"Senyuman Lo indah, Ka. Kelihatan banget kalau Lo bahagia sekarang, tapi kenapa Lo biadab banget, sih?"
-Nathalia-
Happy Reading 🕊️🐾
•••
Shaka keluar dari Masjid dengan sajadah tersampir rapi di pundaknya. Setelah menunaikan salat Shubuh, Shaka biasanya akan berdiam di taman yang berada di depan Gereja. Ini kebiasaannya dari kecil dan sampai sekarang. Sepoi-sepoi angin pagi menerpa wajahnya.
Shaka mendudukkan dirinya di kursi yang sudah tersedia di halaman Gereja yang luas akan tanaman-tanaman hijau yang menyegarkan. Shaka terus memandangi bangunan tempat ibadah umat Kristen yang menjulang tinggi itu dengan tatapan sulit untuk diartikan.
"Gimana bisa Masjid dan Gereja berhadapan kayak gini? Apa bener kata orang-orang kalau Tuhan itu satu? Tapi umatnya yang tidak sama?"
Shaka berbicara sendiri. Pertanyaan itu selalu muncul di benak Shaka, cowok itu belum menemukan jawaban yang tepat dari pertanyaannya. Dulu waktu kecil Shaka juga sering bertanya seperti itu pada Papanya, tapi Papanya tak pernah menjawab pertanyaan itu dengan jelas. Sampai saat ini pertanyaan itu selalu menghantui pikiran Shaka.
Shaka mengeluarkan kalung salib yang ditemukan Bi Romlah kemarin dari saku takwanya. Shaka menggenggamnya cukup lama.
"Kalung ini milik anak Yesus yang jatuh dan di temukan oleh hamba Allah. Apa ini pertanda?" Shaka lagi-lagi bermonolog. Jika ini sebuah pertanda, apa yang akan terjadi selanjutnya?
•••
Shaka melangkahkan kakinya dengan santai menuju kelas, di ikuti Rossi dan Althan yang berada di belakang Shaka. Rossi sedari parkiran tak berhenti mengoceh. Mengoceh tentang balapan motor resmi yang diadakan oleh perusahaan Honda Indonesia yang akan diadakan Minggu depan.
Rossi memaksa Shaka untuk ikut, karena balapan itu bertempat di sirkuit yang biasa mereka gunakan untuk bermain-main. Kesempatan seperti ini tak boleh disia-siakan, pikir Rossi.
"NGOTOT LO, JEPRI! LO AJA YANG IKUT, GUE LAGI MALES!" timpal Shaka berdecak kesal. Shaka sedang malas balapan, ia ingin bersantai saja di rumah. Jika Rossi ingin ikut biarlah ikut, Shaka tidak peduli.
"Yaelah, Shak! Ayok lah, ikut! Gue jamin Lo bakal menang kalau ikut. Lumayan hadiahnya gede," ucap Rossi masih kekeh membujuk Shaka untuk bergabung dengan lomba tersebut.
Kapan lagi ada event balapan resmi seperti itu. Sudah lama Shaka istirahat dari laga balap, kini Rossi harus membangkitkannya lagi, bagaimana pun caranya.
"Kita ada Valentino Rossi di sini, ngapain ribet-ribet minta Shaka buat balapan. Lo pasti menang, gue jamin," cicit Althan dengan tangan berada di dalam saku celana. Mereka bertiga terus berjalan menyusuri lorong koridor dan disambut dengan tatapan kagum dari para adik-adik kelas karena ketampanan Shaka dan Althan yang tiada obat itu.
Shaka tertawa mendengar tutur kata Althan. "Anjay, Althan bohong!" Shaka mengucapkan itu dengan nada mengejek, itu membuat Althan ikut tertawa.
Entah Rossi harus bagaimana lagi membujuk Shaka untuk ikut balapan itu, Rossi ingin sekali Shaka ikut. Mengajak Shaka untuk bergabung kembali ke dunia balap resmi sepertinya cukup sulit, dari setelah Shaka gagal memenangkan balap resmi Nasional 2020 dulu.
Rossi harus memancingnya lagi. Shaka itu beda dengan pembalap remaja lain, bedanya adalah Shaka pembalap resmi sedangkan mereka pembalap liar.
Rossi memicingkan matanya, jengkel. "SERAH LO SEMUA! CAPEK GUE, CAPEK!" keluh Rossi seraya menepuk dadanya.
Shaka menghentikan langkahnya saat di ambang pintu berpas-pasan dengan Nathalia yang ingin keluar kelas. "Hallo, Mbel!" Shaka menaikkan sebelah alisnya, sepertinya sebutan gembel sangat cocok untuk Nathalia.
Rossi dan Althan kompak tertawa saat mendengar nama itu dilontarkan oleh Shaka.
"ACIEEE, UDAH PUNYA PANGGILAN KESAYANGAN NIH, YAW??" teriak Shaka heboh, seisi kelas langsung menoleh ke ambang pintu tempat suara berada.
