5. Bertemu (lagi)
_________________________________________
Tangan Lilian gemetaran, ia menatap pantulan dirinya dicermin. Wajah yang sudah kusam, berkeringat dan tampak lesu.
"Arggghh!" Lilian mengacak-acak kerudungnya.
"Muka ini yang di liat Hyun-ki?" Paniknya, ia membuka kerudung-menyisakan Ciput ninja berwarna putih.
Gadis itu membasuh wajahnya dengan air lalu kembali memakai kerudung segi empat nya.
Lilian keluar dari kamar mandi, ia berjalan di koridor sepi seorang diri. Hari ini adalah jam terakhir pembelajaran, kebetulan pelajaran terakhir di kelas Lilian adalah b. Inggris, ia sudah meminta izin pada ibu Rika-guru mata pelajaran b. Inggris sekaligus wali kelasnya.
Lilian menarik napas panjang.
"Oper sini!!"
"GOAL!!!"
Suara riuh siswa-siswi yang berasa dari lapangan upacara terdengar sampai ketelinga Lilian.
Gadis itu mencoba mempercepat langkahnya tanpa berniat membesarkan rasa penasarannya.
"HYUN-KI I LOVE YOU!!"
"AH GANTENG BANGET SIH!!"
Langkah kaki Lilian memelan, ia bergerak mendekati pembatas di depannya.
Sebelum itu siswi kelas 11 yang kebetulan jam kosong berlarian menuju pembatas.
"Oh itu yang katanya anak baru ya?"
"Ganteng banget ya Allah."
"Liat, wajahnya mulus."
Mereka tertawa geli sambil terus memandangi wajah Hyun-ki dari atas.
Lilian yang mendengar itu mendengus sebal, ia langsung menerobos keramaian didepannya.
Ada beberapa orang yang mendengus kesal pada Lilian tapi gadis itu tidak menggubris nya.
Lilian melihat kebawah-lapangan upacara. Disana Hyun-ki tengah berlari mengejar bola dengan tubuhnya yang penuh dengan keringat.
Lilian mengedarkan pandangannya, tidak ada Carlyn. Apa dia masih sakit?
Lilian tersenyum lebar lalu tertawa "Hehehe..."
"OPPAAAA HIMNAESEYO!!" Khodam Lilian keluar.
"HIMNAESEYO!!!!" Teriakan Lilian cukup nyaring hingga menjadi pusat perhatian semua orang.
Lilian berloncat-loncat sambil terus meneriaki Hyun-ki. Wajahnya yang tadi murung kini terlihat girang.
Angin yang kebetulan berhembus kencang membuat kerudung segi empat Lilian sedikit berterbangan.
Dibawah Hyun-ki terdiam menatap Lilian, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk bulan sabit "Gomawo," kata Hyun-ki tanpa suara.
Mata Lilian membola sempurna "AAAAAAAA!!" Gadis itu meloncat-loncat kegirangan, ia melambaikan tangannya kebawah lalu langsung berlari pergi.
Saat itu dirinya tidak merasa malu, ia malah senang karena bisa berinteraksi dengan idolanya. Sampai-sampai sekarang Lilian pengen pingsan saja. Hyun-ki senyum padanya? Luar biasa.
"Siapa sih dia?"
"Sok kenal banget."
"Anak baru bukan sih?"
"Iya, anak kelas sebelah."
Bisikan sinis itu terdengar di sepanjang jalan, namun Lilian masih tetap senyum-senyum sendiri. Bodo amat dengan mereka yang syirik, bukan Lilian namanya kalau dirinya menganggap serius perkataan mereka.
***
Hyun-ki meneguk botol Aqua sampai setengahnya. Napasnya tersengal-sengal, ini adalah kali pertama baginya bermain bola setelah lima tahun yang lalu.
Siswa yang tengah duduk di tangga menuju kelas 11 itu mengelap keringat wajahnya dengan handuk kecil. Setelahnya ia meletakkan satu tangannya di atas lutut dan satu tangannya lagi diletakkan di atas paha.
