ALUCARD

By Kagaminetiv

2M 261K 192K

Ini tentang Alucard Alexander, lelaki yang paling benci dengan kata 'selingkuh'. "Cewek lo milik gue sekarang... More

Prolog: Loser & Stranger ☠
1. You are Mine! ☠
2. Broken Heart ☠
3. Calon Masa Depan Sakit ☠
4. Kedatangan Cao ☠
5. Penggemar Gelap ☠
6. Hukuman ☠
7. Undangan ☠
Cast + Open GC
8. Pemaksaan ☠
9. Sweet Seventeen Elisia ☠
10. Dancing in the Dark ☠
11. Hadiah ☠
12. Valerie Menghilang? ☠
13. Amarah ☠
14. Lawan Gorila ☠
15. Flashback ☠
16. Pengakuan Dosa Besar! ☠
17. Pak Ketu Resmi dan Kabar Baik ☠
18. Will You be Mine? ☠
19. Pedagang Tahu Bulat Meresahkan ☠
20. Hari Operasi Mata ☠
21. Menghibur ☠
22. Hari yang Patut dikenang ☠
23. Pajak Jadiannya Pecel Lele ☠
24. Mengundang Kehancuran ☠
25. Kayla Ingin Jadi Orang Ketiga? ☠
26. Te Amo, Corazon ☠
27. Cupang ☠
28. A Kiss ☠
Games ☠
29. Tidak Merestui ☠
30. Kejujuran ☠
31. Rahasia ☠
32. Perjuangan Cao ☠
33. Valerie Vs Francisco ☠
34. Mancing ☠
35. Sosok yang Bisa Diandalkan ☠
36. Last Call ☠
37. Finding You ☠
38. Perayaan Anniv ☠
39. Valerie Bisa Lihat? ☠
40. Changing ☠
41. Break Up ☠
42. I Love You & Good Bye ☠
43. Cowok Sampah! ☠
44. Under the Light ☠
45. Tatto ☠
47. Farewell Party ☠
48. Komitmen ☠
49. Kakak Angkat ☠
50. Berharap Prank ☠
51. Manusia Paling Bahagia ☠
52. Perempuan yang Beruntung ☠
Epilog ☠
GIVEAWAY NOVEL GRATIS 🥳
Bagi-bagi Novel?
PO dibuka! 🫶

46. Ada yang Ngambek ☠

15.9K 1.4K 196
By Kagaminetiv

Update lagii!! 🤗🤗

Selamat membacaa ❤❤


Kuping Alucard terasa panas karena pria tua di hadapannya sudah asik mengoceh selama 20 menit. Ocehannya hanya berputar di sekitar Valerie, Valerie dan Valerie.

Intinya pria itu merasa kesal karena sudah hampir jam 11 malam Valerie baru diantar pulang.

Setelah merasa cape mengoceh, akhirnya cowok itu mengakhiri. "Udah. Sana. Lain kali kalo kalian mau pergi jangan malam-malam pulangnya."

Udah gitu doang? Alucard dan Valerie saling melempar tatapan bingung. Mereka pikir Ugo akan marah karena mereka kembali menjalin hubungan atau marah karena Alucard telah membawa Valerie pergi tanpa minta izin, tapi apa kata pria itu tadi?

"Coba ulangi, Om?"

"Saya bilang lain kali kalo kalian mau pergi jangan malam-malam pulangnya."

"Oh, iya, iya. Sorry, Om."

Ugo mengendurkan rahangnya yang menegang. Pria itu menaruh tangannya di atas pundak Alucard. "Jaga Valerie. Dia putri saya satu-satunya."

"Maksudnya gimana, Om?"

"Maksudnya, saya nggak akan campur urusan kalian lagi. Kalian kalo mau jalin hubungan kembali, silakan. Percuma saya misahin kalian kalo kalian masih jalan bareng begini. Jadi untuk apa saya memisahkan kalian lagi? Yang ada kalian membangkang. Saya nggak mau Valerie belajar jadi anak pembangkang, maka saya restui hubungan kalian. Tolong jaga anak saya baik-baik," ucap Ugo membuat Alucard dan Valerie auto kesenangan.

"Ini seriusan?" tanya Valerie yang dari tadi menyimak.

