ADA YANG SADAR NGGAK SIH, KALAU SUNGHOON UDAH BICARA RADA PANJANG.. HEHE..
LAGIAN KASIHAN KALAU SUNGHOON MUNCUL CUMA BUAT BERDIRI TERUS BICARA SATU DUA KATA.. ENAK GINI KAN SUNGHOONNYA.
BTW SELAMAT BACA!!
☆゚.*・。゚
Pagi harinya Yuna terbangun sambil tetap mendekap erat boneka pemberian Haruto kemarin, masih tidak percaya Haruto bisa membelikan barang yang sama persis dengan yang dia inginkan, apa jangan jangan mereka punya ikatan batin?
"Pasti karena kita sudah bersahabat sangat lama." gumam Yuna sambil mengangguk setuju. hari ini Minggu, jadi Yuna santai saja
Yuna berjalan turun dari kamarnya menuju Dapur, disana sudah ada mamanya yang terlihat sedang memasak.
"Ma." panggil Yuna sambil dia duduk di meja makan meminum air di gelas, sang Mama hanya berdehem untuk membalas.
"aku mau buat kue, bantuin ya." ucap Yuna. perkataan itu membuat Mama Yuna berbalik menatapnya.
"tumben bikin gue, mau bikin buat siapa?" tanya Mama Yuna. Yuna hanya tersenyum kecil kemudian mengambil beberapa bahan yang sekiranya dipakai untuk membuat kue nanti.
"ihh mama kepo loh yun, ini kuenya buat siapa?" tanya Mama Yuna lagi.
"nanti juga Mama tahu, udah ayo bantu aku ya ma." ucap Yuna membuat sang mamanya tersenyum kemudian mengiyakan ajakan anaknya itu.
"kamu ke supermarket dulu beli bahan yang belum ada, lihat tuh telurnya ada tinggal satu, kamu mau buat kue pakai telur satu butir." ucap mama Yuna membuat Yuna menyengir.
"kasih list apa aja yang mau aku beli ya ma, aku jalan ke supermarket dulu." ucap Yuna kemudian pamit pergi ke supermarket.
☆゚.*・。゚
Yuna berada di supermarket saat ini, sedang memilih milih tepung yang akan dia pakai, cukup lama dia memilih dan bertanya pada mamanya merek mana yang bagus, akhirnya dia mendapatkan apa yang di butuhkan.
kebetulan supermarket yang dia datangi tak terlalu jauh dari rumah, jadi tadi dia jalan kaki saja, setelah Yuna mendapatkan semua yang dia butuhkan dia pun membawa barang barang itu ke kasir.
Saat fokus pada Handphonenya tiba tiba ada yang memanggil Yuna dari belakang, hal itu tentu saja membuat Yuna berbalik mencari arah suara. ternyata itu adalah...
"Oh Wonyoung? ada apa?" tanya Yuna. Ya, orang yang memanggil Yuna adalah Wonyoung.
"tidak ada, hanya ingin menyapa, kebetulan sekali kita bertemu di luar sekolah, kamu membeli banyak sekali, mau membuat apa?" tanya Wonyoung sambil memperhatikan barang belanjaan Yuna yang masih di scan oleh pegawai kasir.
"oh ini, gue mau buat kue, makanya beli banyak banget." ucap Yuna membuat Wonyoung mengangguk mengerti.
"mau dong kue buatan kamu, besok pas masuk sekolah aku minta ya." ucap Wonyoung, Yuna hanya mengangguk saja, toh dia akan buat banyak.
"semuanya Rp 350.000 kak." ucap pegawai kasih memecah keheningan, Yuna pun membayar belanjaan tersebut kemudian pamit pergi kepada Wonyoung.
"yaudah gue pulang dulu ya, byee." Wonyoung melambaikan tangan dengan ceria sebelum kemudian berjalan menuju rak rak camilan, dia tadi kesini mau beli camilan, cuma karena dia melihat ada Yuna jadi dia ke dia dulu.
Saat Wonyoung sedang fokus melihat lihat camilan tiba tiba seseorang berada di sampingnya tanpa berkata apa apa, tentu saja Wonyoung terkejut.
"Kai, kau membuatku kaget, tiba tiba di sampingku." ucap Wonyoung sambil cemberut. Kai hanya tertawa kecil.
"maaf maaf, lagipula kamu fokus sekali mencari camilan, kamu mau beli apa, hm?" tanya Kai, Wonyoung menggeleng, dia masih bingung ingin membeli apa.
