Happy reading bestiii!
Alurnya berantakan
Mommaap aje
❥❥❥
"Pagiii pak amat!!" Sapa zakia dengan semangat di pagi hari ini.
"Waahh. pagi juga neng, udah lama gak liat neng. itu tangannya kenapa?" Pak amat menunjuk tangan zakia yang di gendong.
Zakia melirik sebentar tangannya "biasa lah pak, anak muda" jawab gadis itu.
"Aduh anak muda sekarang, ngeri-ngeri euy"
"Udah ya pak, zakia masuk dulu" pamit zakia sembari berkekeh.
"Monggo neng"
Zakia berjalan angkuh tak menghiraukan tatapan kagum, heran, dan tak suka dari murid-murid di sekitar.
"Jam berapa sih?" Zakia melirik jam tangan menunjukkan pukul 06:55.
Gadis itu tersenyum Smirk berbelok menuju parkiran anak kelas sepuluh.
Matanya menelisik setiap kendaraan yang di lewati, zakia lagi-lagi tersenyum manis kala melihat sebuah motor yang dia cari.
"Balasan, karena udah ngatur-ngatur gue" gumam zakia.
Zakia menelusuri area parkiran, tak sengaja matanya menangkap dua orang laki-laki yang tengah mengecek satu persatu motor, entah apa yang mereka cari.
"Woii! lo berdua sini!" Teriak zakia.
Kedua laki-laki itu menatap zakia takut.
"Sini! cepetan!" Pekik zakia lagi.
Mereka saling dorong-dorongan mendekati zakia.
"A-ada apa za?" tanya mereka.
"Biasa aja, gue gak makan orang" sindirnya.
Mereka mengangguk pelan.
"Tuh, kempesin" menunjuk sebuah motor beat hitam di hadapan mereka.
"Lo aja"
"Elo lah"
"Lo berdua! depan belakang kempesin!" Sentak zakia membuat nyali mereka menciut, bergerak kaku mengempeskan ban motor yang zakia tunjuk tadi.
Zakia duduk di motor yang ada di samping mereka, matanya memperhatikan gerak gerik kedua laki-laki itu.
"Abis ngapain lo berdua?"
"Gak ngapa-ngapain" "Mungut duit orang"
Plak
"Bohong dikit anjir!" Salah satu laki-laki itu menggeplak kepala temannya.
"Jadi orang tuh jujur! sesat lo ngajarin temen bohong!"
"Maaf za" balasnya.
"Kempesin sampai bener-bener gak ada anginnya, gue mau ke kelas. ouh ya! pompa yang ada di pos satpam sembunyiin!"
"Tap–"
"Gak usah banyak omong! kerjain aja" potong zakia.
Mereka lagi-lagi hanya bisa mengangguk terpaksa.
✿✿✿✿
Zakia memasuki barisan yang sebentar lagi akan mengikuti upacara bendera, kalau boleh jujur ini pertama kali zakia mengikuti upacara selama di duduk di bangku kelas sebelas.
"Kelas berapa lo?" Tanya seorang perempuan pada zakia.
Zakia hanya mengangkat bahu acuh membuat perempuan yang bernama dena itu berdecak tak suka.
"Ini barisan kelas dua belas! lo kelas berapa, main masuk-masuk aja!" Sentaknya.
"Biasa aja kali! emang kenapa sih? sewot banget"
Dena mendorong zakia membuat nya mundur beberapa langkah.
"Apa-apaan sih lo?" Zakia tak diam, dia mendorong dena hingga terduduk.
"Kurang aja lo!"
"Heh! berani-beraninya lo ya!"
"Belagu banget"
"Sok banget gaya lo"
Cibiran-cibiran mereka tak zakia hiraukan
matanya menatap tajam dena yang di bantu berdiri temannya.
"Gue gak ada cari masalah sama lo! hak gue mau baris di mana aja, kalau keberatan gue baris di barisan kelas lo. lo bisa ngomong baik-baik! gak usah sok keras! letoy gitu"
"APA LO BILANG! NGAJAK RIBUT LO!"
Dena hendak menjambak rambut panjang zakia tapi tangannya sudah di cekal zakia, tanpa rasa kasihan zakia menendang keras perut dena.
"Akhh!" Pekik dena yang merasa nyeri di perutnya.
Tak ada yang berani melerai mereka, melihat tatapan tajam zakia yang seperti ingin menelan orang hidup-hidup membuat mereka bergidik ngeri.
"ADA APA INI?" Seorang guru datang menghampiri mereka.
"Dia pak, nendang perut saya pak, padahal saya udah bilang baik-baik sama dia. kalau ini barisan kelas dua belas tapi dia masih ngotot untuk baris di sini" ucap dena sambil meringis.
Zakia menggeleng pelan mendengar apa yang di ucap kan gadis itu, sungguh manis sekali suara mulut busuk itu.
"Ck ck ck! percaya pak? mulut sampah tuh, hati-hati aja"
Zakia keluar dari barisan berjalan santai melewati lapangan, zakia tak memperdulikan dirinya yang kini menjadi pusat perhatian.
Zakia juga tak menghiraukan panggilan guru yang meneriaki namanya.
✿✿✿✿
Zakia membaringkan tubuhnya di Brankar UKS, semalaman dia tak ada tidur dan sekarang matanya terasa berat.
Perlahan zakia mulai memasuki alam bawah sadar.
Hampir setengah jam zakia tertidur, upacara bendera pun sudah selesai di laksanakan.
Seseorang membuka pintu UKS perlahan tidak ingin mengganggu seorang gadis yang tengah tidur dengan nyenyak.
Dia meletakkan bekal serta air mineral di meja dekat tempat tidur zakia, tak langsung pergi melainkan berdiri di samping zakia.