"Serius."

"Kak Aluuu!" Valerie menatap Alucard penuh terharu.

Tangan kedua orang itu sudah saling menggenggam, membentuk lingkaran seraya berputar-putar.

"Kak Alu denger tadi?"

"Denger."

"Yayyyy kita udah direstui, loh! Yayyyy!!"

"Thankyou, Om."

"Makasih, Papa!!" Valerie segera memeluk ayahnya itu dengan perasaan bahagia. Alucard ikut nimbrung memeluk mereka semua.

☠☠☠

Alucard memutar-mutar ballpoint dengan tatapan yang mengarah ke luar kelas. Di sana ada anak-anak Muerte yang sedang nongkrong di kursi panjang. Sesekali gelak tawa terdengar.

Sudah beberapa hari sejak kejadian di arena balap, membuat Alucard tidak saling bertukar sapa dengan anak-anak Muerte lainnya.

Mereka telah resmi bermusuhan.

Alucard juga telah resmi dikeluarkan dari bagian mereka.

Alucard menghela napas kasar. Ia kembali fokus dengan kertas yang ada di hadapannya. Ada hal yang lebih penting harus dikerjakan ketimbang memikirkan persahabatan yang telah hancur itu.

☠☠☠

Alucard baru saja keluar dari ruang kepala sekolah setelah mengumpulkan 'sesuatu' yang dianggapnya penting. Cowok itu kemudian mondar-mandir antara kelas dan ruang guru dengan berkas-berkas dokumen di tangan.

Alucard saking sibuk mengurusi berkas itu sampai tidak sadar jika Cao sudah berdiri di sampingnya.

"Ngapain lo? Hoho."

Alucard reflek menyembunyikan berkas yang ia pegang di balik punggung.

"Apa, tuh, yang lo pegang?"

"Bukan urusan lo," jawab Alucard misterius.

"Bikin penasaran aja."

"Gak usah dipikirin. Heem. Gimana keadaan lo akhir-akhir ini? Sehat?" tanya Alucard kemudian.

Sebagai informasi, Alucard sudah tidak tinggal di rumah Cao lagi. Alucard pindah balik ke rumah untuk menjaga keamanan ibu dan adeknya. Takut sewaktu-waktu para preman datang menagih hutang.

"Sehat dong!" jawab Cao dengan senyuman yang senantiasa melekat di wajah. Senyuman itu mengembang sempurna di saat ia melihat Kayla berjalan menghampiri. "Hoi, Mobil Ayla!"

Langkah Kayla tiba di hadapan Cao. Cewek berambut pendek itu tengah menggenggam sesuatu. "Cao. Tangan lo keluarin."

"Ngapain?"

"Cepetan kek."

"O. O." Cao pun menurut. Ia mengeluarkan tangan kosongnya. Kayla memindahkan sesuatu yang ia genggam ke tangan Cao.

"Ini yang lo pengenin dari dulu. Gue kabulin. Sampai ketemu nanti, Cao." Usai mengucapkan itu, Kayla berjalan pergi setelah menabrak bahu Cao.

Cao melihat benda yang dikasih Kayla itu, ternyata ... sebuah tiket nonton. Jadwal nontonnya nanti sore. Bukannya senang, dahi Cao malah berkerut bingung.

"Card, ini maksud Mobil Ayla gimana? Kok, gue belum ngerti?"

"Stupid. Maksudnya lo diajak nonton, Bego."

☠☠☠

"Gue udah ganteng belom, Card?" tanya Cao berkaca di depan cermin. Sejak tadi ia memelengkan pala ke kanan, lalu ke kiri untuk melihat penampilannya di cermin itu.

"Keknya masih kurang. Hoho. Gue lepasin kancing atas, deh. Bentar, ya, Card."

"Ya." Alucard yang tengah menyenderkan punggung di tembok dengan kedua tangan berlipat di depan dada, menatap malas Cao.

Ini record terlama Alucard berdiam di dalam toilet dengan konteks aneh--menemani seorang lelaki yang tidak percaya diri berkaca.

"Kira-kira gue masih kurang apa?" Lagi-lagi Cao bertanya.

