(Sorry telat update, selama ini author sedang menyiapkan sesuatu dan banyak istirahat huhuu)
Pukul 17.12
[Lokasi hutan, area tidak di ketahui]
Kedua kakinya terus melangkah membawanya pergi menjauh, sensasi angin sore yang menggelitik membuatnya semakin terlarut dalam lamunannya.
Wajahnya layu, terasa hampa padahal baru saja tadi ia merasakan kebahagiaan yang berhasil membuatnya tersenyum, namun justru sekarang telah menghilang.
Hingga suara kicauan burung yang merdu membuyarkan lamunannya, ia pun tersadar. "Eh? Dimana ini? "
Matanya berotasi memperhatikan sekeliling, tempat yang asing dan seperti nya ia berjalan terlalu jauh.
Pasrah, hanya pasrah ia mendongak menatap langit dan tersenyum tenang. Menikmati pemandangan langit sore yang menghangatkan.
Hingga matanya membulat begitu tanpa sengaja menangkap sosok seekor burung yang tengah terbang.
"T-tunggu, itukan... Burung Aeternitas! " Seru gadis itu sontak langsung berlari mengejar burung itu.
Burung yang diketahui bernama Aeternitas itu terus mengepakkan sayapnya ke suatu arah membuat Renattha yang mengikutinya melompat-lompat berusaha meraihnya karena burung itu terbang semakin tinggi.
"Hey,, tunggu sebentar! Ugh.. " Keluh Renattha bersusah payah menangkap burung tersebut.
Hingga ia berusaha keras melompat lebih tinggi dari sebelumnya, "eh" Ia tertegun begitu merasakan sensasi halus dan lembut ketika tangannya berhasil menyentuh bulu milik burung tersebut.
Kehangatan.. Tiba-tiba saja ia merasakannya, dirinya mematung sejenak dan begitu kakinya hendak mendarat di tanah ada sesuatu hal yang aneh.
Eh?! Tunggu!!
Ia salah mendarat, membuatnya terpeleset dan kehilangan keseimbangan. Reflek suara teriakan keluar dari mulutnya dan tubuhnya jatuh terperosok ke bawah.
"Ugh.. "
Suara rintihan keluar dari mulut kecilnya, Renattha yang masih bisa menjaga kesadaran nya berusaha bangkit meskipun badannya sakit semua.
"Haduh.. Bisa-bisanya malah jadi seperti ini, jadi kotor kan" Ujarnya bangkit berdiri menepuk kotoran yang menempel pada pakaiannya.
Dengan helaan nafas berat yang panjang ia memperhatikan sekitarnya, "hah.. Yang benar saja.. Malah makin kesesat kan.. Payah"
Suara air mengalir menarik rasa penasaran nya, ia berjalan mengikuti suara tersebut hingga berhasil menemukan sungai yang bersih dan jernih.
"He? Sungai.. "
Renattha membatin, kok rasanya sungai nya gak asing ya
Gadis bersurai merah itu berjalan mendekat, hingga ia terhenti di pinggiran dan mulai berjongkok memperhatikan begitu dalam bayangan dirinya di dalam air.
Ada perasaan kecewa, sedih, kesal yang bercampur di hatinya. Melihat pantulan dirinya sendiri, membuatnya kembali melamun.
"Kenapa.. Kenapa aku selemah ini.. Kenapa aku hanya bisa menguasai satu kekuatan element saja.. Kenapa kekuatanku tidak sehebat.. " Gumam Renattha tiba-tiba terhenti karena ia tak sanggup mengatakannya lagi.
Kekecewaan semakin menjalar hatinya, membuatnya semakin tersudut. Namun berakhir dengan helaan nafas berat.
Tangannya ia masukkan ke dalam air dan memainkannya sehingga membuat pantulan dirinya menghilang.
"Aku benar-benar .....AH APA -APAAN INI RASANYA SEPERTI BUKAN DIRIKU! " Suara Renattha tiba-tiba naik dan tubuhnya basah akibat terkena percikan air yang besar karena tangannya sendiri.
"Mengeluh? Bukankah, mengeluh tidak ada dalam kamusku?! Tapi kenapa tadi aku tiba-tiba mengeluh seperti itu?! Setan apa yang merasukiku barusan?! " Gadis itu jadi marah-marah sendiri dan berpikiran aneh.
