ROYAL

By marchimaa

164K 15K 1.9K

VERY SLOW UPDATE Bagaimana kehidupan percintaan para konglomerat dalam negeri? Akankah semulus uang mereka? A... More

CAST
Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima (Haneesa Miguel Raeena)
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh enam
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan

Dua puluh lima

2.8K 341 37
By marchimaa





••••••


Theara berbaring di atas kasur besar di kamar nya.

"Gery, cari tahu siapa perempuan yang dimaksud anak saya tadi." Theara memejamkan mata.

Sedang Gery, ajudan dan bodyguard kepercayaan nya hanya mengangguk. "Baik nyonya."

"Pastikan data diri semua nya lengkap, riwayat hidup nya dan lain lain. Saya tidak bisa membiarkan cucu saya terlahir dari rahim perempuan tidak jelas. Jika perempuan itu setara dengan keturunan Santoso. Saya mungkin akan mempertimbangkan pernikahan Miguel dengan perempuan tersebut."

Gery mengangguk lagi, kemudian dia membalikan tubuh.

"Oh iya."

"Cari tahu apa yang suami dan anak bungsu saya bicarakan di apartemen nya kemarin." Theara mengibaskan tangan meminta Gery pergi dan membiarkan nya istirahat.


Jika gadis itu benar benar terlibat dalam pemberontakan kedua putra nya. Maka Theara akan benar benar menghancurkan Haneesa hingga dia meminta ampun dan memohon pada nya.


"Terima kasih pada Hani karena dia benar benar bekerja sebagai keponakan yang baik."

Lalu seringaian itu muncul pada bibir cantik nya.




•••••


"Morning sunshine, its time to wake up."

Haneesa mengerinyit kan dahi ketika tidur lelap nya terganggu. Sebuah benda basah dan kenyal terasa berkali kali mendarat pada bibir dan seluruh permukaan wajah nya.

Ngghh

Haneesa menggeliat

"Cmon sunshine. Ada salad buah kesukaan lo yang menunggu di meja makan."

Lalu Haneesa perlahan membuka mata. Mendapati cahaya menyilaukan yang menyambut diri nya.

Sudah berapa lama yah dia tertidur? Haneesa merasa tidak rela jika dia dibangunkan dari tidur nya yang lelap.

"Jairo." Haneesa bergumam pelan. Tangan kecil nya terangkat dan meraih dagu tajam laki laki didepan nya tersebut.

Apakah ini mimpi nya yang lain?

Seingat Haneesa, gadis itu berakhir pingsan di depan pagar kediaman nya sendiri karena menahan sakit yang teramat sangat dari dalam perut nya.

"Your Here." Tangan nya bergerak mengelus permukaan dagu sosok di depan nya tersebut.

Jairo menutup mata merasakan lembut nya sentuhan kecil yang diberikan Haneesa. Begitu menenangkan.

Bagaimana bisa hanya dengan sentuhan kecil dari perempuan ini membuat Jairo seperti dibawa melayang ke surga?

Tangan besar nya lalu membawa tangan kecil Haneesa pada bibir nya. Mencium punggung tangan itu berulang kali. Menghirup aroma tubuh Haneesa yang begitu ia damba.

Damn! Dia begitu merindukan gadis ini!

"Ya sunshine. I'm here. Gue disini. Jairo disini bear."

Haneesa tersenyum dengan pandangan mata yang masih begitu sayu.

"Thank you." Gadis itu tersenyum begitu tulus.

Jairo kemudian mendekatkan kepala nya. Kembali mengecup leher dan sekitaran rahang Haneesa. Membuat si empu mau tidak mau terkekeh dan membuka mata nya semakin lebar. Sekarang, dia benar benar bangun dan sadar.

"Gue gak mau bangun Aro." Haneesa merengek ketika kecupan Jairo tidak mau berhenti.

"Lo harus bangun sunshine." Jairo kemudian menyentuh permukaan perut gadis itu. "Ada kurcaci yang harus kita kasih makan di dalam sini."

Haneesa tertegun, perlahan senyum lebar nya mengerut dan menghilang.

Gadis itu perlahan beranjak bangun, dan menyandarkan tubuh nya pada sandaran kasur.

"What?" Jairo mengangkat alis melihat Haneesa yang memandang ke arah nya, dengan pandangan yang sulit di artikan.

"You know that? My pregnancy?"

Jairo mengangguk tegas. "Jelas gue tahu." Tangan laki laki itu bergerak menuju perut Haneesa.

Gadis itu gelagapan. "Ma- maksud gue lo tahu anak siapa yang gue kan-

Jairo menggeleng. "Gak usah bicara in itu dulu. Gue tahu lo dalam keadaan kurang baik. Mending kita sarapan. Kesian kurcaci kita kelaparan."

Haneesa meneguk ludah. Kemungkinan besar Jairo tidak mengetahui status kehamilan nya.

Entah kenapa perasaan nya tidak enak.

"I-iya. Gue udah lama gak makan sesuatu. Terahir gue makan, mungkin beberapa hari yang lalu." Suara nya memelan di akhir. Tiba tiba teringat mengapa bisa ia tidak makan beberapa hari.

Melihat wajah Haneesa yang kembali murung, Jairo mengepalkan tangan nya.

"Don't be sad. Ayo kita makan salad kesukaan lo sebakul. Biar kurcaci kita kenyang dan gembul gembul."

