EUNOIA ; Jaeren shortstory

By zieddongie

2.5K 270 16

[Remake by komik original karya Mito Orihara, Honesty] (Slow update, zie udah mulai kerja)🙏 °°°°°°°°°°°°°°°... More

awal
1.
2.
3.
4.
5.
7.
SPECIAL FOR SIJEUNI Pt.1💚
8.

6.

162 24 1
By zieddongie

Dan Huang Renjun akhirnya meninggalkan tempat itu dengan senyuman yang semakin melebar, bahkan hampir tertawa dibuatnya. Warga sekitar yang bahkan sempat melihat kejadian romansa anak muda yang terlihat langsung di depan mata, ikut merasakan kebahagiaan mereka. Menghiasi senja yang semakin terasa hangat, namun dingin secara bersamaan.

Dan orang yang tengah bersembunyi di semak semak sejak mengikuti Renjun diam-diam juga ikut menahan teriakannya.

EUNOIA—Remake from comics HONESTY; Mito Orihara

⚠️JAEREN AREA⚠️

©Zieddongie 2022

••••••••••••••••♪♪♪••••••••••••••••

"YAK HUANG RENJUN!"

"Astaga Lee! Jangan mencekkikku! Uhuk!"

Renjun menepuk-nepuk tangan Haechan yang tiba-tiba mengalungi—mencekik—lehernya, sambil mengomel ngomel dengan pandangan kesal ke arah Renjun. Jaemin yang baru saja datang dari toilet, menghampiri keduanya dengan panik. Karena Haechan menyiksa Renjun, padahal saat ini sudah mulai sore hari.

Pantas saja Jaemin menduga, ada yang beres pada anak itu, karena sejak tadi Haechan terus menerus diam dan menatap Renjun dengan mata penuh selidik. Bahkan sejak ia tiba di kampus siang tadi.

"Chan, sebenarnya kamu kenapa sih?!" Akhirnya Jaemin bertanya sambil mengurutkan dahinya dengan kedua tangan, sebelum kemudian menarik masing masing tangan Renjun dan Haechan. Dan membawa mereka berdua duduk melingkar di kursi paling belakang, dimana Jeongin sedang membereskan buku.

Tentu saja, Jeongin yang melihat teman-temannya yang sedikit aneh itu hanya bisa menggelengkan kepala. "Sekarang ada masalah apa lagi?" Katanya lesu sebelum kemudian ia menolehkan kepala dan memandangi mereka satu persatu.

Haechan menghela nafas, kemudian menunjuk ke arah Renjun yang sedang menahan rasa gugup. "Aku melihat dia pulang dengan Jaehyun sunbae,"

"APA?!"

Brak!

Haechan semakin bersemangat, sampai-sampai ia refleks menggebrak meja dengan tangannya. "BENAR TAU!"

"DIA BAHKAN BERJALAN MEMBAWA SEIKAT BUNGA DI TANGANNYA!"

Dan ketika Haechan berteriak dengan logatnya yang khas itu, Jaemin dan Jeongin ikut terkejut. Amat terkejut. Membuat Renjun yang kala itu sedang dilanda rasa gugup, hanya bisa menghela nafas pasrah. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, pemuda mungil itu hanya bisa berharap agar dirinya tidak dicincang halus oleh kedua temannya yang saat ini memandangnya masih dengan raut terkejut.

Dengan mata yang melotot dan mulut yang terbuka lebar bak terowongan di samping sebuah gunung batu.

Ia kembali menghela nafas.

Haechan yang semula berdiri di samping Renjun—Yang tengah duduk itu—, akhirnya memilih untuk duduk kembali di kursi yang sempat ia duduki. Kemudian menatap kedua mata Renjun. "Renjun-ah, bahkan kamu sudah bilang jika Jaehyun sunbae bukan siapa-siapa mu .."

