Menikah Dengan Idola

By Mysweet_strawberry

2.5K 190 220

Jessica Evelyna William seorang masternim fansite Jonathan Kim yang kerjaannya cuma cari-cari berita tentang... More

Chapter 1 : Honey J
Chapter 2 : Jodohku kamu?
Chapter 3 : Dating with Jonathan Kim Part 1
Chapter 4 : Dating with Jonathan Kim Part 2 ( Lamaran Terbaik )
Chapter 5 : Bertemu Orang Menyebalkan
Chapter 6 : I wanna kiss you. Can i?
Chapter 7 : Sisi lain Kim
Chapter 8 : Gosip Baru di Kantor
Chapter 9 : Menginap?
Chapter 10 : Terjebak di antara dua Kim
Chapter 11 : Cemburu
Chapter 12 : Baikan?
Chapter 13 : Kejutan setelah konser
Chapter 14 : Kejutan Pt.2
Chapter 15 : Menenangkan diri
Chapter 16 : Kembali
Chapter 17 : Perjodohan Ulang?
Chapter 18 : Hampir Saja 😁
Chapter 19 : Kalau Kamu Membuatnya Sedih, Biar Aku yang akan Membahagiakannya..
Chapter 20 : Jika Aku Hanya Membuatnya Sakit, Lebih Baik Aku yang Pergi
Chapter 21 : Apakah ini Keputusan Terbaik?
Chapter 22 : Memang Sudah Berakhir
Chapter 23 : Mencoba Menerima Takdir yang Baru
Chapter 24 : Maafkan aku
Chapter 25 : Aku Rasa Aku Sudah Gila
Chapter 26 : Aku Ingin Menjelaskannya
Chapter 28 : Berita Viral Lagi
Chapter 29 : Satu Masalah Selesai Datang Masalah Lain
Chapter 30 : Masalahnya Semakin Complicated
Chapter 31 : Konferensi Pers
Chapter 32 ( End Chapter ) : Happy Ending for Us

Chapter 27 : Sudah Seharusnya Seperti ini

39 4 10
By Mysweet_strawberry

Aidan melajukan mobilnya tanpa berkata apapun. Entah dia akan membawaku kemana, aku akan menurut saja.

Sepertinya aku mengenali jalan yang saat ini kulalui. Ini seperti jalan ke arah apartemen Kim. Aku menoleh cepat padanya. Aku yang awalnya hanya ingin diam pun akhirnya memberanikan diri bertanya.

" Kita mau ke apartemen loe?"

Aidan diam saja dan itu membuatku jadi merasa takut.

" Gue minta maaf Aidan."

Aku menoleh padanya dan ku lihat sudut matanya berair. Aku spontan mengulurkan tangan ingin menghapus air matanya tapi Aidan langsung menepis tanganku kasar.

Aku tidak marah justru merasa sangat bersalah padanya.

" Maaf gue ngelanggar janji gue sama loe Aidan."

" Loe bisa diem engga?" Ucapnya bernada sangat dingin. Jika ada kata lebih dari sangat maka aku akan menggunakannya karena Aidan lebih dingin dari kata sangat dingin.

Tegurannya sukses membuatku diam dan tidak berani bicara lagi. Sejujurnya aku jadi tidak nyaman berada di sebelah Aidan yang sedang marah tapi kemarahannya ini bukankah atas kelakuanku? Jadi sebaiknya aku diam dan menurutinya saja.

Aku dan Aidan sampai di apartemen. Kupikir Aidan akan membawaku ke apartemen Kim, ternyata dia menekan nomor lantai dimana apartemennya berada.

Di bukanya pintu apartemen dan kami masuk ke dalam.

Begitu sampai di dalam Aidan langsung menelpon seseorang.

" Gue udah sampai."

Entah dengan siapa dia bicara, aku tidak berani menanyakannya.

Aidan mendekatiku kemudian melepas coatnya. Semakin mendekat hingga aku mundur ke belakang. Aku menjadi takut saat kulihat pandangan Aidan berubah aneh padaku.

" Loe mau ngapain Aidan?"

" Gue mau lakuin hal yang loe lakuin sama hyung semalem."

" Mmm..mak..maksud loe apa?"

" Loe engga usah berlagak engga tahu Jess." Ujarnya semakin mendekatiku.

Aku terduduk di sofa dan Aidan masih mendorongku hingga posisiku menjadi tiduran. Aidan merangkak ke atas tubuhku.

" Jangan Aidan."

" Kenapa jangan?"

Tangan Aidan memegang kancing kemejaku dan membukanya satu. Aku menahan tangan Aidan dan menggelengkan kepala.

"Kenapa sayang? Gue harusnya lebih berhak melakukannya ketimbang hyung. Gue calon suami loe, gue ingetin kalau loe emang lupa."

Aku semakin ketakutan.

" Hajima, Aidan. Jebal."

Aidan membuka kancing kemejaku yang ke dua hingga bra ku terlihat dan Aidan mengamati dadaku dengan seksama.

" Kalian pasti sangat menikmatinya kan? Lihat! Bekas kecupannya banyak sekali di sini."

