PRAHASTA [21+] End

By Crocodileudud

1.3M 99K 15.9K

⚠️ Not for children! be wise with your reading! [Bisa baca Kamis Wage dulu biar lebih enjoy] Tentang Adhyek... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24 End
Sandekala
TOMATO 21+
SEJIWO 21+
Dandang mangore romance 21+

15

44.8K 3.9K 393
By Crocodileudud

WARNING! 21+

Anak kecil ndak boleh baca yg uhuy² dulu yah!

Selamat membaca ❤️

***






"Mas masukin yah Yu?"

"I-iya mas."

Loh!

Tadi Ayu yang semangat empat lima, sok-sokan ngunci Yeksa dalam kamar untuk melakukan olahraga pagi. Kok sekarang malah?

Rasa perih mulai menjalar dibagian bawahnya, Ayu tahu harusnya ia rileks sekarang tapi sulit untuk dilakukan karena terlalu sakit.

Yeksa mencabut setengah lagi miliknya agar Ayu beradaptasi sebentar, lalu ia masukkan lagi sepenuhnya.

Pinggul Yeksa mulai bergerak dengan ritme pelan diawal, sampai ketika dirasa Ayu mulai terlihat menikmati si Yeksa menambah staminanya.

Di cengkramnya pinggul ramping Ayu lalu ia berikan service yang memuaskan di tubuh cantik itu. Derit ranjang dan berantakannya selimut membuat Ayu terlihat semakin mempesona.

Tubuhnya terlonjak-lonjak akibat dorongan Yeksa.

"Ahh aah.. ahh." Ayu tak bisa menahan desahannya.

Ditatapnya tubuh Yeksa yang menjulang dari bawah, aura dominan sangat terlihat di sekitar pria itu. Otot-otot lengannya muncul seiring kenikmatan yang semakin menjadi, Yeksa menggelengkan kepalanya kuat-kuat saat dirasa dirinya mulai kehilangan kontrol.

Hal itu tak luput dari pengamatan Ayu. Ayu mengelus lengan Yeksa. "Jangan di tahan mas, jangan tolak dia. Biarkan kalian menyatu."

"Tapi Yu." Yeksa nampak keberatan dengan permintaan Ayu.

"Ahh ahh, mulailah menerimanya mas. Aku juga tak keberatan dengan itu,  karena kalian memang satu. Hal itu ndak akan mengurangi perasaanku ke mas Yeksa."

Apa Ayu tak salah lihat? Mata Yeksa sedikit berkaca-kaca sekarang.

"Ahh ahh ah!" Ayu mencengkram lengan Yeksa ketika tiba-tiba pria itu menambah dorongannya makin kuat.

Ayu sampai merem melek, ia merasa seperti milik Yeksa menyentuh sampai ujung paling dalam. Tiap kali Yeksa mendorong pasti tubuhnya menggelinjang keenakan, ditatapnya wajah memerah suaminya itu.

Ayu menyembunyikan kekagetannya ketika melihat Yeksa.

Rambut pria itu, setengah hitam dan setengahnya lagi perak.

"Ahh Ayu Ayu!"

Tubuh Ayu dipeluk Yeksa begitu erat ketika pria itu merasa akan mencapai puncaknya.

Ayu mencengkram pundak Yeksa ketika ia merasakan kehangatan dibagian bawahnya.

Ia dapat merasakan sisa-sisa cairan mereka berdua sampai meluber keluar saking banyaknya. Mata Ayu memberat beberapa menit kemudian, tapi sebelum ia tertidur sepenuhnya ia merasakan gerakan milik Yeksa yang kembali keluar masuk dengan pelan.

***

Ayu menggerakkan tubuhnya, matanya mulai terbuka perlahan-lahan. Gelap tak ada penerangan, Ayu bangkit dari kasur. Melepaskan pelukan seduktif Yeksa.

