"Kak, aku pergi sebentar!"
"Hei! Mau kemana?!"
"Jalan-jalan doang"
"Jangan jauh-jauh nanti papa nyariin"
"Iya!"
Eric lalu pergi keluar kamar Mark meninggalkan kedua kakaknya yang sibuk dengan handphone dan buku.
Karena kesibukan keduanya lah yang membuat Eric memutuskan untuk keluar kamar Mark untuk jalan-jalan sekitar rumah sakit, bosan dia tuh di kamar Mark terus mana kedua kakaknya lagi fokus pada kegiatan mereka sendiri.
"Jen, itu Eric di biarin sendiri keluar?" Tanya Mark tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku.
"Biarin aja kak, toh ada Youngjae disisi nya kan?"
Mark hanya mengangguk dan kembali fokus pada bacaan begitu juga dengan Jeno tapi ada sesuatu yang membuat Jeno mengalihkan kegiatan dari fokus dengan handphone nya kini beralih menatap Mark.
Jeno terus memperhatikan Mark hingga dia sadar jika kini Mark tengah membaca buku.
"Kak! Kok kakak baca buku sih?! Kan kata dokter kakak belum boleh baca buku" Ucap Jeno tiba-tiba.
"Kenapa sih? Orang kakak baik-baik aja kok"
Jeno lantas bangkit dari duduk nya lalu menghampiri Mark, dia mengambil buku milik Mark membuat sang kakak menatap Jeno marah.
"Apaan sih, Jen?!"
"Gak ada baca buku! Kakak itu harus dengerin kata dokter"
"Gak usah lebay deh, Jen! Kakak baik-baik aja, kemari kan buku nya!"
"Enggak! Buku ini bakal aku sita"
"Jeno! Kembali kan buku nya"
"Aku bilang engga ya engga! Huh, kakak nyebelin banget sih"
"Kamu tuh yang nyebelin bukan kakak"
Jeno hanya acuh dan pergi kembali duduk dengan buku Mark yang dia bawa, dia kembali membuka handphone nya membiarkan Mark yang menatap nya penuh rasa kesal.
Jeno tak perduli yang penting melaksanakan perintah dokter, toh dia melakukan ini juga demi kebaikan Mark kan? Jadi dia tidak salah yang salah itu Mark karena tidak mau mendengarkan perintah dokter, Jeno anak baik dan selalu mendengarkan orang lain tidak seperti Mark.
Mari kita biarkan dua bersaudara itu perang Dingin dan ayo kita lihat apa yang sedang si bungsu Jung lakukan saat ini.
Jika Mark dan Jeno melakukan perang Dingin maka kini yang di lakukan Eric adalah jalan-jalan.
Kini Eric sedang ada di taman rumah sakit, dia memilih untuk kemari karena Eric ingin melihat anak-anak yang di rawat di rumah sakit ini bermain bersama.
Eric tersenyum melihat anak-anak yang di rawat di rumah sakit ini sedang bermain bersama keluarga atau teman mereka, Eric lantas duduk di salah satu bangku untuk melihat mereka bermain karena bagi Eric melihat anak-anak yang tertawa bahagia membuat nya ikut bahagia.
"Ah, mereka benar-benar menggemaskan" Monolog Eric sendiri.
"Kkkkk, anak-anak memang selalu menggemaskan bukan?" Timpal seseorang membuat Eric kaget.
Eric memandang seorang gadis yang mengagetkan nya tadi, gadis tersebut menggunakan pakaian rumah sakit dengan tongkat infus yang ada di pegang nya. Mungkin dia juga salah satu pasien di rumah sakit ini, pikir nya.
"Kau... Siapa?" Tanya Eric.
"Maaf jika aku mengagetkan mu, aku tidak sengaja" Ucap nya sesal.
"Tidak apa, duduk lah" Ujar Eric.
Gadis tersebut tersenyum manis lalu duduk tepat di sebelah Eric, kini keduanya hanya diam memandang ke arah anak-anak yang tengah bermain hingga gadis tersebut memulai pembicaraan.
