OH, MY BABYSITTER! || ʟᴏΙͺα΄… ꜰᴏ...

By OverthinkerLilly

15.3K 1.8K 654

Dari hanya seorang babysitter, akankah mungkin [Name] naik rank menjadi second-mothernya Anya? Langkah apa sa... More

Prologue
say yes, say yes!
The Day We Met
MISSION 1 : notice me!
MISSION 3 : how to make a spy jealous?
SPECIAL MISSION : ruin the play date!
MISSION 4 : asmalibrasi
MISSION 5 : actually, roman picisan!
FINAL MISSION : complete mess [END]
Alternative Ending : treat you better - yuri briar

MISSION 2 : the more, the merrier

1K 163 107
By OverthinkerLilly

.
.
.

Enjoy Reading ♡

.
.
.


"Ga-ga-ga-gawat, Loid-san!"

"Selamat datang, Yor-san"

"Amunisinya sisa dua per delapan." -Anya

"Adikku Yuri akan mampir kesini hari ini!"

"Hari ini?"

"Sepertinya begitu."

--

"Adikku Yuri akan mampir kesini hari ini!"

Hari ini [Name] terjangkit dehidrasi. Yah, kita kesampingkan dulu hal itu. Wacana adik lelaki Yor yang akan sowan ke kediaman Forger malam hari ini, membuat semuanya panik.

Meskipun demikian, Loid bukanlah agen mata-mata esek-esek yang tidak mampu mengantisipasi hal semacam ini. Ayolah, segala sesuatu telah ia perhitungkan.

Untuk mengusir keragu-raguan Yuri terhadap rumah tangga kakaknya. Dengan perfeksionis, Loid pun sudah menerapkan list barang yang seharusnya menjadi pendukung hubungan settingan mereka, diantaranya: satu set kasur dengan seprai bermotif hati yang biasa ditemukan di love hotel, foto-foto dengan pose 'keintiman dan kekeluargaan' yang sudah disunting editor pro, serta beberapa barang couple-an lainnya.

Perlu digarisbawahi, semua 'perlengkapan pasutri mesra' ini diserahkan pada [Name] untuk Ia memasangnya. Walau tahu segalanya adalah bohong-bohongan, hati [Name] yang sudah gelap mata tetap panas. Rasanya, seluruh villain anime yang mempunyai elemen api bersarang dalam dadanya.

Aaaargh... kenapa sih yang menyelamatkannya waktu itu harus orang-orang di rumah ini?

"Ayah dan ibu mau mesra-mesraan?" Selidik Anya dengan begitu polos.

"Tidak!" Serempak tuan dan nyonya Forger.

[Name] jadi sedikit melunak mendengarnya. Jawaban 'Tidak' dari keduanya, memanglah harapannya. Ngeri. [Name] sedang dalam jealous dark mode.

[Name] sudah selesai dengan pekerjaannya. Namun, hingga bunyi denting jam menunjukkan pukul sembilan pun, seseorang yang dinantikan kehadirannya tak jua datang.

Anya yang notabene masih bocah, menyudahi kegiatan membacanya. Rasa kantuk mengalahkan rasa penasarannya terhadap sang paman. Loid menyuruh [Name] untuk menidurkan putrinya.

Sudah hal lumrah bagi [Name] tidur dengan Anya. Karena semenjak hari pertama bekerja, Anya sudah menunjuk [Name] sebagai pendongeng pribadinya.

Bukan tanpa alasan. [Name] satu-satunya orang normal diantara para penghuni Apartemen Forger. Karena kalau sudah Loid atau Yor yang mendongeng, maka kedua orang tuanya itu akan mengisahkan peristiwa berdasarkan pengalaman nyata. Tentang bagaimana aksi gila seorang agen mata-mata pro dan pembunuh bayaran elit menjalani harinya yang disajikan dengan lengkap, berkedok dongeng. Padahal nyatanya, hal tersebut benar adanya. Seru, sih. Namun untuk pengantar tidur, rasanya Anya lebih memilih orang normal dengan cerita pasaran seperti Cinderella dan sejenisnya.

Serius. Beliau Anya terkadang lelah dengan kemampuan supernya.

Maka dari itu, [Name] si babysitter normal yang berada ditengah-tengah keedanan keluarganya, adalah anugerah baginya. Di mata Anya, [Name] adalah gadis biasa yang luar biasa. Tetapi di mata [Name], Anya merupakan pijakan berharganya untuk mendekati sang bapak. Sangat simbiosis mutualisme, bukan?

