Ragnarok, siapa yang tidak mengenali nama dari sebuah geng berandalan yang terkenal itu, sebuah geng berandalan yang menguasi sebagian dari wilayah kanto, tepatnya wilayah Kanto bagian Barat yang berpusat di kota Hachioji.
Geng berandalan dengan logo Byakko dengan nama geng yang ditulis menggunakan huruf kanji di atasnya serta nomor generasi yang dihiasi pada bendera dibawah lambang resmi Ragnarok. Dengan jumlah anggota yang mencapai 600 remaja laki-laki didalamnya. Karena keberadaannya, Ragnarok dinobatkan sebagai geng terbesar di Jepang.
Ragnarok sendiri diketahui memiliki struktur generasi yang dimana generasi saat ini dipimpin oleh generasi ketiga.
Arashi Keizo, seorang remaja laki-laki dengan kulit kecoklatan dan badan yang tinggi berotot berbeda dengan remaja seuianya memberi kesan khas yang mengintiminasi. Arasi Keizo, dia adalah pemimpin generasi ketiga Ragnarok saat ini.
Memegang kepimpinan dari sebuah geng besar di Jepang memang bukan hal yang mudah untuk ia capai. Keizo harus menjadi yang tekuat dari yang terkuat dari semua anggota Ragnarok yang notobenya memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan gaya bertarung yang handal.
Hal ini dibuktikan dengan julukan yang ia dapat sebagai Tebing Merah setelah melewati pertarungan berdarah dari unjung kepala sampai unjung kaki dan dinobatkan sebagai pemimpin generasi ketiga ragnarok karna kekuatannya yang luar biasa. Karna itu dia juga dikenal sebagai Benkei yang memiliki arti pemimpin.
"Kita akan menghabisi mereka semua, buktikan bahwa Ragnarok adalah penguasan distrik Kanto Barat" Ucap Benkei "Aku percayakan ini pada kalian. Serang!" Lanjutnya lagi dengan suara yang lantang.
Mendengar perintah sang ketua, seluruh anggota ragnarok bersorak dan berlarian untuk memulai pertempuran melawan geng yang berani melawan mereka.
Pertarungan pun dimulai, Pertarungan kali ini tidaklah mudah dikarena kekuatan musuh terbilang sangat kuat. Beberapa anggota Ragnarok dibuat kualahan karena serangan musuh mereka, ada dari mereka yang wajahnya lebam bahkan ada yang tulangnya dipatahkan.
Pertarungan yang terjadi disalah satu daerah terbengkalai didistrik Kanto, daerah yang jarang dijangkau oleh masyarakat luar ini menjadi ramai dengan remaja laki-laki yang terlibat dengan pertarungan antara dua geng berandalan itu ataupun hanya sekedar untuk menyaksikan pertarungan yang sengit ini.
Benkei? Jangan tanyakan dia!
Sang ketua hanya mengamati pertarungan yang dibawah oleh bawahannya dari kejauhan dengan santainya. Bukan karna merasa takut atau malas dengan pertarungan ini, dia hanya percaya dengan kekuatan bawahannya yang pastinya akan membawa Ragnarok pada sebuah kemenangan yang mutlak.
Dan benar saja, pertarungan ini hampir sudah pada puncak akhirnya. Dengan musuh yang pingsan dan dipenuhi dengan luka lebam dan darah berceceran dimana-mana membuat pemandangan di sana seakan-akan ada sekumpulan mayat yang betumpukan di jalanan.
"Aaahk!" Sorak Ragnarok karena berhasil menjatuhkan semua musuh mereka.
"Dengan ini adalah kemenangan Ragnarok"" Ucap Benkei membuat bawahannya diam.
Dengan kedua tangan yang dimasukan disaku celananya, Benkei sang ketua dengan jubah jumpsuit abu-abu yang dibiarkan tebuka memperlihatkan ototnya perutnya yang sixpack dengan sabuk hitam dipinggangnya berjalan menghampiri ketua dari musuh yang sudah dikalahkan oleh bawahannya untuk mengakhiri pertempuran antara gengnya dengan geng musuh.
"Kamu mengerti bukan, Nakamura Ryo!" Ucap Benkei penuh penekanan pada lawan bicaranya saat ini.
"Uhk uhk, jangan sombong kau sialan! Ini baru permu-" Bughh
Belum sempat Ryo menyelesaikan ucapannya, dia langsung dihajar oleh Benkei dengan satu kali pukulan tepat diwajahnya dan membuta dia terpakar tak sadarkan diri membuat suana menjadi mencekam akibat ulah sang ketua Ragnarok itu.
"Dengan ini, Ragnaroklah yang memenangkan pertarungan ini" Teriak Benkei mengumumkan kemenangan gengnya dari pertarungan itu.