Pose duduknya adalah lutut kanan ditekuk sedangkan lutut kiri lurus.
"Hyun-ki?" Dari atas seseorang memanggilnya.
Hyun-ki menoleh. Seorang gadis dengan pakaian olahraga yang sama dengannya turun dan menghampiri Hyun-ki. Ia duduk di sampingnya.
"Kim Hyun-ki?"
"Nee."
Gadis yang dikuncir satu dengan poni doranya itu tersenyum "Udah lama gue nge fans sama lo, boleh minta foto bareng?" Tanya nya ramah tak lupa dengan senyumnya yang masih mengembang.
Hyun-ki tahu apa yang gadis itu katakan, hanya saja dia tidak bisa menjawabnya dengan bahasa Indonesia.
Kepalanya mengangguk lalu gadis itu mengeluarkan ponselnya dan mulai berfoto dengan Hyun-ki.
"Nananan nanana nananan nanan...." Seseorang bersenandung dengan lirik yang tidak jelas dari arah belokan di depan.
Semakin lama semakin terdengar jelas. Hyun-ki masih tersenyum didepan kamera bersama gadis itu, ia kemudian berdiri setelah berfotonya selesai.
"Gomawo."
Hyun-ki tersenyum kecil "Nee."
Saat Hyun-ki berbalik dan hendak naik ke atas suara melengking seseorang berhasil masuk kedalam gendang telinganya.
"HYUN-KI?!" Pekik gadis itu kaget.
Hyun-ki berbalik dan gadis di sampingnya menatap siswi kelas 11 itu aneh.
"Lilian?" Gumam Hyun-ki yang mendapat tatapan heran dari gadis di sampingnya sedangkan Lilian berbalik dan memunggungi mereka.
"Haduh gimana nih, muka ku belepotan... Arghh dasar ibu Rikaaaaaa!" Gumamnya dengan tangan yang sudah meremas roknya greget.
Langkah kaki Hyun-ki semakin terdengar. Laki-laki itu mendekati Lilian sedangkan Lilian buru-buru menghindar namun kalah cepat. Hyun-ki menahan tangan Lilian hingga gadis itu terperanjat.
Lilian langsung berbalik dan menepisnya "Dosa bang, gak usah pegang pegang!" Gregetnya dengan ekspresi ingin menangis.
Hancur sudah image dirinya.
Wajah yang belepotan karena ulah ibu Rika lalu sekarang malah menepis tangan Hyun-ki.
"Bwang?" Ulang Hyun-ki tidak mengerti dan tak lupa dengan logat koreanya.
"Bukan bwang tapi bang," cicit Lilian pelan, membenarkan perkataan Hyun-ki.
Gadis yang menyaksikan mereka dibelakang lantas mendekati Hyun-ki "Siapa dia?" Tanya nya sambil memperhatikan Lilian dari atas hingga bawah.
Sambil menatap Lilian "My friends," jawabnya membuat gadis itu kaget lalu ia menatap Lilian sinis dan pergi.
Lilian menghembuskan napasnya kasar, lagi dan lagi dirinya di tatap sinis, bodoamat lah.
"Wajahmu?"
Lilian meraba wajahnya, ah sial. Wajahnya memerah karena malu "Hiiihh gak usah diliat!" Ia mundur dan memalingkan wajahnya.
Hyun-ki malah tertawa renyah "Why? You're cute," sahutnya tanpa berhenti tertawa.
Wajah Lilian malah semakin memerah dan panas, gadis itu menyentuh kedua pipinya "HUAAAAAA JANTUNG LILIAN COPOT KE RAHIM!!" Teriak Lilian sambil memegangi daerah jantungnya. Ia lagi-lagi berlari meninggalkan Hyun-ki seorang diri.
***
Agha keluar dari ruang OSIS, ia melirik jam hitam di pergelangan tangannya lalu membenarkan tali tas ranselnya.
