+Happy reading+
Suasana dirumah sakit begitu membuat Jake merasa bosan, dia hanya berbaring, tak mampu melakukan kegiatan apapun. Tubuh nya juga masih terasa lemas.
"Sebentar lagi jam minum obat ya Jake, jangan lupa diminum" Ujar perawat itu yang hanya diberi anggukan oleh Jake.
"Saya permisi" kata perawat itu kepada Jake dan Sunghoon yang masih setia menemani.
Setelah nya perawat itu keluar, hanya menyisakan jake dan Sunghoon disana. Karna heeseung masih berjaga diluar.
Walaupun sesekali mengintip untuk mengawasi.
Sunghoon menyuguhkan obat yang sudah diresepkan untuk Jake, lalu diterima oleh sang empu, di telan bulat-bulat lalu setelahnya dia minum.
"Huff"
"Sudah agak mendingan kamu?" Tanya sunghoon.
Jake tersenyum "sudah" jawabannya.
Sunghoon mengangguk, dari raut muka nya dia nampak sedang memikirkan sesuatu, ada keganjalan di ekspresi wajah nya. Karna sedari tadi sejak dia melihat kehadiran sunghoon ditambah lagi melihat Jake yang tiba-tiba saja menangis saat bersama heeseung, pikiran nya jadi kemana-mana.
Tapi sebenarnya sunghoon canggung untuk membahas hal ini ke Jake, karna jujur. Walaupun dia suka Jake, tapi dia belum terlalu mengenal pria manis ini dengan baik.
Jadi, dia tidak tau apa - apa, dan hanya berani memendam nya saja.
Itu juga karna sunghoon adalah seorang yang akan sangat canggung jika membicarakan hal-hal serius kepada orang yang baru dia kenal.
Tetapi saat Jake menatap mata sunghoon, dia bisa melihat bahwa sebenarnya pria itu ingin sekali mengatakan sesuatu kepada nya, namun dia tak berani.
Jake pun mencoba tersenyum kepada selingkuhan nya itu "babe, kamu kenapa?" Tanya nya.
Sunghoon yang sedari tadi setengah melamun langsung terkesiap saat suara Jake mengitrupsi nya, dia menatap Jake dengan ekspresi canggung.
"Y-ya?" Sunghoon terlihat kikuk.
"Kamu kaya kepikiran sesuatu, ayo bilang aja sama aku, gapapa kok" jawab Jake dengan sangat ramah.
Sunghoon menghela nafas, dia pun akhirnya mencoba bertanya.
"Sebenarnya ada apa?" Tanya nya.
Yang membuat Jake menatap kebingungan "maksud kamu?" Tanya nya balik.
"Kamu kenal sunoo? Kenapa dia tadi ada didepan kamar mu?" Tanya sunghoon.
"Jelas kenal, kita kan sudah pernah double date ke park waktu itu babe, masa kamu ga inget???" Ujar Jake masih santai.
"Bukan begitu, maksud ku apa kamu dekat sama sunoo?? Tapi kamu keliatan ga suka, atau takut?? Kamu nangis tadi pas liat dia" Kata nya kebingungan.
Kali ini Jake terdiam, sebelum dia menjawab tampak banyak keraguan yang jelas dimimik wajah nya.
Untuk membicarakan ini, Jake merasa tidak sanggup untuk menyembunyikan kekhawatiran nya.
"Aku gatau babe, tadi itu aku lagi ngerasa emosional aja. Maka nya aku nangis, kata dokter, aku memang lagi banyak pikiran maka nya aku bisa kaya gitu, b-bukan karna sunoo" Jelas nya, yang jelas-jelas itu hanya kebohongan semata.
Dan sampai disitu sunghoon hanya mengangguk paham, dia tak berani menanyakan lebih walaupun dia masih kurang yakin dengan ungkapan Jake dan dia masih merasa sangat ragu akan semuanya.
Satu jam kemudian.