"kamu mau beli apa kesini ngomong ngomong." tanya Wonyoung mengalihkan perhatian.
"mau beli pesenan kakak, sama camilan juga sih, aku juga bingung mau beli apa." ucap Kai membuat Wonyoung mengangguk lucu.
Oh, apa aku tidak pernah bilang? Kai dan Wonyoung sudah cukup dekat saat ini, maka dari itu pembicaraan tadi cukup ringan, tidak canggung seperti pertama kali.
"aku mau beli ini aja deh, sama ini." ucap Wonyoung sambil mengambil camilan yang dia inginkan.
"baiklah, sekarang kamu mau bayar?" tanya Kai, Wonyoung mengangguk.
"yaudah sana duluan, aku masih mau milih camilan." jawab Kai. Wonyoung kembali mengangguk dan berjalan sebelum Kai memegang tangannya.
"tunggu sebentar, aku lupa bilang sesuatu." ucap Kai membuat Wonyoung memiringkan kepala bingung.
"nanti malem bisa kerumahku nggak?" tanya Kai, Wonyoung masih belum menjawab.
"itu, untuk menjelaskan tentang satu materi yang dari kemarin belum ngerti, mau ya, kak Lea juga katanya mau ketemu kamu." ucap Kai. Wonyoung berpikir sebentar kemudian mengangguk.
"yaudah deh, nanti aku ke rumahmu ya." Kai pun mengangguk semangat. Wonyoung tertawa kecil melihatnya.
"yasudah, aku pergi dulu ya, sampai jumpa nanti." pamit Wonyoung, Kai tersenyum manis sambil melambaikan tangan.
"akhirnya makin lama gue makin deket sama Wonyoung, kalau gini bisa makin cepet buat dia jadi pacar gue." batin Kai dengan senyuman yang belum luntur dari bibirnya.
☆゚.*・。゚
Wonyoung saat ini berada di depan rumah Kai, sudah beberapa kali dia datang kesini, untuk apa? itu hanya modus Kai yang meminta Lea yang notabene teman Wonyoung untuk mengajak Gadis itu datang ke rumah.
Wonyoung disambut Kai yang terlihat sangat ceria, disusul Lea yang melambaikan tangan sembari matanya tetap melihat Laptop, biasalah, resiko kuliah semester akhir.
"hai kak, ada apa panggil aku kesini? kelihatannya kakak lagi sibuk jadi nggak mungkin ngajak aku main kan." ucap Wonyoung membuat Kai yang sudah terlihat berjalan pergi secara diam diam.
"kakak nggak ngajak kamu ya, itu pasti akal akalan Hyuka." ucap Lea membuat Wonyoung menatap kearah Kai yang hanya menyengir.
"emm.. aku ambilin minum bentar ya, hehe." ucap Kai kemudian langsung berlari kecil kearah dapur, membuat sang kakak tertawa, dasar bocah kasmaran, pikirnya.
"besok ujian kenaikan kan, udah belajar belum?" tanya Lea, Wonyoung mengangguk kecil, dia sudah cukup siap untuk ulangan itu.
"Huftt... akhirnya selesai juga, udah 2 jam kakak nyelesaiin ini, si Hyuka juga gamau bantu." gerutu Lea, Wonyoung cuma bisa tertawa lucu.
"yaudah kakak istirahat dulu ya, kamu sama Kai aja gapapa kan." ucap Lea, jujur dia sudah ingin berpelukan dengan kasur.
"iya kak, nggak enak kalau aku pulang, kan udah diundang kesini." ucap Wonyoung, Lea mengangguk mengerti kemudian pamit untuk pergi menuju kamarnya.
tak lama berselang, Kai membawa 2 jus jeruk buatannya, meletakkan nampan di depan Wonyoung dan memberikan satu gelas pada dirinya.
"makasih." ucap Wonyoung sambil tersenyum kecil.
"kak Lea kemana?" tanya Kai.
"tadi kelihatannya capek banget, jadinya pamit istirahat." jelas Wonyoung, Kai hanya mengangguk mengerti.
"yaudah deh, satunya buat aku aja jusnya." ucap Kai kemudian meminum jus tersebut hingga tersisa setengah.
"o iya, aku hampir lupa kenapa aku ngajak kamu kesini." ucap Kai kemudian berjalan masuk ke kamarnya, tak lama dia keluar dengan membawa buku pelajaran.
