๐’๐”๐๐ƒ๐”๐„๐ƒ (๐šˆ๐šŠ๐š˜๐š’)

By WuDoujinshi

71.1K 5.6K 466

๐Œ๐—๐Œ (๐†๐š๐ฒ ๐ฌ๐ญ๐จ๐ซ๐ข๐ž๐ฌ) ๐Ÿ†„๏ธŽ๐Ÿ…ฒ๏ธŽ๐Ÿ…ธ๏ธŽ๐Ÿ…ท๏ธŽ๐Ÿ…ฐ๏ธŽ ๐Ÿ…พ๏ธŽ๐Ÿ…ฑ๏ธŽ๐Ÿ…ธ๏ธŽ๐Ÿ†ƒ๏ธŽ๐Ÿ…พ๏ธŽ ๐Ÿ†‡๏ธŽ ๐Ÿ…ท๏ธŽ๐Ÿ…ฐ๏ธŽ๐Ÿ†ƒ๏ธŽ๐Ÿ…ฐ๏ธŽ๐Ÿ…บ๏ธŽ๐Ÿ…ด๏ธŽ ๐Ÿ…บ๏ธŽ๐Ÿ…ฐ๏ธŽ๐Ÿ…บ๏ธŽ๐Ÿ…ฐ๏ธŽ๐Ÿ†‚๏ธŽ๐Ÿ…ท๏ธŽ๐Ÿ…ธ๏ธŽ ๏ฟฝ... More

๐“ž๐“ท๐“ฎ
๐“ฃ๐“ฑ๐“ป๐“ฎ๐“ฎ
๐“•๐“ธ๐“พ๐“ป
๐“•๐“ฒ๐“ฟ๐“ฎ
๐“ข๐“ฒ๐”
๐“ข๐“ฎ๐“ฟ๐“ฎ๐“ท
๐“”๐“ฒ๐“ฐ๐“ฑ๐“ฝ
๐“๐“ฒ๐“ท๐“ฎ
๐“ฃ๐“ฎ๐“ท
๐“”๐“ต๐“ฎ๐“ฟ๐“ฎ๐“ท
๐“ฃ๐”€๐“ฎ๐“ต๐“ฟ๐“ฎ
๐“ฃ๐“ฑ๐“ฒ๐“ป๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“•๐“ธ๐“พ๐“ป๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“•๐“ฒ๐“ฏ๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“ข๐“ฒ๐”๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“ข๐“ฎ๐“ฟ๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“”๐“ฒ๐“ฐ๐“ฑ๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“๐“ฒ๐“ท๐“ฎ๐“ฝ๐“ฎ๐“ฎ๐“ท
๐“ฃ๐”€๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐”‚
๐“›๐“ฎ๐“ญ๐“ช๐“ด๐“ช๐“ท ๐“๐“ถ๐“ช๐“ป๐“ช๐“ฑ
๐“š๐“ฎ๐“ซ๐“ฎ๐“ท๐“ช๐“ป๐“ช๐“ท
๐“Ÿ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ฐ๐“ช๐“ท๐“ฐ๐“ฐ๐“พ
๐“—๐“ฒ๐“ต๐“ช๐“ท๐“ฐ
๐“ฃ๐“ป๐“ช๐“ฐ๐“ฎ๐“ญ๐“ฒ
๐“ฃ๐“ฑ๐“ป๐“ธ๐”€๐“ซ๐“ช๐“ฌ๐“ด โŸ

๐“ฃ๐”€๐“ธ

4.7K 377 12
By WuDoujinshi


Lima tahun telah berlalu, setelah menjalani masa sulitnya di luar negeri, Obito kembali ke negara kelahirannya untuk meneruskan bisnis keluarga. Keadaannya benar-benar berkembang jauh dari terakhir kali, hanya saja hatinya masih terasa kurang dan kosong, mungkin karena wanita yang ia cintai pergi darinya meninggalkan luka. Obito masih terus mencari tahu.