Sunghoon akhirnya memutuskan untuk pamit pada Jake, karna hari juga sudah mulai malam, dia masih punya beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan di kos.
"Aku pamit Jake, jangan lupa diminum obat nya ya" setelah itu sunghoon mencium kening Jake.
Dan saat itu disamping sebelah kiri Jake ada heeseung yang melihat kejadian itu. Dan seketika api membara mengoar ngoar didalam lubuk hati heeseung.
'bajingan, dia ngapain nyium jake?!' Umpat kasar heeseung dalam hati.
Jake sudah tau pasti pria disisi kirinya ini merasa sangat marah sekali, tapi dia tetap berusaha bersikap senatural mungkin sampai sunghoon nanti pergi.
"Gua titip Jake ya" Ujar sunghoon ke heeseung.
Heeseung hanya menatap nya dengan tatapan sinis, perasaan cemburu itu tak kunjung dia lupakan sampai Jake memukul paha nya secara diam-diam.
"Ya, aman" jawab heeseung seketika.
Setelah itu sunghoon pamit, dia langsung keluar dari rumah sakit dan menuju halte bus, menunggu bus yang akan mengantarkan nya menuju jalan pulang.
Setelah mendapatkan bus dia langsung naik dan memilih space kosong dipaling belakang, dia tak melakukan apapun saat bus itu berjalan, dia hanya duduk dan melamun sembari melihat ke luar jendela.
Pikiran nya berkelit, didalam sana hanya ada Jake, sunoo, dan rasa penasaran nya tentang kedua orang itu.
Sesekali juga dia memikirkan, kenapa bisa tiba-tiba dia jadi sejauh ini dengan sunoo. Lalu dia sadar bahwa semua ini hanya karna Jake, dan.. karna sunoo suka dia.
Tapi lagi-lagi yang benar membuat fikiran dan hati nya tak tenang ini karena sunoo yang tiba-tiba saja datang kerumah sakit tadi.
Kepala nya pusing, dia menghela nafas perlahan dan mencoba untuk mengalihkan semua hal yang tengah mengganggu pikiran nya.
Saat sampai di kos, dari kejauhan dia melihat ada sunoo yang sedang berdiri dihadapan pak Beom entah berbicara apa, dia (berusaha) tak peduli.
Sampai akhirnya dia melihat riki, cowo yang kata nya tengah berpacaran dengan sunoo itu muncul dari belakang tubuh sunoo.
Sunghoon rasa nya...
Entah kenapa rasa nya tak tahan.
Saat dia sampai di depan kos nya pun dia masih melihati sunoo dan riki yang tengah berbicara dengan pak Beom, sampai akhirnya pria tua itu pamit, dan hanya menyisakan mereka berdua.
Beberapa menit masih dia terus menatapi dua orang itu, tapi mereka masih juga tidak sadar.
Sampai saat sunoo ingin masuk kembali kedalam kos bersama riki, baru dia melihat kearah sunghoon, tatapan mata nya nampak agak sedikit panik dan berusaha untuk menghindar, jadi saat dia ingin masuk kedalam kos sunghoon memanggil sunoo saat itu juga.
"Sun." Panggil nya singkat.
Kedua orang itu akhirnya berhenti, dan menatap diri nya yang menghampiri kedua nya.
Riki maju dan membelakangi sunoo saat sunghoon hendak kearah sunoo, Sunghoon keheranan alis nya dia naikkan satu.
"Gua mau ngomong sama sunoo" ujar nya.
"Ngomongin apa?" Tanya Riki dengan tatapan sinis.
Sunghoon terkekeh pelan sembari menghela nafas singkat "gua cuma pengen ngomong gaboleh?" Tanya nya.
Sunoo memegang lengan sebelah riki memberi isyarat bahwa untuk membiarkan sunghoon datang dan berbicara kepada nya.
Dan akhirnya riki menyingkir dari hadapan sunghoon setelahnya pria itu langsung mendatangi sunoo.
"Gua mau nanya" ungkap sunghoon.
Sunoo mengangguk "tanya aja" kata nya.
Sunghoon menatap kebawah sebentar sebelum dia mengajukan pertanyaan nya, sampai akhirnya dia menatap mata sunoo kembali lalu bertanya.
"Jake itu, lu udah kenal dia sebelum gua?"
Sunoo terdiam.
Ah, iya juga, sunghoon belum tau apapun tentang pacar nya itu.
Jadi sunoo hanya menjawab "gak"
"Tapi gua rasa kalian punya suatu hal yang ga gua ketahui" tambah sunghoon.
Sunoo menghela nafas singkat, dia menatap sunghoon kembali "emang nya lo butuh jawaban apa dari gue Hoon? Udah cukup gara-gara dia lo tiba-tiba ngejauh dari gue, Lo mau gue kasih jawaban apa lagi? Paling juga kalo gue kasih tau Lo gaakan percaya sama gue"
Jelas sunoo panjang lebar yang membuat tenggorokan sunghoon seketika tercekat, dia terdiam dan tidak tau harus memberi balasan apa.
"Kak ayo masuk" ajak riki, dia mengambil tangan sunoo dan menggenggam nya.
Sunoo hanya menurut, dia membiarkan sunghoon yang masih terdiam ditempat, tak melakukan apa-apa, hanya terdiam.
Sunghoon membuang nafas nya, dia merasa malu sekali.
Seperti menelan ludah sendiri.
Riki masih tak mengerti setelah dia masuk kembali ke dalam kos, tapi dia melihat sudah hampir jam 9 di situ.
Dia rasa, dia harus pulang.
Jadi dia mengambil hoodie nya yang dia letakkan di sofa kos, lalu hendak berpamitan dengan sunoo langsung.
Tetapi, belum lagi dia berpamitan dia sudah langsung ditanyai oleh sunoo ketika pria itu melihat riki sudah mengenakan Hoodie nya.
"Mau kemana?? Pulang?" Tanya nya
Riki hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tetapi setelah melihat anggukkan dari Riki, wajah sunoo langsung berubah. Detak di jantung nya kembali cepat berdegup.
Sunoo langsung menghampiri riki dan memeluk lengan pria itu.
"Lo ga bakal pergi kan Rik?" Tanya nya dengan mata rubah nya yang berbinar-binar.
"Engga kak, aku cuma pengen pulang" balas riki.
Tetapi sunoo menggeleng "lu nginep aja ya?"
Buset, hati riki membeku seketika, bukan hanya hati nya, tapi pikirannya, badan nya, wajah nya, ekspresi nya.
Menginap??
Sebetulnya tak masalah tapi kalo riki nginep nya di tempat sunoo kan kaya.. ajsjdjdjjdjk, gugup beneran dia.
"Eee.. itu.. yaa..."
"G-gamau ya?" Tanya sunoo, wajah cerah nya kini meredup.
"G-ga gitu.. "
Sunoo hanya terdiam dengan ekspresi sedikit cemberut, dia terus menatap riki menunggu pria jangkung itu menjawab dengan kata-kata yang ia harapkan.
"Yaudah deh"
Wajah sunoo langsung cerah lagi, dia tersenyum.
Dan hati nya merasa tenang sekarang.
Entahlah, sunoo juga tidak mengerti kenapa semenjak riki bilang dia ingin menyerah, sunoo jadi takut kalau pria itu benar-benar akan meninggalkan diri nya.
Karna rasa nya sunoo sudah terlanjur nyaman, walaupun dia masih bingung dengan perasaannya.
Dia hanya tau jika bersama Riki dia aman dan nyaman.
Itu saja.
Tapi Riki berfikir dan merasakan hal yang lain, dia hanya butuh kepastian.
Percuma juga sunoo bilang bahwa dia siap ini itu tetapi pada kenyataannya pria manis tersebut masih dengan perasaan yang bimbang.
Akan tetapi untuk saat ini riki mungkin masih bisa sedikit menikmatinya, setidaknya sunoo bilang dia ingin berusaha untuk hubungan mereka.
Jadi, tidak ada salah nya menetap pikir Riki.
"Tidur kak, udah malem" ucap riki kepada sunoo.
Sunoo yang duduk disebelah riki menoleh, dan mengangguk.
"Lo Rik?"
"Aku di sofa aja" kata riki.
Dahi sunoo mengerut "kenapa? Kan bisa dikamar gue" ujar nya bertanya keheranan.
Riki menggeleng sembari menunduk, wajah nya sangat memerah saat sunoo menawarkan untuk tidur sekamar.
Sunoo yang melihat reaksi Riki hanya tersenyum menggeleng.
"Cabul juga ya lo" celetuk nya.
Yang membuat riki mendongak sedikit terbelalak "g-ga gitu!" Bantah nya dengan nada gelagapan.
Sunoo tertawa "kalo gitu gue bakal ambilin bantal sama selimut buat lo dulu"
"Makasih kak"
Setelah itu sunoo beranjak pergi kekamar meninggalkan Riki sementara di ruang tengah untuk mengambil peralatan tidur untuk riki.
Lalu dia kembali dan memberi sepasang bantal guling kepada pria itu, selimut juga dia tidak lupa, agar pria itu tidak kedinginan.
"Selamat tidur kak"
Sunoo tersenyum dia mengusak rambut riki sekilas lalu meninggalkan pria itu tidur ke kamar nya.
Pagi hari telah tiba, sunghoon terbangun karena silau mata hari dari sela sela gorden menusuk penglihatan nya.
Pria itu membuka mata segera dengan perlahan. Ketika dia melihat jam, ternyata masih jam delapan.
Huft.
Dia tak akan bisa melupakan kejadian tadi malam, dimana sunoo benar-benar sangat menghindari diri nya.
Hati nya sedikit terluka, walaupun saat ini entah kenapa dia belum bisa menerima perkataan sunoo yang lalu lalu.
Sunghoon juga sebenarnya tidak paham dengan diri nya sendiri.
Sebenarnya dia kenapasih?
Dia hanya bisa mengusak frustasi wajah nya, dengan berbagai pikiran yang melilit dan membuat kepala nya pusing.
Sesaat dia melihat sebingkai foto yang selalu dia letakkan di meja nakas sebelah kasur nya, pikiran nya semakin bertambah.
Sekarang,
dia merasa dia rindu pada sosok sunoo.
Tetapi setelah itu semua pikiran nya dia tepis, dan dia paksa untuk coba lebih berfokus pada Jake dan masalah yang sekarang terjadi.
Sunghoon harus tau ada apa yang sebenarnya terjadi diantara jake dan sunoo.
Dia harus tau.
Ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sunghoon kembali kerumah sakit, dan kali ini seperti biasa dia melihat heeseung berjaga didepan kamar Jake, tetapi selanjutnya yang terjadi malah membuat nya kebingungan.
Heeseung memasuki kamar jake.
Ya tidak apa apa sih, tapi dia bingung apa yang mau heeseung lakukan didalam.
Sunghoon pun sengaja jalan perlahan mendekati kamar jake berusaha membuat heeseung tak menyadari nya.
Sampai dia tiba didepan kamar tersebut.
Sunghoon masih bisa melihat kedua orang itu dari kaca pintu kamar yang tak terlalu lebar tersebut, dia melihat pergerakan kedua nya dari luar.
Aneh.
Sampai dia melihat pemandangan yang membuat emosi nya menguras terpancing.
Sunghoon terperanjat kaget sekaligus emosi diwaktu yang bersamaan kala dia melihat kedua lelaki itu berciuman mesra.
Ini sudah salah, sunghoon tanpa ba-bi-bu langsung mendobrak pintu tersebut dengan emosi yang meluap.
Dada nya naik turun dengan tatapan nyalang saat dia sudah tiba diambang pintu menyaksikan kedua orang yang kaget dengan kehadiran nya yang secara tiba-tiba itu.