Kedua tangan bertumpu di brankar dengan sedikit membungkuk, dia menatap lamat wajah polos zakia yang sedang tidur.
Tangannya memainkan rambut panjang zakia pelan, beralih mengusap pelan tangan kanan zakia, merasa cukup orang itu pergi meninggalkan UKS.
✿✿✿✿
Setelah memakan makanan yang ada di atas meja tadi, zakia beralih mengambil air mineral yang ternyata tutupnya sudah terbuka.
"Ini yang masak reyan? atau siapa? kok rasanya gak kayak biasa" gumam zakia.
"Zakiaaa!!" Pekik seseorang yang baru saja masuk.
"Buset!"
Cesya meletakkan kantong hitam besar dia atas tempat tidur, membuat beberapa coklat di dalamnya keluar.
"Nih! dari fans berat lo! gila aja, tiap hari pusing gue mau di kemanain nih coklat"
Zakia menepuk keningnya pelan "gue lupa kalau punya fans, ngapain coba gue beli coklat tiap hari" zakia sibuk mengeluarkan coklat-coklat yang di bawa cesya.
"Besok-besok gak usah beli lo! bawa aja semua, biar gue nya gak pusing. liat coklat udah jatuh-jatuh di bawah meja" cerocos cesya ikut duduk di atas kasur.
"Iya-iya, bawel banget"
Cesya mendengus kesal melirik tempat bekal di samping zakia.
"Bekal lo? tumben banget"
Zakia menggeleng pelan mengunyah coklat "bukan"
"Trus?"
"Gak tau, ada di situ yaudah gue makan. kebetulan laper"
Jawabnya membuat cesya menggeleng kecil.
"Eh tadi berantem sama siapa lagi?" menatap zakia serius.
"Gak tau, kakel belagu! sok banget! masa dia ngomong gak sesuai fakta, pengen gue bogem mulutnya. najis! nanti pulang gue mau mandi kembang, nih baju mau gue buang karena udah di pegang-pegang ama dia" ujar zakia menggebu-gebu.
"Udah muka dekil! pengen gue sumbangin pabrik skin care tuh orang" sambungnya.
Cesya menabok pelan bibir zakia.
"Heh! gak boleh gitu"
Zakia memegang bibirnya yang di tabok, menatap sengit cesya. "Fakta, kenyataan, no tipu-tipu"
"Iya udah, di simpen sendiri aja"
"Biar lo tau"
"Udah tau"
✿✿✿✿
Bel pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit lalu, namun reyan baru memasuki area parkiran, karena tidak suka berdesak-desakan reyan menunggu parkiran sepi terlebih dahulu.
Reyan sudah memasang helm, hendak menjalankan motornya dia merasa aneh, dia turun mengecek.
Dia berdecak kala melihat ban motor yang sudah tak ada angin, bukan hanya satu melainkan dua-duanya.
Tak perlu repot-repot mencari siapa pelakunya, reyan sudah tau.
"Tangan masih sakit juga, masih aja nakal"
gumamnya.
Mau tak mau reyan berdorong menuju pos satpam untuk meminjam pompa, yang biasa selalu di sediakan.
"Pak minjem pompa"
"Sebentar ya"
Ujar pak amat masuk di dalam pos.
"Perasaan disini deh tempat pompa, kok gak ada ya" gumam pak amat menggaruk kepalanya.
Pak amat keluar menghampiri reyan tanpa membawa pompa.
"Haduh, pompanya gak ada, perasaan gak ada yang make deh"
Reyan mengangguk singkat. "makasih pak"
"Ini mau di dorong? gak jauh dari sini sih ada bengkel, tutupnya jam lima an juga"
Ujarnya nya.
Reyan mengangguk singkat kembali mendorong motornya setelah mengucapkan terimakasih.
Reyan mengelap keringat yang jatuh di lehernya, sudah hampir lima belas meter dia berjalan tinggal melewatkan dua ruko lagi sudah ada bengkel yang di maksud pak amat.
"Shit! tutup? segini niat nya" umpat reyan mengacak rambutnya lelah.
Bagaimana tidak, bengkel yang biasa tutup jam lima kini sudah tutup dengan waktu yang baru saja pukul tiga sore.
Reyan tau ini pasti kerjaan zakia, zakia itu banyak uang apa saja bisa di lakukannya termasuk menutup bengkel kecil ini, dengan memberikan sejumlah uang dengan mudah orang menurutinya.
Tanpa reyan sadari sedari tadi seorang gadis di dalam mobil tengah memperhatikannya
sambil berkekeh kecil,
melihat reyan yang kesusahan.
"Hahaha emang enak! rasain! putus-putus dah tu kaki"
Zakia memanggil seorang penjual es keliling.
"Mang sini! kasi tuh cowok yang lagi dorong motor ya" zakia memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada penjual es.
"Banyak banget neng, mau berapa porsi?"
"Terserah dia aja, saya lagi sibuk mang mau pulang, makasih ya. bilangin aja dari bapak-bapak pakai jas, jangan bilang saya mang" tutur zakia.
"Ah si eneng mah malu-malu" ujarnya sambil tersenyum.
"Gak gitu mang, ya ampun, pake senyum lagi nih orang"
"Yaudah neng, makasih ya, saya nyamperin mas nya dulu"
Zakia hanya berdehem menutup kaca mobilnya.
"Ayo kang, kita singgah di tempat bakso langganan kia dulu ya, laper nih"
"Oke neng"
"Semoga bengkel satunya gak tutup dah"
♡♡♡
Haii!
Vote dulu, gak lama kok, dan gak pake ribet. ayo biasain menghargai dari hal-hal kecil.
Semangat puasanya bagi yang menjalankan❤