Pernah tidak jantung kalian berdebar karena dua lelaki
Perjalanan yang kurang lebih memakan waktu 8 jam lebih,, sungguh menguras energi, walaupun hanya duduk dan melihat kemacetan hiruk pikuk lalu lintas dari dalam jendela bus, tapi rasanya tulang ekor yang terus menerus di pakai untuk duduk rasanya pegal sekali.
Pukul 15.00 rombongan bus sudah sampai di depan hotel sahid raya Yogayakarta.
"Sekarang kalian istirahat dulu dan bersih bersih, nanti kumpul lagi jam 19.00 di ball room hotel untuk acara promnight. Teriak pak Handoko di balik toa yang sedang ia pegang.
"Siap pak" jawab sebagian anak anak yang sudah mulai memasuki pintu hotel.
Dengan penuh semangat Aca menarik koper, dan berteriak "Yogja i'm coming!!!"
"Norak" balas daniel cepat
"Bacot lu"
"ELU!! Berisik tau" omel daniel lagi
"Minta di haj--
Dengan cepat aku menarik tangan Aca berusahan melerai pertempuran mereka sebelum semakin memanas.
"Mending masuk hotel yu ca bersih bersih sama istirahat kan malem kita bakal ada acara prom" ucap ku yang sukses membuat emosi di wajah aca berubah menjadi binar bahagia.
***
Kami memasuki kamar hotel, kamar kami berada di lantai 10, dengan nomer kamar 1003, tenang saja aku tidak hanya berdua dengan Aca tapi ada 3 teman kamar lainnya ada Vivian, Rahel, dan Rahma. Aku memang tidak terlalu mengenal mereka, karena sudah jelas aku tidak pandai bergaul, tapi ini semua berkat Aca kemampuannya dalam berteman memang sudah tidak diragukan lagi.
"Gue mandi duluan ya" teriak aca kepada kami berempat saat memasuki pintu kamar hotel.
Dan sudah langsung kami angguki setuju.
"Ga usah lama lama, ga usah pake acara konser di dalem" ucapku memperingati Aca karena hobi Aca selain memarahi daniel adalah membuat konser dalam kamar mandi.
"Iya bawel" balas aca sambil memasuki pintu kamar mandi.
Tinggal kami berempat, rasanya sedikit canggung karena aku tidak terlalu dekat dengan mereka, dan yang aku tau mereka semua adalah teman sekelasnya megan.
"Gue denger denger lo deket ya may sama megan sekarang" ucap Rahma sambil membongkar kopernya.
"Hemm" aku masi kikuk dan belum terbiasa beinteraksi dengan mereka.
"Santai aja kali may sama kita, udah ga usah di jawab si rahma emang terlalu kepo" sahut vivian dengan muka yang sangat ramah padaku.
"Bukannya ga mau jawab, tapi aku sama megan emang ga ada apa apa ko" jawab ku pada mereka.
Dan yang aku tau setelah aku menjawab seperti itu, Rahel terlihat tersenyum.
"Tuh hel tenang harapan lu bersama megan masih terbuka lebar" ucap rahma sambil menyenggol tangan rahel.
Dan aku masi tidak mengerti dengan apa yang mereka bahas.
"Rahel suka megan dari kelas 10" jawab vivian yang seolah mengerti dengan wajahku yang penuh dengan tanda tanya.
"Vi bacot banget sumpah deh" sahut rahel yang seolah sedikit keberatan kalau aku mengetahuinya.
"Yaelah hel 1 sekolah kan bukannya emang udah tau kalau elu demen sama megan, jangankan 1 sekolah itu abang fotokopi depan sekolah juga tau" sambung rahma
"Jangan bilang kamu beneran gatau may" tanya vivian padaku
Dan aku hanya mengangguk
"Lu pada kalau nanya maya soal gosip di sekolah mah dia ga akan tau, yang dia peduliin kalau bukan biologi ya udah pasti Aras".
Sahut Aca yang sudah memakai handuk di kepalanya, dan ucapan Aca sukses membuat ku melotot lebar.
"Acaaaa" teriakku padanya.
Dan sialnya Aca hanya terkekeh.
"Lo suka sama Aras may?" Tanya rahma padaku.
Dan jelas lansungku jawab dengan gelengan kepala.
"Dulu, sekarang udah engga" jawab ku pelan.
"Yaiyalah sekarang kan udah ada megan" kata aca yang lagi lagi sukses membuat ku melotot.
"Apasi ca" sahutku cepat
"Tapi semua orang taunya kalau Aras yang suka sama kamu" sahut vivian di sampingku.