Teriakan kemenangan anggota Ragnarok memenuhi jalanan, beberapa orang yang menyaksikan pertarungan antar dua geng itu hanya diam ataupun hanya memasang seringai setelah melihat akhir dari pertarungan didepan mereka.
"kembali ke markas" Ucap Benkei membalikan badannya menghadap bawahannya meninggalkan areah pertempuran itu. Namun, saat Benkei akan melangkahkan kakinya, langkahnya terhenti dengan suara seseorang yang begitu dia kenal.
"He~ kau terlihat sangat bersemangat sekali, Tebing merah!" Ejek seorang remaja laki-laki dengan surai putih yang menutup sebagian mata kanannya dan anting yang mengantung pada telinga kirinya.
"Waka!" Geram Benkei
"Dia! Waka!" Ucap salah satu anggota Ragnarok
"Yang benar saja! Pemimpin Kodo Rengo, Wakasa Imaushi" Sambung mereka lagi.
Suasana yang tadinya ramai dengan sorakan kemenangan Ragnrok kini menjadi hening karna kehadiran remaja laki-laki dengan surai putih dengan seringai menghiasi wajahnya. Wakasa Imaushi, atau lebih dikenal sebagai Waka, seorang pemimpim dari sebuah geng berandalan yang menguasai wilayah kanto timur, Kodo Rengo.
Hening. Tidak ada yang membuka suara.
Bagaiman tidak, didepan mereka saat ini terdapat pemimpin dari dua geng yang berpengaruh besar di Jepang, Ragnarok dan Kodo Rengo. Mereka yang memiliki julukan Tebing Merah dan juga Macan Tutul Putih yang saling berhadapan memberi tatapan yang mengintiminasi bagi lawan mereka.
"Apa yang kau lakukan disini, Waka?" Tanya Benkei
"hahaha. Apan-apaan ini? Tentu saja aku hanya lewat disini Benkei~" Jawab Waka dengan mengejek pemimpin dari Ragnarok itu. "Tentu kau tahu bukan, wilayah ini adalah salah satu perbatasan antara wilayah Kanto Timur dan Kanto Barat bukan! Perbatasan wilayah kekuasaan kita" Sambungnya lagi, kali ini Waka memberikan tatapan yang serius untuk Benkei.
"ehm, jadi begitu. Apa hobimu adalah mengamatiku dan juga bawahanku macam tutul putih?" Benkei tak mau kalah, dia juga melayangkan ejekan untuk membuat kesal pemimpin remaja laki-laki bersurai putih itu.
"Aku tidak akan basa basi sialan. Suatu hari nanti, kau akan bernasip sama dengan Nakamura Ryo itu. Ayo!" Tanpa menungguh balasan dari lawan bicaranya, Waka meninggalkan tempat itu diikuti dengan bawahannya.
Sama halnya dengan Benkei, dia meninggalkan tempat itu dengan wajah yang serius. Perseturuan antara gengnya dengan geng Kodo Rengo, penguasa wilayah kanto timur adalah masalah yang serius. Jika salah sedikit saja, maka geng yang dia kuasai akan lenyap ditangan sang pemimpin Kodo Rengo, karna satu satunya orang yang bisa menandingi Benkei hanyalah Waka seorang.
Benkei pov...
Haa, aku sangat pusing dengan hal ini.
Dengan apa yang dikatakan pemimpin Kodo Rengo sialan itu benar-benar membuatku pusing. Waka bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan, semua orang tahu itu.
Remaja 13 tahun yang menguasai sebuah geng yang terbentuk dari gabungan dua belas geng berandalan yang ada diseluruh wilayah Kanto bagian Timur dan terbentuk menjadi Kodo Rengo dengan Wakasa Imausi atau lebih dikenal sebagai Waka menduduki peringkat teratas sebagai pemimpin dari geng Kodo Rengo.
Haa, memikirkannya saja membuatku pusing. Belum lagi dengan tugas sekolahku!
Jangan salah, walaupun aku hidup dalam dunia berandalan dengan kekerasan yang menghiasi dunia itu, aku masih seorang pelajar. Kedua orang tuaku tak mempermasalahkan hal itu, malahan Ayahku mendukung pilihanku ini. Ayah yang aneh.
Setelah pertarungan tadi, aku memilih pulang kerumah menemui adikku. Jangan salah, walaupun aku seorang berandalan aku masih menjaga imejku sebagai seorang kakak dalam keluarga Arashi terutama pada adikku Yuuta yang baru berusia 4 tahun. Jarak umur kami begitu jauh bukan. Oh iya, umurku sekarang 13 tahun.
