Happy reading all.
Jangan lupa follow akun fin, vote komen dan share di setiap part ya.
***
Seminggu berlalu ...
Mereka kembali menikmati hari hari baru dengan kejadian kejadian yang berbeda di setiap hari nya. Hal itu menciptakan kenangan tersendiri bagi kedua pasutri kita.
"Nanti mau di antarkan makan siang atau gimana?" Tanya Aprilia yang tengah menyiapkan sarapan untuk suami nya.
Aflah sudah siap dengan kemeja hitam lengkap dengan celana hitam dan jas yang tersampir di lengan nya. Wajah nya terlihat fresh dipagi hari seperti ini.
"Kayak nya, nanti aku akan makan siang sama ayah di kantor. Tapi kalau kamu mau ke kantor, boleh juga kok."
"Kamu sudah punya janji sama ayah?. Kalau udh ada janji sama ayah, makan siang sama ayah aja. Ga enak sama ayah juga." Jawab aprilia.
Aprilia mulai duduk di meja makan di samping aflah tentunya.
Aflah menggenggam tangan aprilia dengan lembut. "Aku ga ada janji sama siapa pun. Cuma niat nya, nanti siang mau makan siang sama ayah. Lama juga, ga makan siang bareng. Tapi kalau kamu ke kantor, aku bisa undur lain kali aja makan siang sama ayah." Jelas aflah supaya tidak ada kesalah fahaman.
Aprilia tersenyum. "Terserah nanti saja deh. Kalau aku mood, aku bakal ke kantor kamu. Sekarang sarapan aja dulu, nanti kamu kesiangan ke kantor nya!"
Aflah mulai menyantap makanan nya dengan sangat nikmat. Tidak ada makanan ter enak selain masakan bunda dan istrinya bagi aflah.
"Aku udah selesai. Aku berangkat dulu ya, kalau nanti ga jadi ke kantor, kabari aku. Oke?." Pamit aflah yang di antar oleh aprilia hingga di depan rumah.
"Iya. Nanti aku chat ke ponsel kamu."
"Jangan capek capek di rumah. Banyakin istirahat kalau capek, kalau bosan, Kamu boleh suruh hana main ke sini."
"Hana pasti lagi ada jam kuliah pagi pagi gini. Eh? Ga tau juga sih?. Ntar aku tanya deh sama hana. Tapi, kalau aku ke supermarket sama hana, boleh ngak?" Tanya Aprilia.
Aflah mengangguk dan mengelus pipi cubby aprilia. "Boleh. Uang nya masih ada gak? Kalau ngak, nanti aku transfer."
"Masih ada kok, Kamu tenang aja."
"Ya sudah kalau begitu, aku berangkat dulu ya?. Hati hati kalau mau keluar. Assalamualaikum warohmatullah wabarakatuh. "
Aprilia menyalami tangan aflah dan di sambut dengan kecupan ringan di kening nya. "Waalaikumsalam warohmatullah wabarakatuh."
Aflah berjalan ke arah mobil nya. Setelah menghidupkan mesin, mobil aflah mulai meninggalkan pelataran rumah mereka.
"SEMANGAT CARI DUIT NYA SUAMI ALIM GUE!!!" Teriak aprilia memberi semangat sebelum mobil aflah benar benar meninggalkan rumah nya.
Aprilia memasuki kembali rumah nya. Dia melihat sekeliling. Meskipun di pagi hari seperti saat ini, rumah nya sudah bersih dan rapi. Jadi, dia bisa bersantai santai.
Tapi sebelum itu, aprilia ingin membersihkan dirinya dengan berendam di air panas terlebih dahulu.
Hampir 15 menit menghabiskan waktu untuk berendam dan membersihkan dirinya, aprilia turun ke lantai bawah dan mengambil ponsel nya.
HANASU👊
Online
Assalamualaikum ya ahlil kubur •
HANAAAAAAAAAAAAAA•
P•
P•
P•
•Berisik banget sih?!.
•gue lagi ada kelas! Jangan berisik!
Yee! Nih anak!•
Kata aflah, salam itu di jawab! •
•nyenyenye, ciee udah ngikut apa kata aflah nih.
•btw, Waalaikumsalam.
•kenapa lo?
Bacot!•
Lo pulang kuliah jm berapa?, Mau gue ajak ke supermarket. •
•astaghfirullah ukhty!.
