。
。
.•♫•♬•Selamat membaca•♬•♫•.
Andyniryuu2
。
。
"Lepas!!"
"Ck, lepasin!!"
Seokjin menggerakkan tubuhnya brutal kala seseorang yang sangat ia kenali mencoba menggagalkan aksinya.
Taehyung.
Orang yang kini berusaha menghentikan Seokjin adalah Taehyung.
"Berhenti gerak-gerak. Lo harusnya sadar apa yang lo lakuin itu bukan sesuatu yang bener!" teriak Taehyung. Tangannya tak melepas tubuh Seokjin begitu saja karena keadaan sangat tak memungkinkan.
"Lalu? Apa yang kamu anggap benar? Tersiksa selamanya? Begitu?" tanya Seokjin sarkas.
"Kalian semua kejam karena membiarkan aku tetap hidup. Aku ingin mati karena Jungkook akan bersamaku saat mati. Kau kira mengakhiri hidup itu mudah? Tidak!! Aku takut! Sangat takut!" seru Seokjin.
Tanpa menjawab terlebih dahulu Taehyung mencoba melepaskan pisau dari tangan Seokjin dan juga membawanya turun serta menjauh dari tali kekang di depannya.
"Lo ngapain mikirin hal itu?! Ngapain bunuh diri hah?!" bentak Taehyung.
"Lo tau? Seluruh kesalahan yang lo anggap milik lo semua ini nggak semuanya bener. Gue yang benci sama lo bahkan punya alasan untuk hal itu. Gue nggak seenaknya benci sama lo!"
Seokjin menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap mata anak yang telah ia lukai selama ini.
"Terus salah siapa semua ini? Mama Rin meninggal jelas salah gue! Gue yang udah buat dia pergi untuk selamanya. Gue yang udah buat perpecahan dalam keluarga ini! Semua gue penyebabnya!!!" Wajah Seokjin kini memerah. Dapat Taehyung lihat rasa bersalah yang sama yang pernah Seokjin tunjukkan di depan mayat ibu mereka dahulu kala.
"SIAPA YANG BILANG HAH?! SIAPA YANG BILANG KAYAK GITU?!" Taehyung meninggikan suaranya karena emosi yang kini menguasainya.
"Lo egosi!" tuding Taehyung.
"Selama ini gue bertahan buat benci sama lo karena selama ini gue pikir dengan kayak gitu hati lo bisa lega. Komunikasi kita bahkan udah kayak presiden dan mentri yang cuma bisa berkata-kata formal tanpa rasa santai sedikitpun. Menurut lo? Apa gue bahagia dengan semua itu?"
"GAK SEOKJIN! NGGAK!"
Ini adalah pertama kali. Ini adalah pertama kali Seokjin melihat Taehyung menangis di depannya dan mengutarakan hal yang selama ini bahkan tak mereka bahas.
Sejak kematian mama Rin, Taehyung memang tak pernah menyalahkan Jin secara langsung. Anak itu hanya mendiamkan Seokjin dan terkadang bersikap dingin pada kakak tirinya itu. Namun, sering juga Taehyung menunjukkan perhatiannya pada Seokjin layaknya Seung Ho yang selalu sayang pada Seokjin kecil waktu itu. Hanya saja, selama ini Seokjin kurang peka pada Taehyung. Otak Seokjin sama sekali tak memikirkan kemungkinan jika Taehyung juga terluka karena ini.
Seokjin egois memang.
Ia hanya memikirkan lukanya saja.
"Saat kedatangan mama Rin dan dua anaknya, gue bahagia banget sampe berniat pamer sama temen sekelas. Gue kira hubungan kita bakalan lebih baik saat itu. Gue bahkan menyiapkan diri buat rela lebih di lupakan lagi sama papa. Tapi nyatanya semuanya nggak gitu.."