"Panggilannya gembel lagi. Sangar, gak, tuh?" kekeh Althan, menggeleng-gelengkan kepalanya. Jika Shaka serius dengan Nathalia, apa mereka akan menjadi pasangan tersoswite di SMA Mandiri? Tapi Althan tetap belum yakin dengan Shaka.
Kapan Shaka akan tobat dari kebiasaannya yang suka menjebak gadis-gadis dalam lubang Friend Zone. Dari analisisnya, setelah Shaka bertemu Nathalia beberapa hari lalu, interaksinya dengan teman-teman gadisnya itu berkurang drastis.
Nathalia memutar bola mata. "Gembel ngatain gembel!" decak Nathalia. Gadis itu mendorong tubuh tegap Shaka untuk menjauh dari ambang pintu agar Nathalia bisa keluar dari kelas.
Shaka buru-buru mencekal pergelangan tangan Nathalia. "Apa sih?" Nathalia merasa jengkel, tiada hari tanpa bertemu Shaka. Shaka selalu saja mendekatinya dengan cara apa pun.
"Ngedate yuk, nanti?" tanya Shaka diiringi senyum tipisnya. Lesung pipi tercetak jelas di wajahnya. Nathalia sempat tertegun sejenak karena senyuman itu, senyuman yang mampu membuat Nathalia terkagum. "Nath!" sentak Shaka membuyarkan lamunan Nathalia.
Nathalia melepas kasar tangannya dari genggaman Shaka. "Males, gue sibuk, asal Lo tau!" ucap Nathalia sok sibuk, padahal Nathalia tidak ada kerjaan sama sekali nanti. Semenjak pindah ke Malang, Nathalia tidak ada teman bermain. Glory, Dera dan Amel mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tidak bisa menjadi teman Nathalia saat di luar jam sekolah.
"Sibuk apa sibuk...," goda Shaka menaik-naikan sebelah alisnya. Kelihatan sekali jika Nathalia tengah berbohong pada Shaka. Shaka sering mendapati Nathalia luntang-lantung memutari komplek saking gabutnya.
"Ya, gue sibuk, gak usah maksa napa sih?" ketus Nathalia menatap jengah Shaka. Nathalia ingin jauh dari Shaka, kalau bisa Shaka di Bumi dan Nathalia di Pluto.
Rossi dan Althan saling melirik satu sama lain bertanda sadar jika mereka kini tengah menjadi obat nyamuk. Rossi menggaruk rambutnya yang tidak gatal, sementara Althan hanya diam sembari menonton aksi Shaka membujuk Nathalia.
"Gue udah ajak baik-baik Lo. Gue tau Lo gak sibuk, cuma gengsi aja mau Nerima, ya, kan?" tebak Shaka langsung dibalas gelengan singkat Nathalia.
"Lo itu- SOTOY!"
"Gue gak mau ngedate sama Lo! Gak usah maksa!" Nathalia mengatakan itu penuh penekanan.
"Terus mau Lo apa, Nath? Gue turutin! Disuruh nyari tutorial buat dapetin hati Lo sampai ke Afrika sana gue jabanin!" ucap Shaka disertai kekehan kecilnya.
"WOEHH, SANGAR SEKALI MAS ARSHAKA VARELINO ALUQI INI! LO MAU CARI TUTORIAL KE SIAPA DI SANA? KANGURU? BUKANNYA DIKASIH TUTORIAL DAPETIN HATI NATHALIA, LO DI KASIH TUTORIAL GENDONG ANAK DALEM PERUT!" sarkas Rossi diiringi tawa laknat dari Althan. Semua yang ada di dalam kelas langsung tertawa saat mendengar terikan Rossi, taulah suara Rossi sangat menggelegar.
"Bacot Lo, Jaenudin!" Shaka menoyor wajah Rossi.
"Ya, gue gak mau apa-apa! Gue mau Lo jauhin gue!" ucap Nathalia penuh harapan.
Shaka menghela nafas pelan. "Gue harus gimana lagi buat ngeluluhin hati Lo? Gue baru kali ini ketemu cewek rumit yang melebihi rumitnya ilmu Filsafat, dan itu Lo, Nath!" Shaka sepertinya curhat, tapi Nathalia tidak yakin dengan omongan Shaka.
Shaka mempunyai banyak topeng, bukankah Teater membuat orang mempunyai banyak topeng yang bisa saja mengecoh?
"Sebenarnya gue gak serumit yang Lo pikirin! Lo aja yang emang gak becus ngeluluhin hati cewek! Gue akan sederhana dan gak rumit di mata orang yang tepat!" ujar Nathalia panjang kali lebar.
"Dih, pede banget. Dasar Gembel!"
•••
Rossi menghentikan langkah Nathalia di koridor. Jam pulang berbunyi beberapa menit lalu. Rossi ada perlu dengan Nathalia sebentar. Shaka dan Althan menunggunya di parkiran sekolah.
"Kenapa?" tanya Nathalia.
"Gue boleh minta bantuan Lo, gak?" pinta Rossi dengan nada memohon.