"kemarin pas belajar bareng aku lupa nanya in ini ke kamu, jadi ini gimana ya?" tanya Kai, Wonyoung mengambil alih buku dari tangan Kai.
"oh ini, caranya tuh gini..." Wonyoung menjelaskan materi itu dengan seksama, namun orang yang sedang di jelaskan malah sibuk memandang wajah cantik Wonyoung, sama seperti sebelum sebelumnya, tapi tidsk perlu khawatir, Kai adalah orang yang pintar, ini mah cuma modus aja, memang dasar Kai.
Ting Tong...
Suara bel pintu memecah fokus Wonyoung dan Kai, dengan cepat Kai berjalan kearah pintu sembari menggerutu, siapa yang menganggu malam malam begini.
"Loh, Yuna?" Kai cukup terkejut saat melihat sosok Yuna sedang tersenyum padanya.
"lo ngapain kesini?" tanya Kai.
"emangnya gue gaboleh kesini ya?" tanya Yuna. ehh, dia merasa deja vu akan sesuatu.
"bukan gitu, ini udah malem lo, komplek lo juga jauh dari sini kan." jelas Kai. Yuna hanya tersenyum, apa ini artinya Kai khawatir dengannya.
"ayo masuk dulu." ucap Kai, Yuna ingin memegang tangannya tapi Kai sudah berjalan duluan, padahal Yuna kesini hanya ingin memberi kue tapi malah disuruh masuk, yasudah mau bagaimana lagi.
Di detik berikutnya, Yuna hanya bisa tersenyum palsu, dia hanya berdiam diri saat melihat seorang gadis yang dia kenal sedang duduk di ruang tamu, di otaknya hanya berputar pertanyaan. 'kenapa Wonyoung bisa ada di rumah Kai?'
"ehh Yun, kamu kesini juga." ucap Wonyoung menyapa Yuna dengan ceria. Yuna hanya tersenyum kecil, tanpa sadar dia menyembunyikan bingkisan kecil ke belakang punggungnya.
"Yun, ini jus buat lo." ucap Kai sambil meletakkan gelas jus di depan Yuna, Yuna hanya mengangguk kecil dan tersenyum, dia bahkan tidak bisa berkata kata saat ini.
"jadi, ada apa Yun?" tanya Kai kembali.
"emm.. gue emangnya gaboleh ke rumah lo, mau main aja ini." ucap Yuna membuat Kai mengangguk mengerti.
"o iya, lanjutin lagi young yang tadi." ucap Kai, Wonyoung mengangguk kemudian lanjut menjelaskan materi yang tadi sempat terpotong karena kedatangan Yuna.
tentunya Yuna melihat adegan yang terlihat cukup mesra itu, dia hanya bisa tersenyum miris. akhirnya dia hanya diam sampai Wonyoung selesai berbicara.
"akhirnya, gue udah paham, makasih ya, bentar gue kebelakang dulu." ucap Kai kemudian berjalan pergi, meninggalkan kecanggungan yang berada di ruang tamu.
"ekhem... gue pulang dulu ya young, nanti pamitin gue sama Kai." ucap Yuna kemudian pergi tanpa mendengarkan ucapan Wonyoung.
"Yuna kenapa?" tanya Wonyoung bingung.
☆゚.*・。゚
Saat ini Yuna sedang berjalan meninggalkan rumah Kai, dia tidak bisa berkata kata saat ini, air matanya mulai menetes tapi langsung dia usap, sungguh, kenapa ini sakit sekali ya, apakah karena Kai adalah cinta pertamanya?
Di sisi lain, terlihat Sunghoon yang sedang membuang sampah di depan rumahnya, saat ingin berbalik, dia malah melihat orang yang tidak asing sedang berjalan tanpa arah, terlihat juga dari wajahnya, seperti ingin menangis, tatapannya terlihat dingin, meskipun terlihat khawatir, namun Sunghoon memilih untuk tidak peduli dan masuk ke rumah
Kembali lagi dengan kondisi Yuna, dia duduk di trotoar depan sebuah rumah, dia hanya ingin merenung, dia sudah memesan taksi, jadi tinggal menunggu 5-10 menit untuk taksi itu datang.
"gue kenapa sih, inget, Kai emang suka sama Wonyoung, jadi panteslah dia lebih deket sama Wonyoung, gue gabisa ngelarang, kan gue bukan siapa siapa." ucap Yuna lirih, tanpa sadar air matanya kembali menetes.
