisa membantu banyak untuk menghasilkan kukis seenak ini.

"Papa tadi juga bantuin, hehe. Tapi tadi hampir salah masukin bahan," balas Kaito sambil tertawa gemas.

"Iya, tadi niatnya mau masukin gula, eh ternyata yang gue ambil baking soda. Tapi untung Kaito ngasih tau gue," tambah Takumi.

"Heee... ga kebalik, tuh?" tanya gue sedikit tidak percaya Takumi yang orang dewasa hampir melakukan kesalahan fatal, bukan Kaito.

Takumi mengangguk. "Beneraaan. Tadi gue yang ngurus oven sama bantuin nguleni doang. Yang nyampur bahan sama nata segala sesuatunya dia," ungkap Takumi lagi.

"Yang bener lo? Enak banget, loh ini," ucap Yoonbin yang ikut mencicipi kukis.

"Lo pada ga percaya, kan? Gue juga kaget hasilnya seenak itu. Bi, lo inget, kan tadi pagi gue panik banget, itu gara-gara dia mainan rolling pin. Trus tiba-tiba ngide bikin kukis. Asli, anak gue ajaib banget dah," lanjut Takumi.

"Beginner's luck. Kata Sua, kalo kaya gitu namanya beginner's luck, hehehe," sahut Kaito.

Gue mengusap kepala Kaito dengan tangan bersih. "Kaito sekarang makin pinter, yaa," ucap gue yang mendadak sentimental.

Kalau diingat lagi, pertama kali melihat Kaito, ia terlihat seperti baru saja menangis sambil menggandeng tangan Takumi. Kaito selalu terlihat diam dan murung di pojok ruangan. Ketika teman-temannya main di luar, ia hanya melihat dari kejauhan. Benar-benar anak yang pasif dan penyendiri.

Sekarang sudah bisa berbicara banyak hal, meski hanya di depan orang yang benar-benar ia kenal. Lalu walau belum bisa berteman dengan semua anak di playgroup, ia sudah punya satu teman, Kim Sua. Sebuah kemajuan pesat bagi gue yang hampir selalu bersamanya.

"Mama nangis..?" tanya Kaito yang menyadari perubahan ekspresi gue. "Kaito bikin salah, ya?"

Gue langsung memasang wajah cerah. "Kaito ga salah, kok. Tante cuma seneng aja liat Kaito, hehe."

"Trus kenapa kaya mau nangis kalo seneng?" tanya Kaito polos.

"Itu namanya nangis bahagia, Sayang," sahut Takumi. "Tante Yeonbi seneng bisa liat kamu yang dulunya murung, sekarang udah bisa ketawa, punya temen, bahkan bikin kukis."

Kaito memiringkan kepalanya, ia terlihat bingung dengan maksud papanya. "Kaito ga paham kenapa Mama seneng sampe nangis cuma gara-gara itu, tapi kalo Mama seneng, Kaito ikut seneng aja, deh, hehehehe."

###

Begitu Yoonbin mengetahui bahwa Kaito ingin menginap, ia langsung menyuruh gue pulang. Karena ia benar-benar tidak ingin melihat Kaito kecewa jika ia tidak jadi tidur bersama gue malam ini.

Gue dan Takumi baru saja selesai menidurkan Kaito di kamar gue. Gue menceritakan sebuah dongeng berjudul Red Riding Hood dan ia berhasil terlelap setelahnya. Kemudian Takumi keluar kamar diikuti dengan gue yang menutup pintu.

"Sorry, ya gue sering ngerepotin lo gara-gara Kaito," ucap Takumi.

"Sekali lagi lo minta maaf soal itu gue ga bakal omongan lagi sama lo," ancam gue karena gue sudah mengatakan berulang kali bahwa gue sama sekali tidak keberatan karenanya.

Takumi tersenyum sebelum mengusap kepala gue dan menyamakan ketinggian kami. "I'll say thank you, instead."

"My pleasure," jawab gue yang lebih menerima ucapan terima kasih dibanding permintaan maaf.