"Hai, nama ku Yuna. Siapa nama mu?" Tanya Yuna, gadis yang mengagetkan Eric tadi.
"Nama ku Youngjae" Jawab Eric, dia tidak bisa memberi tau nama panggilan nya pada orang asing makanya dia memberi nama Korea nya pada Yuna.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yuna lagi.
"Tidak ada hanya jalan-jalan saja" Jawab Eric membuat Yuna mengangguk paham.
"Apa kau dirawat disini?" Tanya Yuna.
"Tidak maksud nya bukan aku yang di rawat disini tapi kakak ku, dia lah yang di rawat disini" Jawab Eric seadanya, dia merasa jika Yuna begitu cerewet dan merepotkan dia juga ingin tau segala nya membuat Eric sedikit kesal atau lebih tepatnya Youngjae lah yang kesal bukan Eric.
Yuna hanya mengangguk, dia memilih diam dan kembali memandang ke arah anak-anak. Yuna sadar jika Eric sedikit merasa terganggu karena dirinya yang cerewet, yah dia memang seperti itu dan dia harap Eric tidak memandang aneh karena dirinya yang cerewet.
Keduanya di timpa keheningan membuat Eric sedikit merasa sepi karena tidak ada yang berbicara, dia benci suasana hening.
"Lalu kau? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Eric tiba-tiba.
"Aku?" Eric mengangguk.
"Aku di rawat disini, kau lihat ini?" Ucap Yuna sambil memperlihatkan jarum infus yang menancap di lengan nya.
"Apa kau sakit?" Tanya Eric.
Yuna mengangguk. "Hem, kau benar. Aku sedang sakit" Jawab nya.
"Benarkah, Apa sakit mu itu parah?"
Yuna mengangguk sambil tersenyum."Kakak ku bilang aku ini anak hebat sampai darah ku saja di cuci" Jawab nya.
Eric tertegun mendengar jawaban Yuna, dia menatap Yuna sedih dan khawatir. Bagaimana bisa Yuna sekuat itu menjalani nya? Hei, Eric cukup tau apa yang di maksud Yuna tadi.
"Kau kuat sekali, mungkin jika aku jadi kau. Aku tidak akan sekuat itu" Ucap Eric.
Yuna hanya tertawa mendengar" Kakak bilang jika kelak aku sembuh mungkin suatu hari nanti akan ada seorang pangeran yang datang untuk menjemput ku dengan kuda putihnya karena itu aku harus kuat" Ucap nya.
Eric tersenyum mendengar ucapan Yuna tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuat nya penasaran.
"Yuna, berapa umur mu?" Tanya Eric tiba-tiba.
"Aku? Umur ku 12 tahun dan kau?"
"Ah, ku pikir kita seumuran. Aku 15 tahun"
"Benarkah?! Ah, maafkan aku seharusnya aku memanggil mu kakak. Maaf jika aku tidak sopan pada mu" Ucap Yuna.
"Hei, tidak apa-apa aku juga kaget mengetahui nya. Apa mungkin karena tinggi mu yang sama dengan ku hingga kita salah sangka?" Ujar Eric.
"Mungkin?"
Keduanya lalu saling menatap dan tertawa karena kebodohan mereka sendiri, tidak menyangka jika ternyata mereka bukan seumuran melainkan terpaut umur yang begitu dekat.
"Hei! Eric!!"
Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama Eric membuat Eric juga Yuna menoleh untuk melihat siapa yang memanggil namanya.
"Kakak" Ujar Eric.
Ah, ternyata Jeno yang memanggilnya.
Dari kejauhan dapat Jeno lihat jika Eric tengah duduk dengan seorang gadis membuka dirinya bingung siapa gadis itu? Tanpa berpikir panjang Jeno lalu berlari menghampiri Eric.
"Apa yang kau lakukan disini? Kan kakak sudah bilang untuk tidak jauh-jauh kalo tersesat gimana?" Ucap Jeno.
"Maaf" Cicit Eric pelan.
"Eish, kau ini ya hobi sekali membuat ku khawatir" Ujar Jeno.
Eric tersenyum menatap Jeno, dia tau jika Jeno begitu mengkhawatirkan nya karena dia yang pergi terlalu jauh menurut Jeno.
