MY HUSBAND

By NisaputriOfficial

9.5K 1.3K 195

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!πŸ™ Anrez Leonardo Bagaskara, Seorang lelaki yang berwajah tampan nyaris sempurn... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Cast Visual
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27

Part 15

353 48 8
By NisaputriOfficial

             Foto Prewedding
      
   
                 Anrez & Tiara

Resepsi selesai jam 22.00,
Karena sudah larut malam
Anrez dan Tiara sepakat menginap semalaman dihotel tempat mereka resepsi. Tidak hanya pengantin baru saja yang menginap di hotel tetapi keluarga Bagaskara dan keluarga Clarence juga ikut menginap.
Oh iya, Anrez dan Tiara izin tidak masuk sekolah tiga hari kedepan.

Tiara duduk dimeja rias sambil melepaskan aksesoris sanggul dikepalanya. Anrez melihat Tiara kerepotan melepaskan aksesoris lantas menghampiri gadisnya. "Kalau butuh bantuan bilang," Anrez dengan perlahan mencabut mahkota pearl kristal yang di kepala Tiara.

Sedikit sulit untuk melepaskan mahkota tersebut karena terlilit rambut Tiara. Tidak sampai lima menit akhirnya rambut Tiara terbebas dari mahkota yang lumayan berat.
Tiara merasa kepalanya sedikit ringan.  "Kamu mandi duluan sana, aku mau bersihin make up dulu,"

"Tapi kita gak bawa baju, terus gimana gantinya?"

Tiara menatap Anrez lewat cermin. "Tadi bi Inah bawain baju kamu sama aku. Sana mandi, nanti aku siapin bajunya," tangannya masih memegang kapas membersihkan wajahnya.

"Yaudah aku mandi dulu,"
lontar Anrez lalu menuju kamar mandi.

Tiara menuangkan air cairan make up remover ke kapas.
"Make up nya tebel banget sih, ini udah kapas ke sepuluh tapi make up nya masih nempel aja."

"Sampai kapas ke dua puluh satu baru make up nya hilang.
"Ini gue nya yang boros kapas apa make up nya ketebalan?"

Tiara beranjak dari kursi rias, ia mulai melepaskan kain songket yang melilit di pinggangnya hingga tersisa legging hitam. Sementara ia masih menggunakan atasan kebaya Sabrina. "Ntar aja deh gue lepas kebaya nya, tangan gue gak nyampe buka resleting,"

Gadis berkulit putih itu membuka koper hitam yang berisi baju dirinya dan suami. Tiara memilih piyama Couple berwarna biru.
"Eum... Celana dalam disiapin juga gak ya?" Tiara nampak berpikir, sejujurnya ia malu melihat barang privasi laki laki. Tapi ya bagaimana, harus terbiasa juga kan.

Tiara mengambil salah satu celana dalam Anrez berbarengan dengan terbukanya pintu kamar mandi. Tiara pun Refleks  menutup matanya menggunakan celana dalam Anrez saat melihat Anrez keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit di pinggang dan itu memperlihatkan perut kotak kotak nya. " Anrez buruan ganti baju jangan berdiri di situ aja,"

"Gimana mau ganti baju, tuh celana dalam aku kamu gengamin mulu. masa iya aku gak pake SEMPAK,"

Tiara membuka matanya,
Yang pertama dilihatnya adalah sempak Anrez yang digunakan untuk menutup matanya. "AAAAA...." Pekik Tiara langsung melempar celana dalam Anrez.

"Gak usah kaget gitu, nanti juga kamu bakal liat yang lebih dari ini," Anrez menyeringai saat melihat Tiara yang salah tingkah. Jangan lupa Wajah Tiara sudah seperti kepiting rebus.

Aduh mampus! Malu banget gue. Batin Tiara.

"In-ini baju tidurnya, aku mandi dulu," Tiara meletakkan piyama diatas kasur, ia tidak berani menatap Anrez.