"Kak [Name], ayo tidur saja. Mata Anya sudah berkacang-kacang." Ucapnya seraya menarik ujung pakaian [Name]. Menggemaskan. Membuat [Name] ingin menggigit pipi tembemnya. Anya pun mendadak tidak mengantuk setelah membaca isi pikiran [Name].

"Yang benar itu berkunang-kunang, Anya. Yuk tidur!"

--

"Bumi kiamat?" Ujar Anya refleks terbangun dari tidur akibat sebuah goncangan.

[Name] yang berada di samping Anya, juga ikutan gelisah. Untungnya peristiwa tersebut hanya berlangsung selama beberapa detik, sehingga Anya dapat kembali meraih mimpinya. Tidak begitu dengan [Name]. Ia jadi tak bisa memejamkan mata sekarang. Mungkin segelas susu hangat bisa menjadi solusi insomnya.

Namun ketika [Name] membukakan pintu kamar, pemandangan yang terpampang saat ini sungguh diluar dugaan. [Name] mendapati lelaki yang wajahnya sudah berdarah-darah. Apa perkelahian baru saja terjadi diruang tamu apartemen Forger?

"Loid Forger, aku titip bibir kakak padamu untuk sementara waktu."

"Bicara apa kamu ini!" Pungkas Yor berteriak malu.

Laksana seenteng menempeleng boneka, tubuh lelaki itu di hempaskan begitu saja olehnya. Yor memang bar-bar, tetapi nyonya cantik itu banyak menyimpan rahasia menarik.

"Kamu baik-baik saja, Yuri? Kamu sempoyongan, lo."

"Aku baik-baik saja. Kakak sendiri juga sempoyongan, tahu!"

[Name] tidak paham dengan arah pembicaraan mereka. Tentu saja. Ia kan baru menginjakkan kaki disini, sekitaran dua menit yang lalu. Pikiran [Name] semakin runyam tatkala Yor mencoba menopang tubuh lelaki yang barusan dirinya aniaya.

Eh, tunggu...

Sepertinya otaknya mulai mencerna sesuatu. Ya, lelaki itu adalah adiknya Yor!

Kenapa coba orang yang sedari sore ditunggu, malah menjadi objek perundungan? Apa itu hal yang lumrah di keluarga Briar?!

[Name] mumet melihat serangkaian adegan di depannya. Apalagi ketika tuannya ikut menghambur ke tengah kakak-beradik yang sedang-saling rangkul. Dengan gentleman, Loid mengatakan sesuatu yang membuatnya iri sampai ke tulang-tulang.

"Yuri-kun, terima kasih telah melindungi Yor-san selama ini. Yang pasti hal itu tidak mudah, 'kan? Mulai sekarang ada aku juga yang siap menopangnya. Mari kita bahagiakan Yor-san bersama."

Sudah jelas lagi nyata Yuri sempat tertegun dengan penuturan Loid. Namun lelaki yang [Name] perkirakan empat tahun lebih tua darinya itu, menepis rangkulan hangat tuan Forger. Tsundere?

"Idih, siapa yang butuh bantuan mu?

Cukup! Aku pulang saja!"

[Name] merasa jadi tidak enak karena sejak tadi hanya menonton. Sekalian ikut campur juga disertai rasa kepo, haruskah Ia memberi pertolongan pertama pada luka-luka estetik Yuri?

"Ano... Apa tidak apa-apa pulang dengan kondisi tubuh babak belur begitu? Mau ku obati terlebih dahulu?"

Bodoh. Ia seperti kehilangan urat malu, sekarang. Ini kan urusan rumah tangga orang!

Namun siapa sangka. Yuri berjalan cepat ke arahnya. Membuat pertanyaan besar di kepala sang tuan dan nyonya. Sejak kapan mbak babysitter itu melihat interaksi mereka?

"Baiklah. Ayo sembuhkan aku, nona!"

[Name] kaget ketika Yuri tiba-tiba menggaet pergelangan tangannya, lalu membawa Ia duduk di sofa. Masih dibawah pengaruh alkohol, Yuri mengusap salah satu pipi [Name] dengan ibu jarinya. [Name] kan jadi waku-waku.

"Astaga... apa dokter jangkung, tampan, dan mapan itu menjadikan mu yang kedua? Kau cantik sekali, nona. Mau mencoba berkencan denganku?!"

Sepersekian detik kemudian, serangan lanjutan dari Yor kembali menyapa rahang bawah lelaki malang itu. Ia merasa tindakannya itu memang pas untuk membentuk kesopanan sang adik bujang. Mata [Name] dan Yuri membelalak bersamaan. Sepertinya Ia memang harus mengurungkan niatnya menjadi ibu kedua Anya.

"N-Nyonya, nanti Yuri-kun beneran bisa masuk rumah sakit, kalau begini."

