The Road

By Sofi_Suci

176 11 6

Spin of On The Road |• Livi Adrea Tidak ada sesuatu yang lebih buruk dari penyesalan. Di dalam cerita ini. K... More

The First
Adipta/Pradipta
Masalalu Yang Hilang
Siapa (?)
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8

School Festival

21 2 0
By Sofi_Suci

Hai, sebelum lanjut baca. Jangan lupa dukung aku dengan cara klik ikon bintang di bawah kiri handphone kalian. Tinggalkan komentar juga ya.. Komentar kalian berarti banget buat aku.
Pleasee satu aja ada yang komentar sama kasih bintang, aku bersyukur banget

Happy reading all

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Ini sudah satu bulan sejak Livi menjadi murid di SMA Younite. Ternyata sekolah milik keluarga nya ini di jalankan dengan sangat baik. Tidak ada pembullyan, atau hal hal buruk lain nya.

Bulan ini sekolah mengadakan pesta kostum. Semua murid bebas menggunakan kostum apapun untuk berangkat ke sekolah.

Dan disini lah sekarang. Livi bersama Nendra sedang berada di mall besar untuk berbelanja. Livi memilih kostum simpel agar tidak susah untuk di pakai.

Livi membeli kostum sekolah ala ala Korean School dengan mahkota cantik, karna konsep yang dia gunakan adalah princess school. Sedangkan Nendra hanya perlu mencari kaca pembesar, bolpoin, note book, dan kaus tangan karet. Karna konsep yang digunakan oleh Nendra adalah detektif. Dia tidak perlu membeli kostum karna di rumah dia memiliki banyak setelan jas.

"Kak Nendra mau jadi apa buat pesta kostum nya?" Livi bertanya, mereka masih mencari aksesoris yang akan di pakai Livi.

"Simpel kok, kakak cuma jadi detektif" Nendra berjalan di samping Livi. Dia membawa beberapa paperbag, itu adalah keperluan Livi. Kebetulan mereka sedang tidak di dampingi oleh bodyguard.

"Kamu jadi apa hmm?"

"Ivi mau jadi princess school kak"

Nendra terkekeh mendengar perkataan Livi. "Sayang, kamu emang dari lahir udah jadi princess nya Pradipta family"

Terkadang Livi memang lupa kalau keluarga nya adalah keluarga yang dilimpahkan banyak kekayaan, kadang dia juga lupa kalau dia selalu di treat like a queen di dalam lingkup keluarga nya. Semua tentang Livi adalah penting untuk Pradipta family. Gadis itu sangat di jaga oleh keluarga nya.

"Makasih kak Nendra"

"Hmm? Makasih kenapa? Tiba tiba bilang makasih?"

Livi berjalan sambil memeluk pinggang Nendra, membiarkan tangan Nendra merangkul pundak nya. "Makasih udah jadi kakak nya Ivi"

"Makasih juga udah jadi adek kesayangan nya kakak"

Mereka berjalan keluar dari toko dan masuk ke toko lain nya. Sekarang Nendra dan Livi sedang melihat lihat etalase yang berisi banyak sekali mahkota berlian, dengan kalung kalung yang indah, dan tentunya disertai dengan harga yang fantatis.

"Kak ini buat perlengkapan festival doang lohh gak perlu yang asli diamond nya jugaa.. Kita bisa beli yang imitasi di toko aksesoris"

"Heh gak ada yang palsu buat kesayangan nya kakak, kalo misalnya kita beli yang palsu, nanti di rumah kamu mau bilang apa ke daddy sama bunda?"

"Kak.." Livi mengerucut kan bibir nya. Ini terlihat berlebihan untuk festival sekolah.

"Dengerin kakak, kita beli ini karna mau ngasih yang terbaik buat kamu, ngerti?"

"Oke dehh kita beli disini"

"Good girl" Nendra mulai melihat ke banyak tempat untuk mencari mahkota yang akan digunakan untuk Livi. Sebenarnya Nendra memang sangat suka dengan pernak-pernik wanita karna setiap melihat aksesoris, dia pasti langsung mengingat adik nya. Tidak heran kalau Nendra selalu ingin memberi yang terbaik untuk Livi.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Livi sedang menyantap sarapan nya saat jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Bersama dengan Nendra, mereka duduk berhadapan. Di samping kanan Livi, ada Erlangga yang juga sedang menggigit sandwich. Di samping kiri Nendra, ada Edlyn yang sedang memperhatikan suami dan anak anak nya.