Di dalam kamar mandi, ia berdiri di kaca wastafel. "Bego! Bego! Bego! Mama....Tiara malu banget. Gimana ini, gue takut di unboxing. Mana Anrez natapnya gitu banget tadi," Tiara menepuk pipi kanan dan kiri.

"Huft....tarik nafas....buang sekarang mending gue mandi dulu, seenggaknya bikin gue sedikit rileks."

Saat membuka gaun kebaya ia merasa kesulitan membuka resletingnya, harus ada orang lain yang bantu bukain.
"Eum....minta tolong Anrez aja kali ya?"

Tiara membuka pintu kamar mandi. "ANREZ SINI DEH."
Teriakan Dari kamar mandi.

Anrez menghampiri gadis yang kini berstatus istrinya.
"Kenapa? Kok belom mandi juga?"

"Tolong bukain."

Anrez bingung "bukain apa?"

Tiara langsung membalikkan badannya. "Bukain resletingnya aku gak bisa,"

Anrez menurunkan resleting dengan perlahan, ia menenguk selivannya kasar ketika melihat punggung putih nan mulus milik Tiara.

Tiara merasakan resletingnya sudah dibawah alias udah mentok. Ia membalikkan badannya menghadap ke Anrez yang bengong dengan tatapan kosong. "Makasih."

Blam

Pintu kamar mandi ditutup Tiara membuat lamunannya tersadar. Anrez menggelengkan kepalanya, saat pikiran kotor menguasai otaknya.

Tiara berendam di bathtub, harum scented candle Vanilla merilekskan pikirannya. Ia berendam sambil Sabunan menggunakan sponge sabun, ia keramasan juga karena rambutnya menjadi kasar karena disemprot kan hair spray. Selesai mandi ia handukkan lalu memakai baju tidur yang ia bawa ke kamar mandi.

Keluar kamar mandi, Tiara melihat Anrez yang bersandar di Kepala ranjang sambil memainkan ponsel.
Tiara mencoba menetralkan detak jantungnya mengingat ini adalah malam pertama bagi mereka.

"Sini aku keringin rambutnya, kamu duduk aja di kursi,"
Anrez beranjak menuruni kasur, ia mencolokkan hairdryer ke stop kontak.

Anrez mulai mengeringkan rambut Tiara, sesekali menciumi rambut Tiara yang harum strawberry. "Wangi banget sih."

"Aku gak nyangka kita bakalan jadi pasutri di usia remaja,"
Kata Anrez di sela sela mengeringkan rambut Tiara.

"Aku juga gak ada pikiran bakal nikah muda, tadinya mah aku maunya nikah umur 24," Anrez menatap Tiara dari pantulan cermin dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca.

"Maaf," cicit Anrez.

"Untuk?"

"Yaa... Gara gara perjodohan ini
Kamu terpaksa nikah muda,"

"Ini udah takdir tuhan, lagian aku seneng kok Nerima perjodohan ini."

"Tapi tetep aja gak sesuai sama maunya kamu yang nikah diumur 24 tahun,"

"Alasan lain aku mau nikah muda itu kita bisa belajar mendewasakan diri, dapetin rasa kebahagiaan, ketenangan, rasa aman, hidup jadi lebih berwarna. Dan yang paling penting kita bisa ngerasain menua bersama."

Senyum manis terpatri di bibir Anrez.

                         * * * *

Anrez merasa terusik karena Tiara yang sedari tadi membolak-balikan badannya.
"Kamu kenapa sih kayak gelisah gitu mukanya?" Anrez membalikkan badan Tiara agar mengahadap ke arahnya.

Kok dia santai aja si, gue gak bisa tidur gegara takut di unboxing. Batin Tiara.

"Gak bisa tidur, HM?" Anrez mengelus puncak kepala Tiara.

Tiara mengangguk.