"Kalo gitu gue balik dulu, ya keburu makin larut," ujar Takumi yang melirik jamnya.

"Lo tidur di kamar Yoonbin aja, gapapa," sahut gue.

"Ga usah. Ga enak gue sama tetangga lo, gue juga ga mau ntar lo kena 'getah'-nya gara-gara ini," tolak Takumi halus.

Gue menggeleng. "Gue yang ga tenang ngebiarin lo yang udah ngantuk nyetir sendirian. Omongan warga biar jadi urusan gue, malem ini lo tidur di kamar Yoonbin," tegas gue.

"Tapi, Bi...." Takumi masih terlihat enggan.

"Takumi, lo tau kan gue orangnya gampang khawatir, jadi plis nurut sama gue," pinta gue yang benar-benar tidak ingin terjadi hal buruk padanya.

"Tapi gue bisa sambil makan permen biar ga ngantuk," balas Takumi yang masih kokoh dengan pendiriannya.

"Takumi," ucap gue sedikit memaksanya.

Tiba-tiba Takumi tertawa pelan. "Udah lama gue ga denger lo nyebut nama gue. Masih nyenengin juga dengernya," ungkapnya.

"Aiiishh, malah godain gue. To*** banget lo. Udah buruan sana tidur, gue juga udah ngantuk, bye!" Gue memutar balik badan dan hendak membuka pintu.

Tapi Takumi langsung menarik tangan gue dan detik selanjutnya gue sudah berada di dekapannya.

"It's so happy to see you again, Ha Yeonbi," ucapnya tulus. Pelukannya terasa hangat dan tangannya mengusap lembut rambut gue.

"Yeah, it was so surprising to see you again with a kid," balas gue.

Takumi melepas pelukannya. "Are you mad?" tanyanya.

Gue membuang pandangan. "Ga tau, sih. Cuma, ya kaget aja after we broke up and lost contact, then you showed up with your son. Who wouldn't shocked by that?" terang gue.

"Iya, sih...." Takumi tampak setuju dengan gue.

"At that moment I wished that I was Kaito's Mom, hahahaha," lanjut gue yang masih enggan menatap mata mantan gue itu.

Tidak bisa gue pungkiri gue kecewa saat tahu bahwa Takumi sudah menikah dan memiliki anak tanpa sepengetahuan gue. Gue sempat berpikir, apakah Takumi menganggap hubungan yang kami jalin selama 3 tahun berturut-turut itu tidak ada apa-apanya? Dia bahkan pernah mengatakan akan menikahi gue setelah lulus, tapi sepertinya dunia tak mengizinkannya.

Tidak salah, kan jika gue pernah berharap kami akan bersama selamanya dalam ikatan suci yang dinamakan pernikahan? Hal itu membuat hati gue kembali tersayat ketika memikirkannya lagi.

"Yeonbi, lo nangis..?" Takumi terkejut.

Gue mengusap ujung mata dan menggeleng. "Kaga, mata gue berair gara-gara ngatuk. Udah, ya gue mau tidur," dusta gue.

[]

kalo dipikir-pikir aku ternyata belom kasih tau kalian visualisasi Takumi, ya wkwkwk.

buat yang penasaran, nih, kukasih.

✨Kawanishi Takumi✨
duda anak satu, nih bosss ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ

(((hayooo, ada yang tau dia member grup apa? wkwkwk)))

btw, kalo aku adain GA (giveaway) kalian mau ikut, gaaa? sekilas cerita, aku beli set photocard-nya yoshi yang summer camp kemarin, isinya 5 item, nah, 4 di antaranya mau aku jadiin hadiah GA. kalian tertarik ga? kalo banyak yang mau, aku kasih tau rules-nya di chapter selanjutnya.

tapi kalo ga mau, juga ga masalah, wkwkw🐣✨

See ya on the Next Chapter! (love, ya!)
(づ ̄ ³ ̄)づ

Continue Reading

You'll Also Like

97.8K 11K 33
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
83.7K 9.2K 90
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
AZURA By Semesta

Fanfiction

226K 10.9K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
204K 11K 49
Noa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang...