haechan pergi ke cafe dimana dia curhat kepada teman nya jaemin. Selalu cerita tentang keluarga nya, di saat ini haechan rasa dia tidak ingin menyusahkan teman nya itu namun teman nya lewat dan kebetulan melihat haechan yang sedang meminum jus Mangga
"haechan? ngapain Lo ? sedih ya? cerita" ucap jaemin, haechan menghembuskan nafas nya dengan panjang dan menceritakan semua nya kepada sang sahabat
"stop chann, gue gakuat denger cerita loo, terlalu perih buat gue chann.." Tanpa sadar jaemin mengeluarkan sedikit air mata
"naa? Kok Lo yang nangis sih??" kata haechan terheran - heran dengan sahabat dia
"chann, Lo itu kuat sumpah, gue aja nangis denger cerita Lo, gue ga bisa ngomong apa apa lagi si, u are strong people chann" kata jaemin yang langsung memeluk haechan
Haechan tertawa geli melihat kelakuan teman nya yang sudah nangis, aneh benar benar aneh
"APAANSIH LO PFFTT AHAHAHAHAHAHHAHA" kata haechan, jaemin yang beralih menatap haechan pun langsung menyubit nya
"cari tau tentang mantan Mark yu chann? sama henderyy selama ini dia hilang gue kepo" kata jaemin setiba tiba nya, haechan yang melongo tak menyangka langsung mengangguk
sore ini pukul 17.00 haechan pulang dengan muka lusuh layak nya habis di beri kata kata yang menyakitkan
Ten menatap haechan tak peduli, yang malah justru memanjakan anak nya itu, yak hendery
Dia naik ke atas tanpa ikut mengobrol.
Setelah mandi haechan duduk, pukul 9 telah tiba haechan tak keluar kamar, duduk memandangi indah nya bulan, tersenyum saat mengingat dulu Ten sangat menyayangi nya
Sakit ketika melihat yang sekarang sakit sekali.. tiba tiba ada suara kencang dari bawah sana
"SEO HAECHAN, MAKAN KAU CEPAT HAISH" teriak Ten dari bawah
Haechan menjawab "NANTI" kata haechan.
Di balas juga "YAK, KAU INI SUDAH DI MASAKAN TIDAK TAU DIRI, BIARKAN SAJA KAU SAKIT, MAE TIDAK AKAN PEDULI" teriak Ten lagi
Haechan menghela nafas lalu berucap pelan "apa peduli mae.." ucap haechan lalu menangis, se pelan pelan nya
Jam 10 tiba dimana semua orang pasti sudah tertidur tidak terkecuali haechan yang masih setia memandangi bulan dan bintang tersenyum - menangis - tersenyum - menangis seperti itu lah
Jam 22.30 telah tiba, ntah kenapa dia tercengang, melihat Ig orang tua nya yang berfoto foto dengan anak kesayangan nya, sakit, sakit sekali.
Johnny pun masuk tiba tiba, melihat anak nya dari kaca sebelah dia duduk di kursi itu. Melihat haechan menatap jalanan yang hampir sepi, gedung gedung, dan bulan yang terang, sesekali terisak memangil Ten 'mae.. hiks'
Johnny tertunduk, dia merasa kan sedih pada anak nya, dan dia ke kamar Ten
"SEO Ten." Ucap Johnny, Ten yang sedang bermain ponsel langsung mengalihkan tatapan nya pada Johnny
"Apa sayang?" Kata Ten.
"Perilaku mu sangat menjijikan kepada anak ku, SEO Donghyuck." Kata Johnny, Ten mengangkat 1 alis nya
"maksud mu?" Tanya ten, muka Johnny sudah memerah.
"Kau pilih kasih!" Teriak Johnny, namun tak akan terdengar karena kamar nya itu sedikit kedap suara.
"Yak apa apaan kau ini SEO johnnysuh?! Apa yang aku pilih kasih kan? Dia tetap anak ku! Kau faham kan? Aku merindukan hendery!? Apa salah nya aku memanjakan hendery, lagi pula haechan tak aku diam kan SEO Johnny!" Jawab Ten lagi dengan panjang lebar
"Apa kau bilang? Tak mendiamkan haechan? Cara kau berbicara dengan haechan saja sudah menjijikkan!" Ucap Johnny.
Lalu Ten dengan amarah nya melempar gelas kaca, namun tak kena.
Suara itu kencang haechan kaget, ada apa? Kenapa hendery tak muncul atau pun membahas ini? Ah iya lupa dia sedang nongkrong.
Dia berlari ke kamar orang tua nya dimana mereka sedang berantem membahas dirinya.
"YAK, ITU YANG KAU BELA SEO JOHNNY?!!" tanya ten, dan Johnny melihat ke belakang, melihat haechan tercengang melihat Ten seperti itu
"ANAK YANG TIDAK TAU DI UNTUNG IYA? SEPERTI ITU? KAU TIDAK BERFIKIR PERASAAN HENDERYY!! YANG MERINDUKAN ORANG TUA NYA TAPI KAU BIASA SAJA DAN MEMBELA ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG INI" Johnny reflek diam mendengarkan Ten berteriak seperti itu, haechan menangis, banjir
"Mae juga ga berfikir perasaan haechan kaya gimana." Ucap haechan yang langsung pergi, pergi keluar menghampiri basecamp Abang nya, dimana tempat nongkrong ia bersama teman teman nya itu.
"bang, Mae sama Daddy berantem pulang gih" kata haechan dengan mata sembab, hendery kaget, dan langsung pulang
Haechan pergi ke apartemen nya dan mengunci apart nya itu dia nangis sejadi jadi nya, memikirkan Mae nya tadi dimana dia lebih membela Abang nya
POV : DI RUMAH
hendery ke rumah, rumah sepi hanya suara tangis, egois, marah saja.
Dia naik ke atas membuka kamar orang tua nya itu melihat dimana Ten sedang marah kepada Johnny, Johnny yang juga ikut marah, dan membahas tentang haechan
"YAK!! apa yang kalian berdua bahasin, haechan? Iya? Kenapa? Ada salah apa haechan ke kalian? Kalian juga ga mikir gimana jadi haechan, haechan udah nemuin Abang, haechan juga butuh kasih sayang kalian berdua, haechan manusia yang butuh kasih sayang, butuh orang tua seperti kalian, kalian tau haechan selalu nangis di setiap malam nya? engga kan? Pasti kalo kalian tau kalian bilang mereka cengeng iya? iya kan? Kalian gatau tentang haechan!! Kalian hanya tau separuh dari haechan kalian ga tau perasaan haechan!" Ucap panjang hendery.
Ten yang sedang menangis pun terdiam dan terisak mendengar kan hendery berucap
"Kalian semua lebih membela anak jalang yang tak tau diri itu!" Ntah apa karna emosi atau kesal Ten berucap sepeti itu,
Sedangkan di apart haechan terdiam menangis, lalu haechan ingin lebih dewasa dan meminta maaf, dia pulang, mendengar suara tangisan dari Johnny dan Ten.
Dia ke atas melihat kamar nya, ada hendery yang berdiri, Ten sedang duduk di pinggiran kasur, melihat haechan, kesal mengingat anak tersayangnya dan suami nya lebih memilih dia
"maafin haechan.. haechan berlebihan, haechan mau bareng nenek aja.. di atas sana" ucap haechan, lalu menunduk dan menangis
"JANGAN MEMBAWA ORANG TUA KU." Ten berteriak kembali, haechan pusing, sedih kelamaan menangis, jam 00.00 tiba
"maaf.." haechan meminta maaf.
TBC
gud sampe sini dulu ya