2 Minggu Kemudian.
Setelah acara pertunangan itu hubungan Miranda dan Steve masih sama. Tidak ada perubahan. Justru Miranda kembali seperti Miranda 3 tahun lalu yang mendekati Steve. Bukan tanpa alasan Miranda melakukan itu karena sebentar lagi ia akan menikah dengan Steve. Miranda mulai menerima takdir nya yang harus menikah dengan Steve.
Seperti saat ini Miranda datang ke kantor Steve membawa bekal makanan. Ingatan nya terlempar ke beberapa tahun lalu saat ia masih muda membawa makanan atau hadiah untuk Steve dan sekarang ia melakukan hal yang sama dengan membawa makan siang untuk pria itu.
Miranda memang bodoh dengan segala hal tetapi untuk memasak ia ahli nya. Setelah tinggal 3 tahun di Florida ia belajar memasak dan cukup enak untuk di makan. Dirinya mengabaikan beberapa orang yang berbisik-bisik saat ia lewat. Ia tetap berjalan dengan anggun menuju lift sampai ia masuk ke dalam Lift dirins memegang besi di Lift menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Aku pasti bisa. Bisa." gumam Miranda sambil menarik nafasnya dalam-dalam.
Ting.
Miranda keluar dan sudah ada Ryan yang duduk di meja kerja nya.
"Selamat siang. Apa Steve ada di ruangan nya?" sapa Miranda ramah. Ryan mendongak dan terkejut melihat Miranda ada di sini. Ryan ingat sekali Miranda langsung masuk ke dalam ruangan bosnya tanpa mengatakan apapun.
"Bu Miranda ada di sini." Ryan menatap kaget Miranda yang heran karena reaksi Ryan yang aneh.
"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Miranda heran. Ryan ingin mengatakan sesuatu tetapi pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita cantik keluar dari ruangan Steve bersama pria itu sendiri.
Miranda mematung melihatnya apalagi saat Steve lagi-lagi memasang wajah datar nya.
"Kau, tunangan nya Steve?" tanya wanita cantik itu. Miranda mengangguk sambil melirik Steve. Hatinya mencelos karena Steve tidak meliriknya.
Memangnya apa yang Steve lakukan? Melihatnya dan tersenyum lebar? Itu hanya dalam mimpi saja!
"Aku Miranda." ucapnya.
"Aku Kathrine. Panggil saja Kath." ujar Kathrine. Miranda mengingat wajah wanita itu yang familiar. Seketika tubuhnya menegang kaku karena wanita ini adalah wanita yang keluar dari mobil Steve tempo hari.
"Kath, aku antar ke depan." ujar Steve pergi bersama Kath meninggalkan Miranda yang berdiri dengan perasaan sakit nya.
Di ruangan Steve, Miranda mengeluarkan makanan nya tanpa mengatakan apapun. Semangatnya yang menggebu-gebu seketika layu melihat Steve dengan Kath. Apalagi wanita itu sangat cantik seperti Ester membuatnya seperti kerdil.
"Cobalah, aku memasak ini." ucap Miranda mencoba tersenyum.
"Kau yakin?" tanya Steve ragu karena terakhir kali mencicipi makanan Miranda sangat tidak enak.
"Aku belajar memasak di Amerika. Cukup enak di makan." jelas Miranda lalu Steve mulai mencoba nya. Miranda menatap Steve yang sedang memakan nya berharap agar masakan nya enak.
"Bagaimana? Apa enak?" tanya nya khawatir melihat Steve yang diam saja.
"Enak." jawabnya pendek kembali memakan makanan itu.
Miranda tersenyum senang mendengarnya meski hanya 1 kata tetapi cukup mengobati hatinya yang sakit barusan karena Miranda juga sadar bahwa Steve tidak mencintainya jadi ia bersikap biasa. Miranda akan berusaha membuat Steve mencintainya.
*****
Di perjalanan menuju kantornya tiba-tiba saja ban mobil nya bocor. Miranda menghembuskan nafasnya kasar.
"Ada apa dengan hari ini?" keluhnya kesal kemudian menelpon tukang bengkel. Setelah itu Miranda mencari taksi bersamaan gerimis mulai turun. Miranda ingin masuk ke mobilnya kembali tetapi sebuah mobil mewah berhenti di depan nya.
"Perlu bantuan?" tanya orang itu membuat Miranda terkejut.
"Tidak." jawab Miranda cepat. Dirinya tidak ingin berurusan dengan pria di depan nya itu. Dia adalah Steve Javierro atau di kenal dengan Javi pria yang merusak hubungan Steve dan Ester.
"Benarkah? Aku lihat ban mobil mu kempes jadi aku menawarkan tumpangan." kata Javi.
"Aku sudah menelpon bengkel." kata Miranda masuk ke mobilnya karena hujan semakin deras. Javi tersenyum miring mendengar penolakan Miranda.
"Hujan semakin deras. Kita tidak tahu berapa lama hujan akan berhenti. Aku hanya ingin menolong mu saja. Tempat ini juga sepi. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan mu. Steve bisa gila." ujar Javi sambil tertawa. Miranda yang di dalam mobil masih mendengar ucapan Javi yang ada benarnya.
Tempat ini cukup sepi apalagi sekarang hujan deras semakin menambah kesunyian nya. Berpikir beberapa menit akhirnya Miranda memutuskan menelpon Steve. Tentu saja ia tidak akan ikut dengan Javi karena ia takut repoter melihat mereka dan menuduhnya berselingkuh dengan Javi.
