Hari ini Una sampai di sekolah dengan Bintang. Mereka sama sama pergi ke kelas mereka masing masing.
"Gue duluan yah Bang" kata Una sambil di balas anggukan oleh Bintang.
Una memasuki kelasnya, dia mencari seseorang tapi orang itu belum terlihat, bangkunya saja masih kosong sejak kemarin, dia sebenarnya kemana, apa yang terjadi padanya, Una sangat cemas.
"Hallo Caca bontot ku" sapa Una dan duduk di kursinya nya bersebelahan dengan Caca.
"Gue bunuh Lo, masih pagi ngajak ribut, mana ngatain lagi gila Lo" sewot Caca.
"Maap ca, sewot amat Lo" Una terkekeh.
"Eh ca"
"Apa"
"Anjir cuek banget Lo, padahal gue mau nanya"
"Bodo, cepet Lo mau nanya apa"
"Si Jevan ga masuk lagi?" tanya Una.
"Engga kayanya dari kemarin ga ada kabar" jawab Caca.
"Dia kemana ya? gua chat dia juga ga di bales handphone nya ga aktif dari kemaren" rasa cemas Una semakin dalam kali ini dia memikirkan hal hal yang buruk, ada apa dengan Jevan kemana dia.
"Hayoo Lo khawatir yah sama Jevan, ciahh kalo khawatir ngaku aja anjir liat muka Lo noh, kek cemas gitu" goda Caca.
"Apaan sih enggak ya! gue cuman bingung aja tuh anak kemana" jawab Una berbohong sebenarnya pikiran dia sudah kemana mana hatinya sangat cemas dan khawatir akan keadaan Jevan kali ini.
"Boong Lo, Una sini liat gua" Caca menatap mata Una dalam dalam.
"Apaan sih Lo ga jelas" Una tidak berani menatap mata Caca karna takut ketahuan bahwa sebenarnya dia khawatir kepada Jevan, Caca yang melihat itu pun langsung berbisik kepada Una "Gue tau Lo khawatir sama Jevan, dari sorot mata Lo aja udah keliatan jelas"
Una yang mendengar bisikan dari Caca itu pun langsung melotot dan membeku, Una tau dia tidak bisa berbohong pada Caca, Caca itu peka terhadap apa pun apalagi dia sahabatnya.
"Udah gue bilang enggak yh enggak ca!" jawab Una lalu meninggalkan Caca.
"Gue tau Lo khawatir sama Jevan,dan gue juga tau Lo punya perasaan yang sama kaya Jevan, salahnya Lo ga mau mengakui itu Una" Batin Caca.
Una pergi ke arah taman belakang sekolah yang pernah dia kunjungi terakhir kali dengan Jevan, entah kenapa tiba tiba air mata Una menetes dia tidak tau bagaimana perasaan dia sekarang, sungguh padahal baru 2 hari ini Jevan tidak berangkat sekolah tapi seakan akan sudah lama sekali Una tidak bertemu Jevan.
"Iya gue khawatir sama Jevan,gue takut dia kenapa napa!" Una menangis deras kala itu, untung di taman belakang sekolah sepi karna ini sudah masuk jam pelajaran.
"Jevan Lo kemana? gue ga tau kenapa gue sekhawatir ini sama Lo gue ga tau perasaan apa ini" Una meringkuk sambil menutup wajah nya dengan tangan yang sudah basah dengan air matanya.