ππˆπ‚π„ ππ„πˆπ†π‡ππŽπ‘ ; οΏ½...

By zonadelulu

16.8K 2K 803

Β« discontinued Β» kehidupan jeongwoo yang damai perlahan terusik dengan kedatangan tetangga baru di apartemenn... More

prolog
1/1
1/2
1/3
1/4
1/5
2/6
2/7
2/8
2/9
2/10
2/11
2/12
3/14

3/13

1K 111 47
By zonadelulu

BAB 3 - Bagian Pertama : Batas Ilusi

***

adalah suatu hal yang tidak terhindarkan bahwa kedekatan yang mengelilingi jeongwoo dan haruto menjadi semakin pekat hari ke hari setelah kencan hari itu (yang berdasarkan pengakuan haruto di hari yang sama adalah kencan yang dia rencanakan) yang melibatkan aksi saling bersentuhan kulit (kalau kata salah satu buku yang pernah jeongwoo baca disebut bonding antara dua jiwa).

apa yang bisa diceritakan dari perubahan yang dihasilkan sebagai dampak adalah terdapat intensitas sarapan bersama yang belakangan telah menjadi rutinitas. lucunya adalah haruto yang pernah dinilai jeongwoo adalah manusia anti-sosial kaku yang menyebalkan ternyata dapat berubah menjadi sosok berbeda dengan kepribadian yang kadangkala riang dan terlalu cerah.

bagaimana mengatakannya, tapi figurnya itu jadi seperti orang yang berbeda.

suatu kesempatan essie melihatnya langsung dengan kedua matanya dan dia berakhir meragukan haruto sepanjang hari. imbasnya; jeongwoo yang ditanyai sepanjang waktu atas sikap bukan-haruto-banget yang dianggap sebagai keanehan bagi wanita tersebut.

"tenang, jeongwoo..." haruto meraih tangan jeongwoo, menggenggamnya, menyalurkan ketenangan melalui jari-jarinya. "tanamkan di pikiranmu bahwa ini cuma akting, tidak ada yang benar-benar terluka." lanjutnya lagi.

jadi begini, suatu siang menjelang sore, jeongwoo tiba-tiba menawari haruto untuk minum bersama (minum dalam konteks minuman beralkohol) tapi tidak jadi dilakukan sebab, siapa yang minum saat matahari masih tampak jelas (kecuali alkoholik atau orang dengan beban hidup melebihi batas daya tampungnya), jadi agenda diganti dengan memutar sebuah film.

pilihan keduanya jatuh pada sebuah film thriller psikologi dengan tajuk "Don't Breathe 2" (mereka melingkahi film pertama). pada dasarnya itu adalah sebuah film yang penuh dengan adegan kebrutalan yang mengganggu; perkelahian, adu tembak, pukul-memukul, membunuh, menghantam dengan brutal hingga menghilangkan anggota badan tertentu.

jeongwoo dapat dikatakan adalah salah satu dari tipikal orang-orang yang tidak tahan melihat aksi kekerasan yang dilakukan manusia terhadap manusia lain. tiap kali film menunjukkan adegan sadis dia dengan cepat memalingkan wajah atau menunduk. sebisa mungkin dilakukan diam-diam agar tidak memancing perhatian haruto.

di beberapa kesempatan, dia bahkan terlonjak dari tempat duduknya.

sementara itu, haruto duduk dengan tenang di sebelahnya, menonton tanpa terusik.

yang mana kemudian sesaat berikutnya dia menyadari ketakutan yang melanda jeongwoo yang membuat dia secara berinisiatif menggenggam tangannya. memberikan pijatan lembut dengan jari-jarinya, jempolnya mengelus punggung tangan beberapa kali.

"seharusnya keadaan kamu agak baikan sekarang." lanjut haruto.

"yang ada malah tambah berdebar, pinter."

haruto menertawakan kejujuran barusan.

perhatian keduanya praktis teralihkan dari film di depan mereka, lebih memilih untuk memperhatikan hal lain. jeongwoo memperhatikan perbedaan ukuran tangannya dan haruto.

besar sekali tangannya, pikirannya berbicara.