•bau bau nya gratisan nih.
Gratisan lambe mu? •
Gue mah ngajak doang, lo bayar sendiri klo mau beli •
•kampret lo pril!.
•yaudah, ntar jam 11 siang an paling gue udah pulang. Ntar gue langsung ke rumah lo deh.
Ok •
Setelah mengabari hana, aprilia pergi ke dapur untuk membuat list bahan bahan makanan yang sudah hampir habis.
Niat nya, selain untuk membeli camilan di supermarket, aprilia juga hendak membeli kebutuhan bulanan rumahnya.
Seperti beras, tepung, bahan bahan kue, sayur, buah dan berbagai macam daging.
***
"ASSALAMUALAIKUM!!! PRINCESS HANA DATANG UNTUK BERTAMU!. PENGHUNI NYA MANA NIH??"
Aprilia berdecak dari dalam kamarnya. Bahkan suara berisik yang di hasilkan hana mampu sampai ke dalam kamarnya.
"APRILIA?!"
"NI RUMAH ADA ORANG NYA NGAK SEH?!"
Aprilia mengambil tas selempang nya dan keluar dari kamar nya.
Dia sudah melihat hana yang duduk di depan tv yang sudah menyala.
"Ck! Berisik banget sih jadi tamu!"
Hana menoleh dan mendapati sahabat karib nya itu sudah siap pergi dengan outfit nya.
"Habisnya. Lo ga nyaut sih!. Udah mau berangkat nih? Gue mau minta air dingin dulu!. Haus nih, dari kampus."
"Ambil di kulkas sono!. Gue tunggu di ruang tamu. Jangan lama lama lo!" Peringat aprilia.
Wanita yang sudah menjadi istri aflah itu berjalan menuju ruang tamu dan duduk di salah satu sofa. Dia memotret wajahnya dan mengirimnya kepada aflah, dengan caption pap mau ke supermarket sama hana dulu ya? Pak suami ♡
Hana datang dengan satu botol minuman kaleng di tangan nya.
"Katanya mau minta air dingin, datang datang malah ngambil minuman kaleng!" Cibir Aprilia.
Hana terkekeh dan mengangkat minuman kaleng nya pada aprilia.
"Tadinya mau minta air dingin, tapi ngeliat minuman kaleng tinggal satu, gue tergiur deh. Ikhlas ga nih?"
"Iya! Ikhlas."
Mereka pun akhirnya pergi ke supermarket menggunakan mobil milik hana. Aprilia hanya duduk dan memperhatikan jalan, yang menyetir mobil adalah hana.
"Mau beli apa aja nih?"
"Gue udah bikin list belanja bulanan. Terus mau beli cemilan juga. Pengen jajan!"
Hana melirik ke aprilia. "Gue beliin dong. Dompet mahasiswa kek gue tuh menangis kalau udah masuk supermarket. Btw, lo kan banyak uang tuh. Hehe. "
Aprilia memutar bola matanya. "Yayaya, ntar lo gue traktir."
TIIIIIIINNN
Asik mengobrol, mereka tidak menyadari ada mobil box yang melaju cepat ke arah mereka.
Aprilia yang mendengar klakson itu lantas memejamkan matanya.
Dia takut.
"Mas aflah ... takut ..." gumam aprilia.
Dengan cepat, hana membanting setir karna panik.
BRAKKK
***
Di kantornya, aflah tengah melaksanakan meeting dengan beberapa kolega bisnis nya. Tak lupa, sang ayah juga menemaninya dalam meeting kali ini.
"Jadi? Bagaimana pak aflah?---"
Drttt drttt drtt
Ruangan meeting itu sunyi seketika karna handphone aflah yang berdering. Ryan melihat kepada anak bungsu nya sekaligus memberi isyarat.
"Maaf, saya lupa mematikan handphone."
Aflah pun menolak panggilan itu, namun sebelum mematikan handphone nya, panggilan dari nomor tidak di kenal itu kembali menelpon nya. Akhirnya dia menerima panggilan itu.
"Assalamualaikum?"
"..."
"Ya, ada apa?"
"..."
"Sherlock sekarang juga!"
Tut
Panggilan berakhir bersamaan dengan wajah pucat yang di tampilkan oleh aflah. Dengan tanpa permisi, aflah berlari keluar meninggalkan ruang meeting yang di hadiri kolega bisnis nya dan ayah nya.
Ryan terlihat bingung. Apa yang terjadi hingga aflah meninggalkan ruang meeting dengan tidak sopan sepeti itu?.
Lantas, ryan mengambil alih keadaan dan meminta maaf kepada seluruh kolega bisnis nya.
"Maafkan aflah pak, sepertinya ada urusan mendesak hingga aflah meninggalkan meeting seperti ini. "
"Tidak apa apa, pak ryan. Bisa kita lanjutkan?"
Tanya salah satu lelaki yang berjas hitam.
Ryan mengangguk dan mempersilahkan semuanya duduk kembali.
"Tentu. Saya akan mengambil alih meeting kali ini."
Si sisi lain, aflah menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Dia tidak memerintahkan umpatan bahkan suara teguran klakson dari pengendara lain.
Urat di tangan nya mulai terlihat di saat lelaki itu menggenggam erat setir mobilnya.
"Maaf..." lirih nya.
Tak berselang lama, dia sampai pada sebuah gedung berwarna putih. Aflah keluar dari mobil nya dan berlari menuju tempat resepsionis.
"Cari apa pak?"
Nafas aflah terdengar tidak beraturan. "Saya mencari korban kecelakaan yang baru saja tiba di sini." Ucap aflah dengan sekali nafas.
"Atas nama siapa?"
"Aprilia fahira sabha." Lirih aflah saat menyebutkan nama istri tercinta nya.
"Oh, nona aprilia sedang di tangani di ruang ICU. Silahkan bapak menunggu di depan ruang ICU."
"Baik. Terimakasih suster."
Aflah berjalan dengan cepat, melantunkan dzikir pendek supaya istrinya baik baik saja di dalam sana.
Di depan ruang ICU, sudah terdapat kedua mertuanya dengan papa aprilia yang mencoba menenangkan mama laura yang menangis di dalam pelukan nya.
"Assalamualaikum, papa, mama."
Keduanya menoleh dan mendapati menantunya yang datang dengan wajah khawatirnya.
"Waalaikumsalam warohmatullah wabarakatuh."
Laura menghampiri menantunya itu. "Aflah ... Aprilia ..., putri ku akan baik baik saja kan aflah?!" Tanya laura.
Aflah mengangguk dan mengajak laura agar duduk di kursi tunggu yang tersedia di sana.
"Mama jangan menangis, cukup mama doakan aprilia supaya selamat. Aflah yakin, aprilia akan baik baik saja." Ucap nya mencoba menenangkan mama mertuanya.
Setelah di rasa laura cukup tenang, aflah berjalan menghampiri daniel yang menatap sendu pintu ruang ICU yang tertutup rapat.
"Papa."
Daniel menoleh saat menantunya memanggilnya. "Ada apa aflah?"
"Sebenarnya, apa yang terjadi pada aprilia dan hana?"
Daniel menghela nafas. "Dari saksi yang melihat kejadian nya, mobil yang di kendarai oleh aprilia dan hana di tabrak oleh mobil box yang melaju cepat. Polisi yang meneliti, rem dari mobil itu blong dan tidak dapat di gunakan. Mobil hana seketika berbelok untuk menghindari tabrakan dari mobil box, tapi kuasa tuhan sudah tidak bisa di hindari. Mobil box itu menabrak mobil hana, tepatnya di bagian sebelah kiri, tempat aprilia duduk." Jelas daniel.
Informasi itu di dapatnya ketika seseorang yang mengantarkan aprilia dan hana menunggu di depan ruang ICU.
"Astaghfirullahaladzim ..." Lirih aflah.
Kejadian seperti ini sebelumnya tidak pernah di duga duga oleh keduanya. Padahal tadi pagi, aflah dan aprilia masih baik baik saja, bercanda, mengobrol, namun ... musibah datang memang tidak ber bau. Takdir, hal itu tidak bisa di hindari oleh setiap manusia.
Ckitt
Pintu ruang ICU terbuka menampilkan dua dokter berbeda gender keluar dari sana bersamaan dengan beberapa suster.
Laura berlari ke arah dua dokter itu. "Bagaimana putri saya dokter?. Apakah dia baik baik saja?, dia tidak terluka parah kan dok?. Jawab saya!"
Daniel menghampiri istrinya dan memeluknya untuk kembali menenangkan hati ibu yang mengkhawatirkan anak nya.
"Sabar ma, jangan seperti ini." Bisik daniel.
"Anak kita di dalam sedang kesakitan pa!. Mama khawatir!"
"Papa tau, sabar. Istighfar, jangan berlebihan dalam bersedih seperti ini ma."
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah." Ucap laura.
Aflah mengembuskan nafasnya. "Bagaimana istri saya dokter?"
Kedua dokter itu menoleh ke arah aflah. "Anda suami dari?---"
"Aprilia! Aprilia fahira sabha." Potong aflah saat dua dokter itu bingung karna di dalam sana ada dua wanita.
"Oh, baik. Jadi bapak, ibu, mas, keadaan pasien lebih baik. Kami sudah menanganinya meskipun sempat terjadi pendarahan hebat dari kepala pasien. Pasien atas nama hana khairunnisa hanya terkena luka ringan di kaki dan kepala nya. Sedangkan pasien atas nama aprilia sempat mengalami pendarahan, tapi kami sudah mengatasi itu semua. Saat ini, nona aprilia belum sadar. Mungkin beliau akan sadar setengah jam lagi." Jelas dokter panjang lebar
"Apakah kami boleh menemui pasien?"
"Boleh. Tapi setelah pasien kami pindah ke ruang rawat inapnya."
Daniel mengangguk. "Saya minta agar hana dan aprilia di tempatkan di tempat yang sama dokter. " pinta daniel.
Dokter itu mengangguk dan meminta pihak keluarga melunasi administrasi terlebih dahulu sebelum memindahkan aprilia ke rawat inap.
***
Ruang rawat inap VIP itu sudah di penuhi oleh keluarga dari aprilia maupun dari hana.
Hana, gadis itu sudah sadar sejak tadi sedangkan aprilia belum sadarkan diri setelah keluar dari ICU.
"Maafin hana om, tante, aflah. Ini semua karna hana yang ngajak ngobrol aprilia saat menyetir." Lirih hana yang menangis menyesali semuanya.
Daniel menggeleng dan menghampiri hana dan keluarga nya. "Tidak, ini bukan salah kamu ataupun salah yang lainnya. Ini sudah takdir dari allah." Ucap daniel.
"Tapi aprilia, sampai saat ini dia belum sadar---"
"Mama ... mas aflah ... takut..." lirihan itu membuat seluruh pasang mata menatap ke arah brankar tempat aprilia terbaring.
Laura menghampiri anak semata wayang nya itu. Dia mengelus kepala aprilia yang terbalut perban. Namun kepalanya masih di tutupi oleh hijab, karna itu perintah aflah.
"Mama di sini, kamu butuh apa sayang? Hm? Bangun yuk." Ucap laura.
Perlahan, mata aprilia terbuka sempurna dan mulai menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
"Mama ..."
"Iya, ini mama. Mau apa? Katakan saja."
"M-mas aflah, mana ma?" Tanya Aprilia.
Laura melirik ke arah menantunya dan memberi isyarat supaya mendekat kepada aprilia.
"Aku di sini. Apa kamu butuh sesuatu?" Tanya aflah saat sudah berada di samping aprilia.
Aprilia tersenyum dengan wajah pucat nya. Tangan nya yang masih lemah itu dia arahkan untuk menggapai wajah tampan suami nya.
"Jangan tinggalin aku, aku takut."
"Aku di sini, selalu di samping kamu sayang. Ga akan pernah meninggalkan kamu. Jangan takut, istri kecil ku." Jawab aflah.
"Aku mau pulang, ga mau di sini."
Aflah menggeleng dan meletakkan jari telunjuk nya pada bibir pucat aprilia.
"Tidak, kamu masih belum pulih. Cepat sembuh, supaya kamu bisa pulang. Syafakillah sayang ..." Ucap aflah dengan mengecup pelan kening aprilia yang terbalut perban.
"Tetap disini."
Huhuhu..
Apa apaan ini?
Sepertinya kurang sad ya guys.
Sabar sabar.
Tenang, tarik nafas, buang..
Aprilia bakal sembuh kok
Mungkin ...
Hehe.
TBC