Alucard menggaruk keningnya yang tidak gatal, mengecap bibir. Masalahnya Cao tidak ada perbedaan seperti tadi pagi.

Masih memakai seragam putih abu, dasi, sepatu, lengkap semua. Oh. Mungkin ada perbedaan di bagian Cao membuka dua buah kancing seragam teratas. Memangnya mau ikut tawuran?

"Hm. Tunggu." Alucard menyamperi tasnya yang terletak di atas wastafel. Ia lalu mengeluarkan pomade, menyerahkannya kepada Cao. "Rapiin rambut lo."

"Gimana ini pakenya?"

"Sini." Alucard merebut pomade kembali, menyolek isinya, meratakan di tangan kemudian styling rambut Cao ke atas.

"Mau nge-date aja dibantu. Gue berasa kayak punya abang," celetuk Cao dengan senyuman mengembang di wajah. "Gimana kalo lo gue angkat jadi abang gue aja? Itu sebuah kebanggaaan bagi lo, loh. Hohoho."

"Ogah. Lo merepotkan."

"Jahat lo ngatain gue. Kit hati," balas Cao dramatis.

Alucard hanya menunjuk jari tengahnya sebagai respon, lalu kembali menyisir-nyisir rambut tebal Cao ke satu arah. "Selesai."

Cao memandang penampilan barunya di cermin. Rambutnya yang semula berantakan kini tertata dengan rapi ke atas. Ia jadi terlihat seperti CEO-CEO ganteng dalam drama.

Cao senang bukan main. Ia yakin Kayla akan klepek-klepek dengan penampilan barunya ini.

Setelah mengucapkan terima kasih, anak lelaki itu keluar dari toilet. Mengambil motornya dan menghampiri sang pujaan yang sedang menunggu di gerbang sekolah.

"Wuih, rambut lo," ucap Kayla begitu Cao tiba. Cao sengaja tidak memakai helm agar bisa memperlihatkan rambut barunya.

"Hoho. Naik, Mobil Ayla." Cao menoleh ke belakang joknya yang masih kosong.

Tanpa berlama, Kayla langsung naik ke atas motor.

Motor yang dikendarai Cao melesat pergi, menuju salah satu mall di ibu kota Jakarta.

Sore ini, permintaan kecil Cao akhirnya terkabulkan, yaitu menonton bersama Kayla.

☠☠☠

Seminggu kemudian.

Valerie tengah membereskan pakaiannya ke dalam koper. Besok ia sudah mau berangkat ke Singapura untuk pengobatannya.

Gadis itu baru saja memasuki sepotong kaos hitam ke dalam koper. Ia berbalik ke lemari untuk mengambil pakaian lain, lalu hendak menaruhnya lagi ke dalam koper.

"Kak Alu!" Valerie mengembungkan pipinya begitu melihat kaos hitam yang ia taruh ke dalam koper tadi lenyap di telan bumi.

"Heem?" Alucard yang tengah membaca buku di atas kasur itu berekspresi seolah tidak tahu apa-apa.

"Mana kaosku?"

"Ndak tau," jawab Alucard setelah celingak-celinguk sana-sini.

"Awas, ya. Nanti kucari. Kalo terbukti Kak Alu yang nyolong, kupukul pantat kau."

"Carilah sana."

"Huh!" Valerie menaruh pakaian yang tadi ia ambil ke dalam koper. Valerie kemudian meraih beberapa pakaian yang terletak di lemari itu, dan baru saja ingin taruh di koper, lagi-lagi cewek itu menemukan kopernya kembali kosong. Pakaian yang ia taruh tadi hilang lagi.

"Kak Alu!" Pipi Valerie kembali menggelembung kesal. Karena di kamar ini hanya ada Valerie dan Alucard, siapa lagi yang mengosongkan kopernya?

"Apa, Pale Pale Paleriiiie?" sahut cowok itu seraya menutupi kepalanya dengan selimut.

"Gak usah bertingkah lucu! Mana baju-bajuku?!"

"Ndak tau," jawab Alucard memandang ke bawah, tidak berani menatap Valerie.

Valerie tidak percaya jika Alucard tidak tahu. Cewek itu menghampiri Alucard setelah usai menaruh pakaian di koper.

