Stalker

By penasamma

43.1K 4.5K 769

Kejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tida... More

Prolog
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
The 100
8.
9.
10.
apes
11.
12.
13.
gw tuh bingung
14.
15.
16.
17.
Attention please
18.
19.
😎
22.
20.
21.
23.
tatto
24.
Imun
25.
update
tebak
26.
27.
28.
Pov. Orang itu
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
😁
39.
41.
42.
43.
(a)
44.

40.

542 68 15
By penasamma

Bersamaan dengan kicauan burung di luar, terdengar dering handphone membangunkan salah satu penghuni kamar yang masih berada dibalik selimut dengan tangan memeluk seseorang yang masih betah dalam mimpinya, tak terganggu dengan bisingnya dering handphone yang kini meminta perhatian dari seseorang yang saat ini tengah menjulurkan tangannya, mengambil handphone yang berada diatas meja.

Tiffany mengucek matanya sebelum mengangkat yang rupanya video call dari Dhea.  Ia juga tak lupa membenarkan letak selimutnya pada tubuh telanjangnya sebelum mengangkat panggilan.

“ hai Dhe..”  sapanya pada Dhea yang terlihat antusias sambil melambaikan tangan kepadanya tetapi rasa antusias itu berganti menjadi rasa kaget melihat penampilan Tiffany dan juga melihat orang lain yang sedang tidur disampingnya dengan keadaan yang sama-sama tidak mengenakan apapun dibalik selimut.  Dan Dhea sangat mengenal sosok itu.

“ apa itu kak Andrea?? “ Dhea tidak menyangka akan mendapatkan pemandangan yang tidak terduga setelah ia sampai di negeri orang.

Niatnya hanya ingin memberikan kabar kepada kakaknya kalau ia telah sampai dengan selamat namun berulang kali telah menghubungi, kakaknya tak juga kunjung dapat ia hubungi karena itu ia sengaja menghubungi Tiffany, siapa tahu Tiffany mengetahui keberadaan kakaknya.

Dan disinilah ia berada, mendapati kakaknya berada disamping Tiffany dalam keadaan sama-sama tidak mengenakan pakaian apapun.

oh my god. “  hanya itu yang bisa Dhea ucapkan melihat pemandangan dari layar handphonenya.

Tiffany hanya bisa nyengir, tidak bisa mengelak apalagi menyangkal karena tidak menyangka kalau Dhea akan meneleponnya pagi-pagi seperti ini.  Ia tidak sempat untuk bersiap-siap.

Jangankan bersiap-siap, sekedar untuk bangun dari ranjangnya dengan Andrea yang berada disampingnya dengan memeluk tubuhnya, sangat sulit untuk ditolak.

“ gimana keadaan disana? “  alih-alih menanggapi atau memberi penjelasan, lebih baik menanyakan kondisi Dhea.

“ disini baik-baik aja dan aku juga baru banget sampe.  Tempat yang kakak udah siapin, bagus banget dan nyaman banget. “  Dhea mengarahkan handphonenya ke seluruh penjuru kamar agar Tiffany bisa melihat kamar yang akan ia tempati selama disana dan ia juga berterima kasih pada kakaknya yang sudah menyiapkan tempat tinggal untuknya.

Dhea masih berpikir bagaimana kakaknya bisa menyiapkan tempat tinggal untuknya dalam waktu singkat.

“ baguslah kalau kamu suka.  Kamu udah makan? “

“ udah kok, kakak tenang aja.  Hmm... “  Dhea menjeda ucapannya dan Tiffany bisa melihat seringai nakal diwajah Dhea.  “ kalian abis berapa ronde sih?”  tanya Dhea dengan jahil.

Bagaimana Dhea tidak bisa jahil kalau penampilan Tiffany saat ini mengundang rasa penasarannya.  Rambut yang rapi tapi masih terlihat sedikit berantakan dan jangan lupakan beberapa tanda hickey dileher dan juga pundak Tiffany.  Belum lagi tubuh yang hanya diselimuti sampai pundak.  Semua orang pasti akan berpikiran yang sama seperti Dhea bila melihat Tiffany sekarang.

“ udah deh, kamu jangan jahil gitu. “  Tiffany tidak menjawab pertanyaan dari Dhea karena sebenarnya ia baru bisa tertidur, atau lebih tepatnya – mereka baru tertidur jam 3 dini hari.

Bisa dibayangkan bagaimana mereka menghabiskan malam yang sangat panjang.  Belum lagi dengan Andrea yang selalu menggodanya, sentuhan Andrea pada tubuhnya yang selalu membuatnya terbuai dan membuatnya selalu mendamba akan sentuhannya.

Ditengah mengingat kejadian semalam, Tiffany tidak sadar kalau Dhea tengah memperhatikannya dan berasumsi kalau mereka telah melewatkan malam yang sangat indah, membuat jiwa jahilnya keluar begitu saja.

“ aku bisa tebak kalau kalian abis ngelakuin beberapa ronde.  Meli.... “ dan panggilan video Dhea dimatikan begitu saja oleh Tiffany yang sudah tidak bisa menahan rasa malunya lagi.  Dia tidak perduli bila Dhea berpikir yang macam-macam tentang dirinya.

