🌻🌻🌻🌻🌻
"JUNOT!!!!!!!!!! YUHUUUU!!!
ADA ORANG DI DALAM APARTEMEN???"
Kinan dengan kesopanan yang amat sangat rendah jika berhubungan langsung dengan seorang Juno.
Lihat aja gimana tingkah perempuan rambut panjang yang indah itu masuk kesalah satu unit apartemen dengan mudahnya, karena dia yah emang udah tau pinnya kan.
Mana pas masuk langsung teriak-teriak, kebiasaan Kinan banget emang.
Dia sengaja, setiap masuk atau berkunjung ke apart Juno, dia harus teriak dulu.
Soalnya trauma sama kejadian awal-awal dia masuk ke apart Juno tanpa mencet bel, langsung pencet pin.
Alhasil yang dia temukan Juno yang hanya menggunakan sempak dan bertelanjang dada, sedang berbaring santai disofa depan tv sambil nyemilin keripik Kusuka.
Kan Kinannya shyok, untung gak pingsan ditempat.
Gitu deh pokoknya, Kinan jadi punya kebiasaan teriak dulu kalau masuk apart, dari kejadian naas itupun Juno jadi jera memakai baju tak lengkap.
Padahalmahh apart, apart dia yah kan.
Di lihat suasana apartemen sepi, Kinan beralih ke kamar sang empunya.
Kalau soal kamar, Kinan tuh kalau masuk kamar Juno masih was-was gitu, soalnya kan privasi yah.
Dia udah ketok tuh pintu, udah manggil-manggil nama Juno juga.
Tapi gak ada sautan.
Yaudah dia buka tuh pintu perlahan, ngintip.
Suasana kamar masih gelap banget, padahal udah jam 11 siang loh.
Kinan mendorong pintu lebih lebar, dan dia bisa menatap seluruh kamar Juno yang masih sangat gelap.
Tirai di tutup rapat, lampu dimatiin, AC hidup, dan fokus Kinan langsung keatas kasur.
Dibawah selimut sang empunya apartemen lagi tertidur nyenyak sambil meluk satu-satunya boneka yang ada didalam kamar ini.
Si bebek yang dia berikan sebagai kado ulang tahun dua Minggu lalu.
"Nih orang pasti gak tidur semalaman, udah siang masih aja molor." Kinan ngomel sendiri, ngambil handuk yang tergeletak begitu saja di lantai dan sebuah trening milik pria itu, handuknya dia taruh di jemuran yang terletak apik di samping pintu kamar mandi, dan trening tadi dia masukan ke keranjang pakaian kotor.
Kinan bergerak untuk membuka tirai kamar Juno, saat pemandangan Jakarta terpampang jelas, dan cahaya matahari memasuki kamar, langsung mengusik tidur Juno .
"Ehmmm.. Nann!! 😩
Gue masih ngantukk.."
Rengek Juno menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya.
"Lo tuh tidur jam berapa sih emang? Ini hampir tengah hari loh nyet . Ihh" Kinan masih ngomel, dan Juno tentu saja gak dengar, orang dia udah tidur lagi.
Kinan malah salfok ke meja belajar Juno yang tampak sangat berantakan, banyak buku-buku yang berserakan, bahkan laptop lelaki itu masih menyala.
Maka dengan sigap Kinan merapikan semua yang berantakan, untuk laptop Kinan gak mengotak-atik, dia membiarkan laptop Juno tetap nyala, soalnya itu skripsi Juno.
Takut kehapus.
Setelah dia rasa udah rapi semua, Kinan meringkuk naik ke kasur Juno, menelusup bergabung kedalam selimut Juno.
Dia menunggu Juno tidur sambil memainkan ponselnya.
Kinan tau kalau cowok ini pasti begadang ngerjain skripsinya semalaman.
"Lo ngapain Nan?" Mendengar namanya disebut, Kinan sontak menoleh pada Juno yang sudah bangun dengan muka bantal yang kentara, suara serak pria itu menyeruak memenuhi telinganya.