Aidan menyentuh dadaku yang masih terbalut bra dengan jari telunjuknya.

Aku pun akhirnya menangis.

" Jangan Aidan." Aku memohon dengan lemah untuk yang terakhir kalinya.

" Kenapa loe bilang jangan sama gue yang calon suami loe tapi loe dengan rela memberikannya sama hyung, Jess?"

Dia membuka satu lagi kancing bajuku. Kulihat matanya memerah dan berair. Kemudian saat dia akan membuka kancing kemejaku yang terakhir dia melepaskanku dan menutup lagi kemejaku tanpa mengancingnya.

" Pakai lagi baju loe sebelum hyung dateng." Ucapnya memalingkan wajah dariku.

Aku langsung bergegas mengancingkan lagi kemejaku.

Setelah selesai aku bergeser duduk menjauh dari Aidan. Jujur saja aku shock dengan perlakuannya kepadaku, tapi aku tidak bisa menyalahkannya. Terlebih ku lihat sekilas ada air mata di pipinya yang langsung di sekanya dengan kasar.

" Maaf atas perlakuan gue tadi."

Aku tidak menjawabnya. Aku mungkin belum bisa menerima tapi aku bisa memaklumi kenapa Aidan berlaku seperti itu kepadaku.

Aidan menunduk dan kulihat air matanya jatuh ke lantai. Aku mencoba menyentuh bahunya.

" Aidan?" Panggilku.

" Gue udah bilang sebelumnya Jess, kalau loe emang engga bisa nerima gue di hati loe, jangan berjanji dan nyuruh gue untuk bertahan."

Ku dengar pintu apartemen terbuka. Aku dan Aidan bersamaan menoleh ke arah pintu. Ku lihat Kim datang. Aku tidak terlalu terkejut karena Aidan tadi sudah memberitahuku sebelum aku merapikan baju.

" Aidan? Jess?" Ucap Kim bingung. Matanya bertanya padaku apa yang terjadi.

" Aidan? Kenapa loe minta gue ke sini? Kenapa ada Jessi juga?"

Aidan menatap marah pada Kim dan itu membuatku takut.

" Seharusnya loe engga perlu pura-pura bego gitu hyung." Ucap Aidan yang masih membuat Kim bingung.

Aidan makin dalam menatap Kim. Pandangannya dingin sekali.

" Seharusnya loe punya sedikit aja rasa engga enak sama gue." Sambung Aidan.

Kim sepertinya mengerti saat aku menganggukkan kepala mengisyaratkan bahwa Aidan sudah mengetahuinya.

" Aidan? gue..."

" Loe pengen bales perlakuan gue sama loe dulu? Loe pengen gue ngerasain apa yang loe rasain dulu?"

" Aidan..."

" TAPI LOE HARUSNYA ENGGA NIDURIN CALON ISTRI GUE HYUNG."

Aidan meneriaki Kim dan aku terkejut dengan teriakannya. Aku merasa dejavu dengan pertengkaran mereka. Aku merasa aku lagi yang menjadi penyebab pertengkaran mereka. Ya memang akulah penyebabnya.

Aku berlutut kembali di kaki Aidan.

" Ini salah gue Aidan. Please kalian jangan..."

" UDAH GUE BILANG LOE JANGAN BERLUTUT JESSICA." Aidan meneriakiku.

" BANGUN!"

Kim mendekatiku dan membantuku berdiri, dia menarikku agar aku berdiri di sebelahnya.

" Loe jangan teriakin Jessica, Aidan." Kim membelaku.

Aidan menangis. Ya kali ini benar-benar menangis di depanku dan Kim.

" Apa kalian engga bisa nunggu sebentar aja?" Suara Aidan mulai bergetar.

Aku dan Kim saling berpandangan karena bingung dengan pertanyaan dan suara bergetarnya Aidan.

" Apa kalian engga bisa kasih waktu buat gue ngerasa bahagia dulu?" Sambung Aidan dengan berusaha menahan air matanya agar berhenti.

Aku dan Kim masih diam menelaah maksud dari perkataan Aidan. Hatiku mulai tersayat sejak melihat Aidan menangis dan kini dia menahannya agar berhenti.

" Apa kalian engga bisa kasih waktu buat gue mempersiapkan diri?"

" Gue udah berniat mempersatukan kalian lagi, tapi.... Tapi saat di hadapkan dengan kenyataan yang secepat ini, ternyata gue... gue belum siap hyung." Tangisnya kembali pecah. Aku baru kali ini melihat seorang pria menangis sampai sulit sekali untuk berbicara. Aidan pasti menahan sesak di dadanya.

Kim menatap Aidan dengan wajah penuh penyesalan.

" Maafin gue Aidan. Gue emang bukan hyung yang baik. Maafin gue karena mempermainkan hati loe."

" Cukup hyung." Aidan menatap Kim dan aku bergantian. Dia menarik senyum getir.

" Gue... Gue relain Jessica kembali sama loe. Silakan kalian bersama lagi, gue.. merestui kalian."

Aidan menenggelamkan pandangannya ke lantai. Air matanya menetes beberapa. Aku merasa terenyuh dan juga sangat bersalah. Bukannya aku tidak bersyukur dengan keputusan Aidan, tapi jujur saja hatiku sakit melihat dia seperti itu demi aku dan Kim.

