Tak lama setelah Senja keluar ruangan Fajar, Fajar melihat pintu ruangannya terbuka kembali. Fajar bingung, kenapa Senja balik lagi? Adakah yang ketinggalan? Fajar melihat ke sekelilingnya mencari milik Senja yang tertinggal
Tapi begitu Fajar mengangkat pandangannya, ia tak menyangka akan seseorang yang di sampingnya. Orang yang sangat disayanginya. Selalu dicintainya. Ibunya. Fajar langsung tersenyum sangat manis. Ia begitu senang ibunya menjenguknya
"Ibu apa kabar?"
Ibunya menatapnya jengah,"pulang kamu sekarang. Gara-gara kamu gak pulang-pulang, ada temenmu yang datang ke rumah. Malu-maluin aja"
Tiba-tiba darah mengalir dari hidung Fajar. Fajar langsung mengambil tisu di sampingnya
Jujur, sebenarnya ia sangat kelelahan karena berbicara banyak pada Senja. Ia berusaha keras menjaga kesadarannya, karena ia tak tau lagi kapan akan bertemu Senja. Apakah akan sempat lagi berjumpa
Kesadaran Fajar makin menipis, ia mengepalkan tangannya kuat untuk menjaga fokus dan kesadarannya. Kepalanya sangat berat, sangat sakit
"Bu, sa-kit" ucapnya sambil menjambak rambutnya
Ibunya terdiam melihat Fajar kesakitan. Sedikit rasa iba mulai timbul di hatinya. Tapi ia langsung menepisnya
"Cepet pulang!" ucap Jihan. Tapi bahkan mimisan Fajar belum selesai
Padahal sudah setengah jam berlalu, tapi mimisan Fajar tak juga selesai. Tisu sudah habis tapi Fajar tak sanggup bergerak dari tempat tidurnya. Darah mulai membasahi tangannya yang menutupi hidungnya. Fajar tak mampu lagi bertahan untuk tetap sadar. Semuanya mulai gelap
Ibunya melihat semua itu. Hatinya mulai..sakit?
Putranya. Bungsunya. Putra yang sangat mirip suaminya dan putra pertamanya
Tiba-tiba hatinya tergerak untuk dengan segera memanggilkan dokter untuk anaknya
Ketika sedang mendapat penanganan, Fajar tiba-tiba kejang. Jihan terkejut, separah apakah sakit anaknya? Apa berhari-hari anaknya tak pulang itu ia habiskan semua di rumah sakit?
Dokter yang melihat Fajar kejang pun langsung memberi penanganan cepat
Setelah Fajar tenang, ibunya masih disana. Menunggu di kursi yang ada di ruangannya. Ia menatap wajah putranya yang sangat pucat
"Anda keluarga Fajar?" tanya seorang dokter setelah selesai menangani Fajar
Jihan terdiam, lalu mengangguk,"saya ibunya"
"Oh, baguslah kalau begitu. Bu, mari ikut ke ruangan saya" ucap dokter itu sambil berjalan mendului
Jihan mengikuti dokter itu. Setelah tiba di ruangannya dokter itu mempersilahkannya duduk. Jihan duduk di depan dokter itu
"Bu, anak ibu terkena meningitis" ucap dokter itu
"Meningitis? Kok bisa?" Jihan heran, setaunya itu cukup parah
"Apalagi jenis yang dia alami karena bakteri, Bu. Mematikan. Dan.."
Dokter itu berhenti sebentar,"akhir-akhir ini dia juga terkena sepsis, atau keracunan darah"
Jihan terdiam,"lalu bagaimana dok?"
"Kondisinya juga terus menurun. Mohon dukungan buat dia Bu, doa ibu juga. Kami akan berusaha semampu kami juga"
"Baik, dok. Makasih. Administrasinya gimana ya dok?"
"Oh, silahkan ke bagian administrasi Bu. Tapi setau saya sudah dibayar sampai saat ini"
"Oh, benarkah? Makasih ya dok. Nanti saya kesana lagi. Saya pamit kalau begitu"
"Ya Bu. Silahkan"
___________
Sang ibu berjalan sambil melamun di lorong rumah sakit itu. Tiba-tiba ia merasakan perasaan tak nyaman dalam hatinya
Ia teringat ketika Fajar baru lahir ke dunia. Begitu tampan dan lucu. Kalau bukan karena usianya yang lanjut dan ia tak ingin memiliki anak lagi, pasti ia akan menyayangi anaknya itu
Jihan merasa..menyesal?
Air matanya mulai menetes, sedikit demi sedikit. Tanpa terasa ia sudah sampai di ruang rawat Fajar
Ia melihat wajah dengan netra tertutup itu. Ia melihat kening anaknya berkeringat karena demam, ia langsung mencari kompres dan mengompresnya. Untuk pertama kali
Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya masa-masa ketika Fajar sakit, sejak masih kecil. Tak ada yang memperhatikannya, tiada yang mengurusnya
Hatinya perih, pantaskah ia disebut seorang ibu?
Padahal Fajar terus menyayanginya tanpa lelah, mencintainya tanpa celah
___________
Fajar membuka sedikit matanya, kepalanya sakit sekali, ia langsung membuka mata dan duduk untuk mencari obat
Tapi ia tak menyangka akan melihat ibunya berada di dekatnya,"ibu?"