Lelah, sakit, dan rasanya amat tak nyaman dibagian bawah. Yeksa masih tertidur pulas, entah apa yang pria itu lakukan padanya... Ayu terlalu lelah meladeni Yeksa pagi tadi, Ayu berjalan dengan pelan mencari saklar lampu.

Saat lampu sudah menyala ia melirik jam dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ayu menghela nafasnya lelah, sakit sekali ternyata yah pengalaman pertama.

Dibuat jalan saja sakit sekali, Ayu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sss." Ayu mendesis ketika merasakan perih saat buang air kecil. Yeksa ini benar-benar menggarapnya dengan hebat.

Saat Ayu memejamkan matanya keramas, samar-samar ia mendengar suara gamelan. Tak ada rasa takut, tapi lebih ke penasaran. Ia jadi teringat wanita yang ia lihat di panggung pewayangan saat di pernikahannya kemarin.

Saat melihatnya, tubuhnya merasa begitu lemas secara tiba-tiba. Ketika selesai mandi, Ayu keluar membuka lemari baju Yeksa. Yah tak mungkin pakai baju tadi pagi lagi kan? Sudah kena keringat karena ikut tertindih saat dirinya bergelung hebat dengan Yeksa.

Memakai kaos polos milik suaminya serta kolor yang kebesaran dipakainya. Ia melirik Yeksa, ia bimbang mau membangunkan Yeksa atau tidak? Maksud Ayu... Memang nyaman tidur dengan tubuh kotor? Tapi lihatnya kasihan kalau dibangunkan.

Tubuh Ayu tersentak tiba-tiba, merinding luar biasa saat telinganya menangkap suara rintihan lirih, suara gamelan yang ia dengar sudah hilang saat ia selesai mandi.

Bukan isakan, tapi lebih ke rintihan yang begitu panjang. Kaki Ayu berjalan tanpa sadar menuju asal suara tersebut.

Kakinya membawa ke dapur, Ayu mengamati area dapur yang ternyata tak ada siapapun disitu. Tapi matanya kini fokus ke jendela didekat kompor.
Yang Ayu ingat, jendela itu memang mengarah ke pekarangan.

Ayu tak membuka jendela itu, matanya mengintip di ventilasi jendela tersebut. Bau anyir menyengat tiba-tiba menguar hebat. Ayu sampai menahan mual.

Ayu menutup mulutnya menahan pekikan kagetnya, ia melihat kuntilanak disana. Postur tubuhnya lebih besar dari kuntilanak yang pernah ia lihat di rumahnya dulu.


Ayu spontan langsung berlari kembali ke kamar. Tubuhnya masih bergetar takut. Ia melirik Yeksa yang tidur tengkurap sekarang.

Apasih?

Kenapa sih ia sering dilihatin kuntilanak?

Maksudnya memang baru dua kali, tapi kenapa harus kuntilanak terus?

"Mas." Ayu mengguncang tubuh Yeksa.

"Mas bangun!!!" Ayu mengguncang lebih kuat. Yeksa bergerak, ia duduk menyesuaikan penglihatannya.

"Ayu? Oh... Udah jam berapa toh?" tanya Yeksa masih sedikit linglung.

"Jam sembilan."

"Oh mas mau ke bengkel lagi, ada--

"Ke bengkel apanya?! Wong jam sembilan malem kok!" potong Ayu.

Tampang cengo Yeksa mulai memudar saat melihat ekspresi istrinya. "Ada apa? Ayu kenapa?" Yeksa merasa ada sesuatu yang terjadi. Firasatnya merasakan sesuatu.

"Ada kuntilanak di belakang," lirih Ayu dengan wajah memerah, tak ia sadar ia menahan tangisnya.

Yeksa mengambil sarung di lemari, dipakainya sarung itu lalu berjalan ke dapur di tuntun Ayu.

"Itu disitu, aku ngintip di jendela." Ayu bersembunyi di belakang pundak Yeksa menunjuk-nunjuk jendela.