"Pemandangan pagi yang sangat indah" Erlangga mencletuk setelah menghabiskan sisa sandwich nya. Dia juga memperhatikan istri dan ke dua anak nya.

"Siapa yang mendandani mu baby? Astaga putri kecil daddy sangat cantik sekali"

"Tentu saja bunda yang mendandani Ivi!! Bunda yang terbaik" Erlangga mengelus rambut Livi perlahan.

"Jadi queen nya daddy yang mendandani mu baby?" Erlangga menatap istrinya yang sedang salah tingkah. Dia sangat senang memperlihatkan keromantisan itu bersama anak anak nya.

"Apa sih mas"

"Bunda tambah cantik kalo lagi salting" Nendra ikut mencletuk membuat Edlyn semakin salah tingkah.

"Konsep apa yang kamu gunakan, Nendra? Kenapa kamu hanya mengenakan setelan jas hitam?" Erlangga bingung dengan penampilan Nendra. Nendra justru terlihat seperti pria kantoran, dia tidak terlihat seperti remaja SMA.

"Ohh ini!! Nendra jadi detektif profesional daddy"

"Kamu terlihat seperti ingin memamerkan visual tampan mu itu, son"

"Nah itu salah satu tujuan nya dad!! Keren bukan?"

Erlangga dan Edlyn tertawa mendengar perkataan Nendra. Memang sejak dulu Nendra selalu mengakui kalau dirinya sangatlah tampan. Tapi memang benar, Nendra memang sangat tampan dengan gurat wajah yang manly dan cool.

Setelah sesi sarapan selesai. Nendra dan Livi berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Mereka memutuskan untuk berangkat sendiri, maksudnya adalah Livi bersama Nendra dan tidak di antar sopir atau bahkan bodyguard.

Hari ini sekolah tidak memiliki jadwal apapun kecuali festival yang di adakan dari pihak sekolah sendiri. Livi bahkan hanya membawa sling bag kecil untuk menaruh barang yang di butuhkan. Sedangkan Nendra, dia membawa tas kerja untuk perlengkapan kostum nya. Tidak lupa kacamata hitam yang sejak tadi sudah bertengger di hidung mancung nya. Nendra dengan sengaja menaruh black card di dalam casing handphone transparan milik nya agar dia tidak ribet membawa dompet.

"Ivi baru tau"

"Hmm? Baru tau apa?"

Mereka berjalan menjauh dari parkiran setelah beberapa menit tiba di sekolah. Sekarang Nendra sedang merangkul pinggang Livi dengan posesif.

"Kak Nendra ganteng banget!!" Livi memekik, membuat Nendra terkekeh.

"Astaga kamu baru tau kalo kakak tuh ganteng?" pertanyaan Nendra langsung di hadiahi tawa riang dari Livi.

Padahal sejak tadi mereka menjadi pusat perhatian, banyak siswi siswi yang berteriak histeris karna melihat penampilan Nendra yang seperti CEO dari perusahaan besar. Banyak juga yang memanggil-manggil Livi karna dandanan Livi yang sangat cantik.

"Neng geulis nihh" salahsatu dari tiga orang yang menghampiri Nendra menyapa.

"Kak Haikal lucu banget, jadi vampir ya kak?"

"Ho'oh nih keren kan?" pertanyaan Haikal di acungi dia jempol dari Livi.

"Posesif amat pak" seseorang itu berjalan di sebelah Nendra. Tinggi mereka hampir sama, dia mengenakan kostum yang tidak biasa.

"Maklum, Bert. Adek satu satunya" bukan Nendra yang menjawab, melainkan Aji yang berdiri di sebelah Haikal. Mereka berjalan bersama.

"Yo'i lah kesayangan gue ini, nyamuk nempel aja langsung gue bunuh"

"Sadis bener njir" sahut Haikal sambil bergidik.

"Ehh lo lagi deket sama Lia kan?" Robert bertanya, sepertinya akan ada bumbu-bumbu asmara di lingkup pertemanan mereka.

"Lia siapa njir?" Aji yang tidak mengetahui pun jadi ikut penasaran.

"Ohh!! Lia yang duduk sama aku ya kak?" pertanyaan Livi diangguki Robert.

"Sok tau kalian ah!!" tersangka utama, Haikal menolak pertanyaan itu.

"Ini gue bukan tanpa dasar nanya nya bambang!!"

"Gue Haikal anjir bukan bambang!!" Haikal menoyor kening Robert sampai pria itu hampir oleng.