Penggebrekan terjadi. Valerie menyibak selimut Alucard.

"Terciduk kau, Kak Alu!" Valerie menemukan pakaiannya yang hilang ternyata di duduki cowok itu. "Apa ini hayooh?"

"Ndak tau."

"Kak Alu, mau kupukul pantatnya baru tau rasa!"

"Ndak mau."

"Kak Aluu, sini baju-bajuku!"

"Ndak mauu!" Alucard masih setia menduduki dengan posisi bersemedi. Valerie menarik baju itu secara paksa.

"Kak Aluuu, nanti bajuku robek!"

"Ndak peduli!"

"Kak Aluuuuuuuuuuu!" Valerie kembali menarik baju itu sampai di detik tertentu ia tidak sengaja nyungsep ke depan hingga jatuh ke dada bidang cowoknya.

Dengan sigap tangan besar kanan Alucard menahan punggung cewek itu. Kontak mata kedua orang itu saling terkunci.

"Kak Alu ngapain, sih, bajuku diumpetin?"

"Aku gak mau kamu pergi," ujar Alucard. Suaranya yang tadi terdengar gemas nan lugu kini sudah hilang. Kali ini diganti dengan deep voice.

"Tapi, aku harus pergi."

"Okay kalo begitu." Alucard melepaskan Valerie. Cowok itu berdiri di atas kasur, lalu menginjakkan kakinya ke dalam koper dan duduk di sana. "Bawa aku."

Valerie menahan senyuman. Ia berjalan ke hadapan Alucard, lalu menaruh tangannya di pucuk kepala Alucard. Puk puk. Ia mengusap-usapnya dengan lembut. "Mau ikut ke SG, ya?"

Alucard mengangguk-angguk.

"Ohhhh, tidak bisa. Kak Alu harus ujian besok."

"Damn, ujian sialan. Kalo gue jadi presiden, pasti gue hapus ujiannya!" serunya kemudian melempar buku catatan yang terletak di sampingnya ke sembarang arah.

Valerie terkekeh. Ia memungut buku Alucard yang tergeletak di lantai, lalu memberinya kembali ke sang pemilik. Karena lagi ngambek, Alucard kembali membuang buku itu ke sembarang arah.

"Minggir lo, Buku Setan!"

Valerie lagi-lagi ketawa. Ia gemas sama cowoknya yang mode rengek ini.

"Pale Pale Palerieeee! Ndak usah cepet-cepet ke Singapur!" rengek Alucard seraya memutar-mutar lengan Valerie.

"Maunya juga begitu, tapi apa boleh buat besok harus berangkat?"

"Gimana kalo nanti aku kangen banget, My Girl?"

"Kita bisa video call."

"Kalo kamu lagi sibuk?"

"Nggak. Aku mau sibukin apa? Paling lanjut sekolah aja."

"Nanti kalo kamu kenal cowok baru apa bakal lupain aku?"

"Hah? Mana mungkin, ih! Aku, kan, udah punya pacar. Namanya Alucard Alexander," jawab Valerie seraya mencubit kedua pipi Alucard gemas. "Kak Alu sendiri gimana kalo kenal sama cewek lain?"

"Aku? Aku bakal nunjukin tatto-ku yang ada nama kamu sebelum kenalan. Seenggaknya mereka tau kalo aku udah punya cewek. Nanti aku juga bakal pasang semua foto profilku bahkan lock screen HP pake mukamu."

"Bucin banget, sih!"

"Biar. Aku, kan, sayang kamu."

"Eh? Malah tiba-tiba." Valerie memalingkan wajahnya ke arah lain. jadi sedikit salah tingkah mendapatkan ungkapan kasih sayang secara tiba-tiba.

"Aku sayang kamu," ulang Alucard kemudian.

"Apa, sih, Kak Alu? Udah, ah. Mau kembali beres-beres."

"Aku sayang kamu. Damn. Valerie ndak sayang sama aku?"

"Sayang dong, tapi ini Valerie harus beres-beres dulu. Bentar lagi baru ngobrol, ya." Valerie lalu kembali menyiapkan pakaiannya.

"Aku sayang kamu." Suasana yang sempat terhening sejenak kembali dipenuhi dengan suara Alucard.