Nafas nya memburu, ia menggeleng "Tidak, aku tidak boleh menyerah. Aku bukan gadis cupu yang menjelek-jelekkan diri sendiri. AKU ADALAH RENATTHA! "
Tiba-tiba Renattha menjadi semangat setelah berhasil mengeluarkan unek-unek nya, ia ingin segera kembali ke teman-temannya karena sudah merasa lega.
Namun.. Ntah karena rasa semangatnya yang berlebihan atau sesuatu hal tubuhnya kehilangan keseimbangan "t-tunggu"
Rasanya seperti ada yang menarikku
Matanya membulat kaget.
Renattha, gadis itu.. Tercebur ke dalam air tanpa suara teriakan.
~Ghost And Friend
"Renattha, kau dimana?"
Suara-suara itu terus menggema mencari sosok Renattha yang menghilang ntah kemana.
Sudah cukup lama dan jauh dari tempat peristirahatan mereka, gadis yang dicari masih belum menampakkan batang hidungnya.
Padahal hari sudah semakin gelap, kegelisahan dan kekhawatiran menyelimuti mereka.
"Bagaimana ini, Renattha masih belum ditemukan padahal sudah berjalan cukup jauh" Ujar Hari risau.
"Si kucing garong itu, keluyuran kemana sih?" Tersirat kekhawatiran dari kalimat yang keluar dari mulut Leon itu.
Sara menghela nafas berat, "Anak itu merepotkan saja" Kesalnya karena sudah kelelahan harus berjalan sedari tadi.
"Jadi.. Dimana terakhir kali kau melihat Renattha? Apa kau sudah mengingatnya? " Tanya Shinbi pada Wine yang tengah celingak-celinguk melihat sekeliling.
Rasanya ada yang aneh dengan si topeng itu dan hal itu membuat Geumbi menyimpulkan sebuah pendapat "ehem.. Tuan topeng, apa jangan-jangan anda buta arah? "
Perkataan Geumbi barusan membuat Wine menjadi pusat perhatian semua nya, ia terperanjat bulu kuduk nya berdiri nampak kaget.
"Tidak-Tidak! Mana mungkin aku begitu!" Bantahnya sambil menyilangkan kedua tangan, sebagai klarifikasi kalau itu tidak benar.
"Lalu? Dimana? " Gaeun gelisah perasaan menjadi tidak tenang begitu mendengar kabar Renattha tiba-tiba menghilang.
Wine, sosok itu berjalan sekiranya lima langkah secara perlahan hingga kakinya terhenti di satu titik membuat suasana berubah serius.
Shinbi nampak menghela nafas, "Sepertinya tidak salah lagi, penyebab masalah ini.. Adalah-" Ucapan Shinbi terputus begitu melihat sesuatu di dekat Wine.
Percikan cahaya seketika muncul tiba-tiba dan semakin lama semakin membesar bersinar terang menyilaukan pandangan mereka.
Dan benar saja cahaya itu bagai membentuk sebuah pintu seperti jalur menuju dimensi lain.
"Itu dia, portal menuju ke alam lain. Bagian dari titik-titik tertentu di hutan ini" Ujar Shinbi memberikan sedikit informasi.
"Wah gila.. Portal dimensi lain" Respon Doori nampak takjub namun juga bercampur takut karena bisa jadi saja portal itu membawa ke dimensi yang menyeramkan.
"Tak kusangka.. " Semuanya menatap tak percaya, padahal bukankah hutan ini disebut hutan paling indah.
Kanglim menyentuh dagu seraya berpikir sejenak untuk mencerna, "hm.. Jadi Renattha tanpa sengaja masuk ke dimensi lain, begitu kan" Pendapat nya.
Geumbi mengangguk, "iya tak salah begitu kakak tampan, lagian kak Renattha kan belum di beritaukan info tentang adanya portal dimensi lain dihutan ini"
"Kalau begitu tanpa menunggu lama, masuklah cari gadis itu sebelum portal ini kembali tertutup" Seru Wine membuat mereka mengangguk dan tergerak untuk segera masuk ke dalam portal satu per satu.
Tinggal Wine yang tersisa, dan begitu ia hendak masuk ke dalam portal tersebut langkahnya terhenti.