Ibu kandungku meninggal karena kecelakaan sewaktu aku berumur 4 tahun, beberapa tahun setelahnya Ayahku menikah lagi dengan seorang wanita janda. Ya walaupun janda, wanita yang sudah menjadi Ibuku itu masih mudah, usianya 25 tahunan saat itu, mungkin Ibu menikah diusianya yanng masih mudah.
Aku berdiri didepan rumahku, memandang sekilas rumah yang begitu nyaman aku tinggali, mengingat kembali keseharianku yang jauh dari dunia berandalan, keseharianku bersama Ayah, Ibu dan adikku. Siapa yang menyangkah kalau seorang dengan julukan Tebing Merah memiliki sisi lain yang berbeda ketika berada dalam dunia berandalan.
”Aku pulang” Sapaku pada orang rumah.
Aku tersenyum mendengar suara derepan kaki yang berlarian menandatangiku, itu Kenzo. Dengan semangat yang mengebu-ngebu, adikku dengan sengera memelukku.
”Kakak sudah pulang. Ayo masuk, ada kakak Y/n ada didalam, rambutnya sangat aneh kak Kei” Ucap Keizo membuatku mengerutkan dahiku binggung.
Y/n? Saipa dia?
Aah sial aku lupa! Hari ini Ayah dan Ibu pulang dari Hokkaido karna menyemput putri Ibu hasil dari pernikahan pertamanya dulu. Y/n namanya, bocah yang akan menjadi adikku mulai sekarang.
Kenzo membawaku ke ruang keluarga dan disana aku bisa melihat bocah kira-kira usianya 9 atau 10 tahun? Tunggu! Apa ini!, bocah ini memiliki warna rambut yang aneh, entahlah jarang sekali aku melihat orang dengan wana rambut sepertinya. Surai merah menyala dan manik sekunder yang mirip dengan milik Ibu dan Kenzo. Kalau dilihat, dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menjadi rebutan banyak pria diluar sana.
”Keizo, kau sudah pulang” Suara Ibu menghampiri indra pendenggaranku. ”Y/n dia adalah Keizo, dia adalah kakakmu sayang.” Ucap Ibu pada bocah itu.
Tapi bukan tersenyum atau menyapaku, dia hanya duduk menundukan kepala dengan jerami kecilnya meremas ujung dressnya seakan-akan dia takut untuk melihatku. Ya, itu bukan hal yang baru bagiku.
”Tidak apa-apa Y/n, Keizo adalah kakakmu. Dia tidak akan menyakitimu nak.”’ Kali ini Ayah yang membuka suara untuk menenangkan bocah dihadapan ayah. ”Mulai hari ini kau akan menyandang nama keluarga Arashi tidak lagi menyandang nama keluarga Saito. Kau adalah keluarga kami mulai sekarang dan kau Keizo, jaga adikmu dengan baik” Ucap ayah panjang lebar, aku sedikit binggung dengan kalimat ayah saat pria parubaya itu menekan kata jaga pada kalimatnya.
”Istirahatlah Y/n. Sayang, antar Y/n kekamarya” perintah Ayah dan dianggukan oleh Ibu. Dapat aku lihat mereka pergi ke lantai atas sambil Ibu yang menggusap-usap punggung boc- ah adikku itu.
”Keizo!” Aku menoleh pada Ayah yang mengisyaratkanku untuk duduk tepat didepannya. ”Y/n memiliki sedikit ganguan mental. Kau tahu alasan Ayah dan Ibu menyemputnya jauh-jauh dari hokkaido untuk tinggal bersama kita bukan!” Aku hanya menggangukan kepalaku tanda mengerti dengan ucapan Ayah.
”Y/n memiliki trauma dengan laki-laki karna kekerasan Ayah kandungnya. Bukan hanya itu dia juga dilecehkan Ayahnya sebagai bentuk pelampiasan atas perceraian dengan mantan istrinya. Jadi aku mau kau dekati dia perlahan dan jangan membawa teman laki-lai kerumah. Kita akan memerlukan Psikiater untuknya” Lanjut Ayah memijat pelipisnya lagi yang sukses membuatku terkejut setengah mati dengan kalimat-kalimat yang baru saja dilontarkan Ayah.
Tega sekali Ayahnya melakukan hal itu pada bocah yang bahkan belum mnenggenal dunia luar. Seketika aku paham dengan maksut ayah untuk mendekati Y/n secara perlahan dan menjaganya dengan baik.
Dan akupun sadar, mulai hari ini kehidupanku sebagai seorang kakak tertua dari keluarga Arashi akan ada banyak hal yang harus aku lalui karna harus menjaga adikku yang memiliki trauma dengan laki-laki. Apa lagi, adikku harus dibantu dengan bantuan seorang Psikiater. Aku sangat prihatin dengannya.
Walaupun begitu, aku akan berusaha untuk dekat dengan Y/n, adikku dan menjaga dia.
End pov...
Tamat