HANYA SEPENGGAL KATA

By Kaisoojoget

6.4K 1.3K 327

Hanya pengutaraan Kalimat "Aku pulang~" dan "Selamat Datang" _Wenyeol lovers Terinspirasi dari Descendant of... More

Salam Pembuka
🍁 1| Rindu
🍁2| My Bongsaeng
🍁3| Pria itu Kapten-ku
🍁4| Kepercayaan
🍁5| Milikku
🍁6| Aku Miliknya
🍁7| Bertemu Masa Lalu
🍁8| Daejeon dan Kerisauan
🍁10| Wanita baru
🍁11| Melepaskan?
🍁12| Sersan Park
🍁13| Gelas Kaca yang Rapuh
🍁14| Awal yang Baru
🍁15| Musuh Bebuyutan?
🍁16| Libur Musim Panas
🍁17| 119 241
🍁18| Ejekan Penuh Tawa
info
🍁19 | Dia Bukan lagi Sersan
🍁 20| Selamatkan
🍁21| Perpisahan Sebenarnya
🍁22 | Aku pulang
🍁23| Selamat datang
🍁 24 | Epilog
MENDADAK

🍁9| Aku akan Melindungimu

206 47 4
By Kaisoojoget

Trailer 1 | Hanya Sepenggal Kata |
Bumblewil

_-_-_







"Selamat datang dan selamat beraktivitas di akhir pekan ini, Jangan lupa sarapan pagi dan minum minuman yang hangat. Saya Wandy, akan menemani pagi anda bersama Radio Young."

Rutinitas pagi Wendy untuk satu Minggu ini kembali terlaksana dengan nuansa yang berbeda dari sebelumnya. Jauh lebih rileks dan menyenangkan.

Entah karena apa, mungkin karena penyemangat nya ada di Seoul? Mungkin saja iya.

Wendy tersenyum lebar kala notifikasi masuk ke dalam ponsel miliknya. Beberapa kali gadis itu menoleh diwaktu jeda untuk melihat apa saja yang masuk ke dalam ponselnya saat ini. Lalu kembali dia menyapa para pendengar yang saat ini mungkin sedang melaksanakan aktifitas seperti bekerja, sekolah atau sedang istirahat.

Waktu kerjanya ia habiskan dengan semestinya, hingga tepat pukul 11.00 am Kst Wendy beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan radio.

Shiff paginya telah selesai, sebentar lagi akan masuk Yoona Sunbae menggantikan dirinya hingga jam sore dan dilanjutkan dengan MC lain yang akan mengisi hingga malam hari.

Wendy keluar dari gedung tempat ia bekerja. Cuaca diluar terasa sedikit panas, namun hembusan angin kembali membawa sedikit kesejukan untuknya.
Diraihnya ponsel yang kini berada dalam saku tas miliknya, Wendy kembali membaca setiap nomor yang ada hingga menemukan nomor kesayangannya Park Chanyeol.

Sebelumnya pria itu sudah memberi kabar bahwa dia libur hingga empat hari kedepan. Setelah dua hari yang lalu dirinya berkomunikasi lewat telpon hingga larut malam, kini Chanyeol kembali memberi kabar baik untuk Wendy.

Seulas senyum cerah muncul dari bibir tipis Wendy. Pria yang sudah satu tahun ini tidak dia lihat kini berada tepat didepan matanya. Menyapanya, dan mengabarinya.

Karena tau Chanyeol hanya mendapatkan waktu yang sedikit, Wendy kini siap dengan semua rencana yang telah ia susun sedemikian baiknya. Kemana mereka akan pergi, siapa yang akan mereka temui dan hal apa saja yang sebelumnya tidak dapat dilakukan kini bisa mereka laksanakan. Itulah pikir Wendy.

"Jangan sekarang ya, nanti malam aku ke rumah."

Wendy kembali mendapat pesan dari Chanyeol ketika dia memintanya untuk ketemuan. Sepertinya siang ini Chanyeol sedikit ada keperluan? Tapi tidak masalah, karena pria itu bilang akan ke rumah Wendy. Itu lebih daripada jalan-jalan keliling tower Namsan.

Wendy melirik jam tangannya, masih terlalu awal untuk bersiap-siap. Alhasil Wendy mengarahkan langkahnya menuju halte bus yang akan membawanya kembali ke Daejeon




_-_-_

Satu hal yang membuat pria dengan tubuh tinggi kekar itu memilih gadis pengisi radio sebagai sasaran pertama dan terakhir nya dalam menembakkan panah cinta adalah karena,

8 tahun lalu.

"APA KALIAN SEMUA PENGECUT? BERANINYA KEROYOKAN!"

Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda serta buku setebal 5 inci menempel di dadanya itu berhasil masuk dalam sorot mata Chanyeol disaat dirinya hampir saja kalah.

Teriakannya membuat pukulan para preman gang berhenti dan mata terarah kepadanya. Membuat Chanyeol begitu bersyukur karena nyawanya tidak melayang kali ini, masih bisa terselamatkan.

Chanyeol tidak tau siapa gadis itu, yang jelas dia anak SMA. Dan jika dilihat, dia masih seorang junior karena Chanyeol sudah menamati masa itu.

"Hei bocah! Pergi kau sana, jangan ikut campur!"

"Kenapa aku harus pergi jika aku melihat dengan mataku sendiri?"

Gadis itu terlihat berani, sungguh berani. Bahkan Chanyeol baru pertama kali melihat seorang gadis yang berani menentang preman-preman gang Seoul dengan beradu tatap.

"Kau mau aku hajar?!"

Gadis itu mundur ketika beberapa dari mereka mulai mendekatinya. Ya wajar, itu sudah menjadi sikapnya para berandalan. Yang menentangnya akan berakhir dengan luka lebam bahkan bisa penyiksaan. Tidak peduli itu wanita atau pria.

"Woi cebol, urusanmu denganku belum selesai. Jangan mengalihkan sasaran bangsat!"

Chanyeol tidak menerima nya, dia membenci itu. Karenanya jika berpapasan dengan para berandalan Seoul itu dirinya akan berakhir dengan perkelahian. Selalu seperti itu bahkan ketika dirinya masih menduduki bangku SMA.

Sayangnya kali ini dia tidak membawa pasukan. Dia sendirian sementara musuh seperti suka keroyokan, akhirnya yah dia hampir kalah.

BRUKKK

BRAKK..


Satu dua hantaman yang datang secara cepat dari Chanyeol yang tak memberi aba-aba membuat celah tersendiri untuk bisa kabur dari gerombolan preman itu.

Diraihnya tangan gadis SMA itu cepat tanpa melepaskannya, sembari menariknya untuk ikutan kabur ke jalan raya yang ramai akan orang-orang. Setidaknya jika terdesak Chanyeol akan lari ke camp militer atau ke kantor polisi. Langkah terakhir yang akan ia ambil untuk keamanannya.

"Kau- capek?" Ujar Chanyeol pada gadis SMA itu dengan dada yang masih naik turun.

"Capek banget." Balasnya dan terlihat mengatur nafas.

Kini mereka sudah berada di keramaian. Para berandalan itu tidak akan mengejar mereka sampai ke tempat yang sekarang, mereka berdua telah aman.

"Kau berani sekali menatap mereka. Apa kau tidak takut?" Tutur Chanyeol dan membalik arah sepenuhnya pada gadis yang kini tengah melirik ke belakang.

"Untuk apa takut? Mereka itu salah, dan aku tidak akan mentolerir itu. Apalagi penyiksaan seperti itu."

"Pe-penyiksaan?"
Chanyeol terkekeh mendengar penuturan gadis didepannya. Memang, mungkin itu terlihat sebagai penyiksaan atau bully dalam bahasa gaulnya. Tapi heii! Dia hanya kalah satu kali, dan gadis ini melihatnya ketika ia hampir kalah. Coba saja kalau dia melihat Chanyeol ketika memenangkan pertarungan, itu bukan terlihat sebagai penyiksaan. Seketika harga dirinya dibuat turun saat ini.

"Terima kasih telah menyelamatkan ku." Ujar Chanyeol dengan nada tenang, membentuk sebuah senyum pada bibir yang sedikit lebam serta bengkak.

"Kakak tidak apa-apa? Lukanya terlalu banyak."

"Tidak, aku sudah biasa dengan ini."
Chanyeol menatapnya sayu, terlihat iris coklat tebal itu menatapnya penuh khawatir.

"Siapa namamu?" Tutur Chanyeol lagi.

"Son Seungwan.." balasnya.

Chanyeol terdiam, ditatapnya gadis yang kini berada tepat didepannya itu dengan seksama. Mulai dari kepala hingga ujung kakinya, dan kemudian Chanyeol mengangguk.

"Sebagai balasan, suatu hari nanti jika kita bertemu maka aku yang akan melindungimu."

Gadis itu mungkin tidak mengerti dengan pembahasaan Chanyeol atau maksud dari perkataan pria didepannya itu. Namun terlihat Seungwan mengangguk menuruti perkataan Chanyeol.