Ia seperti merasakan sesuatu yang mengganggu.
Cih, ada cecunguk lagi
Wine mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam portal membantu pencarian Renattha, ia berbalik badan melesat dengan cepat lalu melompat dengan tinggi menuju dahan pohon.
~Ghost And Friend
Slashh~
Satu buah tebasan berhasil memisahkan kepala dari tubuhnya, seakan ada nya efek Slow motion kepala itu melayang di udara lalu menghilang bagai abu bersamaan dengan tubuhnya.
Kanglim, dengan mengaktifkan mode Fire sword berhasil melayangkan nyawa kelima monster dalam sekejap.
Belum bisa puas dengan hasil yang di dapat, ia segera mengaktifkan pedangnya dalam mode 'kunci mata pisau'.
Seketika monster-monster gila dengan jumlah yang LEBIH GILA lagi berhasil di sapu bersih oleh Kanglim separuhnya.
Leon, dengan mengaktifkan kartu safir biru miliknya muncullah lingkaran sihir. Ia alirkan kekuatannya, berkat mantra yang diucapkan puluhan tombak berjatuhan dari atas bagai hujan.
Terlihat begitu hebat kekuatannya, ratusan monster dapat di kalahkan hanya dengan kekuatan 'tombak cahaya' nya.
Dengan menggabungkan kekuatan 'Carphantom' dan 'Pentos', Monster-monster yang berdatangan dari arah kiri berhasil menjadi abu berkat Sara.
Shinbi dan Geumbi melancarkan serangan di bagian belakang, Leon bagian kanan, Sara kiri, Kanglim garis terdepan, dan sementara Hari dan Doori di bagian tengah.
Mereka terus bergerak sambil melemparkan serangan, mau bagaimanapun ini adalah wilayah musuh tidak ada waktu untuk bersantai ria.
Misi mereka adalah menemukan Teman mereka yang hilang untuk saat ini.
Semakin dalam mereka menelusuri tempat itu, para penghuni dengan sifat agresif nan liar semakin bermunculan dan menyerang mereka.
Untuk menghemat energi, mereka mulai mengaktifkan sihir pelindung agar bisa terus fokus berjalan ke depan.
Benar-benar sebuah kejutan untuk mereka, begitu sampai di bagian pedalaman hutan. Sosok monster tingkat C muncul menerjang ke arah mereka dari balik semak-semak.
Dan berkat tubuh besar itu, sihir pelindung yang diaktifkan Shinbi mulai retak dan melemah.
"GILA! MONSTER GILA EMANG! " Teriak Doori Histeris melihat sosok yang berjumlah tak hanya satu.
Ini tidak bisa dibiarkan Batin Leon mulai mengaktifkan kembali kartu safirnya.
Namun kalah cepat, Hari sudah lebih dulu mengaktifkan Ghost Ball miliknya dan mulai memanggil salah satu makhluk.
Sosok babi hutan emas dengan tubuh besar dan juga gemuk yang dijuluki dengan Pemangsa serakah, makhluk emas muncul melalui lingkaran portal dan langsung menghajar monster itu dengan tangan kosong.
Akibat hajaran itu monster tingkat c tersebut terpental membentur pohon dengan mengeluarkan suara keras yang mengerikan.
Perlu diingat monster ini memiliki level lebih tinggi dari para monster yang sebelumnya.
Tentu saja kalau cuman satu kali terkena pukulan tak akan membuatnya langsung ke alam lain, monster dengan bentuk bagai beruang namun berukuran jumbo itu melesat ke arah makhluk emas kembali melawan.
Terjadi pertarungan sengit antar lawan, namun curangnya si monster justru memanggil kawanannya. Dan alhasil sekitar lima rekannya datang mengeroyok makhluk emas.
"Mau bagaimana pun kita tidak bisa berlama-lama disini" Ujar Kanglim, disetujui oleh semua nya yang juga melihat situasi.
"Iya benar, makhluk emas juga pasti tidak bisa menahan lebih lama" Hari mengangguk pelan.
"Karena ada di wilayah musuh kita harus bergerak cepat" Tutur Geumbi mengeluarkan sebuah tongkat dan mulai mengaktifkan kekuatan 'penghenti waktu'.