Dan harus Kinan akui, Juno saat bangun tidur tuh adalah pemandangan terindah yang selalu Kinan kagumi tanpa sadar.
"Udah bangun? " Kinan tersenyum menaruh ponselnya kenakas yang berada disampingnya kirinya.
Juno masih berbaring memeluk bebek, namun saat dia mencium aroma tubuh Kinan, mau gak mau Juno bangun dari tidurnya.
Maka dengan cepat, Juno menyingkirkan si bebek, dan mendekat memeluk bebeknya yang asli.
"Lo mau tidur lagi anjir?" Gumam Kinan terdengar kesal namun tangan kanan perempuan itu malah refleks mengusap kepala Juno beraturan, membuat pria itu tersenyum di sela cengkuk Kinan.
"Emang tidur jam berapa semalam?"
"Jam 4 kayanya, kenapa kesini?" Juno semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Kinan.
"Ihhh lepas dulu...." Kinan dengan susah payah menyingkirkan tubuh kekar Juno yang nemplok kedia.
"Taraaaa!!!!"
Kinan dengan semangat 45 ngasih tunjuk dua tiket sebuah music festival kehadapan Juno.
"Gue baru aja dapat tiket konser, ada Noah sama Pamungkas Junot!! 🥰"
"Kenapa ngajak gue? Malas ahh Nan, lo sama Gigi atau Jihan aja sana. Gue mau bobo." Tolak Juno mendekat ingin kembali memeluk Kinan, namun perempuan itu malah memukul lengannya kesal.
"IHK!! Kalau gue punya tiket 3 gak akan gue ajak lo njir. Lagian lo udah dibaikin gue kasih tiket gratis juga.
Ayo elah... Ini NOAH LOHH JUNOT!!! "
"Gue magerrr ihhh"
"Oke!!! Yaudah gue ajak Tara aja kali yah, atau Ian?? 🤨"
Mendengar dua nama itu, Juno spontan bangun dan menatap Kinan tajam.
"Iya!! Iyaa! Pergi sama gue!!
Lagian lo dapat tiketnya dari mana sih?"
"Bang Kenan!! 😁😁 Dia awalnya mau pergi sama ceweknya, ehh kemarin malah diputusin dianya .. hahahah.. "
Juno sontak menoyor kening Kinan.
"Durhaka lo! Udah tau abangnya diputusin malah senang. "
"Hahahah, habis ini tiket tuh susah dapatinnya Junot!! Udah ah sana mandi, habis tuh kita makan siang.
Terus caw.."
"Buset Nan!! Ini acaranya jam 8 malam.
Yah kali berangkat sekarang? Baru jam 12 siang anjir. "
"Lo mandi dulu, jangan bacot nyet! Buruan, gue tunggu di meja makan.
Udah gue beliin ayam geprek tadi."
Saat Kinan keluar dari dalam kamarnya, Juno tersenyum meraih boneka bebeknya, memeluk boneka bebek itu erat dan menghirup aroma parfum Kinan yang sengaja dia minta buat dia semprot kebonekanya.
"Nyokap lo random banget sih bebek, untung nyokap lo, kalau gak udah pites palanya."
Sambil tersenyum Juno berucap random pada bebeknya.
🌻🌻🌻🌻🌻
Engkau bukanlah segalaku
Bukan tempat tuk hentikan langkahku
Usai sudah, semua berlalu ...
Biar hujan menghapus jejakmu.
"AHKKKKK!!!! KAK ARIEL, GANTENG BANGETTTT!!!! " Saat seorang Ariel muncul dan memulai aksinya dengan lagu favorit mereka, Kinan sontak teriak kencang banget.
"Huhu Juno, kayanya gue mau nangis nih, berkat lo nih kita bisa lihat kak Ariel sedekat ini.." Kinan menoleh kesamping kanannya dimana Juno berdiri dengan wajah haru.
Juno hanya tersenyum mengangguk dan mengelus kepala Kinan yang dengan enjoynya ikut menyanyikan setiap lagu yang Noah bawakan.