"Kalian..." Geram sunghoon dengan menekan nada bicaranya.
Heeseung terdiam, saat sunghoon menatap nya dengan tajam dan intens dia membalas nya dengan tak kalah sinis.
"Bener apa yang aku takutin" kali ini sunghoon menatap kearah Jake, dengan sedikit mengukir senyuman pahit nya saat mata nya bertemu pandang dengan Jake.
"Kamu selingkuh jake"
"Pfft"
Sunghoon menoleh keasal suara itu, ternyata heeseung yang sedang menahan gelagat geli nya dengan apa yang sunghoon ucapkan barusan.
"Gaada yang lucu njing." Tekan nya.
Sunghoon makin emosi setelah dia melihat heeseung seperti meremehkan ucapannya, dia lantas langsung menghampiri yang merupakan sumber emosi nya tersebut.
Grab!
Sunghoon menarik dan mencengkram kuat kera baju heeseung sampai-sampai itu terlihat berantakan, wajah nya merah sembari menatap heeseung dengan emosi yang sudah hampir pada puncak nya.
Sedangkan heeseung yang tidak mau kalah lantas menarik balik baju pria yang sedang menjadi partner perselisihan nya ini.
"KENAPA LU KETAWA!?"
"Kalian stop!!" Pekik Jake yang ternyata mata nya sudah berkaca-kaca, merasa takut melihat kedua orang yang ada didepan nya.
Tetapi hal itu tidak digubris oleh kedua pria tersebut, kedua nya masih saja sibuk melemparkan tatapan membunuh masing-masing.
Heeseung yang masih merasa geli mendengar perkataan sunghoon tapi kembali terkekeh dengan penuh perasaan kesal dan emosi.
Lalu dia menjawab "selingkuh? Lu yakin? Asal lu tau aja—" kata nya lalu tersenyum miring membuat seakan-akan dirinya lah pemenangnya "lu selingkuhan nya"
"Bangsat"
BUGH!!
"ASTAGA!!"
BUGH!!
"SUNGHOON BERHENTI!!!"
Gerakan sunghoon membabi buta, emosinya meledak, dan yang jadi sasaran nya sekarang adalah heeseung. Pria itu sampai terjatuh saking kuat nya pukulan dari sunghoon. Sampai-sampai bibir nya terluka dan koyak.
Banyak darah yang mengalir dari bibir nya karna luka akibat pukulan.
Lalu Heeseung menyeka darah itu, dia menatap kearah sunghoon "ga terima? Memang dari awal lu cuma selingkuhan jake" heeseung menatap kearah jake.
Jake menangis, dia yang saat ini posisinya masih terduduk di stretcher rumah sakit itu tidak dapat berbuat apa-apa, tubuh nya ketakutan sehingga membuatnya tak dapat bergerak, apalagi untuk menghampiri kedua orang itu.
"Jake.. bener?" Tanya sunghoon berusaha melembutkan nada bicaranya saat dia menatap jake.
Wajah berharap itu, Jake bisa lihat.
Kenapa dia jadi ikut merasakan pilu yang dirasakan sunghoon, apa benar pria itu menaruh seluruh perasaan pada nya saat ini?
Kenapa hati Jake tiba-tiba ragu? Dimana perasaan nya yang jahat itu dahulu?
"Hoon.."
"Jake, kamu gaperlu nutupin nya lagi. Udah cukup, aku gamau kita serasa backstreet lagi" kata heeseung yang menginterupsi jake.
Perkataan heeseung akhirnya sukses membuat Jake banjir air mata, dia mendengarkan heeseung tetapi pandangannya masih lekat kearah sunghoon, begitupun sunghoon, pandangan berharapnya masih terus saja tertuju ke Jake.
Jake menggeleng lalu menunduk.
"Maaf.."
Remuk sudah hati sunghoon, dia bahkan bisa merasakan hati nya remuk di tiap detik saat pandangannya masih dia fokuskan ke Jake.