"aku tiba-tiba kepikiran apa jadinya kalau kamu menghajar orang dengan tangan ini."

haruto mengedikkan bahu, "kenapa?"

mereka berdua bertatapan. "aku yakin lawanmu langsung jatuh dalam sekali pukul." jeongwoo membuat telapak tangannya dan haruto berdiri dan saling menempel. ia makin kagum melihat perbandingan yang kontras. "ngeri banget ya kalau beneran, untung kamu bukan tukang pukul atau pembunuh bayaran."

lelaki berdarah jepang tersebut tergelak puas.

"aku sudah pernah bilang belum sih kalau kamu itu lucu, gemesin?"

"tau" jeongwoo mengangguk puas. dadanya membusung angkuh. "kamu bilang itu tiap hari."

haruto tergelak lagi.

***

"apakah ada seseorang yang kau sukai?"

"uhh kurasa ada."

"kamu tidak yakin?"

"aku tidak yakin.." jeongwoo mengulangi.

"kenapa?"

yang mendapat pertanyaan mendiamkan sejenak, berpikir, menyusun kata-kata dalam pikirannya untuk menjelaskan perasaan yang ia rasakan. ada sepertinya 15 detik jeongwoo bertekuk dalam gelut pikiran. bagaimanapun, jeongwoo terlalu amatir dalam perkara begini. nol pengalaman.

bukannya dia bodoh dan benar-benar tidak memahami sedikitpun bagian mengenai ini, katakan saja, dia berhati-hati. menghindari sikap gegabah di saat sedikitnya pengetahuan yang dia punya lalu berakhir membuat keputusan yang akan disesali.

maka kata yang keluar dari mulut pertama kalinya adalah ketidaktahuan.

"entahlah, aku agak ragu sungguhan suka padanya atau sekedar tertarik." helaan napas lambat terdengar dari jeongwoo.

"apa bedanya?"

tombol lift ditekan, lalu setelah membuka keduanya langsung masuk ke dalam dan lekas menekan tombol lagi menuju lantai letak unit apartemen yang mereka huni berada, pintu lift menutup.

"sangat berbeda." jeongwoo menekankan. "suka, berarti aku berniat serius dengannya. sedangkan tertarik, euu, mungkin hanya sekedar perasaan sesaat? lupakan tentangku. kamu gimana?" kepala dipalingkan menatap lawan bicaranya.

"apa?"

"orang yang kamu sukai." ulang jeongwoo.

"ohh, itu, ada orang yang aku sukai tapi sayang sekali aku tak tahu apakah dia suka padaku atau tidak."

"anehh kalau begitu tanyakan saja padanya." wajah jeongwoo dipalingkan kembali menghadap depan, langsung bertatapan dengan haruto melalui pantulan kaca.

"sudah kulakukan. dia bilang dia tidak tahu apakah dia suka seseorang atau sekedar tertarik."

seketika membeku park jeongwoo. membatu sesaat. di sisi lain, watanabe haruto menikmati dampak yang dia timbulkan atas kalimatnya kepada jeongwoo yang dibuat tergugu malu.

dia memahami dengan sangat jelas akan apa yang dapat dia lakukan pada tetangganya satu itu jadi dia tak pernah melewatkan kesempatan untuk memanfaatkannya.

".... kamu sadar tidak sih kalau ucapanmu itu bisa buat aku jadi salah paham?"

kekehan dari haruto makin hasilkan jeongwoo skeptis dan kaget dengan situasi. bingung. rasanya mau kabur ke ujung dunia.

"kalau itu kamu jeongwoo, silahkan salah paham."

jeongwoo butuh tiga detik untuk mencerna sahutan barusan, lalu selanjutnya dia langsung menatap haruto dengan pandangan penuh penghakiman. "kamu bisa santai ngomong begini, nanti sewaktu aku anggap serius malah ditanggapi dengan bercanda. meh.."

ting!

pintu lift terbuka memperlihatkan pemandangan berupa koridor yang panjang dengan pintu-pintu kamar berada di sisi kanan dan kiri. jeongwoo melihat itu tapi ketika haruto bersuara kembali perhatiannya teralihkan lagi pada pria dengan wajah tampan rupawan itu.

"lah, kesimpulan itu kamu dapatkan darimana... mau aku tanggung jawab?" tanya haruto serius.