Sangking bahagianya Kinan melihat dan mendengar langsung suara Ariel menyanyi, dia sampai meraih tangan Juno untuk dia genggam dan dia angkat keatas sambil mereka menyanyikan lagu kebangsaan mereka berdua.
'Menghapus Jejakmu'
Dua insan itu mengikuti irama, sambil sesekali menoleh kesatu sama lain, saling melemparkan senyum dan akhirnya mereka saling tertawa.
Kalau biasanya mereka berdua hanya bisa menikmati suara Ariel dari ponsel, kali ini bisa ketemu langsung tuh rasanya berbeda.
"Kalau lo gak mau ikut tadi, gue udah fix bakal pergi sendiri sih anjir.
Yah kali gue gak lihat abang Ariel."
Mereka baru aja selesai nonton penampilan Noah, sekarang yang lagi tampil tuh band-band lokal, dan mereka berdua memilih minggir kebelakang, kearah stand-stand sponsor buat cari minum.
"Senang lo?" Tanya Juno sambil memberi Kinan sebotol minuman.
"BANGETT!!! 🥰🤭
Ariel tuh udah tua, tapi kok masih ganteng banget sih Junot??"
"Kembaran gue mah dia, jadi wajar."
Spontan Kinan mendelik, menatap Juno tajam.
"Dih.. kepedean."
"Jadi lo gak akui? Kalau gue nih ganteng, berkharisma, dan menawan kaya bang Ariel? 😎😌"
Kinan mendekat kearah Juno, dan mengacak-acak rambut Juno gemesh..
"Iya-iya!! Lo paling ganteng emang!!"
Saat mereka asik dengan saling mengganggu satu sama lain, Kinan masih ngacakin rambut Juno, dan pria itu malah menyerang Kinan dengan cara menggelitiki perutnya.
Mereka terlalu sibuk dengan satu sama lain, tanpa tau jika ada dua orang yang mendekat.
"Juno?"
Keduanya sontak menghentikan semua aktifitas mereka, dan menoleh pada orang tadi.
Dan tebak siapa yang melotot kaget ?
Padahal Juno yang dipanggil, yang membelalak kaget malah Kinan.
Gak hanya itu, Kinan sontak menjauh dari Juno, dan mendadak kikuk seakan keciduk baru aja selingkuh dengan suami orang.
"Lia??"
Itu bukan suara Juno, tapi Kinan yang mencoba tersenyum kaku.
Sedangkan Juno menatap datar seorang perempuan yang semakin mendekati mereka dengan seorang pria.
"Hi Lia?? 😁"
Kinan masih mencoba seramah mungkin.
"Hi, kalian kesini bareng?" Tanya Lia mencoba tersenyum, padahal fokusnya saat ini pada Juno yang sama sekali gak menatapnya.
"Ohh.. ini kitaa..."
"Iya! Kita kesini bareng. " Potong Juno tiba-tiba menarik Kinan agar kembali mendekat pada dirinya.
"Ohh.. aku baru tau kalau kalian sedekat ini." Ucap Lia lagi, membuat Kinan semakin gak enak.
Jujur ini yang dia hindari, dia gak mau orang-orang tau kedekatannya dengan Juno.
Dia gak mau buat orang salah paham.
Dan menyaksikan gimana ekspresi Lia yang terlihat jelas kalau dia gak suka dengan kedekatannya dengan Juno.
Dia gak mau membuat siapa pun salah paham, walau sebenarnya sah-sah aja mau dia dekat atau gak dengan pria disampingnya ini.
Kan mereka sudah resmi berpisah.
Tapi tetap aja dia sangat merasa tidak enak.
"Oh.. kenalin, ini namanya Bintang.
Tunangan aku. " Lia tersenyum cantik, sambil merangkul lengan pria yang sedari tadi setia berdiri disisi Lia.
"Bi, kenalin ini Juno sama Kinan.
Teman SMA sekaligus teman sekampus aku."