Entahlah kapan akan bertemu lagi, namun sepertinya Chanyeol harus memperhatikan sosok didepannya ini untuk waktu yang singkat sebelum dirinya mengikuti tes pelatihan wajib militer beberapa.waktu kedepan.

.
.

Chanyeol kini memarkirkan mobilnya di seberang jalan rumah Wendy. Dengan mengenakan jas biru tua serta kaos polos pada bagian dalam, Chanyeol turun dari mobilnya dan menatap jendela kamar Wendy yang terlihat bercahaya.

Apakah gadis itu belum siap? Tutur Chanyeol dalam hati.

Tidak banyak waktu untuknya saat ini, bahkan terlalu susah untuk meluangkan waktu bertemu Wendy yang terlihat benar-benar ingin bertemu dengannya.

Chanyeol menyesali itu, tapi bagaimanapun tugas negara adalah hal yang paling utama. Walau dalam prioritasnya Wendy lah yang seharusnya diutamakan.

Semakin berat ketika dirinya harus mengingat kembali kewajiban apa yang harus ia lakukan setelah ini. Tanggungjawabnya menjadi semakin berat, kelelahan bersandar pada bahunya. Berat dan menyakitkan, tapi ia sadar harus membawa beban itu kemanapun ia pergi kali ini.

Satu hal yang Chanyeol harapkan saat ini, meringankan beban yang ada dipundaknya walau sedikit. Dirinya hanya ingin bertemu penyemangat nya, Wendy.

Tentu saja dia tidak akan menyerahkan separoh bebannya pada gadis itu, hanya ingin meminta sedikit energi untuknya menopang semua tanggungjawabnya. Itu saja.

Tidak menunggu waktu lama, iris hitam itu kini berhasil menatap sosok wanita yang turun dari tangga rumahnya sembari berlari menuju pagar luar. Senyum lebar yang tercipta pada wajahnya itu selalu memancarkan aura positif dan tenang. Chanyeol selalu suka dengan tatapan itu, mata berbinar yang menyambutnya tatkala ia datang. Wajah bagia yang selalu dilontarkan gadis itu seperti penghilang segala rasa lelah.

Chanyeol berjalan menghampirinya tatkala Wendy mengejarnya dari seberang.

"CHANN!!"

Dulu Chanyeol sangat percaya diri untuk mengatakan bahwa Wendy adalah miliknya, dan akan melindunginya. Namun kali ini, Chanyeol berhenti untuk beranjak kembali mengatakan itu.

Ia sekarang ragu.

Chanyeol berhenti berjalan dan terdiam sebentar. Ia benar-benar ragu, ragu untuk semuanya. Apakah dia masih bisa menjadikan Wendy miliknya? Apakah dia bisa menjaga senyum gadis itu?

Jujur,
Chanyeol takut kebahagiaan Wendy pudar seketika karena ulahnya. Karena tindakannya, dan Chanyeol selalu takut jika dia berakhir menyakiti gadisnya. Namun disamping itu, kehilangan adalah hal pahit yang paling Chanyeol rasakan. Itu benar-benar dia terima ketika kehilangan Choi Siwon, partner sekaligus pria yang sudah dianggap kakak kandung sendiri. Chanyeol tidak ingin ditinggal sendirian, dan untuk dirinya dengan wendy~

Plukk

Chanyeol membola ketika gadis mungil itu menyerahkan tubuhnya dengan lompatan yang cepat. Membuat Chanyeol mundur kala menangkap tubuh Wendy yang jatuh tepat ke tubuhnya.

Wendy merangkul tubuh Chanyeol cepat tanpa aba-aba sedikitpun. Tangannya melingkar sempurna pada leher Chanyeol, wajahnya tenggelam diatas pundak pria itu walau kini terlihat Wendy sedikit berjinjit karna tinggi badannya yang tak seimbang.

"Hahhh.." Gumam Wendy setelah mendapatkan pria itu sepenuhnya.

Chanyeol membalas pelukan Wendy, tangannya melingkar merangkum seluruh tubuh Wendy dan membungkukkan badannya sedikit menyamaratakan posisinya dengan sang gadis.

Bagi Chanyeol ataupun Wendy memang menginginkan ini. Sungguh sangat menginginkan pelukan hangat ini.

"Wen.." panggil Chanyeol lembut, membuat Wendy melepaskan rangkulan tangannya dari leher Chanyeol.

Bukannya benar-benar melepas, kini gadis itu memilih posisi lain untuk pelukannya pada sang kekasih. Kini Wendy melingkarkan tangannya menyentuh pinggang Chanyeol, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu lama.

"Jangan pernah tinggalin aku."

Kini bergantian Chanyeol yang menaruh pelan wajahnya pada pundak Wendy. Nafasnya yang tak beraturan seketika menjadi tenang, Chanyeol memeluknya erat.