Berkat kekuatan 'penghenti waktu' milik Geumbi, beberapa kawanan monster dari arah lain yang berniat menyerang ke arah mereka pun terdiam menjadi batu di udara.
Dengan menggunakan kesempatan itu, mereka segera berlari untuk keluar dari hutan liar ini.
Sebuah alat penemu jejak kaki yang di pegang oleh Hyunwoo menuntun mereka ke tempat Renattha berada.
Gambaran jejak kaki berwarna biru terlihat begitu jelas pada alat tersebut yang diduga memang jejak kaki Renattha.
Tak hanya itu, mungkin kalian akan sedikit terkejut kalau bahwasanya diam-diam Gaeun memiliki kekuatan penciuman yang kuat sehingga ia bisa mencium aroma Renattha.
Yah.. Dengan adanya keahlian alami dari keduanya tidak perlu ada sihir yang digunakan.
"Jejaknya menghilang disini"
"Baunya juga mentok sampai sini"
Mendengar hal itu mereka semua terhenti sejenak memperhatikan sekitar. Tak hanya kehilangan jejak tetapi insting yang tajam menangkap bahaya yang akan datang.
"Berhati-hatilah"
Baik Kanglim maupun Leon kompak memberikan peringatan dan membentuk kordinasi berjaga yang bagus.
Semuanya seketika serius dan menggunakan semua indera yang mereka miliki.
Meskipun begitu, mereka tak luput dari rasa takut, resah, gugup, dan merinding apalagi dimensi ini mengeluarkan aura yang begitu kuat.
Sesuai dugaan, bahaya yang diwaspadai pun tiba dengan munculnya para mayat hidup dari air sungai yang berjarak beberapa meter saja dari tempat mereka
"T-tunggu zombie air?! " Hyunwoo mematung tak percaya dengan hal yang ia lihat di hadapannya.
"Zombie itu nyata?! HEE!! " Doori jadi ikut-ikutan terkejut histeris dengan pemandangan dihadapannya yang seolah-olah berada di dunia nyata.
"Jangan takut, anggap saja ini dunia game kalian hanya perlu fokus dan waspada" Gaeun justru malah merespon perkataan absurd keduanya. Tetapi ia tak sembarang merespon, lihat saja buktinya saat itu juga kedua orang itu jauh lebih tenang dan waspada.
Para zombie yang diduga zombie air tersebut perlahan semakin mendekat, mau bagaimanapun mereka bergerak sangat lambat.
"Ini adalah kesempatan kita untuk melakukan pembantaian" Sara berseru dengan intonasi datarnya.
Segeralah dengan mengambil berbagai kesempatan yang ada mereka bergerak melesat mendekat ke arah para zombie itu.
Pedang 'pohon pertumbuhan' pun dengan cepat Kanglim aktifkan, pedang dengan besi bercahaya hijau itu ia tancapkan ke atas tanah.
Seketika akar-akar pohon itu keluar dari dalam tanah bergerak-gerak layaknya makhluk hidup. Kanglim dengan memanfaatkan kecepatan bergeraknya pun, menebas udara kosong berkali-kali.
Dan akar-akar panjang yang terlihat cukup mengerikan tersebut telah berhasil meliliti tubuh beberapa zombie yang datang.
Tanpa basa-basi dan berlama-lama pun Sara langsung mengeluarkan kekuatan andalannya yakni memanggil burung api, Phoenix dari kartu untuk melakukan pembantaian langsung berjamaah.
Zombie-zombie dari arah kiri pun langsung hangus dan tersisa berkat kekuatan yang Sara lancarkan.
'Kilat dari langit, Hod'
Gelombang kejut berbentuk laser terbang dari kartu dan berhasil merambat ke arah sekitar tujuh zombie yang langsung tewas ditempat.
Gaeun nampak mengendus-endus, aroma Renattha mulai tercium lagi. Ia mengulurkan tangannya menunjuk ke suatu tempat yang berjarak tak jauh dari sini. "Aku rasa Renattha ada disana"
Alat ditangan Hyunwoo pun tiba-tiba berbunyi "Aku rasa alat ini juga setuju"
"Kalah begitu ayo kita ke sana" Ujar Hari langsung bergerak bersama dengan adik dan dua temannya.
Namun begitu mendekat, beberapa zombie berjalan ke arah mereka terasa mengepung. Alhasil bulu kuduk mereka merinding.