Bintang tersenyum ramah pada Kinan dan Juno, dan mengulurkan tangannya untuk sekedar menjabat.
"Hai.. gue Bintang.."
Dengan santai Juno mengulurkan tangannya menerima jabatan tangan Bintang.
"Gue Juno. "
"Kinan."
"Senang kenalan sama teman-teman Lia, semoga kedepannya kita juga bisa jadi teman yah Juno, Kinan. " Bintang berucap seramah mungkin sambil tersenyum pada keduanya, Kinan yang tersenyum mengangguk.
Sebagai jawaban atas ucapan Bintang barusan.
Juno sih diam aja, dia sebisa mungkin menghindari tatapan seorang Lia yang sedari tadi menatapnya intens.
"Oh iya, habis ini kalian mau kemana?" Lia kembali bertanya.
"Hmm kita, kita.."
"Kita mau langsung balik.
Kalian kalau mau lanjut, lanjut aja.
Bro.. kita deluan yah.."
Tanpa menunggu respon keduanya, Juno menarik Kinan menjauh dari keduanya, dengan perasaan yang tak kharuan.
Sepanjang perjalanan menuju parkiran Juno hanya diam, tatapannya tajam lurus kedepan.
Tangannya masih setia menggenggam erat pergelangan tangan Kinan yang terlihat memerah.
Kinan tuh nahan sakit karena genggaman tangan Juno erat banget.
Dia tau perasaan pria ini lagi gak baik, tapi tangannya sakit.
Saat Kinan menghentikan langkahnya barulah Juno sadar dari lamunannya, dan menoleh kebelakang.
"Tangan gue sakit. " Ucap Kinan menghindari tatapan tajam Juno.
Pria itu spontan menatap pada genggamannya kepergelangan tangan Kinan yang dia genggam.
Dan betapa Shyoknya dia melihat tangan Kinan merah, dan langsung melepasnya begitu saja dan mengambil kembali untuk dia elus, sambil berkata.
"Ma..maaf!! Maaf.. gue.."
Kinan mencoba tersenyum menarik tangannya dari genggaman Juno.
"Gak papa kok, udah yok kita pulang." Ujar Kinan menggenggam pergelangan tangannya tadi, dan berjalan terlebih dahulu melewati Juno begitu saja.
Juno di belakang seakan sadar apa yang baru saja dia perbuat.
Dan seakan dia menyesal sudah menyeret Kinan masuk kedalam masalahnya.
"Makasih yah, lo nyetirnya hati-hati. "
Bahkan selama diperjalanan menuju kostan Kinan, mereka berdua hanya diam, gak ada yang mencoba memulai obrolan.
Saat Kinan mengucapkan terimakasih dan keluar dari mobil, Juno hanya diam, pandangannya kosong.
Dia gak paham dengan yang barusan terjadi, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, kenapa jadi kaya gini?
Kinan di balik pagar kostan pun gak tau dengan perasaannya sendiri, apa yang membuatnya gelisah?
Apa dia benar-benar takut kalau Lia berfikir yang gak-gak dengan kejadian tadi?
Atau ada sesuatu yang membuatnya gak tenang.
Sampai suara deruh mobil melaju meninggalkan pekarangan kostannya, barulah Kinan berbalik.
Mobil Juno sudah pergi, dan perasaannya masih berantakan.
Didalam kostan pun Kinan sama sekali gak bisa tenang, pikirannya sesari tadi penuh dengan satu nama.
Siapa lagi kalau bukan Juno?
Hampir 30 menit berlalu, biasanya Juno akan sekedar ngechat atau nelfon dia kalau udah sampai di apart.
Kali ini kosong!
Ponselnya senyap.
Dia mau ngechat nanyain deluan pun kok rasanya berat banget?
Padahal biasanya juga Kinan mau ngechat yah tinggal chat, telfon tinggal telfon.
Kenapa malam ini berhadapan dengan Juno sulit banget?
Pikir Kinan semakin frustasi.
Maka dengan bodoamat Kinan menyambar jaket biru, dan ponselnya.