Ibunya menatap Fajar yang tampak menahan sakit,"ya? Fajar butuh apa?"
Tiba-tiba Fajar tersenyum hambar,"haha. Gue beneran gila. Halu banget"
Ia segera mengambil obat, meminumnya lalu tidur
Sang ibu menatapnya sedih, kenapa anaknya bilang seperti itu? Apa tak mungkin jika ibunya yang menemaninya?
Sudah seberapa dalam ia menyakiti putranya?
Ibunya melihat hpnya yang terus berdering karena banyak chat masuk. Dari anak-anaknya dan suaminya. Mereka heran kenapa ia mau menjaga Fajar, menyusahkan diri
Jihan menggenggam telapak tangan Fajar sambil menangis lagi,"maafin ibu ya nak, ibu salah, gak seharusnya ibu memperlakukan kamu seperti itu selama ini, maaf, ibu menyesal, maaf,.."
Fajar yang belum nyenyak tidurnya, membuka mata, berteriak histeris,"suster! Aku beneran gila!! Gimana ini?! AAA..." Fajar mulai memukuli kepalanya, ibunya tersentak kaget dan langsung memeluknya
"Fajar, ini beneran ibu nak..beneran ibu..ini ibumu..maaf ibu baru datang.."
Fajar mulai tenang, lalu setetes air mata jatuh ke pipinya yang tirus. Ia menatap ibunya,"kalau aku lagi gak gila..berarti..ah iya, cuma mimpi kalau gitu. Cuma mimpi. Iya" Fajar terus bergumam seperti itu
Ibunya kembali menangis,"nggak nak, kamu gak mimpi, ini beneran ibu, maaf ya, maaf,.."
Pandangan Fajar kosong, tapi tak lama ekspresinya kembali. Kembali menjadi Fajar yang biasanya. Yang tersenyum, yang hangat pada keluarganya
"Ibu? Ini beneran ibu ya?" ucap Fajar sambil tersenyum. Tapi air matanya kembali menetes
"Ibu, aku mau pergi jauh ya..sakit banget, gak tahan.." ucap Fajar kemudian
Ibunya kaget,"nggak..nggak boleh Fajar, kamu harus sembuh ya..ibu janji bakal sayang sama kamu, ibu janji..makanya kamu berjuang dikit lagi ya..berjuang untuk sembuh, nanti ibu bakal usahain biar ayah sama kakak-kakakmu sayang kamu. Ibu janji"
"Seka-rang..hh..gak perlu-.. Bu, ma-af aku nyusa-hin..maaf.." napas Fajar terasa sangat sesak, ia memegangi dadanya yang nyeri karena tak bisa bernafas
Kepalanya tambah sakit, ia memejamkan matanya,"bi-lang maka-sih sama ayah dan-..hh.. kakak-kakak Bu, maaf juga.."
Ibunya menangis,"kamu harus sampaiin sendiri"
"Nggak bisa Bu,.."
Fajar membuka matanya dan meraih tangan ibunya untuk menggenggamnya,"maka-sih Bu, karena ibu aku pernah ada di dunia.." Fajar menarik napas sesaat menguatkan diri untuk bicara, ada yang harus ia bicarakan pada ibunya,"aku sayang ibu selamanya"
Fajar tersenyum dan mulai menutup matanya yang indah
Mata yang selama ini selalu berusaha memberi bahagia, meski keluarganya tak menyadarinya
Mata yang penuh luka dan derita. Mata yang sarat akan kasih sayang dan kehangatan
Mata..yang tak akan pernah ia lihat lagi
Mata..yang harusnya ia lindungi untuk tetap terjaga dan bisa menikmati bahagia
Alat-alat medis yang terpasang pada Fajar berbunyi, ia segera mendapat tindakan
Tapi akhirnya mereka keluar ruangan Fajar dan memberitahu ibunya kalau Fajar sudah pergi, selamanya
Selamanya. Tak akan pernah kembali. Tak akan singgah lagi. Tak akan datang ataupun memberi senyum patri
Ibunya terjatuh di lantai dan menangis..
Maafkan saya Fajar..
__________
Beberapa waktu kemudian, Senja mendapat pesan bahwa e-banking nya mendapat transfer beberapa juta. Ia cukup kaget, lalu tiba-tiba ia teringat Fajar lagi, ia menangis kembali
Tidak tau berapa kali Senja menangis. Apalagi setelah mendengar kabar itu. Ia hancur, kehilangan, hampa. Ia sangat menyesal tak ada di sisi Fajar ketika saat-saat terakhirnya
Angga sangat sedih. Ia menjadi pendiam sampai waktu yang lama
Ibu Fajar? Jangan ditanya. Ia begitu terpuruk
Ia jugalah yang melihat surat dari Fajar untuk mengirim tabungannya yang tak banyak pada Senja karena telah membayar biaya ia dirawat. Hanya 3 juta yang ia punya. Sisanya ibunya mengirimkan uang dari tabungannya sendiri
Ibunya sempat berterima kasih pada Senja dan Angga yang dengan tulus berteman dengan Fajar
Keluarganya? Mereka sedih dalam hati, tapi menutupinya. Rumah itu menjadi suram, kalau bukan karena anak-anak Kavin. Setelah itu Kavin pun pindah menyewa kontrakan sendiri
Fajar..mereka kehilanganmu
__________
Makasih dah mau baca, bantu kasih bintang dan komen ya