LDR Atha Lea (Sequel)

By yatulamanah10

405K 32.3K 7.4K

Kalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cum... More

Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50

Bagian 1

26.4K 1.2K 102
By yatulamanah10

Kediaman Lea tengah disibukkan dengan orang yang wura-wiri mempersiapkan sebuah acara sakral.

Lea tidak pernah berpikir akan menikah diusia semuda ini, namun dengan Atha ia akhirnya memberanikan diri dan tentunya dengan dukungan kedua orang tuanya.

"Lea ngapain ngelamun nak?" Tanya ayahnya yang melihat anaknya diam saja duduk di taman.

"Ayah Lea mau tanya" Nuga langsung duduk di sebelah sang anak.

"Tanya apa?"

"Gimana perasaan Ayah ketika ngeliat Lea mau menikah?" Sebenarnya sudah sejak lama Lea ingin bertanya kepada sang ayah.

"Yang pasti ayah bahagia, lihat anak ayah sudah menemukan lelaki yang semoga saja bisa benar-benar melindungi anak perempuan ayah satu-satunya"

"Tapi sebagai seorang ayah pasti ada rasa sedih, ketika kamu sudah menjadi orang tua dan punya anak pasti Lea akan merasakan kekhawatiran. Bagaimana nanti kalau anaknya melupakannya?" Nuga diam sebentar, Lea langsung bersandar di bahu Ayahnya yang selalu menjadi tempat favoritnya itu.

"Dulu waktu Lea sekolah setiap hari Ayah yang nganterin, tapi suatu hari Lea bilang sama Bunda kalau Lea mau berangkat sendiri tidak mau dianterin sama ayah. Itu rasa kehilangan pertama yang ayah alami selama menjadi orang tua, sebenarnya waktu itu ayah pengen bilang gak usah berangkat sendiri sama ayah aja berangkatnya, tapi ayah tau Lea butuh proses melewati itu agar nantinya Lea tidak bergantung sama ayah, bunda, kakek, nenek" mata Lea sudah berkaca-kaca mendengar cerita ayahnya.

"Lalu saat kemarin Atha meminta restu untuk meminta putri ayah satu-satunya . . . Ayah merasakan kehilangan sesungguhnya sekaligus merasa menjadi ayah yang sebenarnya. Karena saat itu ayah berarti harus mengikhlaskan orang lain menjaga Lea selain ayah, tapi ayah juga senang karena ada lelaki dengan keberanian luar biasa yang meminta ijin pada ayah untuk menikahi putrinya"

"Ayah hiks hiks" panggil Lea dengan tangisan yang tidak bisa ia bendung, perempuan itu langsung masuk ke pelukan sang ayah tercinta.

"Udah mau nikah masak masih cengeng" kata Ayahnya yang membuat Lea semakin beruraian air mata, Lea tidak tau saja kalau ayahnya juga meneteskan air mata.
"Setelah kamu nikah kan masih pulang dirumah ini, kalian baru boleh benar-benar meninggalkan rumah kalau sudah lulus kuliah" ingat ayahnya lagi yang di angguki oleh Lea.

Sedangkan di lain tempat ada seorang perempuan yang melihat suami dan anaknya sama-sama menangis sambil berpelukan, Mala ikut meneteskan sedikit air matanya. Ia tau pasti suaminya juga merasa takut kehilangan anaknya, namun bukan berarti mereka tidak menginginkan Lea menikah.

Justru Mala bersyukur anaknya bisa mendapat lelaki sebaik Atha, sebagai seorang ibu ia bisa melihat betapa tulusnya Atha saat meminta ijin untuk meminang Lea.

"Mba nangis?" Tanya Amanda, Tante Lea yang juga ikut membantu mempersiapkan pernikahan Lea.

"Cuma terharu"

"Aku paham gimana perasaan mbak"

"Tapi mbak harus bersyukur punya menantu dari pewaris tunggal keluarga Haddad, nanti hidup Lea terjamin gak bakalan susah tujuh turunan" gurau Amanda menenangkan kakaknya, adiknya yang satu itu memang selalu berhasil menghibur Mala dari dulu.