"Benarkah? Sepertinya aku memang berlebihan. Namun aku benar-benar minta maaf atas perkataan adikku, Loid-san, [Name]-san!"

Katanya sambil membungkukkan badan. [Name] jadi merasa kagum dengan didikan 'terlalu keras' Yor, pada adiknya.

"Jangan bergerak, Yuri-kun! Sebentar. Aku akan membawa kotak P3K untukmu."

Yuri tersihir pesona mbak babysitter. Terbukti dari tatapannya yang senantiasa mengekori sosok [Name].

Kok panas, ya? Pikir Loid.

Padahal, pendingin ruangannya itu tergolong masih baru dan bermerk mahal. [Name] kembali dengan menenteng kotak P3K. Ia mulai membubuhkan obat merah dan salep secara bergantian, pada memar-memar di tubuh Yuri.

Suhu tubuh Loid semakin meningkat ketika muda-mudi itu saling melempar senyuman. Ada yang tidak beres dengan metabolisme tubuhnya. Masa tiba-tiba saja dadanya serasa panas dan mendidih?

--

Dirasa mendingan karena pengobatan cinta [Name], Yor menyuruh Yuri agar segera beranjak pulang. Ia membopong taruna itu hingga ke depan pintu. Sebelum pintu ditutup, Yuri sempat mengutarakan niatnya pada [Name]. Ya, lelaki itu mengajaknya kencan pekan depan.

"[Name] aku menyukaimu. Kamu harus sudah cantik saat aku menjemputmu hari minggu, nanti."

Sejurus kemudian, batang hidung Yuri menghilang tergantikan daun pintu yang ditutup keras-keras oleh Yor.

Situasi canggung pun turut menyertai ketiganya. Namun, ambruknya Yor yang terkenal payah menghadapi pengaruh alkohol, membuat [Name] dan Loid seketika panik.

Yor yang masih bergumam tak jelas, di gendong ala bridal style oleh Loid. Sedangkan [Name] mulai membereskan barang dari sisa-sisa kekacauan malam ini.

Beberapa saat berlalu, Loid menghampiri [Name]. Tuan tampannya itu duduk di meja makan dengan raut wajah yang sudah dipastikan lelah.

"[Name], tolong seduh kan teh hijau untukku."

"Tunggu sebentar, tuan."

Sesuai perintah, dengan cekatan [Name] membuatkan segelas teh hijau hangat untuk tuan Forger. Selesai membuatkannya untuk Loid, ia kembali melanjutkan cuci piring dengan kondusif. Tersisa tiga gelas lagi yang belum ia eksekusi. Tetapi Loid menambahkan satu gelas bekas minum teh nya beberapa menit lalu. Tuannya itu malah nimbrung ikut-ikutan mencuci gelas dengan [Name].

"Tuan Senja istirahat saja. Biar aku yang melanjutkan ini."

"Daijoubu, [Name]. Aku hanya ingin membantu mu."

Kalau kata Anya, [Name] sekarang tengah waku-waku. Tatapan mereka bertemu. Insting dari kedua insan tersebut sama-sama tidak mau momen ini cepat berakhir. Si tuan seakan berucap, '[Name] semakin manis jika dilihat lebih dekat'. Kemudian dijawab tak kalah picisan oleh sang pelayan. 'Tuan Senja, aku tidak ingin membunuh perasaan ini'.

Sadar dengan kenaifan masing-masing. Keduanya menghentikan kegiatan bersitatap yang sudah mulai intens tersebut. Puan menunduk dengan malu tingkat nasional. Sedangkan si tuan, menatap ke samping yang berlawanan dengan [Name].

Ah, persetan dengan image. Rasanya Loid tidak dapat tidur nyenyak sebelum menanyakan...

"Jadi, [Name]. Kamu benar-benar akan menerima ajakan kencan dari Yuri?"

***

Wiiuuuu... wiiuuuu... mulai panas ya, disini 🚨

Yah, karena komenan kalian-kalian yang bikin mood nulisku naik, akhirnya aku bisa update dua chapter sekaligus fanfic rasa sinetron ini, sepesial buat readerstachi tersayang ♡

Silahkan scroll ke bawah atau geser page nya, ya!

Continue Reading

You'll Also Like

8.7M 338K 48
[COMPLETED] Apa kalian tau rasanya mendapat perlakuan istimewa oleh seseorang yang paling disegani di kampus? Nilai bagus yang sudah terjamin, uang j...
2.8M 34.9K 21
harta, tahta, duda kaya raya πŸ”ž seorang duda beranak 1 yang bernama revan adhipta, pada suatu hari ia bertemu wanita cantik sekaligus sugar babynya b...