Dia harus me apartemen Juno, kalau gak semalaman Kinan gak akan bisa tidur nyenyak.
Lagian, salahkan Kinan.
Kenapa tadi diamin Juno?
Udah tau tuh cowok lagi galau mikirin sang mantan yang ngenalin tunangan barunya, malah dia ikut diamin Juno.
Yah habisnya tadi tuh entah kenapa Kinan ngerasa marah banget ke Juno, gak tau deh sebabnya apa?
Entah itu karena si Juno dengan seenak jidat bilang kalau mereka emang ke konser bareng.
Yah walau benar sih, tapi kan cowok itu tau sendiri Kinan paling gak suka berurusan sama hal ribet kaya gini, untung-untungan si Lia gak salah paham sama dia, kalau sempat salah paham gimana?
Aduhh bayangin dramanya aja Kinan udah malas.
Atau, Kinan marah karna hal lain??
Ntah lahh Kinan gak paham, yang jelas sekarang dia khawatir sama Juno.
Gak seharusnya dia ninggalin cowok itu dalam keadaan yang kaya tadi.
Ehh pas udah di luar kostan, mau ke garasi ngeluarin mobilnya, Kinan malah salfok ke seseorang yang diri besandar tepat disamping sebuah mobil yang tampak tak asing bagi Kinan.
Ini udah hampir tengah malam dan Kinan gak pernah kepikiran kalau orang yang dia khawatirkan sejak tadi, sekarang berada didepan gerbang kostannya.
"Junot???"
Ini Juno lagi nunduk, galau mau ngechat Kinan apa gimana? Terus pas dengar suara Kinan manggil namanya, Juno langsung..
Senyum kaya gini..
Apalagi lihat Kinan mendekat dan bukain pagar kostan.
Juno menegapkan posisi dirinya, masih setia menyunggingkan senyum pada Kinan yang saat ini berada tepat dihadapannya.
Muka Kinan tuh uda sepet banget, pengen marah tapi gak bisa aja.
Dia lihat muka Juno sekarang tuh kaya gak tega aja buat di marahin.
"Ngapain diri disini? " Juno tersenyum mengambil plastik yang dia taro di atas cap mobilnya berkata polos.
"Gue beliin Chatime sama burger.. 😁"
"Kenapa gak masuk? 🤨"
"Lo.. marah kegue.
Mau minta maaf, tapi bingung caranya gimana.. 😩" Juno berucap lemah, sontak menunduk menyesal.
"Bebek...
Maaf yah.. " Lihat Juno kaya gini tuh kayanya kelemahan Kinan banget, lagian dia tuh gak marah sama Juno kok, serius.
Kinan juga bingung kesal kenapa.
Juno yang masih menunduk mendadak kaget merasakan tangan melingkar di perutnya menjalar kepunggungnya, dan dia semakin kaget saat ini Kinan tengah memeluknya erat sambil mengelus punggungnya.
"Gue gak marah Junot.
Justru gue khawatirnya sama lo.
Lo udah baik-baik aja kan?"
Gimana bisa Juno gak berdebar atas semua perbuatan Kinan padanya?
Lihat gimana perempuan ini malah mengkhawatirkan dirinya?
Padahal sedari tadi dia asik diserang rasa bersalah karena melibatkan Kinan kemasa lalunya yang entah kenapa semakin menyebalkan .
"Maaf tadi gue diamin lo yah, terus malah pergi gitu aja.."
Juno di sela cengkuk leher Kinan menggeleng, membalas pelukan Kinan erat.
"Gue yang harusnya minta maaf, udah biarin lo muncul dihadapan dia.
Bebek maafin gue. "
"Gak papa..
Gue gak papa..
Tapi lo beneran gak papa kan?" Kinan mau lepas pelukannya, Juno malah semakin mengeratkan pelukannya, tidak membiarkan perempuan itu menjauh sejengkal pun.
"Gak papa Kinan..
Gue tuh khawatirnya sama lo.
Kalau gue aneh, di omelin aja yah..
Jangan diam kaya tadi.
