JANGAN LUPA VOTEE
JJ membukakan pintu mobil buat gue. Well, such a gentleman. Gue masuk mobil dan ia menutup pintunya lalu berjalan memutari mobil dan duduk di balik kemudi. Lalu ia meyalakan mobil dan mulai mengendarainya. Tak lupa ia menggunakan sabuk pengaman dan mengingatkan gue untuk memasang punya gue.
"El?"
"Ya?"
"Mau main truth or truth gak sambil jalan biar gak bosen."
"Boleh. Siapa duluan? Eum kayak bisa tanya semau gue?"
"Iya. Lo duluan."
"Oke. What's your favorite position?"
"I like doing missionary. But, love to try other positions too. What about you?"
"My favorite position?"
"Yeah."
"CEO."
"What?"
"Yeah my favorite position is CEO. My turn."
"No, I mean sex position."
"You don't specify about that. It's my turn now, you can ask after. How did you lose you virginity?"
"How?"
"Yeah. How."
"It's gonna be a long story."
"I'm not going anywhere."
"It was at summer camp. I was just doing my business with the boys and this girl come to me and ask me to help her with her tent. I was the leader at that camping so I have to help everyone in need. I walk with her to her place and turns out her tent was already built. I ask her like your tent is already up is there anything else I can do. Dan dia cuma kayak bilang gak sih gue sebenarnya suka sama lo. Lo mau gak satu tenda sama gue malam ini? Gue gak punya partner."
"Smooth."
"No, it wasn't turns out later her partner was on my tent with my bestfriend."
"Oh my God! I love plot twist. Please continue."
"Gue sebenarnya nolak karena waktu itu gue udah punya cewek dan cewek gue gak ikut ke camping ktu. Tapi dia maksa gue, katanya takut sendirianlah, gak bisa sama cuaca dinginlah, terus bawa-bawa gue sebagai leader harusnya lebih perhatian sama teman satu timnya. Akhirnya gue gak bisa nolak. Don't blame me, I was just being nice. Waktu itu kayaknya masih sore, gue agak lupa."
"Kapan sih?"
"Kelas 2 SMP."
"What? You're too young."
"Di Singapore udah biasa. Bahkan waktu itu gue adalah orang terakhir yang masih perjaka diantara temen-temen gue."
"Serius?"
"Ya. Shall I continue?"
"Yes, please."
"Jadi abis gue bilang iya, gue sama dia masuk ke tenda. Cuma duduk-duduk doang. Gue juga gak terlalu kenal dia waktu itu. Gue cuma tau namanya aja. Jadi agak canggung gitu. Karena masih sore dan masih banyak yang harus di persiapin buat api unggun malamnya, gue pamit deh ke dia. Gue bilang nanti kalo malem gue balik lagi. Dan ya gue balik ke tempat temen-temen gue. Gue bilang ke partner gue kalo nanti gue gak bisa satu tenda sama dia. Ini tuh kayak camping unofficial jadinya ada guide cuma gak terlalu ngatur. Kita bisa kayak pilih-pilih sendiri gitu mau satu tenda sama siapa. Dan kebanyakan orang asing juga, termasuk cewek itu."
"Gue sama temen-temen gue ngerancang semuanya singkat cerita setelah api unggun selesai sekitar jam 11 malam gue balik ke tenda dia. Dan dia gak ada disana. Jadi ya gue masuk sendiri aja. Di dalem mainin HP gitu meski gak ada sinyal. Sampe akhirnya dia masuk ke tenda. Kita saling say hi gitu terus dia buka jaket. Waktu itu gue bingung soalnya katanya dia gak bisa kena dingin kok malah buka jaket. Dan yang bikin shock dia gak pake baju di dalem jaketnya. Cuma apa namanya yang cuma nutupin puting."
"Nipple covers?"
"Yah, itu."
"Kelas 2 SMP dia udah pake nipple covers?"
"Gue gak yakin dia seumuran sama gue sih. Kayaknya dia udah SMA waktu itu."
