underscore

By dlyyne

718 116 15

「Semesta alternatif lokal Yeonjun-Yeji」 Ayla selalu bisa memberi penegasan kepada teman sekelasnya yang bande... More

Underscore
OOO : Prolog - The Good Girl
OO1 : Pembuat Masalah
OO3 : Cinta dan Kehidupan

OO2 : Opening Sequence

140 23 3
By dlyyne








Jam sisa pelajaran olahraga. Ayla duduk di anak tangga lorong sekolah bersama beberapa teman sekelasnya. Beberapa dari mereka memegang jajanan kantin, makan sambil mengobrol. Enaknya pelajaran olahraga ya ini, mereka jadi bisa ambil waktu istirahat duluan sebelum kantin ramai.

Ayla termangu sambil meminum susu stoberi kotaknya. Pandangan cewek itu jatuh ke lapangan di depan sana, melihat teman kelasnya yang lain sedang bermain futsal.

"Mereka lagi main bola atau apa sih? Kok heboh banget astaga," komentar Dinda jadi menggeleng-gelengkan kepala heran.

Di lapangan, Hendri yang baru saja menerima operan dari Erik jadi berteriak-teriak sambil terus menggiring bola. Ia menoleh kanan-kiri, mencari teman, lalu segera menendang bola ke arah Ajun.

"WOY ARJUNA GOBLOO BUKANNYA DIAMBIL!!" seru Hendri menunjuk kesal ke sembarang arah saat bola operannya justru meleset, jadi diambil alih oleh Adriel yang tidak satu tim dengan mereka.

"ELO ANJIR NENDANGNYA MIRING," balas Ajun juga emosi.

Berikutnya kedua cowok itu jadi sama-sama mendekat. "Nggak percaya gua masa modelan lu mau ikut turnamen," kata Hendri masih dengan sewot.

"Sirik aja lu pemain cadangan," kata Ajun ikutan nyolot buat Hendri mengumpat kasar. Cowok itu berlari mengejar Ajun yang sudah kabur lebih dulu. Mereka jadi kejar-kejaran di tengah permainan.

Kirana yang duduk di samping Dinda berdecak. "Aduh, bahkan dari jauh aja gue budek dengernya," kata Kirana sambil mengusap daun telinganya kasar.

Tapi sindiran itu tidak bertahan lama saat ia melihat rombongan kelas mendekat dari ujung koridor.

"Kelasannya Kak Ethan tuh," kata Kirana berbisik cukup untuk membuat yang lain kompak ikut menoleh, melihat kelas 12 MIPA 7 jalan bergerombol di koridor gedung barat, menuju ruang Multimedia.

"Pantesan ya kelasnya dijuluki Kelas Serbuk Berlian. Mereka semua beneran good-looking, nggak ada yang jelek," ucap Bella sambil memandang kagum. Lompat topik begitu saja.

"Kak Mounira sih, bener-bener living every girl's dream," kata Dinda juga menambahkan, menyebut salah satu nama murid kelas itu.

Ayla ikut memperhatikan salah satu gadis cantik yang terkenal dengan aura anggun khas tuan putri itu.

Acha yang dari tadi mendengarkan mengerutkan alis kecil. "Eh, emang Kak Mouni pacaran ya sama Kak Mahen?" tanya Acha teringat kabar yang ia dengar kemarin.

"Kata siapa lo?" kata Nadya balas bertanya.

Cewek itu mengerdikkan bahu acuh. "Temen gue," jawab Acha sekenanya. "Tapi akhir-akhir ini mereka emang sering keliatan bareng kalo pulang sekolah."

"Kayaknya enggak?" kata Kirana mengernyit tak yakin. Gadis cantik itu diam sejenak jadi menganalisis, "Kak Mouni princess banget gitu, terus Kak Mahen orangnya grusukan. Nggak cocok banget, bentrok gitu karakternya," katanya final menyimpulkan sendiri.

Sonya yang duduk di anak tangga bawah samping Acha menoleh. "Malah jadi lucu nggak sih? Soalnya Kak Mouni keliatan kaya bisa membimbing Mahen ke jalan yang lebih baik."

"Lu jangan kebanyakan baca wattpad dah," kata Dinda sarkas dengan cepat menyanggah.

Nadya mengangguk-anggukkan kepala ikut setuju. "Iya bener. Bisa merubah sikap pasangan jadi lebih baik itu bullshit."

"Ciee pengalaman yaaa," goda Kirana menyikut kecil lengan Nadya, buat yang disikut mendelik sebal.

"Badboy keren cuma ada di cerita fiksi doang," ucap Dinda buat Sonya ikut mendengus geli.

Lalu mereka kembali kompak menoleh ke arah lapangan. Melihat Ajun dan Hendri yang sudah akrab lagi berpelukan karena mereka baru saja mencetak skor. Sedang Dean di sisi lain berdecak kesal, kecolongan.

