18. Agrasa
Seperti yang kalian tahu, setiap perkumpulan pasti mempunyai peraturan. Begitu juga dengan Agrasa. Agrasa mempunyai 5 aturan penting yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya.
Agrasa Rules
1. Become a protector.
2. No place for traitors.
3. Die with to remember.
4. Fight to the last blood.
5. Obey or die.
Aturan ini sudah ditetapkan oleh para petinggi sejak Agrasa generasi pertama. Dimana lima aturan tersebut harus mereka ucapkan sebagai bentuk janji meraka terhadap Agrasa pada saat perekrutan anggota.
Aturan yang ada untuk dipatuhi bukan untuk diingkari. Seperti yang tertulis pada aturan nomer lima- Patuhi atau Mati-Konsekuensi harus ditanggung sendiri.
Kalian semua salah jika beranggapan bahwa bergabung dengan Agrasa adalah hal yang mudah, tentu tidak. Setiap anggota yang masuk akan mengikuti beberapa ujian yang berisi tantangan. Baik dalam segi Thinking maupun Fighting. Para calon anggota baru harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan orang lainnya yang ingin ikut menjadi bagian dalam Agrasa, dimana setiap tahun semakin bertambah peminatnya.
Agrasa mempunyai 6 inti dengan pangkat masing-masing atau orang yang paling berperan penting dalam mengurus hal-hal yang rumit, dan tidak bisa di handle oleh anggota biasa.
1. Ketua.
Pangkat tertinggi dalam Agrasa. Posisi yang saat ini sedang dipegang oleh seorang pria tampan berhati dingin-Alister Reygan Melvano-dimana ia sebagai pemimpin utama atau leader. Bukan tanpa alasan ia diberikan kepercayaan oleh petinggi sebelumnya untuk memimpin Agrasa, itu karena kemampuan bertarungnya yang sangat amat ditakuti oleh semua orang. Seperti memiliki kepribadian ganda. Alister bisa menjadi murid teladan jika berada di sekolah dan menjadi iblis pencabut nyawa saat di jalanan.
2. Wakil Ketua.
Dipegang oleh Galang Pradipta yang berarti ia berada satu pangkat dibawah Alister. Orang yang selalu menjadi tangan kanan dan pelindung untuk Alister. Satu- satunya orang yang kemampuan bertarungnya hampir bisa menandingi seorang Alister.
3. Pemimpin Strategi.
Meskipun tingkah laku Devan Ranendra sangat absurd, tapi ia sangat pintar dalam membuat strategi pertempuran yang cantik. Terbukti dengan setiap strategi yang Devan buat selalu berjalan dengan baik dan berakhir dengan kemenangan untuk Agrasa.
4. Informan.
Otak cerdas seorang Karrel Juan Adijaya sangat berguna dalam mencari dan mengorek semua informasi yang meraka mau, baik tentang musuh ataupun yang lainnya. Karrel juga dipercaya untuk memegang keuangan Agrasa.
5. Problem Solver.
Kedua orang ini-Brama Darma Nugraha dan Abdul Joshua-selalu bisa mendapatkan titik terang dari setiap permasalahan yang ada. Maka jangan aneh jika Agrasa selalu saja bisa memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi oleh Agrasa.
Selain lima pangkat di atas. Agrasa juga mempunyai Perwakilan Ketua dari masing-masing kelas di seluruh sekolah yang ikut bergabung dengan Agrasa. Hal itu dapat memudahkan Alister dalam memberikan informasi, ia hanya perlu memberikan arahan pada masing-masing perwakilan ketua, dan nantinya informasi tersebut akan mereka jelaskan ke tiap anggota di kelasnya.
Seperti yang kalian tahu, bahwa anggota Agrasa tidak hanya berasal dari SMA Garuda. Hampir setiap sekolah yang ada di Jakarta memiliki anggota Agrasa didalamnya.
Bagi anak Agrasa, geng motor tersebut bukan sekedar geng biasa pada umumnya yang hanya bisa ugal-ugalan dan meresahkan warga. Tidak, Agrasa lebih dari itu. Meraka sudah menganggap Agrasa sebagai rumah dan tempat berkeluh kesah. Meraka semua sudah seperti keluarga yang susah senang bersama.
"Bang Al."
"Apa?" tanya Alister masih dengan ekspresi datar andalannya pada Zaky-Perwakilan Ketua kelas 11-yang tadi memanggilnya.
"Apa kita perlu turunin pasukan buat jaga keamanan sekolah? takutnya Cardosa bikin ulah lagi."
Zaky sedikit khawatir saat mendengar bahwa SMA Cendrawasih akan ikut menjadi lawan SMA Garuda dalam pertandingan basket 3 hari lagi. Dimana SMA Cendrawasih sendiri adalah sekolah dari rival mereka, Cardosa.