"mau...." sadar atau tidak, tapi jeongwoo menjawab dengan nada yang memelas kepada haruto.

haruto tersenyum geli kemudian bilang "oke. park jeongwoo mulai hari ini aku pacarmu." kesimpulan ini datang dengan cepat, tanpa kesulitan dan ngalir begitu aja.

"kamu pacarku, aku pacarmu."

"kalau kamu maunya begitu aku takkan menolak."

jeongwoo mengernyit bingung. "ada bedanya? kan keduanya sama-sama tetap pacaran."

"sederhananya, park jeongwoo, i'll give the world if you ask me to." ngomong begitu sambil cubit dagu jeongwoo dengan ibu jari dan telunjuk terus beri kecupan layaknya kepakan sayap kupu-kupu tepat di bibir jeongwoo.

jeongwoo beku lima sekon, habis itu dia tiba-tiba lari masuk ke apartemennya tinggalkan haruto yang mematung di dalam lift.

park jeongwoo

maaf pergi tiba-tiba
jangan chat aku dulu sampai aku chat duluan
jangan ketemu juga
dan jangan balas pesanku

/read

jangan dibaca!!
kalau kamu kayak gini aku itu jadi malu!!
AHHHHH
aduh lama-lama kok ngeselin
kamu sungguhan pacarku kan?
kalau yang tadi itu bercanda kamu jahat sekali sih.. jantungku sudah terlanjur mau keluar dari tempatnya
aku mau nangis kamu membohongiku

aku serius

air mataku naik kembali
bye

astaga... park jeongwoo kok pengen dimasukin ke kantong gitu ya kelakuannya. lucu.

***

suatu hari, park jeongwoo bersama rekan kerja satu divisi pergi untuk makan malam bersama dalam rangka merayakan selesainya kesibukan huru-hara terkait pekerjaan. biasanya kalau dalam acara makan malam kantor seperti ini bayarannya ditanggung oleh ketua divisi alias iya, makan malamnya ditraktir. kali ini pun gak jauh beda. mereka pergi ke sebuah restoran bintang dua dan mendapatkan sebuah meja setelah sebelumnya telah melakukan reservasi tiga hari sebelumnya一jadi saking ramainya orang-orang yang ingin makan di restoran ini reservasi harus dilakukan jauh-jauh hari.

"makanan disini enak banget. kalian harus rasakan foie grass[1] mereka.

"aku dengar kepala kokinya diganti."

"oh, sudah diganti? sejak kapan?"

"tak tau tapi dari yang kudengar penggantinya masih muda dan bukan orang perancis."

"jangan-jangan orang australia lagi?"

"aku sih tak peduli darimana asalnya selagi makanannya memuaskanku."

percakapan di meja itu ramai dan tercipta lama sekali. tidak terlalu bising tapi melibatkan setiap mulut. bagaimanapun, tidak masalah, itu adalah situasi yang tidak menekan pihak tertentu.

urutan makan malam berjalan sesuai siklus normal; memesan makanan, menunggu pesanan, dan terakhir makanan diantar. seperti itulah yang terjadi dan memang seperti itu akan tetapi ada satu menu tambahan yang diberikan secara gratis.

"Men! apakah ini yang disebut layanan vip?" salah seorang bergurau.

ketua tim meresponnya dengan bahu yang jatuh dan sorot mata nanar. "tamatlah riwayatku jika istriku tau berapa banyak uang yang kuhabiskan malam ini..."

tampangnya memelas tapi itu mengundang tawa lolos dari belahan mulut tiap orang. akting orang paling menyedihkannya jelas berhasil.

ngomong-ngomong tuan dari makanan gratis ini sedang dilanda kebingungan di tengah keterkejutannya. jeongwoo diam-diam berencana menolak dan mengembalikan Bouillabaisse[2]一ia tak mau membayarnya. tapi ujungnya tak dikembalikan soalnya sang pelayan berucap "ini layanan khusus dari kepala koki kami. gratis. silahkan dinikmati."

beruntung betul nasib jeongwoo malam ini.