Langkah kakinya berbelok ke arah kantin untuk membeli sesuatu. Ia pergi menuju kios makanan dan membeli satu Aqua dingin, satu susu UHT dan dua roti tawar. Ia kembali setelah membayar.
Agha bersiul-siul disepanjang jalan. Karena letak ruang OSIS ada di lantai 1, otomatis ia pergi ke kantin kelas 10 karena malas naik ke atas. Langkah kaki lebar miliknya berhenti di samping kelas 10 IPS 2. Ia menempelkan susu UHT pada kening seorang gadis yang tengah terpejam-menyender pada dinding.
Gadis itu terperanjat, ia menoleh lalu menggeplak tangan Agha kuat "Ngagetin aja!" Ketusnya, ia membenarkan lehernya yang pegal.
Agha hanya cengengesan lalu memberikan susu UHT dan roti tawar selai strawberry pada Carlyn.
Carlyn mengambilnya dengan rasa malas.
"Pusingnya udah baikan?"
"Lo pikir lagi berantem?" Sewotnya, ia meminum susu UHT yang Agha berikan sampai habis.
"Hahah gak gitu maksudnya. Pusingnya udah sembuh?"
Kepala Carlyn mengangguk. Lalu gadis itu langsung pergi memimpin "Carlyn kita beneran pulang bareng kan?" Wajah Agha terlihat girang, ia berjalan mundur didepan Carlyn.
Gadis itu berdecak "Iya."
Gara-gara Lilian dirinya harus pulang bersama Agha. Oh tidak, tapi gara-gara papihnya.
Jika saja Rian tidak ada kesibukan mungkin dirinya tidak akan pulang dengan Agha dan kalau saja Lilian tidak kerja kelompok, ia pasti akan menolak tawaran Agha.
Dasar.
Agha memberikan helm cewek pada Carlyn, gadis itu mengernyitkan dahinya "Lo suka bawa helm cewek?" Tanya Carlyn curiga.
Agha yang sibuk mengenakan helm full nya mengangguk "Kenapa?" Dahi Carlyn masih mengerut, ia masih penasaran.
"Biar lo aman."
"Hah?"
"Helm pink ini khusus buat lo," sahut Agha, ia menatap intens Carlyn yang bengong.
"Gue gak suka warna pink." Carlyn merapihkan anak rambutnya setelah itu baru dirinya memakai helm "Gue suka warna hitam, gue suka helm kaya lo," lanjutnya membuat pergerakan Agha terhenti.
"Hahah nanti gue ganti deh helm nya," ujarnya sambil memperhatikan Carlyn dari kaca spion.
"Terserah." Carlyn mengalihkan pandangannya, ia memegang belakang motor Agha sebagai pegangan.
Dalam hati Agha sudah dangdutan, ia senang dengan respon Carlyn.
Sebelum berangkat Agha membuka tas ranselnya, ia mengeluarkan blazer miliknya lalu disodorkan kebelakang "Rok lo terlalu ke angkat," celetuk Agha membuat Carlyn kaget dan refleks memukul lengan Agha kuat.
Laki-laki itu meringis "Enak banget ya mukulnya, gue yang sakit nih." Masih dengan ringisannya.
"Bodo amat." Carlyn buru-buru meraih blazer milik Agha lalu menyampaikannya ke paha, ia melirik Agha lewat kaca spion "Makasih." Ia bergumam sangat pelan.
Agha mendengarnya namun tidak mau merespon, dibalik helmnya ia tersenyum lebar.
Benar-benar luar biasa.
Itu seragam sekolah SMAN 1 ANDROMEDA untuk hari Senin dan Selasa.
Baju olahraga
Rabu dan Kamis.
Jumat dan Sabtu.
Sengaja dibuat macam-macam, biar gak bosen sama baju sekolahnya hehe.....
Untuk baju Lilian itu menutupi aurat ya, jadi rok nya panjang:)