******

"Udah makan?" Tanya Atha diseberang telepon, lelaki itu hanya khawatir jika Lea terlalu banyak pikiran mempersiapkan pernikahan mereka. Meskipun mereka hanya menikah secara sederhana namun tetap saja banyak yang harus di persiapkan.

"Sebentar lagi, kamu juga jangan lupa makan sama jaga kesehatan"

"Iya sayang, buruan makan aku temenin dari sini" saat ini keduanya memang sedang melakukan video call lewat laptop, karena sejak seminggu sebelum pernikahan mereka dilarang bertemu.

"Tapi belum laper"

"Makan sekarang sayang" Kalau sudah begitu maka Lea tidak bisa membantah.

"Yaudah bentar aku ambil makanannya" Lea langsung beranjak dari kasur dan turun ke bawah membawa makanan ke kamarnya, kalau makan di bawah pun banyak orang-orang yang sibuk.

"Makan pakai apa itu?"

"Ada daging, acar, sama capcay dan kerupuk udang" Jawab Lea sambil mendekatkan piringnya ke layar laptop dan menunjukkan satu persatu makanannya.

"Enak banget kayaknya"

"Enak dong, kamu mau? Aaaa" Lea seolah-olah menyuapi Atha membuat lelaki itu tertawa.
"Anak pintar" katanya saat melihat Atha membuka mulut.

"Haha jadi makin kangen"

"Baru juga seminggu gak ketemu, nanti kalau LDR bisa sampai enam bulan" kata Lea membuat Atha menghentikan tawanya, ia baru sadar sebentar lagi akan dipisahkan oleh jarak dengan wanitanya.

Ingin rasanya lelaki itu membatalkan rencana pendidikannya di luar negeri tapi itu tidak mungkin, yang ada ia hanya akan membuat kedua orang tuanya termasuk Lea kecewa dengannya.

"Kamu gimana persiapan kuliah di Jogja?"

"Aman terkendali, agak sedih juga si pisah sama orang tua dan temen-temen. Tapi mau gimana lagi, kita semua punya mimpi masing-masing"

"Empat tahun lagi kita bakalan sama-sama lagi, mereka pasti juga sedih harus pisah"

"Temen-temen kamu gimana?"

"Cuma Abdul aja yang kuliah di Jakarta, nanti di Jogja kamu kan bisa minta tolong sama Andre kalau ada sesuatu"

"Andre sama Rea beneran putus?"

"Iya, kalau jodohnya gak bakalan kemana. Makanannya udah abis belum yang?"

"Tinggal dikit lagi"

"Athaa"

"Iya ma"

"Turun sebentar ada temen-temen kamu ni bang"

"Iya ma, Atha turun sebentar lagi"

"Sayang udah dulu ya, kamu lanjutin makannya. I love you"

"Iyaa" Baru saja Lea mau menutup laptopnya ia di kejutkan dengan wajah Eva, sepupunya dari Bandung, bagaimana tidak terkejut jika wajah sepupunya itu begitu dekat setelah ia menutup laptopnya.

"Setan setan" kaget Lea.

"Cantik-cantik gini di bilang setan" kata Eva tidak terima.

"Lagian Lo asal muncul aja"

"Kakak aja yang keasikan pacaran, orang dari tadi gue disini" balas Eva tidak terima.

"Yaya serah, sampai jam berapa emangnya?" Saudaranya satu itu memang tidak berangkat bareng Tante Amanda karena Eva tadi sekolah.

"Baru aja, Bandung ke Jakarta macet banget sekarang huh" perempuan kelas satu SMA itu memang tinggal di Bandung setelah Adik dari ibunya atau Tante Amanda menikah dengan salah satu pengusaha yang tinggal di Bandung, sekarang dia memang sudah punya dua anak, yang pertama Evelyn dulu Lea dan Atha juga sempat menghadiri pernikahan mereka dan anak terakhirnya Eva.

"Kak Lo beneran mau nikah?" Tanya Eva tiba-tiba, mereka saat ini sedang tiduran di ranjang Lea sambil menatap atap kamar.