Tiffany kembali mengarahkan pandangannya pada orang yang masih pulas disampingnya.  Ia mengamati bagaimana lelapnya Andrea tertidur, begitu damai dan tenang.  Tiffany merapikan rambut Andrea kebelakang telinga karena sedikit mengganggu pemandangan indahnya.

Dikecupnya wajah Andrea secara perlahan, tidak ingin mengganggu waktu tidur kekasihnya itu karena dia tahu bagaimana sibuknya Andrea.  Perlahan Tiffany melepaskan pelukan Andrea ditubuhnya dan setelah berhasil, Tiffany menyelimuti tubuhnya yang telanjang lalu berjalan menuju kamar mandi sambil tertatih.

Bagaimana Tiffany tidak tertatih kalau semalam merupakan pengalaman pertamanya dan ia bahagia kalau orang pertama yang menyentuhnya adalah Andrea, orang yang selalu ia rindu dan inginkan.

Begitu sampai di kamar mandi, Tiffany memperhatikan tubuh telanjangnya yang begitu banyak tanda cinta yang Andrea buat ditubuhnya itu.  Dan sampai sekarang Tiffany masih merinding mengingat kegiatan semalam yang ia lakukan bersama Andrea.

Tidak ingin membuatnya menginginkan sentuhan Andrea lagi, Tiffany menggelengkan kepalanya lalu lanjut membersihkan tubuhnya karena ia ingin membuatkan Andrea sarapan.  Selesai dengan acara rutin paginya dan selesai memakai kemeja Andrea yang sedikit kelonggaran ditubuhnya, Tiffany melangkahkan kakinya menuju dapur dan melihat beberapa pelayan dan juga Hans disana.

“ selamat pagi nona.”  Sapa Hans sopan dan juga pelayan lainnya begitu Tiffany sampai di dapur.

“ pagi.”  Balas Tiffany ramah.  “ kalian istirahat aja sana.  Saya yang akan membuatkan sarapan buat Andrea.”  Tiffany mengutarakan maksud kedatangannya disana.

Satu-persatu kecuali Hans pergi meninggalkan Tiffany setelah sebelumnya membungkuk sopan ke arah Tiffany yang sedang bersiul sambil menyiapkan bahan-bahan yang akan ia buat dengan dibantu Hans disampingnya.

“ sepertinya nona bahagia sekali.”  Ungkap Hans yang sedang mencuci sayuran dan meletakkannya diatas wadah.  Ia turut senang melihat Tiffany yang seperti itu.

“ benarkah?”  yang diangguki oleh Hans.  “ apa yang aku tunggu-tunggu akhinya tersampaikan juga.”

Dan Hans mengerti apa yang dimaksud oleh Tiffany.  Pernah merasakan jiwa muda pada masanya, Hans tahu bagaimana bahagianya nona muda yang berada disampingnya itu.

“ saya turut senang mendengarnya.”  kata Hans.

“ terima kasih.”  Senyum tulus menghiasi wajah Tiffany.

Keduanya kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing dan tidak lama kemudian Hans pamit meninggalkan Tiffany setelah selesai membantu Tiffany pada bagiannya.

Suasana dapur saat ini hanya dipenuhi dengan dendangan suara Tiffanya dan juga suara peralatan masak.  Saat sedang asyik-asyiknya memasak, Tiffany dikejutkan dengan sebuah tangan yang memeluknya dari belakang dan seketika tersenyum saat tahu siapa orangnya.

“ kok udah bangun?”  Tiffany mengelus tangan yang sedang melingkar dipinggangnya.

“ abisan kamu enggak ada disamping aku.”  Cemberut Andrea seraya mencium bahu Tiffany.

Andrea mengeratkan pelukannya pada tubuh Tiffany, membuat kekasihnya itu harus mengecilkan kompor gasnya lalu berbalik menghadap ke Andrea.

“ apa ini?”  Tiffany dibuat terheran saat Andrea memberikan kotak kepadanya dan membuka kotak tersebut saat Andrea menyuruhnya.

Tidak mempunyai clue apapun apa yang diberikan Andrea kepadanya, Tiffany dengan sabar membuka kotak itu yang rupanya terdapat kamera didalamnya.

Kamera keluaran terbaru dengan beberapa fitur yang membuat kamera itu semakin kelihatan mewah.

“ kamera buat apa?”  Tiffany masih tidak mengerti mengapa kekasihnya itu memberikannya kamera mahal untuknya.

" pengganti kamera kamu yang kemarin rusak jadi kamu bisa pake itu buat lanjutin hobi kamu.”  Andrea memang langsung menyuruh Naya untuk mencarikan kamera saat melihat kamera Tiffany rusak saat mereka berada di Taman.

“ seharusnya kamu enggak usah beli tapi makasih ya buat hadiahnya.  Aku suka banget.”

Dikecupnya kedua mata Andrea dengan lembut yang membuat senyum merekah terukir dibibir kekasihnya itu kemudian mencium bibir, yang berubah menjadi lumatan yang dibalas Andrea dengan penuh perasaan.

Andrea mengangkat tubuh Tiffany ke atas meja dapur dengan bibir yang masih saling bertaut.  Tidak memperdulikan kemungkinan kalau ada yang masuk ke dapur dan menyaksikan mereka yang tengah making out.

Tiffany meremas lembut rambut Andrea, sebagai pelampiasan atas hasratnya.  Setelah dirasa pasokan udara menipis, keduanya melepaskan pagutan dibibir masing-masing.

i love you.”  Satu kecupan kecil Andrea berikan sebelum melepaskan pelukan dan membiarkan kekasihnya itu melanjutkan kegiatan yang sudah ia ganggu.

love you too.”  Tiffany sungguh sangat bahagia mendengar kata yang terucap dari bibir Andrea.  Ia masih tidak menyangka kalau saat-saat yang ia nantikan seperti ini akan hadir juga dalam hidupnya.

btw... tadi Dhea video call loh tapi kamu masih tidur tadi.”  Sembari melanjutkan pekerjaannya, Tiffany memberitahu perihal Dhea yang menghubungi mereka.

" oh ya?  Terus dia ngomong apa lagi.”

“ dia ngasih tau kalau dia udah sampai dengan selamat.”  Tiffany menghentikan sebentar kegiatannya lalu beralih menatap ke Andrea.  “ aku enggak tau kalau dia bakal video call jadi dia tau kalau kita...”

Andrea tahu apa yang Tiffany maksudkan kepadanya.  “ ya udah mau gimana lagi.”  Andrea mengendikkan bahunya.

“ cepat atau lambat dia pasti bakalan tau kok.  Lagipula dia enggak bakal masalah, malahan senang kalau aku udah sama kamu.”

Tiffany menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Andrea.

“ terus kamu sekarang lagi mau bikin apa yank?”  tanya Andrea begitu sudah duduk dan melihat Tiffany yang sedang memasak dihadapannya.

Tanpa terasa perutnya keroncongan dan didengar oleh Tiffany yang kini melanjutkan acara memasaknya, tidak ingin membuat Andrea kelaparan.

“ makanan kesukaan kamu.  Ayam goreng, sayur sop dan sambal.”

Andrea pecinta sambal jadi harus ada sambal disetiap makanan yang akan ia makan.  Rasanya seperti ada yang kurang kalau tidak ada sambal.

Sewaktu Neneknya masih hidup, ia selalu dibuatkan sambal.  Walau masakan yang lain hanya makanan seadanya tetapi semua Andrea makan dengan lahap apalagi itu buatan dari Nenek tercintanya.

“ jadi enggak sabar aku.”  Andrea mengelus perutnya yang mulai terdengar dengan cacing-cacing yang sedang berdemo.

Tiffany tersenyum menanggapi ucapan Andrea dan sedikit mempercepat kegiatan memasaknya karena rupanya ia juga lapar.  Setelah menunggu dengan sabar, akhirnya makanan sudah jadi dan telah siap disajikan.

Dengan sigap Andrea membantu Tiffany yang sedikit kesusahan membawa semua makanan ke atas meja.  Tanpa membuang waktu lagi kini keduanya menyantap makanan dengan begitu lahap.  Khususnya Andrea yang makan seperti tiada hari esok.

“ pelan-pelan yank.  Kamu nanti bisa kesedak.”  Tiffany menyodorkan gelas pada kekasihnya.

“ kayak dikejar-kejar setan aja kamu yank makannya.”  Tiffany hanya bisa menggelengkan kepalanya.  Dibersihkannya bibir Andrea yang terlihat belepotan.

Andrea hanya bisa cengengesan lalu meminum air sebelum ia benar-benar tersedak karena tenggorokannya terasa sangat kering.

“ jangan salahin aku.  Masakan kamu enak banget.”  Kini cacing diperutnya sudah tidak berdemo lagi, ucapkan terima kasih pada Tiffany yang sudah memberikannya makanan yang lezat.

“ makasih ya yank buat makanannya.”  Dikecupnya pipi Tiffany kemudian membawa piring kotor ke dalam wastafel.

“ taruh aja yank disana, nanti aku yang cuci.”  Cegah Tiffany namun rupanya Andrea sudah kekeuh jadi ia hanya bisa membiarkan Andrea mencuci piring sedangkan ia sendiri kembali ke kamar dan mengganti bajunya.  Tidak mungkinkan kalau ia hanya menggunakan kemeja Andrea seharian.

♣️♣️♣️♣♣


Boleh doanya ya abis ditabrak 😭

hati-hati buat kalian.


Continue Reading

You'll Also Like

60.4K 1K 7
Plagiator minggir!!! Jangan lupa follow, vote dan komen ya❤️ Perbedaan usia yang cukup jauh membuat rumah tangga mereka tidak sinkron. Kalo saja Maur...
15.7K 2.3K 26
Menceritakan tentang Dahyun yang mulai tertarik dengan seseorang yang baru saja ia temukan. Lantunan piano memulai kisah mereka, akankah berakhir den...
147K 14K 31
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
1M 88.3K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...