"Nih kemaren kayanya lo lagi sibuk banget nemenin emak lo, terus tiba tiba si Lia Lia itu ngechat lo buat di temenin beli kostum, terus lo iya iya aja tuh"

"WOOOOOO" kompak Nendra, Aji dan Livi bersorak dengan cerita Robert.

"Apaan sih enggak tuh"

"Haikal ngibul guys!! Kemarin dia sampe nanya mau di jemput pake mobil apa motor gitu" Robert meledek Haikal dan tertawa keras. Sahabat nya yang satu ini sepertinya tidak bisa menyembunyikan sesuatu dengan baik.

"Harusnya mah tanyain mau pake jet pribadi aja gak? Gitu, Kal!!" Aji menambahkan membuat mereka tambah tertawa.

Ngomong-ngomong mereka sedang berjalan menuju lapangan utama, disana sudah di isi oleh siswa siswi yang berdandan dengan kostum pilihan. Para guru juga mengenakan kostum yang mereka tentu kan.

Kedatangan Nendra, Livi, Haikal, Aji, dan Robert tentu saja menarik perhatian siswi yang ada di sana. Banyak sekali teriakan teriakan histeris karna melihat ketampanan empat pria itu. Beberapa siswa juga menyuiti Livi karna terpana dengan kecantikan gadis itu.

Nendra melepas kacamata yang sejak tadi menempel di atas hidung nya membuat siswi siswi yang memperhatikan dirinya, semakin heboh berteriak.

Kacamata bermerk gentle monster itu dia berikan kepada Robert. "Pake Bert"

Robert menerima kacamata itu dan langsung memakai nya. "Anjirttt mahal nih harga nya!! Enak cuyy di pake"

Haikal dan Aji yang penasaran ikut melihat gagang kanan pada kacamata itu.

"Gilaa.. Tiga jetii cuyy gue cari di olshop" pekik Haikal histeris.

"Gak heran lahh Nendra mana mau beli yang harga seratus rebu kan" sahut Aji menimpali. Jujur saja Aji juga mengenakan kacamata hitam seperti milik Nendra, tapi harga nya terjangkau dan merk nya berbeda.

Sebenarnya mereka adalah orang berada, memiliki banyak kekayaan, harta dan hidup mewah. Mereka jarang memakai barang barang mahal kalau hanya untuk hal hal seperti ini. Berbeda dengan Nendra, tidak ada yang murah untuk seorang Nendra, apalagi Livi.

Jika kedua saudara itu membeli barang murah dan memakai nya.

Erlangga akan bertanya..

"Dapat darimana barang mainan seperti itu?" atau bahkan lebih parah nya lagi

"Uang di kartu kalian sudah habis?" atau akan mengatakan

"Kalian harusnya boros!! Habiskan uang daddy, jangan berhemat seperti ini son"

Seperti itu tanggapan Erlangga Pradipta kalau melihat anak anak dan istri nya mengenakan barang murah. Bukan sombong, Erlangga hanya ingin keluarga kecil nya mengenakan sesuatu yang layak, karna mereka adalah alasan nya untuk tersenyum bahagia. Mungkin benar kalau ada yang mengatakan kebahagiaan bisa datang dari hal hal yang sederhana. Dan itu adalah kesederhanaan untuk Erlangga Pradipta. Melihat keluarga nya menikmati hasil dari kerja keras yang dia lakukan.

"Gue pinjem punya lo, Bert" Nendra mengambil kacamata yang ada di saku jas milik Robert. Kacamata bening itu lebih cocok untuk penampilan nya, karna kostum nya bertujuan untuk menjadi detektif.

╔══════✮❁•°♛°•❁✮ ═════╗
THE ROAD
╚══════✮❁•°❀°•❁✮══════╝

NENDRA


LIVI


Nendra meminjam motor Bugatti milik Aji, dia ingin keluar sekolah untuk mengambil uang dari kartu, sayang sekali dia hanya membawa black card. Hari ini siswa siswi SMA Younite akan menggalang donasi untuk panti asuhan. Kegiatan itu sudah menjadi kebiasaan sekolah setiap setahun sekali. Dan kebetulan hari ini bertepatan dengan festival yang di adakan sekolah.

Setelah beberapa  waktu, motor yang Nendra bawa mengarah ke jalan sekolah nya. Saat itu, perhatian nya teralihkan.

Dia melihat nenek tua sedang menggendong sesuatu. Dia penasaran, ternyata di tahun 2060 ini masih ada orang yang benar benar membutuhkan bantuan.