Jeno menghela nafas melihat adiknya, dia melirik gadis yang duduk di sebelah Eric. Apakah itu teman Eric? Tapi sejak kapan Eric memiliki teman perempuan? Setahu nya Eric tida pernah tuh memiliki teman perempuan.
"Kau siapa?" Tanya Jeno langsung membuat Eric dan Yuna sedikit kaget karena nada dingin yang di keluarkan Jeno.
"Kak, dia teman ku nama nya Yuna" Ucap Eric, jika kakaknya sudah mengeluarkan nada dingin berarti Jeno sedang dalam posisi berhati-hati.
"Benarkah? Kenapa aku baru mengetahui jika kau memiliki teman perempuan?" Ujar Jeno.
"Kami baru berkenalan kak, dia pasien yang di rawat di rumah sakit ini" Jelas Eric membuat Jeno mengangguk.
"Yuna, perkenalkan ini kakak kembar ku namanya Jeno dan kak ini Yuna dia teman baru ku" Ucap Eric memperkenalkan satu sama lain.
"Halo kak, aku Yuna teman baru nya kak Eric" Ujar Yuna ramah.
Jeno cuma diam menatap Yuna datar, lumayan manis tapi jelas tidak semanis dan cantik Nana-ku pikir Jeno.
"Ayo kembali, papa mencari mu papa juga membawa cake untuk kita" Ucap Jeno.
"Benarkah?!" Ujar Eric antusias membuat Jeno mengangguk.
"Yuna, kau mau ikut ke kamar kakak ku? Nanti kita makan cake bersama" Ajak Eric.
"Tidak usah kak sebentar lagi kakak ku akan mencari ku, aku takut kalo kakak akan khawatir jika aku tidak ada disini" Tolak Yuna halus.
"Yah~ sayang sekali tapi yasudah, lain kali kita bertemu lagi ya?"
"Hum! Aku harap kita bertemu lagi"
"Dadah Yuna~"
"Dah kak Eric~"
Eric lalu pergi bersama Jeno dengan menggenggam lengan Jeno meninggalkan Yuna sendiri yang masih menatap kepergian saudara kembar itu.
Yuna tersenyum melihat Eric yang begitu manja pada Jeno dari kejauhan, dia juga seperti itu dengan kakak nya dan sekarang dia merindukan kakaknya.
"Yuna" Panggil seseorang.
Yuna menoleh dan tersenyum. "Kakak!" Pekik nya riang.
"Ayo kembali, mama mencari mu" Ujar nya.
Yuna mengangguk dan segera menghampiri sang kakak, tak lupa dia juga menggandeng lengan sang kakak seperti yang Eric lakukan tadi pada Jeno.
⋇⋆Rain⋆⋇
Jeno dan Eric masuk ke dalam kamar Mark saat masuk keduanya di buat kaget saat melihat sang papa datang bersama dengan teman-teman nya.
Senyuman Eric mengembang semakin lebar membuat matanya menjadi segaris karena tersenyum, dia berlari melepaskan genggaman pada Jeno dan memeluk ketiga teman Jaehyun.
"Aaaaa keponakan kesayangan ku"
Tubuh Eric di peluk gemas membuat Eric tertawa melihat teman ayah nya memeluk dirinya dengan gemas.
"Kapan kalian datang?" Tanya Jeno.
"Baru saja" Jawab Jungkook, teman Jaehyun membuat Jeno mengangguk paham.
"Hei, kau tidak ingin memeluk paman mu ini?" Tanya Mingyu begitu melepaskan pelukan nya pada Eric.
"Tidak, terimakasih. Aku bukan Eric yang menyukai pelukan—Hei! Lepaskan aku!" Ucap Jeno kesal.
Jeno paling tidak suka di peluk seperti anak-anak, dia sudah remaja dan bukan anak-anak tapi Mingyu teman ayah nya selalu memperlakukan dirinya dan Eric seperti anak-anak pantas saja Sunwoo selalu mengeluh dengan Eric jika ayahnya selalu memperlakukan dirinya seperti anak-anak.
