WONDERLAND (JAEYONG VERSION)

By OnlyBoomiee

163K 15.6K 536

Taeyong tidak pernah mengira hidupnya akan bersinggungan dengan sesuatu di luar pemahaman manusia. Para Teon... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23 (NC)
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
37
38
39
40
41
42 (END)
EKSTRA CHAP I
EKSTRA CHAP II (NC)
EKSTRA CHAP III (NC)
EKSTRA CHAP IV (NC)
END

36

3.1K 297 16
By OnlyBoomiee

WONDERLAND

JaeYong Version

Jaehyun and Taeyong

Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy, Mpreg

Halo saya kembali. Selamat membaca, awas kesandung typo, terima kasih sudah mampir dangan jangan lupa tinggalkan jejak. Sampai jumpa segera dan semoga akun ini semakin berkembang ke depannya.

Previous

Taeyong kembali memperhatikan bagaimana Jaehyun dengan cekatan mengurus Mark. Mengeringkan seluruh tubuh Mark, mengolesi lotion bayi, memakaikan popok, kaos dalam, celana, kaos lengan panjang. Jaehyun juga memakaikan kaos kaki pendek dan memasang sepatu di kedua kaki mungil Mark. Jaehyun menyisir rambut Mark rapi. Mengolesi wajah Mark dengan lotion dan tidak lupa memberi parfum bayi favorit Mark.

"Ini." Taeyong memberikan potongan Apel kepada Mark.

Mark mengangguk pelan dan memakan potongan apel pemberian Taeyong. Jaehyun merapikan kembali semua perlengkapan Mark, dia menjemur handuk Mark di atas meja piknik.

Sebelum makan siang semua orang mendapat giliran untuk mandi, Taeyong yang paling terakhir karena dia masih enggan mandi dengan alasan dingin. Acara berlanjut dengan makan siang bersama, beres-beres bersama, dan perkemahan keluarga ini diakhiri dengan menaiki kapal berkeliling danau sebelum meninggalkan Pulau Homerr.

"Ini Danau yang dulu menjadi tempat tinggal Fyodor." Bisik Taeyong pelan kepada Jaehyun.

"Iya." Balas Jaehyun pelan. "Tenang saja, tidak akan ada bahaya di sini. Jangan cemas." Jaehyun tersenyum menatap Taeyong.

Taeyong mengangguk pelan mencoba percaya. Dia memeluk Mark erat yang dengan bahagia melihat ke sekeliling Danau antusias.

TIGA PULUH ENAM

Dua minggu setelah acara perkemahan keluarga berlangsung dengan sangat lancar. Sejak jumat malam Taeyong sudah mulai merasakan sakit perut hebat. Tanda-tanda bahwa dia sebentar lagi akan melahirkan sudah dimulai. Hari ini atau besok perkiraan hari kelahiran.

Eunwoo dan Mingyu membawa Mark untuk jalan-jalan sejak kemarin, mereka berjanji akan menjaga dan menghibur Mark sampai bayi kedua Jaehyun dan Taeyong lahir. Irene bersama Wendy dan Joy menunggui Taeyong. Jaehyun tentu juga ada bersama dengan Taeyong. Sama seperti Mark dulu, yang kedua ini juga akan lahir di rumah. Manusia biasa tidak boleh melihat kelahiran Teon karena mereka bisa syok dan jatuh sakit.

Seperti kehamilan pertamanya, perut Taeyong juga tidak membesar selama kehamilan, Jaehyun dan keluarga Jung yang mengetahui jadwal kelahiran. Sejak satu minggu yang lalu Taeyong sudah diberitahu kapan waktu kelahiran. