Mereka menikah di hari Jumat jam empat sore, tiga puluh menit sebelum Seattle Municipal Court tutup karena tentu saja Friday Carter Elliot sangat sibuk di hari pernikahannya sendiri. Pria itu baru saja pulang dari Philadelphia setelah mengungsikan Raden Saleh ke rumah orang tuanya. Agh! Menyebalkan!
Sementara Bea menjadi tahanan pria itu—tentu saja pria itu tahu kalau tidak ada yang menjaganya di apartemen pria itu ia akan melarikan diri. Jadi satu-satunya orang selain mereka berdua yang tahu kalau pernikahan mereka adalah pernikahan paksa dan sangat merugikan bagi Bea adalah manajer pria itu Armando Armandi. Nama manajer pria itu sama konyolnya dengan kepribadiannya.
Ketika Armando Armandi mengetahui Bea telah hampir mencuri Raden Saleh milik Carter, pria itu berkata setengah berteriak juga, "Penjahat!"
"Bukan. Aku pencuri dan pahlawan yang akan membawa pulang Raden Saleh negaraku."
"Bagaimana kalau Carter mati?"
"Kenapa Carter akan mati?"
"Kamu akan membunuhnya?"
"Apa?"
"Aku akan menikahi wanita ini setelah aku kembali dari Philadelphia," kata Carter sementara Armando Armandi terus mengatakan dirinya penjahat dan pria itu berpikir ia akan membunuh Carter. Semuanya terjadi dengan cepat, Carter pergi ke Philadelphia dan selama itu Bea berada di bawah pengawasan Armando Armandi. Ketika Carter menyeretnya ke pengadilan Seattle, manajer pria itu menjadi saksi pernikahan palsu mereka dan ketika ia mengucapkan "I do," Armando Armandi bergumam dari tempat saksi, "Penjahat aku mengawasimu."
Baiklah. Ia adalah penjahat bagi Armando Armandi.
Tapi bagi Bea pria itu adalah pria konyol—yang paling konyol sedunia. Setidaknya sekarang ketika Armando Armandi berjalan ke kiri dan ke kanan, lalu memutari ruang kerja Carter dengan frustasi. "Semua orang mengira kamu jatuh cinta dengan Cas! Cas! Cassandra! Ya, Tuhan—Cas!"
"Sepertinya Carter telah mendengar dengan baik nama Cas yang kamu katakan kali pertama, Double A." Bea menolak untuk mengucapkan nama manajer Carter dan memanggilnya Double A karena ia tidak perlu menahan tawanya setiap kali mengatakannya. Sekarang ia ingin menertawakan kepanikan pria itu terhadap berita-berita yang keluar mengenai Carter dan Cassandra Georgette Fillian.
"Aku memang mencintainya," kata Carter kepada Armando Armandi—Double A bagi Bea.
Bea memutar kedua bola matanya dan baru saja akan kembali membaca buku yang ia pegang ketika Armando Armandi berkata, "Friday Carter Elliot kamu tahu kalau kamu sudah menikah, bukan?"
Itu masalah utamanya.
Masalah terbesar Friday Carter Elliot adalah pria itu telah menikah dengannya.
Armando Armandi berkata menambahkan kata-katanya yang sama sekali tidak dibalas Carter, "Kalau saja Vanessa bukan ex biarawati, kamu tidak perlu menikahi Bernadette."
"Aku setuju," kata Bea yang sudah mulai bosan dengan kemarahan Armando Armandi tapi harus mengakui kalau bukan karena ibu Carter—Vanessa Mei Dashwood—mungkin mereka tidak akan menikah sama sekali.
Carter mungkin memaksanya untuk menikah dengan pria itu karena lukisan Raden Saleh tapi apa yang membuat Bea tidak bisa melarikan diri adalah karena Vanessa Mei Dashwood, mantan biarawati yang meninggalkan kongregasinya. Ya, seperti Maria von Trapp née Rainer di 'The Sound of Music'. Vanessa Mei adalah biarawati yang menemukan cinta sejatinya ketika Lynden Ellion Van Der Willem, jatuh cinta kepadanya. Lynden adalah keturunan terakhir Pangeran Willem dan mewarisi yayasan Van Der Willem—sehingga ia memiliki hak atas lukisan Raden Saleh yang ia berikan kepada anak pertamanya Friday Carter Elliot.