Yeksa langsung membuka jendela tersebut secara gamblang membuat Ayu ikut kaget, Ayu juga melihat sebelum ia memejamkan matanya tadi. Kuntilanak tersebut langsung terbang saat Yeksa membuka jendela.

"Tuh kan mas! Iiih mas mbok yo omahmu di pager opo piye ben ndak ono setan rene! Wedi aku!" Ayu mengomel memukul pundak Yeksa.

(Tuh kan mas! iih mas rumahmu ya di pager atau apa kek, biar gak ada setan ke sini! Takut aku!)

Yeksa tak membalas protesan Ayu, ia menatap istrinya dari atas sampai bawah. Ia melihat rambut Ayu yang basah. Tentu rumahnya tak bisa di bobol begitu saja oleh hantu-hantu seperti itu dengan gampang.

Yeksa tahu, mungkin bau darah perawan Ayu ikut tercium oleh makhluk-makhluk lain hingga memunculkan minat mereka untuk datang ke rumahnya.

Saat ia melihat keluar jendela tadi tak hanya kuntilanak yang ia lihat, tapi tahu kenapa yang Ayu lihat hanya kuntilanak saja?

Yah mungkin benar itu penyebabnya.

"Ayu habis mandi?" tanya Yeksa.

"Iya, ngopo toh?"

"Keramas jam segini?" tanya Yeksa lagi.

"Wong lengket banget mas, ndak betah aku!" Ayu memegang rambut panjangnya yang basah.

Yeksa menghembuskan nafasnya. Ia menutup kembali jendelanya lalu menuntun Ayu kembali ke kamar dengan pelan. "Udah lanjut tidur lagi aja yah, lain kali kalo udah malem ndak usah mandi sekalian."

"Iiih aku ndak suka tidur lengket-lengket!" Ayu masih bandel menjawab.

"Iya boleh mandi, tapi jangan keramas yah." Yeksa masih dengan sabar memberi himbauan untuk istri cantiknya.

Tatapan Yeksa membuat otak Ayu mulai sadar arah pembicaraan Yeksa. "D-dia dateng karena itu?"

Yeksa terdiam tak menjawab.

"Iiiih piye mas? Aku ndak tahu!" Ayu heboh sendiri.

"Sssst wes ndak papa, udah pergi kok. Lanjut tidur lagi aja yah." Yeksa menenangkan Ayu.

Ayu mengangguk, Yeksa membawa Ayu kedalam pelukannya untuk kembali tidur.

***

Yeksa benar-benar memindahkan gerobak es buah Ayu ke samping bengkelnya.

Ya sudahlah Ayu manut saja, sekalian untuk mengawasi suaminya kerja. Kali saja ada wanita gatel.

"Mbak, es buah?" Dua wanita berboncengan berhenti didepan gerobak Ayu.

Ayu tersenyum ramah menghampiri pelanggannya, sudah jam dua siang dan ia sudah dapat pelanggan banyak. Kebanyakan orang-orang yang servis di bengkel yang membeli es buahnya.

Wanita diatas motor itu memarkirkan motornya lalu berjalan ke samping Ayu. "Tiga di bungkus nggih mbak, yang satu jangan di kasih ager-ager."

"Siap mbak." Ayu dengan sigap membuat pesanannya.

"Itu mbak satunya lagi ndak turun mbak? Sini ngadem duduk dulu," ujar Ayu tersenyum manis.

"Loh? Mbak yang mana yah mbak? Aku sendirian."

Eh?

***

Hayoloh Yu😬

Next ndak?

Besok update nggih☺️

Vote & spam komen yah❤️

Follow Crocodileudud


Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 887K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
677K 34.6K 31
BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!! KALAU SUKA TINGGAL BACA, GAK SUKA TINGGAL SKIP AJA!!! GAK USAH RIBET Tania, perempuan lulusan S2 yang harus...