Nendra menghentikan motor dengan jarak 3 meter dari nenek yang dia lihat, membuat wanita tua itu berhenti. Kemudian Nendra berjalan mendekat.

"Nenek jualan apa nek?" Nenek itu menurunkan dagangan nya mendengar pertanyaan Nendra.

"Nenek menjual nasi lauk cu.."

"Wahh saya boleh lihat gak nek?" Nendra berjongkok dan mulai melihat kotak yang di bawa oleh nenek itu. Dia pikir mungkin hanya sisa beberapa, namun ternyata tempat itu masih penuh dengan kotak kotak kecil yang berisi nasi dan lauk.

Nendra mungkin dingin, cuek dan tidak peduli. Namun hal hal seperti ini bisa membuat hati nya tergerak.

"Sejak kapan nenek jual nya?"

"Dari jam sembilan cu.. Biasanya nenek jualan keliling"

Mendengar jawaban dari sang nenek, Nendra melihat jam tangan nya. Sudah hampir jam satu siang, tapi dagangan nenek ini masih banyak.

"Saya mau beli semuanya, boleh gak Nek?"

"Boleh cu, boleh.. Ya Tuhan baik sekali anak muda ini" nenek itu mendongak ke atas langit bersyukur kepada Tuhan  nya.

Nendra tersenyum, dia hampir menangis mendengar perkataan nenek ini.

"Begini nek.. Saya beli semuanya tapi mau saya antar ke daerah pinggir jalan. Di tempat anak anak yang membutuhkan. Kita bagiin makanan disana bareng bareng gimana?"

Nenek itu tersenyum, perasaan nya tersentuh mendengar penuturan Nendra.

"Sebentar ya nek"

Nendra berlari ke toko terdekat, untuk membeli sesuatu.

"Nek pake ini dulu biar gak panas" Nendra memberikan payung berukuran besar untuk penjual itu. "Nenek tunggu disini dulu ya.. Sekolahan saya ada di daerah sini, saya balikin motor temen saya dulu, sepuluh menit lagi saya balik lagi"

Nenek mengiyakan perkataan Nendra, dia menuruti nya tanpa protes apapun.

Dengan segera, Nendra berjalan ke motor yang dia pinjam dan kembali ke sekolah.

╔══════✮❁•°♛°•❁✮ ═════╗
THE ROAD
╚══════✮❁•°❀°•❁✮══════╝

Nendra kembali ke tempat semula dengan mobil nya. Dia turun dari mobil dan menghampiri seorang penjual yang tadi dia temui.

"Nenek, ayo nek, kita berangkat" Nendra mengambil barang barang nenek itu lalu ia masukan ke dalam mobil.

"Aduh cu.. Badan nenek kotor, nanti mobil kamu jadi ikut kotor" Nendra terdiam mendengar perkataan nenek. Kenapa dia begitu merendahkan diri?

"Enggak nek, ayo naik kita jalan jalan bareng"

"Nenek gak pernah naik mobil cu'.. Nenek jalan kaki aja gak papa"

"Nenek takut mabok kendaraan  ya Nek? Kalo gitu nanti jendela nya di buka gak papa biar udara dari luar masuk ke mobil, jadi nenek gak bakal mabok kendaraan" dengan halus Nendra memberi pengertian.

Nendra membuka pintu penumpang, meminta nenek itu masuk. Dan dengan berat hati sang nenek masuk ke dalam mobil. Perasaan nya masih tidak enak hati karna takut mengotori mobil mewah milik Nendra.

Mobil itu membelah jalanan kota, Nendra mengendarai nya dengan tidak terburu buru, dia membiarkan jendela penumpang terbuka agar nenek penjual itu tidak merasa mual.

Setelah hampir satu jam berkendara. Mobil itu sampai di pinggiran kota. Disana ada rumah sederhana yang berukuran besar. Itu adalah tujuan Nendra.

━━━━━━。゜✿ฺ✿ฺ゜。━━━━━━

Di tulis tanggal 9 September 2022
Di publish tanggal 12 September 2022

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

2.5M 136K 44
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
7.7M 322K 62
On Going (akan terbit) Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di kead...
2.5M 166K 55
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
18.8M 2.6M 60
{Tersedia di Gramedia} ( Sudah terbit, end & masih lengkap!) Calista Shaqueena, gadis yang begitu kuat dan berani. Mempunyai paras cantik tapi selalu...