Hari ini dengan setelan resmi ia berjalan angkuh menuju ruang pelantikan, para staf dan kariawan perusahaan dan pejabat penting ada di sana. Ia berdiri di tengah dengan tatapan menyeluruh, dan berhenti di satu titik. Rambut perak yang ditata rapi dan wajah putih dengan bekas luka di mata kanannya membuat Obito merasa penuh seketika, tubuhnya menghangat. Saat pandangannya tanpa sengaja bertemu, ia tersenyum namun pihak lain segera menunduk. Jujur itu membuatnya sedikit kecewa.

Pelantikan berjalan dengan lancar, semua orang telah kembali pada pekerjaannya masing-masing dan segera sangat sibuk, Obito pun demikian hingga jam makan siang tiba. Ia pergi dengan senyum cerah ke ruang di mana para anggota devisi umum bekerja. Ia ingin membawa salah satu dari mereka untuk makan bersama, sayangnya saat tiba orang itu sudah tidak ada.

"Di mana Kakashi?" tanyanya entah pada siapa.
"Hatake pergi menjemput anak-anaknya di sekolah, setiap jam makan siang," jawab Deidara, asisten pribadinya dari belakang.

Obito mengangguk, memahami dan segera pergi. Deidara pun tanpa lelah mengikuti atasannya. Ia tiba di lobi kantor saat punggung orang yang dicari terlihat menjauh dengan sepeda. Obito bermaksud mengejarnya namun sudah terlambat. Jadi, ia segera masuk kemobilnya. Deidara duduk di kursi kemudi siap mengantar atasannya.

"Kejar Kakashi! Pastikan dia tidak melihat kita!" pintanya.
"Siap Obito sama!" balas Deidara patuh.

Mereka mengikuti pria itu diam-diam, dan memperhatikannya dari jauh saat tiba di taman kanak-kanak.

Sekitar lima menit Kakashi berdiri di depan gerbang dengan beberapa wali murid, akhirnya anak-anak keluar. Obito melihat dua anak dengan seragam berbeda menghampiri Kakashi, yang lebih besar berambut hitam dan bermata tajam, itu adalah putranya. Sementara itu, yang lain berambut pirang dengan tiga garis menggemaskan di pipinya, anak itu sangat mirip dengan suami Rin, Minato.

Obito tahu Minato meninggal setelah Rin melahirkan namun tidak tahu bagaimana Kakashi hidup selama ia pergi. Jadi banyak prasangka yang bersarang di otaknya.

"Mereka anak Hatake ..."
Obito segera menyela bawahannya saat Kakashi kembali menaiki sepedanya bersama anak-anak, "Aku tidak butuh penjelasan."

Deidara kembali diam dan melajukan mobilnya pelan, tidak jauh dari sepeda Kakashi. Sementara Obito hanya terus memperhatikan bagaimana ketiga orang itu saling bicara dan tertawa, ada sebagian hatinya yang merasakan sakit. Ia ingin berada di antara mereka.

Sejak makan siang Obito hanya memperhatikan Kakashi dari jauh, melihatnya melalui cctv di ruangannya. Dari Kakashi makan bekal bersama anak-anak hingga bekerja sembari memenuhi kebutuhan anak-anak, mengantar ke kamar mandi, memberi camilan, membujuk mereka agar bermain dengan tenang bahkan sesekali bercanda agar anak-anaknya tidak bosan. Ia hanya berpikir bagaimana Kakashi bekerja seperti itu? Jadi, dengan keyakinan penuh ia pergi untuk menemui mereka.

Ketika Ia berjalan memasuki ruang devisi umum lagi, suasana menjadi sangan mencengkam. Orang ini benar-benar terlihat tidak ramah. Jadi, semua orang akan mengira jika ia sangat disiplin dan kejam. Kakashi juga terlihat sama, bahkan ia segera berdiri dan memberi hormat saat Obito datang ke mejanya. Tapi ia masih tidak mengeluarkan sepatah katapun dan hanya menunduk, menunggu pihak lain untuk memulai.

