" kak~ boleh kah Kim bertanya? " Tanya Kim yang sedari tadi berjalan bersama Haruto di sebuah taman. Haruto hanya tersenyum dan menusuk rambut Kim.
" Tanyakan saja Kim. " Ujar Haruto dengan lembut.
" Janji ya, Haru ga akan marah. " Balas Kim dengan sedikit takut dengan Haruto. Jujur saja memang Haruto cakep tapi kalo wajah nya sudah dingin dan jutes serem.
" Ya Kim. Janji " ujar Haruto sedikit menyengitkan kening nya melihat Kim yang seperti nya agak ragu.
" Kak~ kemarin malem pas Kim pulang sekolah. Kim melihat Kaka sama seorang perempuan lagi Bertengkar. Itu siapa Kaka? Maaf kalo dikit lancang kak. " Ucap Kim dengan menundukan kepala nya. Haruto hanya tersenyum dan memegang dagu Kim supaya menatap mata nya.
" Sayang.. dia Wonyoung Takata. Alias mantan pacarku. Tetapi aku sudah tidak mencintai nya atau menyukainya sama sekali. " Jawab Haruto dengan rinci, Kim yang di tatap dalam oleh Haruto pun menjadi salah tingkah.
" Oalah gitu. Maaf kak jika lancang banget tadi. " Ucap Kim sedikit tidak enak karena mengungkit masa lalu pribadi nya Haruto.
" kenapa gitu? Kau berhak tau Kim. Karena sebentar lagi juga kau akan menjadi istriku bukan? Tidak salah juga kau menanyakan kehidupan pribadi ku atau pun masalah keluarga ku. " Jawab Haruto dengan tenang. Sementara Kim hanya bisa tersenyum. Kim pun berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan.
Brukk.
" Ah maaf. " Cicit Kim merasa bersalah karena menabrak seseorang di depan nya. Sementara dua cowok tersebut sedikit kaget dengan suara maaf yang serasa tidak familiar.
" Kim!? Astaga Kim, Kaka mencari mu kemana-mana. " Ujar Junkyu sambil memeluk Kim dengan sangat erat. Jujur Junkyu kangen sama Kim. Meski hubungan mereka sedikit kurang dekat. meski kurang dekat Junkyu juga sangat menyayangi adik nya ini.
" Astaga kak.. sesak dada Kim. " Keluh Kim dengan mata berkaca-kaca. Haruto pun menatap Junkyu dengan tajam. Perlahan Junkyu pun melepaskan pelukan erat nya dan membuat Kim bernafas lega.
" Bocah nakal. Gimana kabar mu Tampa Kaka sama mama selama 1 hari? " Tanya Junkyu dengan mengusap Pipi gembul Kim yang berisi. Kim hanya terkekeh.
" kabarku? Baik kok. Oh ya dia siapa kak? Sepertinya aku pernah melihat nya, tapi di mana? " Ucap Kim sedikit kebingungan. Mashiho pun maju ke arah Kim dan mengusap punggung Kim.
" Kau lupa denganku Kim? " Tanya Mashiho dengan menyengitkan kening nya. Sedangkan Kim berusaha untuk mengingat-ingat siapa yang berada di depan nya ini. Sejenak Kim pun langsung ingat.
" Mashiho eh kak mashiho? " Tanya Kim memastikan nya. Sementara Mashiho hanya menganggukan kepalanya. Kim pun menatap tajam ke arah kakak nya yang sedang berada di belakang Mashiho.
" Ada hubungan apa kalian. " Tanya Kim sedikit curiga. Mashiho dan Junkyu hanya tersenyum penuh arti kepada Kim.
" Dia calon Kaka ipar mu Kim. " Jawab Junkyu dengan cepat. Membuat Kim membola mata nya. Kaget? Tentu saja kaget. Perasaan kakak nya ini jomblo-jomblo aja gimana bisa punya pacar? Mimpi?
" Kaka serius kah? Seumur hidup Kim. Kaka ga pernah nama nya Deket sama laki-laki ataupun perempuan selain Kim,mama dan papa. " Ucap Kim sedikit kaget.
" Kau belom tau Kim. Jika Kakak mu ini sering liar di luar-luar sana. " Adu Mashiho dengan senyuman licik tercetak di wajah Mashiho. Sedangkan Junkyu sudah pucat pasi.
" Hah? Gimana kak? " Ucap Kim kebingungan dengan ucapan Mashiho.
" Junkyu tiap malam pastinya Balapan liar Kim.. hati Mashi sakit banget kalo kyu bapalan. Nanti kalo dia kenapa-kenapa gimana. " Adu Mashiho dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Junkyu sudah pasrah dan diam saja. Kim pun menatap tajam ke arah Junkyu.
" Kak! Apakah benar? " Tanya Kim dengan tatapan masih tajam. Setajam pisau. Junkyu mengigit bibir nya dengan sedikit takut. Ia tau jika Kim sudah marah sangat menyeramkan melebihi Papa Jihoon sendiri.
SISI LAIN.
" Apa maksud mu Jis? Kenapa kau berbicara seperti itu. " Ucap Jennie emosi kepada Jisoo ketika mengatakan hal sesuatu yang menyakiti hati Jennie.
" Aku berbicara jujur Jen. Mereka memang bersatu. Tetapi takdir suatu saat berkata lain. Salah satu dari mereka akan meninggal. " Ucap Jisoo dengan mata berkaca-kaca. Jennie sudah memejamkan mata nya berusaha menormalkan emosi nya.
" Tetapi. Siapa yang akan meninggal di masa depan? Kim atau Haruto!? , Jangan bercanda dengan ku Kak. " Ucap Jennie sudah menangis dengan isakan. Jisoo pun memeluk Jennie dengan sangat erat.
" Jika soal itu Kaka belum tau Jen. Tapi yang pasti mereka memang di takdirkan bersama tetapi salah satu dari mereka berdua suatu saat akan meninggal. " Jawab Jisoo dengan helaan nafas kasar.
" Kak. aku tidak percaya dengan ramalan seperti itu. " Jawab Lisa dengan dingin nya. Jisoo hanya bisa menatap mereka dengan sendu nya.
Memang ramalan adalah ramalan. Nanti bisa terjadi bisa saja tidak. Lalisa sangat tidak mempercayai ramalan. Tetapi itu kehendak diri sendiri percaya atau tidak. Karena yang membuat rencana dari kita sendiri adalah Tuhan kita.
" Tapi Lis. Jika memang ramalan itu benar bagaimana? " Tanya Rose dengan sedikit takut. Rose di antara harus percaya dan tidak percaya. Rose binggung dengan posisi nya sekarang. Apa lagi menyangkut Kim dan Haruto kesayangan mereka.
" kita hidup di tentukan tuhan! Bukan ramalan. " Jawab Lisa singkat padat dan jelas. Lalu Lisa pun pergi dari ruangan tersebut.
" semoga saja ramalan itu tidak akan pernah terjadi. Dan tidak akan terjadi selamanya. " Gumam Lisa sebelum ia pergi dari ruangan tersebut.
TBC
Jangan lupa streaming Jikjin sama ILY ya teum. Dikit lagi bakal 100M hehe. Semangat yah