"Aku sayang kamu, aku sayang kamu, aku sayang kamu, aku sayang kamu, aku sayang kamuuuu!" ucap cowok itu dalam sekali napas. Namun, Valerie hanya mendiamkannya.

Tidak mendengar sahutan sama sekali, Alucard melipatkan kedua tangannya di depan dada seraya memiringkan kepala. "Nggak dibales?"

"Sebentar. Aku lagi kerepotan ngurusin baju tau."

"Oh? Baju lebih penting? Okay. Valerie begitu ternyata. Okay. Okay." Alucard membaringkan dirinya di atas kasur, lalu menutupi tubuh dengan selimut.

"Wah, kayaknya ada yang ngambek, nih," goda Valerie setelah melirik ke arah Alucard.

Alucard membalikkan arahnya ke kanan, memunggungi Valerie.

"Jangan ngambek dong," ujar Valerie seraya mengguncang-guncangkan bahu cowok itu. "Bales yang tadi, nih. Valerie juga sayang Kak Alu, tau."

"Lima kali."

"Apa?"

"Aku ngomong lima kali, harus dibalas lima kali juga."

"Huh. Pemaksaan."

"Cepet."

"Ya. Ya. Ya. Aku juga sayang Kak Alu, aku juga sayang Kak Alu, aku juga sayang Kak Alu, aku juga sayang Kak Alu, aku juga sayang Kak Alu. Udah lima kali, loh. Apakah bapak Alucard masih ngambek?"

"Hmmm." Alucard menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Cowok itu bangkit dari posisi tiduran dan duduk di hadapan Valerie.

Alucard lalu meraih kedua tangan Valerie kemudian menggeleng dengan senyuman tipis di wajah. "Aku mana bisa ngambek sama kamu."

"Bagus. Bagus. Baiklah, karena pernyataan sayang dari saya sudah diterima oleh Bapak Alucard. Apakah saya sudah bisa kembali membereskan koper saya?"

Mendapat anggukan dari sang pacar, Valerie kembali membereskan kopernya.

Entah berapa lama membereskan, aktivitas Valerie kembali terganggu di kala kedua tangan Alucard melingkari perutnya dari belakang.

"Besok udah gak bisa meluk kayak gini lagi," ucap Alucard dengan perasaan sedih.

"Jadi gak tega berpisah," gumam Valerie.

☠☠☠

Valerie baru saja selesai mengepak kopernya. Cewek itu lalu melirik ke arah kasur, ia melihat Alucard tertidur dengan pulas.

Valerie spontan mengulumkan senyuman. Dengan langkah pelan-pelan, ia mendekati Alucard.

Valerie menarik selimut untuk menyelimuti Alucard. Tanpa ada niat untuk membangunkan cowok itu, Valerie mengambil buku catatan Fisika yang ditindih lengan Alucard.

"Tulisannya bagus juga," gumam Valerie melihat isi dari buku catatan itu. Tulisan Alucard yang diukir rapi itu patut diberi pujian.

Puas melihat tulisan Alucard, Valerie menyimpannya ke dalam tas. Sekalian kepoin isi tas Alucard, cewek itu mengintip apa saja isinya.

Ada berkas-berkas yang teselip di dalam map mengundang rasa penasaran Valerie.

Tadinya Valerie ingin mengabaikannya, tapi perasaan kepo dalam dirinya merontah-rontah.

Baiklah ketimbang penasaran mati, Valerie mending lihat saja isinya.

Setelah mengetahui isinya, bulu kuduk Valerie berdiri semua. Ia membekap mulut tak percaya.

"I-ini beneran?"

☠☠☠☠☠

Hayo kira2 apa ya isinya? 😉

Mau ngomong apa ke mereka sebelum menuju next part?

Alucard

Valerie

Kayla

Cao

Spam next biar cepet update.

See you in the next part.
Papay!!

Continue Reading

You'll Also Like

885K 3.5K 23
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
8.3M 403K 74
BAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebel...
4.7M 103K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
434K 27.4K 33
[Dalam penulisan terdapat typo dan kekeliruan, jadi mohon maklum.] Fanfic #jesbible #mpreg Menceritakan seorang Bagas yang jadi selingkuhan dari paca...