Keempat tahanan itu diikat dengan borgol dan di seret ke tengah-tengah ruangan sidang. Rose memberikan respon paling jelek saat para bangsawan berbisik-bisik pada mereka.
Kaisar sudah menatap ke arah mereka dengan tatapan horor, count Zaylee sudah menangis bersama istrinya di bangku pengunjung sidang.
Hakim tua memasuki ruangan sudah dengan tertatih-tatih, bukan hakim yang menyidang Robert terdahulu tapi hakim yang dipilih langsung oleh kaisar Naerus kaisar sebelum kaisar Felix yang artinya kakek Theodor.
Kaisar menyambut hakim dengan berdiri sesaat, hakim itu berjalan dan berhenti di tempat yang tepat berada di hadapan mereka.
"Pangeran Nathan De Eglar, Izek Odhen, Rose Zaylee dan Catherine Elizabeth" panggilan nama yang menandakan sidang di mulai membuat para pengunjung langsung diam.
Theodor duduk di dekat Duke Rechaff dan Marquis Deghuren yang berada di barisan depan bangku pengunjung bangsawan.
"Keempat orang tang berdiri disini adalah pelaku yang mencoba membunuh Leona Lamb Rechaff putri mahkota yang akan menjadi calon permaisuri Mariana selanjutnya"
"Akh! Dasar tua bangka kau masih hidup?!" Rose menyela dengan teriakan yang membuat semua orang mengatainya tak sopan.
"Jangan memotong perkataan saya lady Rose" ujar hakim itu menatap Rose.
Gadis itu tak peduli dan terus mengatai hakim dengan cercaan yang sangat tak bermoral.
Kaisar yang sudah sedari tadi menahan amarah sudah terlihat tak bisa menahan diri lagi "Rose Zaylee beraninya kau melakukan hak tak terpuji di tempat keputusan ini"
"Kau masih sama saja sombongnya bahkan setelah memenggal kepala adik kandung mu sendiri" ujar Rose menyeringai senang.
Kaisar melotot dan hendak berteriak tapi di tenangkan oleh permaisuri Julia. Hakim kembali bicara agar Rose menghentikan celotehan tak sopannya.
"Percobaan pembunuhan terhadap anggota kekaisaran, dan Pangeran Nathan kenapa anda ikut serta dalam pemberontak ini? Apa anda yang merencanakan pemberontak ini?!"
Nathan tak menjawab dan memilih menundukkan kepalanya ia tak berani mengangkat pandangan karena takut akan rasa sakit yang di rasakan ibunya.
"Pangeran?!" Panggil Chaterine terlihat panik.
Nathan masih tak menggubris walau gadis itu sudah mengguncang tubuhnya "Nathan!!" Panggil Chaterine terlihat emosi.
Bisikan mulai terdengar setelah cara Chaterine memanggil Nathan yang dinilai tak memiliki tata Krama pada anggota keluarga kaisar.
"Chaterine aku tau kau yang memasukkan ramuan itu ke dalam minuman ku" ujar Nathan membuat Chaterine membeku ketakutan.
"Apa maksud a..anda?! Saya tidak paham!" Elaknya dengan wajah panik.
Keringat dingin mulai mengucur turun dari wajah Chaterine yang sedang berhadapan dengan Nathan.
"Waktu 1 bulan lalu saat kita pergi ke toko teh kau sudah menyiapkan teh disana pasti teh itu bukan?"
"Tidak! Kubilang tidak!"
Pertengkaran mereka mendapat tatapan dingin dari para pengunjung, Theodor mulai bertanya akan perkataan adiknya.
"Apa maksudmu Nathan?!"
"Kakak...tidak yang mulia putra mahkota, 1 bulan lalu saya merasa kalau badan saya dikendalikan setelah meminum teh yang diberikan Chaterine, Duke Odhen dan lady Rose langsung mengajak saya untuk melakukan aksi pemberontak ini, tentu saja awalnya saya menolak karena saya tak berbakat dalam bidang politik tapi gadis itu! Chaterine mencangkokkan kata-kata yang mengharuskan saya mendengarkan perintahnya dan kedua orang ini menyokong tindakannya"
"Apa?!"
"Tidak aku tidak seperti itu!"
Duke Odhen diam saja karena mulutnya sudah dibuat babak belur oleh Theodor saat di gua kemarin malam.