Mingyu, Jungkook dan Eunwoo adalah teman dekat Jaehyun, ketiganya datang ke rumah sakit karena mereka mendengar jika Mark masuk rumah sakit dan itu membuat mereka berinisiatif untuk datang dan menjenguk.
Eunwoo dan Jungkook melihat Mingyu seperti itu hanya bisa menggeleng kepala, sebaiknya mereka fokus pada Mark yang sedang sakit dari pada melihat Mingyu yang tengah asik dengan si kembar.
"Mark, bagaimana keadaan mu?" Tanya Jungkook.
"Aku baik-baik saja, seharusnya aku sudah bisa pulang tapi mereka bersikeras menahan ku di rumah sakit ini" Jawab Mark kesal.
"Hei, mereka seperti itu karena mereka mengkhawatirkan mu jadi tidak masalah" Ujar Eunwoo.
Yah Mark akui itu benar tapi terkadang dia sedikit kesal karena sifat keras kepala keluarga nya walaupun sebenarnya di balik itu semua mereka mempunyai alasan yang kuat.
Jungkook melirik Jaehyun sekilas, dia merasa ada yang ada dengan Jaehyun saat ini. Teman nya yang satu ini begitu pendiam, Jungkook tidak mengerti kenapa Jaehyun diam seperti itu tapi dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan temannya yang satu ini.
"Mark, apa terjadi sesuatu dengan Jaehyun?" Tanya Eunwoo membuat Jungkook menatap Eunwoo, ternyata bukan dirinya saja yang merasa aneh tapi Eunwoo juga.
"Minhyung dan papa berkelahi lagi" Jawab Mark seadanya.
Eunwoo dan Jungkook diam, mereka tau jika Mark memiliki alter ego. Mereka juga tau jika Minhyung (jiwa lain Mark) dan Jaehyun sangat sulit untuk di satukan keduanya ibaratkan air dan minyak sulit untuk di satukan.
Baik Jungkook atau yang lain tau jika Minhyung begitu membenci Jaehyun terutama Chaeyoung, kedatangan Minhyung karena jiwa Mark yang membuat jiwa lainnya muncul dengan penuh kebencian dan dendam lalu tercipta lah Minhyung.
Tapi mereka tidak tau jika Minhyung dan Jaehyun akan sesering itu berkelahi atau beradu argumen karena yang mereka tau Minhyung muncul jika dia ingin dan bila dia tidak menginginkan nya maka dia tidak akan muncul.
"Apa belakangan ini Minhyung dan Jaehyun sering seperti itu?" Tanya Jungkook.
Mark mengangguk. "Hem, papa dan Minhyung sering berkelahi atau beradu argumen belakangan ini" Jelas Mark.
Keduanya lagi-lagi terdiam, pasti ada sesuatu yang di katakan Minhyung pada Jaehyun sampai membuat nya menjadi seperti itu.
Tapi kenapa Minhyung begitu sering datang? Mendengar penjelasan Mark tadi seperti nya ada sesuatu yang ingin Minhyung lakukan tapi apa?
"Yasudah biar nanti kami tanya kenapa papa mu seperti itu" Ucap Jungkook sambil mengusak surai Mark.
Mark mengangguk sebagai jawaban, sebenarnya tanpa Jungkook bilang seperti itu dia sudah tau kenapa papa nya diam tapi sebaiknya dia diam saja dia membiarkan apa yang akan teman-teman papa nya lakukan.
Mark melirik Jaehyun seperti nya ucapan Minhyung benar-benar membuat Jaehyun seperti sekarang, Mark yakin jika ucapan Minhyung tadi malam melukai dan membuat Jaehyun terus memikirkan ucapan Minhyung.
»»–««
Hai semua 👋
Maaf ya karena lama up nya, akhirnya author bisa up lagi setelah lama menghilang akhirnya kembali lagi.
Ini hanya cerita karangan dan imajinasi author saja jangan di anggap nyata atau di bawa-bawa ke kehidupan nyata.
Bila ada kesalahan kata mohon di maafkan.
Selamat membaca readers.
Enjoy :)