Masalah harus diselesaikan dengan cepat. Tanpa berpikir panjang Koo Doori mengaktifkan bola makhluknya, cahaya terang terpancarkan ke atas langit membentuk lingkaran portal.
Dari balik portal sesosok jiwa yang terpanggil muncul dengan rupa tengkorak. Ia adalah makhluk rangka.
Makhluk rangka memancarkan aura kemarahannya dan bersuara serak. Seakan jiwa-jiwa di dalam tanah terpanggil, beberapa tengkorak hidup mulai bermunculan dengan jumlah banyak dan melawan Zombie air.
Dengan bantuan yang berarti dari makhluk rangka, Hari, Doori, Hyunwoo dan Gaeun dapat kembali bergerak menuju tempat tujuan tanpa gangguan.
Nafas mereka memburu setelah berlari cukup panjang, akhirnya tibalah merek di tepi sungai dengan memperlihatkan pantulan mereka di dalam air.
"Dimana Renattha? " Tanya Hari bingung karena tak menemukan sosoknya.
Gaeun kembali menghirup udara, ekspresi nya tiba-tiba lesu "Aku tidak tau tapi aroma nya tiba-tiba hilang"
"Tidakkah kalian merasa aneh? "
Pertanyaan Hyunwoo barusan mengundang perhatian mereka untuk menatap ke arahnya.
Mereka termenung, sontak kaget begitu merasakan guncangan tanah secara tiba-tiba. Sesusah mungkin mereka menyetabilkan diri agar tidak kehilangan keseimbangan dan tercebur.
Hyunwoo yang tak dapat stabil pun kehilangan keseimbangan dan langsung tercebur ke dalam air sungai di dekatnya.
"HYUNWOO!! " Teman-teman nya hanya bisa berteriak histeris dengan menyebut namanya.
Tak hanya itu air di sungai juga tiba-tiba mengeluarkan gelembung-gelembung dengan jumlah banyak.
Mereka kembali dihadiahi oleh suara nyaring yang mengganggu serta asap hitam pekat yang mengganggu penglihatan serta pernafasan mereka.
Hari sampai terduduk lemas sambil menutup telinganya, peristiwa ini benar-benar sangat sensitif untuknya.
Semakin lama pandangan Hari, semakin memburam secara samar-samar terdengar teriakan seseorang yang memangil-manggil namanya.
Saking lemas nya, Hari sampai tidak bisa menjawab panggilan itu. Tak lama semuanya pun berubah menggelap.
~Ghost And Friend
Ugh.. , Kepalaku benar-benar pusing rasanya akibat suara nyaring yang mengganggu itu.
Rasanya berat sekali untuk membuka mata, dan aku merasakan sensasi yang berbeda disini. Sebenarnya ada dimana aku ini.
Bagaikan.. Ada suara air di sekitar ku, suara gelembung-gelembung air..?
Hari
Suara seseorang yang cukup familiar di telingaku terdengar samar-samar memanggil namaku.
Hah? Dimana? Dimana kamu?
Aku berusaha bergerak memperhatikan sekitaran ku,tidak ada siapapun disini hanya ada aku seorang.
Pandangan yang kulihat saat ini hanya sebuah tempat yang asing namun gelap.
Hari, ini aku Renattha
Hah, Renattha? Kamu dimana? Apakah kamu baik-baik saja?
Hahah, tenang saja aku ada di dekatmu
Aku sungguh terkejut aku melihat ke sampingku namun tidak ada siapa-siapa.
Tidak ada tuh, dimana kamu sebenarnya?
Saat ini kita sedang dalam kondisi tak sadarkan diri, tubuh kita sedang lemah sekarang.
Aku terdiam seraya berpikir 'apakah karena kejadian tadi ya' namun ada sesuatu yang mengganjal dan membuatku bingung.
Lalu kalau tak sadarkan diri bagaimana bisa kamu berbicara dengan ku.
Hahahah
Renattha tidak langsung menjawab ia terdiam sebentar.
Aku menggunakan sebuah sihir telepati.
Uwoo, ternyata begitu ya.
Hari
Entah kenapa tiba-tiba nada bicara Renattha berubah menjadi serius.
Aku tidak bisa berlama-lama menggunakan sihir ini, tapi.. Cepatlah bangun dan bebaskan diri dari sini sebelum semua nya terlambat.