"Papa yang nggak pernah sayang sama gue kembali mengingatkan posisi gue untuk gak deket sama kalian semua. Rasanya sakit. Sakit banget. Papa bahkan lebih milih lo ketika dulu kita pernah di culik sama rekan bisnis papa. Lo tahu? Sejak saat itu gue udah tahu diri kalau gue nggak diharapkan siapapun di dunia ini."
Seokjin mengusap kasar air matanya.
"Gue tahu gue egois. Tapi, kali ini gue minta buat lo pergi dari sini. Jungkook udah berbaik hati buat ajak gue pergi sama dia ke tempat yang lebih baik. Kalo lo masih punya nurani, tolong pergi dan biarin gue mati hari ini. Biarin gue menghilang dari hidup yang bahkan nggak mau gue gantungin sejak dulu," Seokjin menatap Taehyung dengan tatapan memohonnya. Namun, hal itu malah membuat Taehyung mengepalkan tangannya emosi.
Dengan tangannya sendiri, Taehyung mengambil sebuah batu kerikil kecil dan melemparkannya pada Seokjin.
"SADAR SEOKJIN!! SADAR!!"
"Jungkook itu sudah lama mati. Jungkook itu adalah ilusi. Dia tidak nyata. Kau berbicara pada udara kosong selama ini!" Taehyung berteriak geram.
Selama ini, dia memang sering mendengar nama Jungkook itu disebut. Namun, belum lama ini kabar kematian Jungkook beredar di sekolahnya. Dan selain kabar kematian Jungkook yang beredar, kabar bahwa Seokjin suka membicarakan Jungkook seolah-olah anak itu masih hidup juga hangat dibicarakan saat ini. Awalnya Taehyung juga tak peduli, hanya saja dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri sekarang.
Ini mengerikan.
"Jungkook masih hidup. Dia ada disini sama kita. Dia bahkan natap lo dengan tatapan iba." Ucap Seokjin dengan wajah yang kebingungan.
"Mengertilah Seokjin! Jungkook adalah ilusi. Dia tidak nyata. Dia bunuh diri tepat di depan lo! Dia mengakhiri hidupnya untuk membalas dendam sama keluarganya dan menghancurkan mereka sekaligus!"
"Dia sudah mati Seokjin! Dia sudah lenyap dari dunia ini!"
Taehyung mencengkram kedua bahu Jin dengan erat. Dia bahkan terus menerus meneriakkan jika Jungkook sudah mati pada Jin yang kini menutup telinganya erat-erat.
"Diem Taehyung! Lo bohong!"
"Gue tahu lo bohong!"
Seokjin terus menerus meyakinkan dirinya jika Taehyung berdusta. Namun, tatapan mata itu bukan mata orang yang berdusta.
"Gue nggak pernah berbohong. Dan kalo lo gak percaya lo bisa membuktikan sendiri lewat apa yang lo lihat dari Jungkook saat ini,"
"Setiap ilusi pasti ada kejanggalan. Dan gue tau, lo pasti liat itu di diri Jungkook yang lo liat sekarang."
Seokjin yang ingin membuktikan ucapan Taehyung langsung menatap lamat-lamat Jungkook yang terdiam itu. Ia menelisik seluruh fisik dan wajah anak itu demi membuktikan jika Taehyung salah. Namun, yang ia temukan bukanlah bukti bahwa Taehyung yang salah. Ia malah menemukan fakta yang mengejutkan sekaligus membuat seluruh tubuhnya bergetar dengan nafas yang mulai tak beraturan.
"Seokjin? Lo baik-baik aja kan?"
"Lo kenapa?!"
Taehyung yang melihat itu seketika panik dan langsung mencoba menyadarkan Seokjin. Namun, ternyata dia terlambat karena Seokjin kini telah ambruk dengan Taehyung yang mencoba sekuat tenaga menyadarkannya.
"SEOKJIN!"
"JIN! BANGUN!"
"SADAR BEGO!!"
"HEI!!"
。
。
.•♫•♬•To be Continue•♬•♫•.
Andyniryuu2
。
。