Sesaat, Dinda dan Acha saling bertukar pandang. "Hhmmm," dehem Dinda panjang yang diikuti Acha dengan anggukkan meyakinkan.

"Bener juga. Kalo badboy in real life malah jadi kaya jamet ya," kata Acha dengan tangan di dagu seolah meneliti. Ia dan Dinda saling pandang lagi, "hhhhmmmm."

Kemudian Acha dan Dinda secara terang-terangan kembali melihat ke arah lapangan. Nadya di belakang mereka bahkan sampai mendelik heran.

Ayla sendiri tidak peduli banyak, masih dengan tenang menyesap susu stoberinya.

Tapi berikutnya dahi gadis cantik itu berkerut, memperhatikan Ajun yang keluar lapangan, berlari-lari kecil menuju gedung sekolah sampai langkahnya berhenti di koridor.

"Itu gebetannya Ajun yang mana lagi?" tanya Kirana.

Di ujung lorong sana, Ajun terlihat menghampiri dua orang cewek. Ayla pernah lihat wajah tak asing mereka beberapa kali di lorong kelas IPA.

Tapi tidak ada lagi yang menjawab pertanyaan Kirana, masing-masing sudah sibuk membahas hal lain yang menurut mereka lebih menarik.

Ayla juga tak menanggapi. Gadis cantik itu kemudian berdiri, membuang bungkus kotak susunya yang sudah habis di tempat sampah dekat lapangan.

Ayla melirik ke tempat Ajun tadi. Jadi menggeleng dan mendecih kecil.



Dasar.





×××







"Jangan lupa, Jun. Nanti pulangnya mampir ke rumah gue dulu," ucap cewek yang berdiri di depan Ajun sekali lagi mengingatkan.

Ajun mengangguk. "Iyaa, Na. Gue inget elah," katanya tenang.

Yena —nama cewek itu, menghela napas. Ia maju mendekat, "Lo minggu ini nggak mau nginep di rumah dulu?" tanya Yena berbisik pelan.

Ajun menaikkan alisnya. Ia sempat melirik kecil ke cewek yang sedari berdiri di sebelah Yena sebelum akhirnya menggeleng. "Nggak usah, gue di rumah gue aja," jawab Ajun pelan.

Yena kembali menghela napas, mengangguk. "Sama lain kali kalo gue chat, dibaca. Biar gue nggak ribet nyamperin gini," ucap Yena.

"Iyaa Yenaa bawel banget lo kayak bebek," kata Ajun asal buat Yena melotot tak terima. Ajun mendorong pelan cewek itu, "udah sana balik ke kelas," lanjutnya.

Yena mendengus, "Yaudah ya, gitu aja," ucapnya pamit untuk segera kembali ke kelas. Cewek yang ikut bersama Yena itu juga ikut pamit, mengangguk kecil ke arah Ajun sebelum akhirnya benar-benar berlalu.







"Tadi siapa, Jun?" tanya Hendri begitu Ajun kembali ke lapangan. Dengan segera masuk kembali melanjutkan permainan. Mereka berdua lari kecil beriringan ikut mengejar bola.

Ajun mengernyitkan alis, melirik aneh Hendri di sebelahnya. "Sepupu gua, bukannya lo kenal?"

Hendri mendecak gemas. "Bukan anjir. Maksud gua yang di sebelah si Yena," kata Hendri sekali lagi bertanya, "cantik banget, kok gua baru sadar ada dia di sekolah ini ya?"

Ajun mendelik kali ini, "Nggak tau gue, nggak kenal," ucap cowok itu masih tak acuh. "Kenapa lo? Naksir?"

Hendri terkekeh. "Tanyain dong ke si Yena, tipe temennya yang tadi cowok keren kayak gua bukan," kata Hendri buat Ajun kembali mendelik.

Cowok tampan itu lalu berhenti, menatap Hendri sinis. "Move on dulu anjing, mau langsung gas cewek lain aja," umpat Ajun kasar.

"YAEELLAAAHH udah anjirrr," balas Hendri sewot. "Gue liat temennya Yena tadi langsung reflek move on."

"Goblok, pantes lo ditolak," umpat Ajun sekali lagi sebelum akhirnya menerimanya operan bola dari Raden. Meninggalkan Hendri yang misuh-misuh di belakang.


















a/n :

kindly reminder, content warning; kalau work ini banyak mengandung bahasa kasar dan kata-kata makian. yang merasa nggak nyaman atau masih di bawah umur bisa disesuaiin lagi ya bacaannya👍🏻

Continue Reading

You'll Also Like

56.5K 7K 54
Apakah kalian berpikir jika cerita ini akan sama dengan drama queen of tears di Netflix?. Kisah yang menceritakan tentang kisruh rumah tangga Hong ha...
209K 24.1K 61
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
81.9K 7.4K 44
Habis nikah langsung kabur ke Bali sama pacar? JANGAN YA DEK YA!! Salsabila Adhikara Rusli yang dijodohkan dengan Ronald Arulian Wijaya langsung berl...
325K 29.7K 33
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...