Nathalia berpikir sejenak, apa ada hubungannya dengan Shaka. Nathalia tidak mau jika ini berhubungan dengan Shaka. "Gue gak mau kalau ada hubungannya sama Shaka, gue males berurusan sama dia!" ucap Nathalia sebelum Rossi mengatakan tujuannya meminta bantuan Nathalia.
"Kalau bukan urusan Shaka gue gak akan minta tolong ke Lo," ucap Rossi.
"Gak, gue gak mau." Nathalia ingin melenggang pergi dari Rossi, buru-buru Rossi menahan pergerakannya.
"Gue mau Lo bujuk Shaka buat ikut balapan lagi, ini penting buat kehidupan dia!" Rossi mengucapkan itu membuat Nathalia menoleh dan menatap Rossi bingung.
"Kenapa harus gue? Kenapa gak Lo aja!" sarkas Nathalia.
"Gue gak bisa ngeyakinin dia, gue mau Lo yang bujuk dia. Mau, ya?" Rossi memohon-mohon pada Nathalia, semoga Nathalia mau membantu Rossi. Ini penting, penting untuk kehidupan Shaka selanjutnya.
"Gue gak mau!" Nathalia pergi menjauh dari Rossi. Rossi tidak berniat mengejar Nathalia, gadis itu mungkin memang tidak menyukai Shaka. Kasihan sekali Shaka.
•••
"Eneng, cantik! Pulang bareng Abang, kuy!"
Nathalia memicingkan matanya saat Shaka mengatakan kata-kata alay mirip preman jalanan itu. "Ogah." Nathalia menolak mentah-mentah tawaran cowok itu.
"Gak usah galak-galak Neng Cantik, nanti gembelnya ilang, loh!" Shaka tertawa pelan saat terlihat wajah jengkel Nathalia yang begitu gemas.
"Pilih pulang bareng atau ngedate bareng?" Shaka menggerak-gerakkan alisnya.
Nathalia melirik motor ninja hitam milik Shaka dan motor ninja hijau milik Rossi serta warna putih milik Althan. Nathalia mempunyai ide. "Kalau Lo bisa ngalahin gue balapan, kita ngedate bareng nanti."
Althan dan Rossi membungkam mulut masing-masing. Nathalia menantang Shaka balapan? Ini pertama kalinya. Shaka tersenyum miring. "Siapa takut," ucap Shaka menerima tantangan Nathalia.
"Al, pinjem kunci motor Lo. Lo boncengan sama Rossi aja," pinta Shaka.
Althan memberikan kontak motornya. "Ini seriusan?" tanya Althan tidak percaya.
"GILA KALIAN GILA!" Nathalia menjauhkan telinganya dari teriakan Rossi begitu juga Shaka.
Shaka melempar kontak motor Althan ke arah Nathalia. "Nih, Lo pake punya Althan." Shaka menaiki motornya kemudian memakai helm Fullfacenya.
Nathalia menaiki motor putih Althan, memakai helm Fullface kemudian menyalakan mesinnya. Mereka mulai mengambil Start. Di ikuti Rossi yang membonceng Althan di belakangnya.
Hitungan satu, dua, tiga dari Althan membuat Shaka dan Nathalia melajukan motornya secepat mungkin. Membelah jalanan yang cukup longgar dari biasanya, ini membuat jalanan menjadi lebih leluasa dikuasai. Mereka akan Finish di taman kota. Dan jarak itu tinggal beberapa kilo dari tempat mereka berada saat ini.
Shaka mendahului Nathalia, Nathalia tidak mau kalah, gadis itu menambah kecepatannya hingga bisa jaraknya sangat dekat dengan Shaka. Shaka membuka kaca helmnya.
"GUE PASTIIN, GUE YANG MENANG DAN KITA BAKAL DATE NANTI MALAM!" Shaka kembali melajukan kecepatannya lebih cepat dari tadi.
Nathalia tertinggal jauh, Nathalia tidak bisa mengejar kepergian Shaka. Nathalia mengakui jika Shaka memang handal, dulu saat di Palembang, Nathalia sering memenangkan balapan-balapan seperti ini. Tapi saat pindah di Malang, Ayahnya melarang untuk mengikuti hal seperti ini lagi karena sudah asing.
Nathalia menghentikan motornya saat sudah sampai di taman kota. Shaka sudah menunggu Nathalia dengan santai tanpa beban. Shaka tersenyum miring. "Ciee, kita ngedate nanti! Dandan yang cantik, ya?" ucap Shaka.
Nathalia melepas helmnya, kemudian merapikan rambutnya yang tergerai berantakan.
"Gue akui Lo jago," ucap Nathalia membuat Shaka tersenyum. Senyuman itu tidak seperti biasanya, senyuman bahagia yang menampakkan gigi putih yang tertata rapi dan lesung pipi yang begitu manis.
Nathalia lagi-lagi tertegun, senyum itu begitu manis. "Senyuman Lo indah, Ka. Kelihatan banget kalau Lo bahagia sekarang, tapi kenapa Lo biadab banget, sih?"
Bersambung...
Next?
Komen yuu....