"Ya beneran masak bohongan"

"Gue masih ga percaya Lo mau nikah sumpah, apalagi sama bang Atha" Lea hanya diam saja malas menanggapi, semakin ditanggapi perempuan itu akan semakin tidak jelas.

"Huaaa mamaaa mau satu yang kayak bang Athaaa" Baru saja Lea bilang, sepupunya itu memang sedikit tidak waras sekarang ia sudah menunjukkan sikap aslinya.

"Makanya jadi cewek yang bener dulu, kalau mau dapetin yang kayak bang Atha kelakuan kamu harus kayak Lea jangan jadi setengah cowok" tiba-tiba saja Tante Willy adik dari Bunda Lea yang terakhir masuk kamar. Usianya memang masih muda karena beliau merupakan anak terakhir yang baru saja menikah dua tahun lalu, sekarang ia sudah memiliki satu orang anak.

"Tante Willyyyyy" Lea langsung memeluk perempuan yang selalu bersamanya sejak kecil.

"Iya dong, masak ponakan Tante yang paling cantik mau nikah Tante gak dateng"

"Ridho mana Tan?" Ridho adalah anak Tante Willy yang masih kecil.

"Sama bunda kamu di bawah"

"Lea gimana perasaan mau mendekati hari pernikahan?"

"Sejauh ini gak ada keraguan sama sekali Tan"

"Atha sepertinya lelaki yang baik, nanti kalau dia macam-macam sama kamu. Langsung telepon Tante aja"

"Aku gak ditanyain juga Tan?" Tanya Eva yang sedari tadi merasa tidak di anggap.

"Ponakan tomboy Tante gimana kabarnya? Udah berapa anak yang kamu hajar Minggu ini?"

"Ck Tante mah" gadis itu langsung cemberut membuat Tante Willy dan Lea tertawa.

"Tante bawain oleh-oleh dari Bali buat kalian semua, kebawah yuk"

"Asikkk gue duluan" Lea hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sepupunya.

Semua anggota keluarga Lea langsung tidur setelah mereka semua membereskan untuk persiapan akad yang akan dilaksanakan besok pagi.

Lea tidur bersama Eva yang sudah merengek untuk tidur bersamanya sedari tadi, perempuan itu menatap dirinya sendiri ke cermin. Ia baru saja berpikir kalau besok statusnya akan berubah menjadi seorang istri.

"Kak"

Panggilan dari Eva membuatnya menolehkan kepala dari cermin, perempuan itu kembali membasuh mukanya untuk mendinginkan kepalanya sebentar.

"Kenapa Lo kak?"

"Gakpapa, buruan tidur udah malem"

"Lo yang lama, gue takut ada setan di kamar Lo"

"Setannya Lo sendiri"

"Kak jangan pernah ragu kalau sudah melangkah" kata Eva sebelum benar-benar memejamkan matanya membuat Lea tersenyum pelan.

"Iya, gue gak ragu" katanya yakin sebelum ia benar-benar tidur menyusul Eva.












Akhirnya aku bisa buat Sequel Backstreet with My Ketos, semoga kalian suka cerita ini.

Jangan lupa spam komen guys

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 168K 52
Amazing cover by @Pinkies_22 [WARNING! CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR ALAY, ANEH, DAN GAJE] Sinta harus mengalami banyak penderitaan sejak kecil...
4M 66.8K 12
DOSEN SERIES #1 Aarav Sakya Aderald, seorang lelaki tampan, mapan, dan berkecukupan, mendapati hidupnya berubah drastis ketika orangtuanya menjodoh...
239K 14.6K 38
"Mulai sekarang lo jadi pacar kontrak gue titik nggak pake seru.!" "Pokok nya gue nggak mau! sekali gue bilang nggak ya nggak!" "Ok kalo lo emang nol...
430K 19.9K 65
(END) ----- "Gara-gara pesta sialan itu, gue terpaksa nikah sama cewek yang engga gue kenal. Baru juga sehari gue dapat ktp, eh, langsung di susul bu...