"Ah, soalnya sampe sekarang gue cuma punya itu barang tapi gak berani pakai."
"Kenapa?"
"Takut sakit pas bukanya."
"Nanti mau coba?"
"Stop it. Let's just continue."
Ia terrtawa tapi tak ayal melanjutkan ceritanya.
"Terus gue tanya deh. Apa maksudnya gitu-gitu, tapi dia gak jawab malah arahin tangan gue buat melepaskan nipple coversnya dia. Sebelum itu dia bilang dia suka kasar. Gue gak pernah ada pikiran kesana sebelum waktu itu. Sumpah gue masih polos waktu itu."
"Mana ada gue percaya."
"Dih! Gue serius. Akhirnya gue tarik itu nipple covers dan dia ngedesah gitu. Waktu itu yang emang lagi dingin banget akhirnya gue mendekat ke dia. Dia lebih agresif sih. Dia melepaskan baju gue dan yaa it happens."
"You're not gonna tell me the detail?"
"Like you never done it. It's just a basic sex. Like she's the one in control as I just doing it that for the first time. Let's move on."
"Really?"
"Yes. So, what is your favorite sex position?"
"Never thought about it yet since I never done it."
"What? Never done it?"
"Yeah."
"You lied."
"No, I'm not."
"How old are you?"
"I'm seventeen this july."
"Well, it's great."
"Whats great?"
"Nothing. Your turn."
"Have you ever do solo?"
"Of course. Everyone does that, don't you?"
"Yeah I did."
"My turn. Did you like watch porn?"
"It's complicated. Gue suka bokep tapi yang ada storyline-nya. Kayak kalo lagi di pornhub gue suka yang couple-couple gitu. Like romantic way."
"Fair enough."
"Kalo lo?"
"Apa?"
"Porn kesukaan lo?"
"Pertanyaan yang sulit karena gue suka semua genre."
"Fuck you."
"I answer the question tho. Kalau lo belum pernah sex terus lo ngapain aja kalo sama cowok?"
"Fingering, remas-remas, oral, mereka kadang kayak lebih mentingin kebutuhan mereka daripada gue. Jadi kalau gue kasih mereka handjob atau blowjob to be honest I hate blowjob, mereka selasaiin gitu aja."
"What a jerk."
"Yeah. What's your body count?"
"I don't know 5 or 6?"
"You don't remember?"
"Well, sometimes I'm not sober."
"Fair enough."
"Kalau lo? Paling suka diapain kalau lagi sama cowok?"
"Fingering. Gak tau kenapa gue suka banget sama edgimg."
"Want to try? I have a good hand."
"Laters baby. Kita sampai McD."
Ia tertawa dan mencari spot parkir karena katanya ingin makan di tempat aja. Gue sama dia masuk ke McD dan berjalan ke tempat pesanan. Dia memesan burger dan paket breakfast padahal sekarang udah jam 7 malam. Untung masih ada.
Gue sama dia naik ke lantai 2 dan makan disana. Gue cuma pesan pie aja karena emang udah makan tadi. Gue melihat dia makan dengan lahap. Kayaknya dia bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan. Kecuali seafood, tentu saja.
"Gue boleh nginep?"
"Hari ini?"
"Iya. Gue bener-bener minta maaf sama lo soal pipi lo."
"It's okay. Sakit sih tapi bakal sembuh kok. Tadi sama temen gue dikasih es."
"Maaf."
"Lo boleh nginep."
Ia memandang gue dengan tatapan maaf-nya. Gue gak terlalu masukin itu ke hati. Gue cuma takut ini cuma cara biar dia bisa mainin gue aja. Gue harus bangun tembok dulu di depan hati gue kayaknya. Tapi kalo di depan nafsu gue, gue gak tau. Karena fuck, sex appeal JJ itu kuat banget. Gak tau gue bisa nolak apa enggak.
Only one way to find out.
HOLAAA
Gue abis uas:(
Thx buat yang udah nunggu, aku bakal rutin update lagi, semoga mulai minggu ini✨