" Dan sekarang tolong kalian tinggalin gue sendiri." Aidan memalingkan wajah kemudian berdiri dan perlahan meninggalkan kami.

" Aidan?" Panggilku iba.

Aku ingin sekali menenangkannya tapi Kim sudah menarikku untuk pergi.

" Gomawo Aidan." Ucap Kim padanya sebelum akhirnya kita pergi meninggalkan apartemen Aidan.

Aku tidak tahu bahwa perasaan bersalah ini ternyata sangat dalam. Sakit, bahkan aku seperti bisa merasakan rasa sakit Aidan. Maafkan aku Aidan. Aku sungguh nyaman denganmu tapi aku ternyata tidak bisa mencintaimu, sekuat apapun aku mencobanya.

***

Isi Hati Aidan,,,,

Akhirnya aku bisa melepaskan Jessica kembali pada hyung. Sakit memang tapi aku sudah memutuskannya sejak melihat Jessica berteriak histeris di pantai setelah bertemu lagi dengan hyung.

Sejak kejadian itu aku jadi mengerti bahwa aku tidak seberapa berartinya di hati Jessica. Meskipun dia berjanji akan lebih menjaga perasaanku dan berjanji juga untuk berusaha membuka hatinya untukku tapi bukankah kalimat " akan lebih menjaga perasaanku" berarti dia memang tidak berniat untuk mencintaiku. Meski dia juga berjanji akan berusaha untuk membuka hatinya tapi kenyataannya berkali-kali dia berjanji tetap saja hanya hyung yang ada di pikirannya. Dia tidak berusaha membuang hyung dari hatinya. Bukankah pepatah mengatakan jangan mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya? Pasti sakit. Tapi saat itu aku memaksakan diri untuk menghadapi sakitnya. Ternyata setelah ku jalani sakitnya bahkan melebihi patah hatiku saat putus cinta dalam seumur hidupku. Jika saat itu aku hanya galau maka perasaanku untuknya adalah teriris. Pedih bukan?

Dan saat ini, di sini, di apartemenku aku melepas semua kebodohanku yang memaksakan diri berada di samping Jessica. Ya, aku sudah melepaskannya kembali untuk hyung. Bukankah lebih baik satu orang yang terluka dibanding dua?

Memang sudah seharusnya seperti ini. Akulah yang masuk di antara cinta mereka. Akulah orang ketiganya. Maka harusnya aku sadar diri, dan akulah yang memang seharusnya mundur.

Andai aku yang lebih dulu di jodohkan dengan Jessica, atau andai akulah yang lebih dulu mengenalnya saat masih kecil mungkin kisah cintaku sekarang tidak akan setragis ini.

Ah bukan. Andai saja aku waktu itu memutuskan untuk tidak membantu hyung mengantar Jessica pulang dari Villa, mungkin aku tidak akan terlibat cinta dengan dia.

Atau mungkin, andai saja waktu itu aku menghentikan perasaanku, tidak berkata jujur pada hyung dan bisa menahan diri untuk tidak menciumnya, mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Atau juga, andai saja aku kekeuh dengan keputusanku menolak perjodohan dengan Jessica meski dia yang meminta, mungkin perasaanku tidak akan sesakit ini sekarang.

Tapi nyatanya tidak ada andai saja. Aku tidak bisa merubah apapun yang sudah terjadi meski aku sangat ingin. Tidak ada yang bisa kembali kepada masa lalu, makanya ada pepatah mengatakan pikirlah dulu sebelum bertindak agar kamu tidak menyesal.

Dan inilah aku sekarang yang berdiri di kamar apartemenku melihat pemandangan kota dengan hati yang di liputi penyesalan. Menyesal dengan segala keputusanku masuk di antara kisah cinta hyung dan calon kakak iparku. Tapi.... Aku lega karena penyesalan itu sudah bisa kulepaskan.  Dan semoga keputusanku merelakan mereka kembali bersama bisa memberikan ketenangan untuk hidupku.

___ to be continue ___









Masalah dengan Aidan selesai, tapi bagaimana dengan Papa dan Appa?
Akankah mereka merestui hubungan Kim dan Jessi seperti halnya Aidan? Atau justru mereka menolak dengan keras kembalinya hubungan mereka?

Kamus :

* hajima : Jangan
* jebal : tolong

Continue Reading

You'll Also Like

17.3K 800 20
Ketika Dila putus asa dan tak memiliki solusi dalam masalahnya. Tiba-tiba datang seorang yang tak diduga dan menjadi penolongnya. Namun, ada harga ya...
559K 3.9K 3
Bagaimana bisa seorang fans bisa menjalin hubungan dengan sang idola Derana Katya Nazzela atau biasa dipanggil Dera sangat mengidolakan Areska Arkat...
3.9K 200 25
Perjalanan kisah seorang siswi cantikyang diperistri oleh seorang guru di SMA 45 Nusa Bangsa,, Bukan karena perasaan cinta tapi karna perjodohan, ka...
938K 68.5K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...