Haneesa memelotot kan mata. "You Said what?! Kurcaci?!"

Jairo tergelak, mengangguk heboh mengabaikan pelototan dan kemarahan Haneesa.

Enak saja janin janin nya yang lucu dipanggil kurcaci!

"Iyalah! Memang nya makhluk kecil apa yang ada di perut lo. Mereka kurcaci! He's a Dwarf!"

Haneesa menahan napas. "Enak aja! Anak gue disebut kurcaci!" Gadis itu mengambil bantal lalu memukul mukul kan nya pada tubuh Jairo.

"Rasain nih! rasain!"

Sedang Jairo tergelak semakin kencang, lucu sekali ibu hamil di depan nya ini.

Dia jadi semakin cinta.



•••••



"Nona, anda diminta pulang oleh tuan besar." Lucas mengetuk sebuah pintu berornament rubah di depan nya tersebut.

Dirinya sudah berdiri kurang lebih 3 jam didepan pintu tersebut. Tidak bergerak sedikit pun dari sana.

Lebih tepat nya tidak berani.

Dia diperintahkan oleh Jonathan untuk menjemput Raeena pulang. Tidak boleh kembali jika gadis itu tidak ikut pulang bersama nya.

"Come on Rae, we have to go home." Akhir nya Lucas menggunakan panggilan non formal pada nona nya tersebut.

"Rae-

Cklek

Suara pintu terbuka dari dalam. Menampilkan sosok pucat yang begitu ringkih dan lemah di hadapan Lucas.

Laki laki itu tersenyum getir. Ini semua adalah salah nya.

"Pulang."

Lucas memejamkan mata. Suara Raeena terdengar serak dan bergetar.

Maklum dia mengurung diri di kamar apartemen gadis tersebut. Tanpa makanan dan hanya di temani beberapa botol air mineral.

"Aku akan pulang kalo kamu ikut pulang babe. Kamu perlu perawatan dan penanganan kesehatan. Kamu udah beberapa hari mengurung diri disi-

"Gak usah berlagak peduli!!!!!" Gadis itu menjerit frustasi. Tubuh nya bersandar karena kehilangan keseimbangan.

Bahkan untuk berteriak saja dia harus kehilangan hampir seluruh tenaga nya.

Hiks hiks

Tangan nya bergerak menyugar rambut berantakan itu kebelakang.

"It's not my home anymore. I lost my home. I lost my family. I lost my sister." Suara memelan di akhir. Tangisan keras akhir nya pecah kembali.

Sudah tidak terhitung berapa kali dia menangis, meraung raung meratapi kepergian adik nya.

"Rae. I'm Sorry."

Lucas bergerak untuk memeluk Raeena. Tapi sebelum dia sampai. Tangan nya sudah lebih dulu dihempaskan.

"Don't touch me! Your a traitor! Kamu menghianati keluarga ku Lucas! Haneesa diusir karena kamu! It's your fault!!"

Semalaman Raeena memikirkan alur dari semua yang terjadi. Walau dia belum tahu yang sebenarnya. Tapi dugaan nya, pengusiran Haneesa ada hubungan nya dengan rencana jahat Miguel. Dan yang ia tahu, lelaki yang dia berikan separuh hidup nya ini. Lucas, ikut andil dalam rencana gila tersebut.

"Why?"

Raeena berjalan pelan dan berbisik. Suara nya begitu sarat akan keputus asaan. Kesedihan karena tidak bisa membantu Haneesa begitu menyakiti hati kecil nya.

"Kenapa kamu begitu tega Lucas. Apa salah ku? Apa salah keluarga ku?" Raeena mencengkeram erat setelan rapih milik Lucas.

"Apa salah Haneesa pada kamu?" Raeena menangis frustasi.

"She's like an angel. Kamu tahu dia anak paling baik yang pernah kita kenal Lucas."

"Kenapa Tuhan menghukum aku dengan cara seperti ini. Haneesa gak salah. Adek aku gak salah Lucas. Dia baik, dia anak yang baik."

Tubuh kecil itu melemah, hendak meluruh jika saja tangan besar Lucas tidak segera menangkap nya.

"Ini salah ku, aku kakak yang buruk. Aku saudari yang jahat." Raeena membisikkan kalimat yang sama berkali kali.

Membuat perasaan bersalah semakin meluap besar pada hati Lucas.

"I'm sorry Rae, I'm sorry."





••••••




Royal
11 November 2022

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 390K 58
Jeno si pendiam di sekolah yang di jodohkan dengan berandal sekolah. jadi gimana rasanya punya istri berandal? Dan Jaemin,gimana rasanya punya suami...
350K 23.2K 29
Berawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang a...
8.5M 1M 48
"๐™ท๐šž๐š“๐šŠ๐š— ๐š“๐šž๐š๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŽ๐š›๐š๐š’ ๐š”๐šŽ๐š—๐šŠ๐š™๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐šž๐šœ ๐š๐šž๐š›๐šž๐š—." -๐“๐“ถ๐“ฎ๐”‚๐“ผ๐“ฒ๐“ช๐“ช, 01.00 โ€ขโ€ขโ€ข "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ...
48.7M 4.2M 35
[Telah Dibukukan, Tidak tersedia di Gramedia] โUntukmu, Na Jaemin. Laki-laki tak sempurna Sang pengagum hujan dan sajakโž ยฉtx421cph