~
Di luar sana, peperangan masih terus terjadi. Satu sama lain masih terus menyerang.
Ternyata selepas kejadian memusingkan yang membuat beberapa orang lemas, sesosok makhluk berukuran besar muncul dari dalam air.
Sesosok makhluk yang dikenal dengan buas, kuat, dan penangkal kematian bernama Hydra. Karena berkali-kali Kanglim menebas kepalanya, justru akan tumbuh kembali dengan yang baru.
Kanglim dengan nafas tersengal pun mendarat di atas tanah dengan rasa lelah yang menumpuk "Benar-benar makhluk gila"
Leon yang sedari tadi memancarkan serangan gabungan 'tombak cahaya' dan 'kilat dari langit' pun kewalahan karena pertumbuhan gila dari makhluk tersebut.
Ditambah lagi karena lengah pun Gaeun dan Sara tertangkap oleh makhluk itu, sesuatu mirip tentakel meliliti tubuh mereka yang sudah lemas untuk memberontak.
"Bagaimana ini, akan sulit untuk melawan kalau ada Gaeun dan Sara. Aku takut mereka dalam bahaya" Ucap Leon nampak mulai prustasi.
"Hah.. Tak ku sangka makhluk itu memang benar ada disini" Shinbi nampak menghela nafas.
"Makhluk berbahaya itu benar-benar gila" Tutur Geumbi geram. Mau bagaimana pun ia dan Shinbi belum bisa menyerang karena kekuatan mereka perlu waktu untuk dapat kembali digunakan.
Sebenarnya Leon sudah mencoba menggunakan kekuatan 'cahaya bulan beku' untuk mengunci pergerakan makhluk itu.
Namun yang berada di hadapannya ini termasuk penghuni yang paling kuat disini, tentakel-tentakel tipis itu berhasil membuat es pada tubuhnya hancur dan pecah.
Tak hanya itu, bahkan Sara yang sudah melancarkan serangan berturut-turut pun justru malah tertangkap karena lengah.
"Hey, makhluk! Lepaskan! Berani-beraninya menyentuh ku! Kau mau mati apa hah!! " Ancam Sara tak ada habis-habisnya memberontak.
Gaeun yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, mau bagaimana pun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Bahkan ia sudah lemas rasanya energinya terkuras oleh makhluk itu. Dan seketika ia menyadari suatu hal. Apa ini?
Berkat rasa penasaran itu pun, ia menyentuh benda kecil yang tertempel namun betapa mengejutkannya cahaya terang tiba-tiba saja muncul bersamaan dengan suara raungan kesakitan.
Tubuh Gaeun langsung terlepas dari makhluk itu dan berhasil ditangkap oleh Sara yang melesat dengan cepat sebelum jatuh ke tanah.
"Apa itu? " Tanya Doori penasaran dengan pemandangan dihadapannya. Dimana makhluk itu terus berteriak kesakitan ketika sesuatu yang bercahaya memotong beberapa kepalanya dengan cepat.
Sara pun menurunkan tubuh Gaeun secara hati-hati, sudut bibir kanan nya terangkat "dasar manusia pengganggu itu"
Mendengar hal itu, Kanglim yang peka pun menyadari suatu hal dan senyuman kecil terukir di wajahnya. Ternyata kau sudah mempersiapkan hal ini.
Jadi.. Itu memang power coin milikmu ya..
Gaeun yang baru menyadari itu pun tersenyum tenang.
Leon yang langsung menyadari kalau ini satu-satu kesempatan yang tidak akan kunjung kembali pun segera melompat dengan tinggi melakukan sebuah pernafasan.
Begitu sampai di udara, ia pun terjun masuk ke dalam air.
Sudah saatnya aku menggunakan kekuatan ini.
Kartu safir ditangan nya pun menduplikat menjadi beberapa kartu, dengan mengalirkan mana benda tersebut pun berputar mengelilingi tubuh Leon.
Semakin lama putaran itu pun semakin cepat, hingga membentuk pusaran air yang besar.
Tanpa lama Leon keluar dengan kilat sambil membawa pusaran air yang sudah bagaikan angin topan.