"jangan sedih."
sebuah jaket disampirkan ke bahu Yuna, membuat gadis itu cukup hangat, dia melihat kesamping, tepatnya ke orang yang memberikan jaket itu.
"Sunghoon? kok lo ada disini?" tanya Yuna, tangannya dengan cepat mengusap air mata, malu jika Sunghoon melihatnya menangis.
"ini rumah gue." jawab Sunghoon singkat sambil menunjuk rumah di belakang Yuna, Yuna mengangguk kecil kemudian mengeratkan jaket milik Sunghoon ke tubuhnya, dia juga bodoh, sudah tahu malam ini dingin, dia malah memakai pakaian yang cukup tipis.
"kenapa lo sedih?" tanya Sunghoon.
"siapa yang sedih, gue cuman pilek, kedinginan ini." jelas Yuna, tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Sunghoon bukan.
"Kok lo ada disini juga? bukannya rumah lo jauh dari sini?" tanya Sunghoon, Yuna bingung harus menjawab apa.
"eeee... gue tadi habis dari rumah temen, terus gue pulang duluan, ini juga lagi nungguin taksi." jelas Yuna, dia tidak berbohong kan? Sunghoon hanya mengangguk.
terjadi keheningan beberapa saat sebelum...
"lo lucu." kalimat itu berhasil membuat Yuna terkejut bukan main.
"h-hah?"
"taksinya udah dateng tuh." ucap Sunghoon lagi membuat Yuna tersadar.
"o-okay, makasih udah nemenin gue, ini buat lo." ucap Yuna sambil memberikan kotak bingkisan berisi kue kepada Sunghoon.
"makasih." jawab Sunghoon kecil sambil menerima kotak tersebut, dia tetap memandang Yuna sampai gadis itu masuk ke taksi, kemudian melihat kue pemberian Yuna tadi.
"cantik."
KUENYA...
Namun tiba tiba...
Bruk...
Sunghoon terjatuh, akibat pukulan tiba tiba dari seseorang, sembari meringis sakit dia melihat orang yang telah memukulnya, itu Haruto.
di sisi lain, Haruto juga tidak tahu kenapa dia bisa memukul Sunghoon, jadi tanpa rasa bersalah dia pergi begitu saja menggunakan motornya, meninggalkan Sunghoon yang beruntung masih bisa bangun, meskipun terlihat lebam dari sudut bibirnya.
"Aneh..." ucap Sunghoon kecil kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.
☆゚.*・。゚
Tok... tok... tok..
Kai kembali mendengar suara ketukan pintu, dengan cepat dia berjalan menuju pintu dan membukanya.
"akhirnya lo dateng juga, Yuna udah pulang ternyata, padahal gue ajak lo kesini biar nanti pas pulang dia bisa sama lo." jelas Kai, Haruto hanya mengangguk mengerti.
"masuk dulu aja to." ucap Kai, Haruto mengikuti saja di belakang Kai.
"ehh... kamu Haruto ya? temennya Yuna juga." di ruang tamu Haruto sudah disambut oleh suara Wonyoung. oh, Haruto mengerti sekarang.
"jadi lo ya." ucap Haruto sambil menunjuk Wonyoung, Kai mengerutkan alis.
"kenapa To? lo ada masalah apa sama Wonyoung?" tanya Kai.
"nggak, gaada apa apa kok, yaudah gue cabut aja ya, nanti gue ganggu disini." ucap Haruto kemudian berjalan pergi.
"Aku ada salah ya sama temen kamu itu?" tanya Wonyoung, Kai menggeleng.
"dia mungkin capek, kamu pulangnya gimana? mau aku anter." tanya Kai.
"aku naik taksi aja, udah pesen juga, bentar lagi juga dateng." ucap Wonyoung, Kai mengangguk mengerti, setelah beberapa menit akhirnya taksi yang di pesan Wonyoung sudah datang.
"aku pulang dulu ya Kai." ucap Wonyoung, Kai mengangguk kemudian melambaikan tangan, menatap kepergian Wonyoung sampai gadis itu menghilang di telan pintu taksi.
"udah pulang Wonyoung nya, mentang mentang lagi kasmaran, dilihatin terus." itu suara Lea, Kai hanya menyengir.
"udah tidur sana, kalau nggak belajar, besok ujian juga." lanjut Lea lagi.
"gausah belajar, kan aku udah pinter." jawab Kai kemudian berlari ke kamarnya. Lea cuma bisa menggelengkan kepala.
TBC
akhirnya perjuangan 1 jam selesai juga, semoga suka....
By : RA.