"Kenapa ada yang lagi di pikirin?" Tanya Anrez dengan mata sayu, sejujurnya ia sudah ngantuk berat.

"Kamu gak bakalan ngapa ngapain aku kan?" Cicit Tiara sambil memilih ujung bajunya.

"Ngapa ngapain gimana maksudnya?" Hoamm...

"Eum.... ngelakuin itu,"

Anrez menatap dalam mata Tiara." Aku tau kamu belom siap buat ngelakuin itu ditambah kita masih sekolah juga.
Aku gak bakalan minta hak aku untuk sekarang sekarang ini, mungkin nanti nunggu waktu yang pas. Kamu persiapkan diri kamu aja," jelas Anrez.

"Ada lagi yang dipikirin?"
Tiara menggeleng.

"Yaudah sekarang tidur ya,
Aku ngantuk banget," Anrez menuntun kepala Tiara agar bersandar di dada bidangnya.
Aroma mint menyeruak di indera penciuman Tiara.

"Good night cantik," Anrez mengecup puncak kepala Tiara. Ia memeluk tubuh Tiara, tangannya  mengusap usap punggung gadis itu berharap si cantik nya tertidur.

Tidak ada lima menit Anrez mendengar dengkuran halus yang di duga suara itu berasal dari Tiara.

"Yang ngantuk banget siapa, yang tidur duluan siapa.
Akhirnya sekarang gak meluk guling lagi," Anrez terkekeh, ia mengeratkan pelukannya lalu memejamkan matanya.

                         * * * *

Tiara mengerjapkan matanya kala sinar matahari tanpa izin masuk ke celah gorden kamar hotel. Gadis berusia 17 tahun itu merasa ada yang memeluk nya erat. Hembusan nafas seseorang menerpa kulit lehernya. Ia Sidiki kaget karena posisi mereka bisa dibilang intim."

Tiara perlahan melepaskan pelukan Anrez agar tidak mengusik cowok itu. Setelah terbebas dari kukungan Anrez, ia mengecek jam di ponselnya ternyata sudah jam tujuh pagi. Tiara meminum air putih yang ada di nakas, lalu menguncir rambut bersiap untuk mandi.

Biasanya jika libur gini Tiara mandi sehari sekali. Sekarang ia mulai menghilangkan kebiasaan jorok itu. Setelah mandi dan memakai bedak serta liptint, ia mengambil pakaian ganti untuk Anrez dikoper. Tiara mengambil kaos berwarna putih dan celana jeans.

Manik mata Tiara menatap pria yang masih berlabuh di mimpinya. Tiara pun menghampiri Anrez berniat membangunkannya, ia mengusap rambut Anrez.
"Anrez, bangun udah siang."

Tiara memainkan rambut Anrez agar cowok itu terusik.
"Anrez bangun udah di tungguin Mama dibawah, kita mau breakfast,"

Bukannya terusik Anrez menikmati elusan Tangan lembut Tiara. Usapan itu membuat Anrez semakin terlelap. "Bangun gak?" Tiara menggoncang-goncangkan tubuh Anrez.

Anrez perlahan membuka mata.

"Buru mandi, udah di tunggu yang lain dibawah."
Perintah Tiara sambil menata kasur yang berantakan.

"Nih ganti bajunya dikamar mandi aja," Tiara meletakkan baju ganti di atas kasur, ia memutuskan untuk duduk di sofa sembari menunggu Anrez mandi.

Anrez yang belum sadar sepenuhnya berjalan sempoyongan menghampiri Tiara.

Anrez mendekati wajah Tiara.
"Kok kamu udah rapih aja mana cantik banget lagi, masa iya gue baru bangun langsung liat bidadari," katanya dengan suara serak khas bangun tidur.

Ini Anrez ngigo ya?"

Nafas Tiara tercekat, Anrez semakin mendekatkan wajahnya.