Chaterine dan Rose menyangkal pernyataan Nathan tentang mereka tapi Nathan tak peduli dan terus menjelaskannya.
"Racun yang dibuat oleh lady Rose adalah racun yang seharusnya di berikan pada putra mahkota sesuai perintah Chaterine, aku tak tau kenapa dia sangat terobsesi menjadi pusat sampai-sampai melakukan tindakan nekat ini padaku dan semuanya, yang menyarankan untuk melakukan saat pesta perayaan adalah lady Rose dan Duke Odhen, anda bisa memanggil Laty pelayan yang saya suruh"
Tak lama seseorang diperintahkan eh kaisar untuk menyeret pelayan yang bernama Laty ke sidang keputusan. Pelayan itu terlihat baru berumur 16 tahun dengan wajah sangat ketakutan.
"Laty apa benar Pangeran Nathan menyuruhmu untuk memberikan sampanye beracun saat pesta?!" Tanya hakim menatapnya dengan tatapan tajam.
"Ya...ya....tuan Pangeran Nathan penyuruh saya untuk memberikan minuman itu pada putra mahkota tapi saya salah menghampiri orang karena lady Rose memanggil saya saat bersama dengan putri Leona" jawabnya gemetar hebat dan berlinang air mata.
Hakim menatap kaisar sesaat merak tak bicara atau melakukan hal lain hanya benar-benar saling bertatapan.
"DENGAN PERNYATAAN YANG DIBERIKAN OLEH PANGERAN NATHAN!" Teriakan hakim menggelegar memenuhi runfan sidang.
Para pengunjung mula berdiri dari duduknya dan mendengar saksama keputusan hakim tersebut.
"KEPUTUSAN BERDASARKAN HUKUM YANG BERLAKU PADA KASUS PERCOBAAN PEMBUNUHAN TERHADAP ANGGOTA KELUARGA KAISAR, DENGAN ITU SAYA NYATAKAN DENGAN IZIN KAISAR MENJATUHI HUKUMAN MATI PADA DUKE ODHEN, ROSE ZAYLEE DAN CHATERINE ELIZABETH, PANGERAN NATHAN AKAN DITURUNKAN DARI POSISI PANGERAN DAN AKAN DI KIRIM KE DAERAH PENGASINGAN!"
tuk! tuk! tuk!
Hakim memukulkan palu sebanyak 3 kali menandakan keputusan sudah bulat, hukuman mati akan berlangsung 3 hari lagi.
Theodor meninggalkan ruang sidang dan beranjak meninggalkan Duke Rechaff dan Marquis Deghuren di sana dan menuju ke suatu tempat dengan wajah datar.
°~°~°
.3 hari kemudian.
"Bangunlah!"
"Sadarlah!"
"Aku menunggumu!"
"Leona ayo bangun kami semua menunggumu"
Kelopak mata Leona perlahan-lahan membuka, rasanya masih pusing dan nafasnya masih lemah.
Tak ada orang dan suara saat Leona menatap lurus, matanya melirik ke kanan dan mendapati Theodor yang duduk dengan kepala tertunduk.
Pria itu memegangi tangannya sambil bergumam sesuatu yang tak jelas oleh Leona.
"The...o..."
"Leona?"
Theodor mengangkat pandangannya dan menatap Leona yang menatapnya dengan tatapan lemah.
Baru saja Leona mengumpulkan tenaga untuk bertanya apa yang terjadi Theodor memeluknya dengan sangat erat.
"Syukurlah kau bangun! Leona aku...ak...."
Kali ini Leona melihat Theodor menangis, pria itu tak melepaskan pelukannya dan masih terus mengucapkan kata syukurlah.
Leona membiarkan dirinya dipeluk oleh Theodor agar pria itu dapat menenangkan dirinya.
Sepertinya ada pelayan di depan pintu kamar tempat mereka berada karena terdengar langkah kaki yang pergi terburu-buru dari sana seperti memberikan berita kalau Leona sudah sadar.
Gadis yang tak sadarkan diri selama 4 malam 3 hari itu akibat keracunan, membuat istana heboh untuk memberikan kabar ke kediaman Rechaff.
Hola again👋
Jangan lupa vote dan komennya ya!
Adudu❤️