"Kamu diam-diam berpacaran dengannya bukan?! Yak Huang! Kau!" Haechan yang belum sempat menyiksa Renjun lagi, ia kemudian berlari. Mengejar Si mungil yang mencoba menghindarinya dan berakhir mereka berdua yang saling mengejar satu sama lain di kelas mereka, bak seorang anak kecil.

Jaemin dan Jeongin bahkan hanya bisa pasrah melihat mereka berdua yang nampak asyik dengan kegiatannya.

"YAK HUANG! JAWAB AKU! KAU BERPACARAN DENGAN JAEHYUN SUNBAE BUKAN?!"

"CUKUP HAECHAN! Aduuh, AKU TIDAK PUNYA HUBUNGAN APAPUN!"

"BOHONG!"

"SUNGGUH!"

Haechan berdecak mendengar Renjun yang masih menyangkal perkataannya. "Kalau begitu jawab!" Tubuh Renjun terhenti di depan kelas tatkala Haechan berhasil menarik kerahnya dari belakang, dan memeluk tubuh mungilnya dengan erat. "Kenapa kamu pulang dengan Jaehyun sunbae dengan bunga di tanganmu huh?! Apa namanya itu jika tidak sedang berkencan?!"

"Sungguh Lee Haechan gendut! Astaga! Aku sama sekali tidak punya hubungan yang seperti itu dengan Jaehyun sunbae!" Sangkal pemuda Huang meyakinkan. Membuat Lee Haechan yang bersemangat memeluk Renjun di depan kelas yang sudah sepi itu menghela nafasnya. Kemudian kembali membawa tubuh Renjun ke tempat dimana Jaemin dan Jeongin sedang mengurut keningnya, terlihat lesu dan lelah.

Entah karena apa.

Kemudian mereka berdua duduk, bergabung dengan keduanya temannya itu.

"Lalu kau akan menjelaskan apa lagi sekarang Huang!" Ucap Haechan tatkala ia kembali duduk di kursi. Sempat mengusap beberapa titik peluh di dahinya walau suhu ruangan sudah semakin dingin karena waktu yang sudah menunjukkan hampir senja hari. Renjun kemudian memandangi teman temannya itu  satu persatu.

"Aku sungguh tidak ada hubungan apapun dengan Jaehyun sunbae,"

Renjun kemudian melanjutkan. "Bukan pacaran atau semacamnya! sama sekali bukan! Oke!" Ucapnya meyakinkan. Membuat mereka bertiga yang mendengarnya kemudian perlahan mencoba mempercayai perkataan Renjun.

"Betul?!" Jaemin memastikan.

Renjun mengangguk. "Aku itu baru benar-benar mengobrol dengannya kemarin kok!"

"Tapi Huang," seketika atensi mereka menoleh pada Jeongin yang tiba-tiba mengeluarkan seringainya. Membuat mereka semua—terkecuali Renjun yang tengah gugup memandang Jeongin, menunggunya berbicara.

"Sepertinya ... kurasa hubunganmu dengan Jaehyun sunbae tidak akan sampai disitu."

Deg

Jaemin mengernyit heran karena tidak mengerti maksud dari perkataan Jeongin saat ini.

"Apa maksudmu?"

Namun bukannya menjawab, Jeongin kemudian beranjak ke luar kelas membawa tasnya. Ia menyeringai semakin lebar. "Kalian akan tahu nanti." Meninggalkan sebuah tanda tanya besar bagi keduanya, yang di dalam pikiran Jeongin, mereka sedikit tidak peka.

Terkecuali Renjun.

Yang diam-diam sangat mengerti tentang maksud dari perkataan Jeongin.

Memang, aku sama sekali tidak punya hubungan dengan Jaehyun sunbae ...

Tapi rasanya ...

Aku ingin lebih ...

•••••••••••••••••••♪♪♪•••••••••••••••••••

Setelah pembicaraan yang 'cukup serius' antara keempatnya, mereka semua akhirnya memilih untuk turun dari sana. Dengan suasana senja yang masih dingin, dengan beberapa rintik salju yang tidak terlalu lebat saat ini, mereka berempat berjalan menyusuri lorong yang sudah sangat sepi.