Tangan besar itu kini mengusap pelan rambut Wendy. Chanyeol juga dapat merasakan aroma mint yang menyegarkan melekat pada rambut gadis itu, sepertinya Wendy baru saja selesai keramas.

"Kangen.."
Wendy masih tetap memeluk erat Chanyeol bahkan semakin erat kala pria itu ingin melepaskannya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, kau terakhir untukku."

Chanyeol terdiam,
Dia membiarkan Wendy melepas rindu sepenuhnya. Hingga benar-benar lepas, gadis itu baru mengeluarkan wajahnya dan menampakkan mata merah yang basah.

"Wen, kau nangis?"
Chanyeol meraba wajah gadis itu cepat dan mengusap pelopak matanya yang berair. "Kau ada masalah?"

Wendy hanya terkekeh pelan tanpa menjawab sedikitpun.

"Wen, aku akan menghajar siapa saja yang buat kamu nangis! Tapi kalau penyebabnya aku, apa yang harus kulakukan?" Tutur Chanyeol lagi. Dia sudah tau pasti dirinya yang buat Wendy sedih.

"Berisik Chan! Aku hanya terlalu kangen sama kamu."
Wendy memukul pelan bahu Chanyeol yang masih menatapnya heran.

"Apaan sih?!" Balas Wendy lagi.

Chanyeol menyunggingkan senyum miring. Satu jentikan mendarat tepat pada dahi Wendy.

"Jangan buat aku khawatir, bisa gak sih?! "

"Kan cuman kangen, kebawa perasaan dikit." Balas Wendy menggoda Chanyeol. "Kenapa? Gak mau ditinggalin ya?"

Kini Wendy kembali meledek Chanyeol atas perkataannya beberapa saat lalu.

"Aku tarik!"

"Aishh gak jelas!"

Chanyeol hanya terkekeh pelan ketika melihat Wendy cemberut. Terlalu menggemaskan gadis didepannya saat ini, hingga akhirnya Chanyeol memberi satu kecupan tepat pada dahi yang kini tertutup poni tipis itu.

"Gimana kabarmu?" Tanya Chanyeol.

"Baik, bahkan sangat baik untuk malam ini." Tutur Wendy dan menggandeng tangan Chanyeol.

"Kenapa?" Balas Chanyeol yang sedikit penasaran.

"Kita ke kafe yuk, sebentar. Aku sudah menjadwalkan semuanya dan beberapa hal yang harus kita lakukan disaat kamu libur. Aku sudah menentukan kafenya."

Wendy sudah membuat catatan untuk jadwal mereka beberapa hari kedepan. Dan mulai malam ini, kegiatan itu akan terlaksana pikirnya.

"Wen, kayaknya gak bisa deh. Aku cuman mau ketemu kamu aja, gak lebih." Balas Chanyeol lagi, dirinya tidak memikirkan kencan atau apapun sekarang.

"Gak, sebentar doang. Ke kafe biasa aja kok."

Wendy masih dengan kegigihannya. Dirinya menarik Chanyeol mendekat pada mobil pria itu dan mengajaknya ke sebuah kafe yang ada di kota. Itu adalah jadwal kencan mereka malam ini.










.
.
.
.

Duh, maaf banget karna updatenya telat yaa. Ini sumpah aku kesal banget Ama wattpadku, error' dianya. Sampe2 satu chapter full yang rencanaku mau up tanggal 1 Juli gak jadi karna hilang total semua cerita😭

Mana udah full lagi,
Kudu bikin dari awal deh jadinya mikirin alur yang aku buat lagi. Padahal udh pas banget, eh ilang😑

Tapi gak papa.. tetap disemangatin Abang karna update 🤭 sampe ketar ketir sendiri😭

Disemangatin🥺 wkwkwk

Karna aku telat update, nanti aku usahain buat kasih update cepat deh wkwkwkk double atau apa nanti utk chapter selanjutnya 🤭

See you
Terima kasih udh mampir dan jangan lupa vote Ama komen ya
Kamsahapnida

Continue Reading

You'll Also Like

23.8K 4.5K 32
METANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkar...
254K 18.7K 96
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
54.5K 5.3K 31
"Kau mau menikah denganku?" -Mark Lee, Produser musik terkenal "Tentu. Kapan?" -Shin Hye Sang, Dokter Semuanya benar-benar bermula sejak hari itu. Ma...
5.6K 402 27
•' rumah tangga yang diisi oleh dua pilar yang masih belum bisa selesai akan masalalu masing masing, apakah akan bertahan kuat? atau malah akan runtu...