"Ngaco kamu vi" sambungku
"Iya beneran may, tanya aja rahma"
Dan jawaban vivi sukses diangguki oleh rahma.
"Kalian apasi udah ah aku mau ke supermarket depan dulu, mau beli alat mandi dulu" ucapku yang berusaha menyudahi percakapan ini.
"Ikuttt may" teriak Aca dari arah belakang.
***
Aku masi termenung dengan ucapan vivian tadi apa bener seperti itu yang di pikiran anak anak lain tentang aku dan Aras.
"Buruan itu pencet tombol liftnya may, bengong aja" omel Aca padaku
"Lagian bisa bisanya alat mandi ketinggalan" ocehnya lagi
"Ya namanya kesiangan" jawabku kesal
"Ga usah di fikirin apa yang diomongin Vivi tadi, katanya mau lupain Aras, kalau muter balik terus kapan lupanya"
Damn, sepertinya Aca memang seorang peramal yang bisa tau apa isi hatiku.
"Apasi engga tuh" elakku padanya
"By the way, emang rahel beneran suka ya sama megan?" Tanyaku saat kita sudah keluar dari lift.
"Ya siapa yang ga suka megan kan most famous boy disekolah kita, jadi wajar may kalau lo yang notabenya suka berangkat sama balik bareng dia itu bikin heboh satu sekolah, apalagi sampe diomongin"
"Kenapa emangnya, mau saingan ama Rahel?" tanya Aca sambil menggoda aku.
Dan aku hanya termenung, kenapa hidup ku harus berpusar dengan orang orang yang terkenal di sekolah, berbeda sekali dengan aku yang hanya ingin menutup rapat kehidupanku.
***
Aca pamit kepadaku hendak menelpon mamahnya di depan supermarket.
Saat hendak mengambil pasta gigi ,yang ada pada display rak, tidak sengaja tangan ku bersentuhan dengan tangan laki laki.
"Sorry, buat lo aja" ucap nya sambil memundurkan tangannya.
"Makasih" ucapku pelan dan segera mengambil pasta gigi itu.
Anehnya laki laki itu seperti tidak asing, dimana aku pernah melihatnya, dia memakai celana pendek hitam, kaos hitam dan topi putih, jangan lupakan sepatu converse putihnya yang sudah sedikit usang.
Setelah selesai memilih semua yang aku perlukan, kini aku sedang berada di kasir hendak membayar barang belanjaanku ini, tetapi sialnya saat ingin merogoh dompetku aku tidak menemukannya dan ternyata aku baru ingat bahwa aku tidak membawa ponsel dan dompetku yang berada di atas meja kamar hotel.
Aku benar benar panik dan bingung dan sialnya lagi, aku tidak menemukan keberadaan Aca.
Kemana perginya aca, teriakku dalam hati seolah ingin menangis saja. Apalagi petugas kasir yang bertugas kali ini sudah mulai jutek padaku.
Tiba tiba ada tangan yang menyodorkan kartu atmnya pada petugas kasir.
"Bayar pakai ini aja mba" ucapnya, ternyata laki laki tadi.
Aku menunggu laki laki tadi depan pintu supermarket berharap mendapatkan, nomer rekeningnya agar bisa segera aku ganti uangnya begitulah harapanku.
Saat dia keluar dari pintu supermarket, aku menahan lengannya.
"Makasi banget udah bantu aku mas, Boleh minta nomer rekeningnya ga?" Tanyaku padanya.
"Ga usah" ucapnya segera pergi.
Cuek banget, batinku sedikit kesal.
Tiba tiba Aca menghampiriku
"Kenapa ko muka lo gitu?" Tanyanya
"Kamu darimana aja si ca?" Tanyaku padanya.
"Abis beli kue ini" ucapnya sambil mengangkat satu kantung plastik.
Baru hendak memarahi Aca yang meninggalkanku tiba tiba Aca berucap
"Loh itu bukannya Rohan" ucap Aca, sambil menyipitkan matanya ke arah laki laki yang baru saja membayarkan belanjaan ku.
"Gila ya modelan kayak dia ternyata masi mau ikut acara study tour juga ternyata, gue pikir maunya bolos doang" sambung Aca lagi.
"Rohan?" Tanyaku
"Bad boy paling terkenal di sekolah kita, yang daniel suka bilang kalau dia adalah panutanya itu loh" jelas Aca padaku.
Dan sekarang aku baru ingat.
Vote komen jangan lupa yaaaaa guys.