Cup

Anrez mengecup bibir Tiara,
Yang di cium melototkan matanya kaget. Awalnya kecup kecup sekarang menjadi lumatan. Tiara lama kelamaan terbuai dengan ciuman yang Anrez ciptakan. "Mmphs...."
Desis Tiara.

Mendengar desahan Tiara membuat Anrez semakin liar, sekarang ia menciumi leher Tiara membuat tanda kepemilikan disana. "Ahh..."
Satu desahan lolos dari bibir Tiara. Tiara memejamkan matanya seraya menjambak rambut Anrez. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan.
"Awss," ringis Tiara.

Anrez menatap benda kenyal berwarna pink milik Tiara perlahan mengeluarkan darah. "Jangan digigit," ucap Anrez dengan suara serak.

Anrez Kembali mencium bibir Tiara menghilangkan bekas
Darah di bibir gadis itu.
Mungkin benda berwarna pink ini akan menjadi candunya Anrez.

Tangan nakal Anrez sekarang sudah merembet kemana-mana. "Shhh...." Anrez meremas sesuatu di bagian tubuh Tiara.

"Udah s-stoph...." Tiara menghentikan aktivitas Anrez saat lelaki itu berniat melucuti pakaiannya.

"Kenapa?" Tanya Anrez dengan mata sayu dan suaranya terdengar parau.

Tiara menyugarkan rambut Anrez. "Kamu ingat apa yang kamu ucapin semalam? Kamu tau aku belum siap untuk melakukan itu. Kamu bilang gak akan nagih hak untuk sekarang sekarang ini kan?"

Anrez mengangguk, ia memejamkan matanya menikmati elusan Tiara. "Nah yaudah kamu pasti ngerti maksud aku. Sekarang kamu mandi sana,"

"Maaf aku khilaf,"
Anrez memeluk Tiara, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tiara.

"It's oke, maaf juga aku belum bisa ngasih hak kamu. Aku tau kamu mau yang lebih kan?"
Anrez mengangguk.

Tiara mengelus punggung Anrez. "Nanti ya sayang."

                        * * * *

"Waduh... Pengantin baru paling awal masuk kamar, paling akhir juga keluar kamar hahaha." ledek Leon saat pesutri muda datang ke tempat breakfast.

"Tumben kamu pake turtleneck, kamu sakit?" Tapi gak pucet kok mukanya," ucapan Rossa membuat Tiara gelagapan.

Tiara melirik Anrez yang asik memainkan ponsel tanpa ada niatan bantuin menjawab pertanyaan Mama.

Bantuin jawab apa kek!" Gara gara Anrez gue pake baju beginian kalo aja dia gak buat kissmark di leher gue.

"Eum...itu--"

"KAKAK CANTIK?!" Pekik Alifa menghampiri Tiara.

Selamat!

"Hai sweetypie, dari mana kamu?" Tiara mengangkat Alifa ke pangkuannya.

"Aku abis cupcake sama bunda, "Alifa menunjukkan cupcake pink di genggamannya.

Tiara celingukan. "Bundanya mana? Kok gak ada?"

"Aku tadi lari kesini ninggalin bunda hehehe..." Alifa menyengir.

"Tuh bunda lagi jalan," Alifa menunjuk Duma yang sedang menghampiri mereka.

"Kakak mau?" Ini enak lho, aku udah abis tiga cupcake," tangan Alifa membentuk tiga jari.

Tiara menggeleng. "Hah banyak banget, nanti giginya sakit terus dicabut gimana?"

Alifa spontan menutup mulutnya membayangkan giginya dicabut oleh dokter.

"Alifa ini cupcake terakhir ya, gak boleh minta lagi." Peringat Duma.

Wajah Alifa memelas. "Bun..."

"Alifa sayang.... Kalo kebanyakan makan manis nanti giginya sakit, emang mau nanti dibawa ke dokter gigi?" Coba hitung berapa banyak Alifa makan manis hari ini?" Tiara mencoba memberi pengertian pada Alifa.