Awalnya Alister tidak berpikir ke sana, tapi ada benarnya juga apa kata adik kelasnya tadi. Bisa saja Cardosa menyusun rencana untuk menyerang Agrasa secara tiba-tiba nanti dan membuat acara jadi hancur. Bukannya Alister berprasangka buruk, namun ia tahu betul bagaimana kelicikan rivalnya itu.
"Bilang sama Galang, kumpulin semua pasukan. Kita adain rapat satu jam lagi-"
"Jangan lupa juga kasih tau Brama buat pesan makanan buat kita nanti," lanjut Alister yang diangguki oleh Zaky.
"Siap bang!"
Alister kembali menyandarkan punggungnya pada sofa yang ia duduki. Ia jadi teringat wajah lucu seorang gadis.
****
Alister sudah duduk di bangku kekuasaannya, yang diapit oleh Galang disebelah kanannya. Rapat sudah berjalan selama satu jam lebih. Sudah banyak sekali usulan yang dilontarkan oleh para anggota Agrasa.
"Balik ke rencana awal. Kita bagi tim jadi empat dengan tugas yang berbeda-beda. Dimana tim 1 tugasnya jaga di gerbang utama sekolah, tim 2 jaga dibelakang sekolah, tim 3 nanti yang keliling ke setiap sudut sekolah, dan tim 4 bisa pantau pergerakan semua orang dari lantai atas," ucap Devan yang sedari tadi menyusun strategi untuk mereka berjaga-jaga nanti.
"Gimana, Al?" tanya Galang pada Alister. Ia ingin mendengar persetujuan terlebih dahulu dari pria itu.
Alister mengangguk. "Gue setuju. Tapi ada sedikit penambahan dari gue. Kita harus bersikap seperti murid lain pada umumnya dan gak boleh ada yang gegabah apalagi sampai kepancing emosi. Jangan lupa juga kalau ada yang mencurigakan langsung hubungin yang lain. Satu lagi, jangan pernah ambil resiko dengan berpikir kalau kalian bisa beresin semuanya sendiri. Ingat kerja sama tim," ucap Alister seperti memberikan wejangan untuk semua pasukan.
Ini semua tidak berlebihan. Alister hanya tidak ingin melihat anggotanya sampai kenapa-napa.
Alister akan berubah 180 derajat menjadi orang yang berbicara panjang x lebar jika sudah menyangkut dengan Agrasa. Tidak ada Alister yang irit bicara. Ia akan serius karena Agrasa termasuk hal yang penting dalam hidupnya.
Galang menatap bangga pada Alister yang berada di sampingnya. Alister selalu bijaksana dalam mengambil keputusan dan akan mengutamakan keselamatan anggotanya.
"Oke semuanya, kalian mengerti?!" ucap Galang lantang.
"SIAP MENGERTI!"
Alister berdiri dari duduknya diikuti oleh kelima temannya yang merupakan inti Agrasa.
"Makanan udah lo pesan, kan?" tanya Alister pada Brama. Ia takut kalau Brama lupa.
"Aman, Al. Udah nyampe malah dari sepuluh menit yang lalu," jawab Brama sambil mengacungkan jempolnya.
Alister hanya mengangguk sebagai jawaban. Brama segera memberikan instruksi kepada yang lainnya agar segera pergi ke ruang tengah untuk menikmati makanan yang sudah ia beli tadi atas perintah Alister. Setelahnya ia pergi menyusul Alister.
Jojo sedari tadi seperti tidak semangat. Ia terpikir untuk menyenggol bahu Devan pelan. Tapi pelannya berkali-kali sampai membuat Devan kesal sendiri.
"Apa anjing!" ketus Devan.
"Ngga. Gabut doang," ucap Jojo lalu berjalan mendahului Devan.
Devan dibuat mematung ditempat. Galang yang melihat itu langsung mengelus-elus punggung Devan untuk menyalurkan kekuatan. "Sabar. Orang sabar kuburannya lebar."
"Astaghfirullah. Ya Tuhan dosa apa yang telah hamba-mu ini perbuat sampai bisa dipertemukan dengan orang-orang gila seperti mereka ini," ucap Devan dramatis.
Galang memberikan toyoran keras di kepala Devan. "Ndas mu dek-dek." ucap Galang.
Devan mengusap kepalanya yang menjadi korban kdrt Galang. Baru saja Devan akan berbicara, Galang sudah menarik kasar tangannya untuk cepat berjalan ke ruangan tengah menyusul yang lain.
****
TBC
Gimana part ini? suka?
Jangan lupa like, comment, and vote.
Spam Agrasa for next chapter!
See you in the next chapter.