"Kakashi, k ... kau membawa anak-anak berkerja?" tanya Obito gagap, suasana hatinya sedih seketika.

Kakashi mengangkat wajahnya untuk menatap pihak lain dengan rasa takut, entah mengapa hati Obito menghangat bisa melihat gurat kecemasan itu lagi.

"Ah ... i ni ... saya memiliki perjanjian dengan pimpinan sebelumnya."
Kakashi mengacak meja kerjanya sebentar untuk menemukan kontrak itu dan menyerahkan pada Obito, "Ini ... O ... O Obito sama. Jika anda tidak menghendakinya ... k kita bisa membuat perjanjian yang baru ... s saya mohon, saya tidak bisa meninggalkan anak-anak saya sendiri di rumah ... mereka masih terlalu kecil," terangnya.

Obito merasakan dadanya mendapat pukulan keras tak kasat mata, itu sakit. Pria itu benar-benar masih sama, bahkan setelah lima tahun berlalu. Apa ia juga masih bodoh menerima kejahatan orang lain? Obito ingin tahu lebih banyak lagi.

Sementara itu, anak-anak yang hampir tertidur sedikit terganggu dengan kedatangan orang lain. Si kecil pergi ke pelukan kakaknya mencari perlindungan. Tapi mata sphirenya tetap memperhatikan hingga anak itu menyadari sesuatu.

"Oniichan, itu papa!" teriaknya nyaring.
"Naru!" Kakanya membantah dan mencegah adiknya untuk tidak pergi.
"Oniichan, orang itu sama seperti yang ada di foto, itu papa," si kecil kembali berteriak, mengundang perhatian semua orang.

Sasuke mulai memperhatikan dan segera memiliki binar yang sama, "Papa kembali," gumamnya sembari menarik sang adik untuk menghampri pria itu.

"PAPA!!" teriak keduanya bersamaan, hampir menghambur pada Obito jika saja Kakashi tidak segera menarik keduanya. Bahkan Obito sudah merentangkan tangan siap menerima keduanya.

"Bukan, itu bukan ... papa," Kakashi memperingatkan anak-anaknya, "Maaf Obito sama, saya benar-benar minta maaf," sambungnya seraya membungkuk pada Obito. Ia menyembunyikan anak-anak di belakangnya.

Obito benar-benar kecewa sekarang, ia ingin menyentuh mereka. Tapi kenapa sesulit itu dan bahkan ia masih meragukan perasaannya sendiri. Selama ini dalam pikirannya hanya ada sakit hati terhadap Rin namun saat melihat Kakashi lagi, Obito merasa ada kesalahan dalam dirinya, hanya saja ia tidak cukup peka untuk menyadari, juga karena sikap Kakashi yang seolah-olah menghindarinya. Mereka sudah dewasa sekarang dan Obito telah berubah, ia ingin meminta maaf dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan Kakashi. Tapi pihak lain seperti sudah tidak ingin menerimanya lagi. Jadi, ia pergi begitu saja, butuh untuk menenangkan diri.

ᴥ︎︎︎
ᴥ︎︎︎
ᴥ︎︎︎
Nantikan Chapter Selanjutnya
ᴥ︎︎︎
ᴥ︎︎︎
ᴥ︎︎︎

Terima Kasih telah meluangkan waktu ...
Salam hangat
𝓒𝓱𝓲
  

Continue Reading

You'll Also Like

101K 9.2K 40
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
42.5K 3.4K 12
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...
44.2K 8.7K 25
Cerita berisi tentang seorang Pemuda Cantik menganggap Pria yang selalu bersamanya itu adalah Ayah Kandungnya, tapi ternyata tidak seperti kenyataann...
529K 32.2K 126
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...