Barusan dia menatap Jake dengan penuh apa? Harapan?
Hahaha, masa bodo. Semua nya udah terlanjur bikin dia sakit hati.
Dia tidak bisa melihat Jake yang dulu sangat terlihat mencintai diri nya, bahkan dia berfikir bahwa diri nya sangat bodoh karna tidak bisa melihat kepura-puraan yang Jake ciptakan semata hanya untuk keegoisan cowo itu sendiri.
"Jahat kamu.." lirih sunghoon.
Tangisan Jake makin pecah, badan nya bahkan sampai gemetaran sembari masih dalam posisi yang sama, yaitu menunduk. Dia menunduk karna dia tidak sanggup untuk mengangkat kepala nya melihat ekspresi seseorang yang tidak bersalah hancur karena keegoisan nya sendiri.
Pedih, sunghoon masih menatap Jake dengan segala isakan tangis nya. Di lihat nya juga heeseung yang memeluk Jake kala tangisan pria itu makin menjadi-jadi.
Semua nya berubah menjadi emosional dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Tidak Jake, sunghoon, bahkan heeseung.
Ketiganya nya sempat meneteskan air mata, menangisi hal yang membuat sakit di bagian tiap hati masing-masing nya.
Sebenarnya sunghoon terfikir disaat itu, kenapa jake menangis, padahal dia pelaku asli nya, dia jahat, tetapi kenapa dia menangis?
Bukankah semua ini ada sebabnya?
Sunoo senang saat tangan nya menggenggam tangan lelaki yang saat ini sudah berstatus menjadi pasangannya, rasa nya nyaman sekali.
Begitupun Riki, dia juga nyaman tapi..
"Aku harus pulang kak, udahan dulu pegangannya?"
"Eh.. iya.. hahaha, maaf ya"
Riki tidak habis pikir dengan sikap sunoo, bukan nya melihat keraguan tetapi dia melihat banyak ketulusan dimata pria itu.
Malah jadi dia yang terlihat ragu Dimata sunoo, Riki begitu karna walaupun sunoo sudah terlihat meyakinkan. Riki masih belum bisa percaya bagaimana perasaan yang bertahan selama tujuh tahun itu runtuh hanya karna perasaan yang baru-baru ini saja.
Terlebih lagi dia tau bagaimana perasaan sunoo sendiri.
"Aku pulang ya kak" Riki melepaskan genggaman itu.
Dia melambaikan tangan nya sembari melempar senyuman ringan ke sunoo.
Sunoo membalasnya dengan tersenyum cerah, dia melambaikan tangan nya kuat.
Dan saat Riki pergi..
Sunoo menghapus 90% senyuman itu.
Benar apa yang riki pikirkan, sunoo tidak mungkin secepat itu melupakan perasaan nya, apalagi peristiwa yang lagi menimpa nya sekarang.
Tapi sumpah demi apapun, sunoo merasa, hanya riki yang dapat mengobati itu semua.
Sekalipun penyebabnya sunghoon, cuma riki yang bisa menambal luka dihati nya, menjaga hati nya yang sudah terlanjur remuk untuk tetap utuh pada posisi nya.
Ya, semua karna riki.
Tetapi kembali lagi pada kenyataan pahit nya, bahwa sunoo masih ragu.
"Maaf ya Rik, andai gue ga sebodoh ini dalam urusan mencintai.."
TBC.
Holaa, gimana nih? Masih seru ga sepanjang ini alur nya?
Ending nya bagus nya buat sungsun atau sunki ya? Atau sekalian aja buat tenggelemin kedua kapal nya? Atau ottoke? Aku juga bingung hshshhd
Aku butuh vomment kalian untuk mengisi energi semangat ku dalam menuliss, komenan kalian pasti bikin mood nulis ku jadi bertambah banget dehh suerr😣💗
Terimakasih ya sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita se gajelas ini^^
See you in the next chapter🙌🏻