Bola mata Leon seketika berubah begitu ia mengaktifkan eyes ruptor . Dengan mata tersebut ia dapat melihat sebuah benda bercahaya dari dalam tubuh Hydra tersebut.
Sungguh mengesankan, ternyata benda itu ada di dalam tubuh mu. Jadi aku tak perlu segan-segan membunuhmu.
Wajah Leon semakin datar pancaran aura membunuh menyelimuti nya, tangannya yang bercahaya ia gerakkan.
Kekuatan baru bernama 'Charybdis' yang baru-baru ia kuasai tersebut berputar bagaikan gasing dan berhasil mengalahkan makhluk itu saat kekuatan dahsyat nya dapat memenggal kepala utama makhluk tersebut.
Tubuhnya tersebut langsung menghilang bagaikan abu meninggalkan sebuah benda bercahaya biru tersebut.
Leon pun seketika langsung mengambil nya dan memberikannya kepada Shinbi.
Kanglim yang dibantu oleh Doori dan Gaeun mengangkat tubuh tiga orang yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri dari dalam air.
Saat itu juga mereka kembali ke tempat semula.
Tak lama setelahnya ketiga orang tersebut terbatuk-batuk akibat air yang masuk, akhirnya mereka sadar.
Mereka yang menyaksikan ketiga temannya yang terlihat baik-baik saja itu pun tersenyum lega.
"Kerja bagus semuanya" Kalimat itu yang keluar langsung dari mulut Shinbi dan Geumbi dengan tulus. Ada rasa terimakasih yang terpancar dari kalimat tersebut.
"Crystal element jenis Aqua baru saja kita dapat, sudah tiga crystal element kita dapatkan" Ucap Shinbi memasukkan benda tersebut ke dalam sebuah kantung hitam.
Semuanya hanya tersenyum lega, karena usaha yang mereka lakukan tidak sia-sia.
"Oke, karena sudah dapat tiga dan pastinya kalian lelah sebaiknya-EH?! "
Semuanya dibuat terkejut dengan sesosok bayangan hitam yang melesat begitu cepat mengambil kantung hitam dari tangan Shinbi.
"Hei! "
Meskipun masih lemas Renattha berlari lebih dahulu mengejar sosok bayangan hitam itu, tak mau berdiam diri juga semuanya pun ikut menyusul Renattha.
Gerakan yang gesit dimiliki oleh sosok bayangan hitam itu yang dengan lincah nya melompat di atas pohon.
Dengan Renattha dan teman-temannya yang setia berlari dari bawah tanah.
Renattha gadis itu mempercepat jalannya dan tangannya pun hampir dapat meraih kaki si sosok berpakaian serba hitam itu disaat ia melompat.
Tanpa diduga selain gesit dan lincah, otak sosok itu juga tak kalah encer ,untuk melindungi diri dan terhindar dari tertangkap ia tak segan-segan melemparkan sebuah sihir angit yang begitu kuat.
Apa?! Dia punya sihir?!
Saking terkejut nya, Renattha tidak dapat menghindar dari serangan mendadak tersebut. Alhasil tubuhnya pun terbang terbawa oleh hembusan angin dan teman-temannya yang di belakangnya pun ikut terbawa.
Angin tersebut berhembus ke satu arah, suara teriakan keluar dari mulut mereka.
Cburr..
~~
"Hah..mereka benar-benar gesit sekali. Ternyata tak hanya itu mereka juga cerdik. Bahkan sampai aku pun kehilangan jejak mereka"
Wine nampak terdiam di atas dahan pohon karena kehilangan jejak dari gerombolan pakaian hitam yang mencurigakan.
Earphone yang terpasang pada telinganya pun berbunyi bagai sebuah kode untuknya.
"Kira-kira apakah Renattha sudah berhasil ditemukan? "
Topeng yang menutup ekspresi yang terpancar pada wajahnya itu semakin menambah kesan misterius nya.
Mau bagaimanapun aku percaya pada mereka. Dan saat ini aku harus kembali terlebih dahulu.
~Ghost And Friend
Bersambung...
Kenapa ya si topeng suka banget misterius gitu ya?
Siapa ya dia sebenarnya?
....
Besok!
Semoga besok bisa up part selanjutnya! Do'ain ya!
Pengen up tiap hari deh hehew~
Ingetin! Vote! Komen!
💗💗💗💗💗💗💗