Haechan dan Jeongin yang sibuk membicarakan tentang kesukaan mereka dalam mengoleksi mainan yang dirangkai, dalam artian Lego. Serta Jaemin yang juga berjalan sembari bersenandung kecil, sementara tangannya sibuk mengetik pesan pada kekasihnya, Mark Lee.

Yang mana itu adalah teman dari sang Senior yang tengah dekat dengan Renjun.

Dan pemeran utama kita, Huang Renjun justru malah sibuk melamun. Sebelum kemudian Jaemin harus membuyarkan lamunannya. "Bagaimana jika kita ke kafe sebentar?"

Haechan yang sedang asyik mengobrol dengan Jeongin kemudian berbalik, matanya mendelik pada Jaemin. "Aku tahu! Mark ada disana bukan?! Aku sudah paham betul Na!"

Jaemin merotasikan bola matanya. "Ayolah aku kan hanya ingin bertemu dengannya Haechan Lee! Lagipula Mark juga kakakmu, bodoh!"

"Yayaya, terserah kamu Jaemin, aku sedang lelah berdebat!" Katanya kemudian kembali merangkul Jeongin di sampingnya, sementara yang dirangkul hanya mengangkat bahu.

Renjun disamping Jaemin ikut bersuara. "Aku juga ingin kesana, aku ingin kue mocca."

"Yah ... Aku akui memang cake mocca disana rasanya sangat enak, baiklah! Ayo kita ke kafe seka—"

"Renjuun!"

Jaemin yang akan berbicara sontak menoleh ke arah sumber suara. Dimana seseorang sedang berteriak.

"Renjunie!!!" Dan ketiga teman Renjun itu kembali terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"JAEHYUN SUNBAE ?!"

"Sedang apa dia di gedung baru?!" Haechan juga tak kalah terkejutnya, ia kemudian menoleh pada Renjun. Orang yang baru saja Jaehyun panggil dari lantai paling atas gedung baru, yang mana itu adalah ruang observasi. Ruangan yang tidak boleh mahasiswa kunjungi selain di kegiatan pembelajaran.

"Dia bahkan meneriaki nama Renjun" Jaemin menimpali.

Dan mereka semua jelas terkejut.

"Ayo ke sini!!" Teriak Jaehyun lagi.

Renjun akhirnya memandang Jaehyun dari lantai bawah sama terkejutnya dengan teman-temannya, sementara pikirannya sibuk berkelana pada kejadian yang lalu.

"Renjunie, kamu sudah pernah ke ruang observasi di gedung baru?".

.
.

"Disana kita bisa melihat matahari terbenam yang indah.. sekali!"

Tunggu ...

Itu berarti ...

Matahari terbenam?!

Ia mengundangku ke ruang observasi itu untuk melihat matahari terbenam?!

Dengan Jaehyun sunbae?!

"YAK HUANG RENJUN! KAMU MAU KEMANA?!!"

Sementara Jeongin yang diam-diam memperhatikan Renjun yang berlari menuju gedung baru, malah tersenyum lebar.

Sudah kuduga.

.
.
.
.
Tbc....

Segini dulu hehehe

Aku sekali lagi mau bilang, makasih sudah mengapresiasi karya ini 🥺💚

Continue Reading

You'll Also Like

360K 22K 58
Tiada yang rela mengurus Pasha setelah bapak meninggal. Gadis itu terpaksa ikut dengan Winda ke ibu kota. Putus sekolah, mencari pekerjaan dan harus...
59.2K 9K 34
Gatau baca aja!
55.8K 5.4K 30
DOSA TANGGUNG SENDIRI!!! CERITA INI HANYA FIKTIF TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN CERITA ASLI. Area B×B & G×G & B×G!!! Berbijaklah dalam memilih bac...
34.9K 575 4
biar tau alurnya baca dulu ya di tiktok @fiks1_4u Disini buat up Special chapter nya aja