Lynden bertemu dengan Vannesa ketika ia berkunjung ke Austria dan mereka jatuh cinta dengan cepat dan Vanessa meninggalkan kongregasinya untuk pria yang mewarisi tahkta Belanda setahun kemudian. Karena tahkta Belanda hanyalah sebuah formalitas setelah pergantian sistem pemerintahan, Lynden bukan raja sesungguhnya yang duduk di tahkta dan dapat memerintah. Belanda memiliki Presiden Rupert Gregoris Martine yang melakukan tugas itu, sementara Lynden mewarisi kekayaan yang melimpah dari kakek dan nenek moyangnya yang telah membuat Yayasan Van Der Willem.
Ketika Presiden Rupert meminta pertolongannya untuk membantu hubungan Belanda dan Indonesia, Lynden telah berjanji untuk membantu melalui yayasannya dan meminjamkan lima puluh lukisan Raden Saleh—kurang satu. Satu lukisan yang membuat Bea terjebak selama pria itu menginginkannya sebagai istri. Setidaknya Carter membuat pernikahan mereka seakan-akan memiliki tanggal kadaluwarsa. Tapi bagi ibu pria itu, mantan biarawati dari Austria mereka akan menikah selamanya.
Ketika skandal mereka diketahui oleh Vanessa wanita itu sangat marah dengan Carter. Vanessa berkata kepada anaknya untuk bertanggung jawab. Bagaimanapun seorang wanita telah dinodai—tentu saja kata itu dipilih oleh mantan biarawati untuk mendeskripsikan dirinya yang tidur terlentang diatas Carter dan seluruh Seattle melihat mereka.
Vanessa berkata kepada Carter untuk menikahi Bea secepatnya dan memastikan skandal mereka tidak semakin diberitakan. Kehormatan seorang wanita sangat penting, Carter. Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu menemukan anak perempuanmu tidur terlentang diatas tubuh pria di meja, dan seluruh Seattle melihatnya dalam posisi tersebut?
Sementara Carter mulai memikirkan kata-kata ibunya sang mantan biarawati dengan serius, dirinya tidak peduli. Bea ingin pulang dan mengatakan kepada Madam Tulip Chu kalau ia gagal melakukan tugasnya. Tapi Vanessa berbicara dengan Bea setelah malam skandal diantara dirinya dan anaknya. Menikahlah dengan Carter, Bernadette. Ibumu akan sedih melihat anak perempuannya ternodai seperti ini.
Ibunya—Remi Sastrawidjaja, ya, akan sangat sedih.
Ibumu berhak mendapatkan pertanggung jawaban Carter karena telah menodai anaknya, Bernadette.
Ibunya—pasti akan kecewa melihat Bea terjebak di dalam situasi ini.
Jadi ia menerima alasan pria itu menikahinya karena Carter tidak akan memasukkannya ke dalam penjara karena hampir mencuri Raden Salehnya. Ia juga menerima alasan Carter kalau pernikahan mereka adalah untuk membuat Lana menjauh dan membuat Cas jatuh cinta kepada pria itu. Ia juga mengikuti jadwal Carter untuk memulai dan mengakhiri pernikahan mereka. Sesungguhnya ia sudah katakan berulang kali kepada dirinya sendiri kalau ia tidak peduli dengan apa yang Carter inginkan dari pernikahan ini. Tapi bagi Bea—penting baginya—untuk memastikan ibunya diatas sana tidak kecewa akan dirinya.
Vanessa Mei Dashwood, ex biarawati, ibu Friday Carter Elliot, telah memastikan akan hal itu. Sehingga sekarang ia berada di tengah kekacauan ini—dan tentu saja Carter dan Cas.
"Divorce? Kita selalu bisa bercerai dan—"
"Tidak," kata Armando Armandi memotong Bea. "Kalian harus lebih mencoba menjadi sepasang suami istri. Aku akan memastikan lebih banyak wartawan meliput kalian. Setelah Boston, kalian sepertinya harus berlibur. Berdua."
"Apa?"
"Apa?"
Bea dan Carter bertanya pada saat bersamaan. "Ya, kalian harus terlihat berlibur. Aku akan mengatakan kepada wartawan kalau kalian sedang mencoba untuk memiliki anak. Karena itu Carter terlihat sangat khawatir kepada Cas. Selama ini Carter telah memimpikan memiliki keluarga kecilnya sendiri."
"Oh God," kata Bea. "Just kill me now."
"Oh, you'll be dead first then Birdie?" tanya Carter dengan sarkastik. Pria itu sedang duduk berhadapan dengannya dan Bea menyipitkan matanya membalas kata-kata pria itu, "You die first, please."