Gue gak suka. 😩" Kinan tertawa mendengar rengekan Juno..
"Aduhhh Junot gue ..
Cup..cup jangan nangis dong..
Cengeng banget sih ."
"Ihh apaan sih!! Gue gak nangis anjir."
"Junot Cengeng!! 🤭🤪"
"GAK CENGENG!!! 😡😠"
🌻🌻🌻🌻🌻
Jadi yang sebenarnya terjadi setelah Kinan turun dari mobil tuh....
Juno melajukan mobilnya menuju sebuah apartemen, pas banget pas dia sampai didepan seorang perempuan baru aja turun dari sebuah mobil. Juno parkirin mobilnya gitu aja, soalnya dia gak mau naik, dan mengunjungi kembali apartemen yang dulunya sering dia hampiri.
Bukan takut akan suatu hal, dia hanya tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman apa pun.
Belum perempuan tadi memasuki apartemen, Juno mencegat dengan meraih lengan si perempuan sampai berbalik menatapnya.
"Lia sebentar."
"Juno?? ☺️"
Iya, Juno menghampiri apartemen Lia.
"Gue mau ngomong sesuatu."
Lia tuh udah senang banget, setelah berbulan-bulan putus, akhirnya Juno kembali menghampiri apartemennya.
Pasti pas di konser tadi Juno cemburu soal Bintang.
Pikir Lia sebahagia itu, dia udah siap untuk menjelaskan semuanya.
Kalau tadi itu hanya siasat Lia untuk membuat pria didepannya ini sedikit cemburu, dan kembali memperjuangkan dirinya.
"Boleh! 🥰 Kita ngobrol di dalam aja yok?.."
Tangan Lia yang menggandeng lengan Juno, dilepaskan secara perlahan oleh siempunya lengan.
Membuat ekspresi Lia sontak bingung.
"Gak perlu Li, gue gak lama kok.
Gue cuma bilang, gue dekat sama Kinan beberapa bulan ini, dan dia gak ada sangkut pautnya dengan perpisahan kita.
Lo tau sendiri dia baru aja diselingkuhi sama Yohan kan?
Jadi Kinan sama sekali gak ada sangkut pautnya sama hubungan kita dulu. Gue-"
"Kamu jauh-jauh kesini, cuma mau bahas Kinan ?" Juno mengangguk cepat.
"Gue juga mau minta maaf soal pertunangan lo seminggu yang lalu Li, sory gue gak bisa datang.
Gue harap lo bahagia sama dia Li.
Gue pulang yah.." Lia terdiam!
Benar-benar diam!
Bukan ini yang dia mau, bukan ini yang dia inginkan.
Yang dia mau, Juno meminta kembali bersamanya, bukan kaya gini.
"Juno, kamu gak cinta lagi sama aku?" Langkah Juno berhenti, sebelum berbalik menatap Lia, Juno menyunggingkan senyumnya.
Saat dia berbalik, dia menatap Lia dengan tatapan ikhlas, gak ada lagi perasaan yang mengganjal seperti sebelumnya.
Malam ini entah kenapa hatinya merasa lapang menghadapi perempuan yang dulunya pernah bersarang lama di dalam sana.
"Kamu beneran udah gak cinta lagi sama aku Juno?"
Ulang Lia.
"Li..
Saat memutuskan melepas lo, gue gak pernah berfikir akan ikhlas.
Gue pikir akan selamanya mencintai lo.
Tapi Li...." Juno semakin melebarkan senyumannya, yang membuat perempuan itu semakin merasa sesak.
"Saat ini, gue gak ngerasain apa pun lagi saat berhadapan sama lo.
Gue berhasil Li, ngelepasin lo seutuhnya dari hati gue.
Jadi, lo harus bahagia yah.."
Saat Juno berbalik dan melangkah pergi, Lia kembali menangisi perasaannya yang gak akan pernah bisa melepaskan Juno.
TBC!!
🌻🌻🌻🌻🌻
Juno beneran udah menghapus jejak Lia nih... 🤪