akan tetapi, bahkan disaat aliran percakapan menuju topik diskusi mengenai opera di bulan oktober lalu, ketika jeongwoo memasukkan makanan ke dalam mulutnya secara lambat, dan orang-orang disekitarnya saling bercengkrama, park jeongwoo masih kepikiran tentang menu khusus yang dia dapatkan malam ini. masalahnya, yang membuat jeongwoo bertanya-tanya, adalah mengapa dari sekian banyaknya orang-orang yang datang malam ini justru dia yang mendapatkan pelayanan khusus dari sang kepala koki. apalagi jeongwoo juga tidak mengenal kepala kokinya.

makanan dimasukkan satu per satu ke dalam mulut secara lambat dan pelan. kemudian dibiarkan berkumpul memenuhi rongga mulut (situasi yang merupakan favorit jeongwoo) dan dikunyah layaknya seekor siput yang sedang makan.

"aku minta maaf harus pergi duluan."

"oh, tidak apa-apa."

"berhati-hatilah di jalan."

"yap, sampai jumpa besok pagi!"

"sampai jumpa!"

jeongwoo memperhatikan salah seorang rekan yang pamit pergi dan sosoknya menghilang melewati pintu. dia segera mengecek jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya dan menyadari bahwa ini hampir tengah malam. entah mengapa secara mendadak pikirannya mengarah ke haruto. sosoknya yang cemerlang dengan sorot mata hangat memenuhi kepala.

kedua mata jeongwoo melebar sedikit ketika sebuah pemikiran datang. mengingat bahwa dia dan haruto sekarang telah menjalin hubungan khusus, jeongwoo mempertimbangkan untuk bercerita kepada kekasihnya itu tentang kejadian mengejutkan sekaligus memuaskan yang ia alami malam ini; mendapatkan menu gratis dari kepala koki restoran yang dia datangi.

kedua ibu jarinya bergerak cepat mengetikkan ceritanya. terkirim. tepat saat itulah jeongwoo merasakan adanya dorongan untuk mengeluarkan sesuatu dalam diri, dia memberitahu singkat pada rekannya lalu pergi ke toilet; hendak buang air kecil.

ketika dia menuju toilet hingga dia selesai mencuci tangan di wastafel, kepalanya mulai membayangkan bagaimana reaksi haruto ketika membaca pesannya; apakah dia akan membalas pesannya dengan pesan spam yang bersemangat, wajah cemburu, wajah marah, ekspresi cemberut orang dewasa yang terlihat imut, atau mungkin dia akan menghampiri jeongwoo dan menjadi pacar yang posesif. tak tau yang mana satu, tapi bayangan itu membuat jeongwoo tersenyum geli.

dia bersemangat. tidak sabar menunggu bertemu dengan haruto dan menyaksikan langsung reaksinya.

aroma parfum yang familiar bersamaan dengan aroma panggangan, aroma makanan, saos mustard, jamur, lalu memasuki indra penciuman.

"eh?!" jeongwoo terkejut bukan main ketika bertatapan dengan watanabe haruto di pantulan cermin di atas wastafel.

"aku tadi menghampiri mejamu tapi kamu tidak ada. rekanmu memberitahu kalau kamu ke toilet jadi aku kemari." jelas haruto, seakan tidak sadar akan keterkejutan yang kentara di wajah pacarnya. "kamu suka makanan yang kuberikan tadi?"

rahang jeongwoo jatuh, mulutnya menganga.

"itu darimu?"

anggukan dari haruto yang tersenyum tipis.

"YOU'RE A CHEF??"

tiga bulan lebih menjadi kekasih, jeongwoo baru tau fakta ini.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

hehehehe ternyata harutonya chef hehehehe. ada yang sudah menebak ini? terusss hajeongwoo-nya udah resmi pacaraaannn yeyyy!! (tapi ternyata cuma mimpi *diamuk massa*)

by the way, aku lihat kayaknya some of you guys demen baca chapter 2/12 (aku simpulkan berdasarkan dari rationya lol) which is chapter kotoorrrr (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵) ketagihan yhh? maw lagii? hahahah

segitu dulu untuk malam ini guys, babayy!

---

[1] foie grass:

[2] Bouillabaisse:

Continue Reading

You'll Also Like

565K 6.2K 90
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
329K 24.9K 111
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
90.8K 8.4K 22
Romance story🀍 Ada moment ada cerita GxG
210K 17.4K 28
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...