Javi menunggu Miranda keluar tetapi tidak kunjung keluar dan dering ponselnya berbunyi terterta nama Steve. Seketika ia tertawa karena ternyata Miranda menelpon Steve dan pasti mengatakan bahwa dirinya ada di sini.
"Halo, sahabatku tercinta." sapa Javi santai dan terdengar geraman di telinga nya dan itu membuat nya tertawa keras.
Sangat menarik sekali.
"Pergilah Javi. Sebelum kemarahan ku meledak." desis Steve di telpon sana.
"Aku akan pergi tapi aku ingin menjelaskan bahwa aku tidak sengaja melihat tunanganmu berdiri menyedihkan di pinggir jalanan, jadi aku hanya berniat membantu nya." jelas Javi lalu sambungan terputus. Javi pun pergi meninggalkan tempat itu sebelum Steve datang.
Miranda melihat mobil Javi yang pergi menghembuskan nafasnya lega karena jujur saja ia takut berdekatan dengan Javi. Ester pernah mengatakan bahwa ia di jebak tetapi tidak menjelaskan secara rinci kenapa bisa di jebak dan Miranda takut Javi menjebaknya juga. Memikirkan itu saja sudah membuatnya takut.
"Miranda." ketukan di pintu mobil nya terdengar membuat lamunan buyar.
"Steve!" serunya senang melihat Steve sudah sampai di hadapan nya. Langsung saja ia membuka pintu nya dan Steve masuk ke dalam mobil.
"Apa yang Javi katakan kepadamu?" tanya Steve langsung menatap tajam kearah Miranda.
"Dia hanya menawarkan tumpangan. Tapi aku menolaknya dan langsung menelpon mu." jelas Miranda takut karena tatapan Steve yang sangat tajam.
"Baiklah, ayo ke mobil ku." Steve keluar dari mobil di ikuti Miranda yang merapatkan tubuhnya karena payung yang di bawa Steve cukup kecil.
Setelah itu Steve mengantar Miranda menuju rumah nya karena tak mungkin Miranda kembali ke kantor dengan keadaan seperti ini. Beberapa menit berlalu akhirnya mereka sampai dengan hujan masih cukup deras.
"Terima kasih sudah menolongku." ucap Miranda dan Steve hanya mengangguk saja. Saat akan keluar dari mobil Miranda diam sejenak lalu menoleh kearah Steve lagi.
"Hujan masih deras. Hm... Ingin masuk dulu? Aku akan buatkan teh hangat." tawar Miranda pelan. Steve seketika menoleh dan menatap dalam kearah Miranda yang tidak melihat kearahnya.
"Ada siapa di dalam?" tanya Steve.
"Hanya ada pembantu ku saja. Daddy masih di kantor." beritahu Miranda. Steve diam sejenak lalu membuka pengaman nya.
"Baiklah." kata Steve dan Miranda langsung gembira mendengarnya. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Miranda pamit untuk ke kamar nya lebih dulu dan Steve menunggu di ruang tamu sambil melihat-lihat rumah Miranda.
Di kamar Miranda mencoba menahan detak jantungnya karena Steve terlihat tampan dan seksi sekali dengan pakaian yanh sedikit basah. Miranda tidak pernah melihat Steve seperti itu jadi sekarang dirinya merasa berdebar dan salah tingkah.
"Tenanglah Miranda. Tenang. Jangan memperlihatkan nya kepada Steve. Jangan." gumam Miranda terus menerus sampai akhirnya Miranda selesai berganti baju. Setelah itu Miranda menuju ruang tamu dan melihat Steve yang berdiri membelakangi nya.
"Steve." panggilnya tersenyum tapi saat Steve menoleh kearahnya ia malah melihat rahang Steve mengeras.
Kenapa dia?
"Steve? Ada ap...."" ucapan nya terhenti karena Steve malah memojokkan nya di dinging.
"Aw! Sakit!" pekik Miranda kesakitan.
"Apa ini Miranda? Kenapa ada photo mu bersama pria asing di sini!" Steve memperlihatkan gambar di ponsel nya yang berisi Miranda bersama seorang pria.
Miranda yang melihatnya terbelakak karena ia dan Aron tidak pernah pergi bersama apalagi berphoto bersama.
"Jelaskan Miranda!" desis nya dengan rahang mengeras nya membuat Miranda ketakutan.
"Itu.... Aku..." Miranda sudah ketakutan sekali melihat wajah mengerikan Steve. Seumur hidupnya ia tidak pernah melihat Steve semurka ini.
"Kau mengkhianati ku Miranda! Kau mengkhianati ku!" bentak Steve keras menghempaskan tubuh Miranda ke sofa.
"Berani nya kau!" Steve meninju dingin sampai darah segera mengucur deras di tangan nya. Miranda langsung menangis keras melihat itu semua.
"Tidak! Aku tidak pernah mengkhianati mu Steve!" seru Miranda dengan lelehan air mata nya.
"Omong kosong! Ku pastikan dia mati di tangan ku hari ini."
*****
Selamat malam.
Siapa yang nunggu Miranda?
Miranda udah mulai mau ambil hati Steve apakah bisa?
Kathrine apakah jadi saingan Miranda?
Sifat Steve itu gimana ya? Ada yang udah tebak?
Javi juga kenapa dia?
Wow siapa yang kirim photo itu ampe Steve marah banget. 🤔🤔
Aron harus hati hati kaya nya nih karena bakal di kejar kemanapun perginya sama Steve. 🤣😂
Ikh serem ya wkwkwk 😂😂
Ngak banyak ngomong tapi sekalinya ngamuk aduhh serem 🤣🤣
Jangan lupa vote komen follow dan tinggalkan jejak kalian agar semakin semangat up nya.
29.05.2022.
19.38wib