"Eum.. kue coklat yang meleleh permen susu, Maccarone, donat terus apalagi ya...." Alifa mengetuk dagunya sambil berpikir.

"Tuhkan, fix dibawa ke dokter gigi nih sama bunda," Tiara mengedipkan matanya ke Duma.

Mata Alifa berkaca kaca, ia tidak nafsu lagi makan cupcake.
"Maaf ya cupcake, aku bukannya gak mau habisin kamu. Tapi kalo aku kebanyakan makan manis aku bisa sakit gigi, kapan kapan aku makan kamu lagi ya...." Alifa berbicara pada cupcake yang ada ditangannya.

Ucapan Alifa membuat yang lain terkekeh gemas.

Setelah breakfast kedua keluarga belum juga beranjak dari kursinya. "Tiara....Anrez, Papa ada hadiah pernikahan buat kalian," ungkap Afgan.

Tiara menatap sang Papa dengan raut wajah penasaran.
"Apa tuh?"

"Jadi Papa sama Mama sepakat serahin salah satu kafe yang Mama Rossa kelola yaitu Coffehop yang ada di Kemang buat kamu sama Anrez, itung itung buat belajar bisnis.
Nantinya penghasilan sebagai owner kafe bisa nambahin kebutuhan kalian berdua."

"Tapi kan aku sama Anrez gak terlalu paham berbisnis terus ngelola kafe gitu," Anrez mengangguk setuju perkataan Tiara.

"Tenang aja, nanti kamu dibimbing sama Mama dan manajer kafenya. Secepatnya Mama akan serahkan Coffehop itu ke kalian," timpal Rossa.

Tiara dan Anrez mengangguk paham.

"Ekhem...bukan cuma Papa Afgan doang yang punya hadiah buat kalian berdua, ayah juga punya hadiah buat kalian berdua yang gak kalah dari Papa Afgan," nimbrung Judika.

Anrez menatap Judika malas.
"Apa yah?" Awas aja ngadoin Anrez celana dalem atau boxer angry bird lagi, tiap tahun kalo Anrez ulang tahun di kadoin itu Mulu palingan beda motif doang," Tiara menyikut Anrez.

"Hahaha. Kali ini harga kado nya beribu kali lipat dari harga boxer kamu yang harganya ceban dapet tiga."

"Boxer apaan yang harganya ceban tiga?"

"Itu yang ayah kadoin, belinya di pasar Senen. Itu pun gak tau seken atau baru,"

Anrez melotot sempurna.
"Ayah kalo boxer nya seken gimana?" Masa bekas di pake orang, Anrez pake lagi."

"Bercanda, itu baru kok insyaallah," Judika terkekeh melihat muka masam Anrez.

"Tau ah," Anrez memalingkan wajahnya, malas berbicara sama ayahnya.

"Dih ngambek, gak mau hadiah nih?" Yaudah gak jadi deh hadiahnya."

Enak ya kalau udah nikah dikasih hadiah. Batin Leon yang sedari tadi menyimak.

Anrez Kembali menatap ayahnya.
"Terus apa hadiahnya?"

"Hadiahnya...."

   

     



               

Coba tebak kira kira hadiah apa yang Ayah Judika kasih ke Anrez sama Tiara.




           









                         TBC









Jangan lupa Vote And komen!!" Ya Guys 🙏






Continue Reading

You'll Also Like

453K 13.2K 48
"gue nggak suka sama cewek manja kayak lo. Lo itu cuma nyusahin dan gangguin hidup gue aja, bisa nggak sih sehari aja nggak muncul di depan gue" Bint...
1.4M 50.3K 54
-please be wise in reading- βˆ† FOLLOW SEBELUM MEMBACA βˆ† Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
2.4M 236K 58
πŸ“ŒSpin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...
648K 37.8K 31
Aku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di de...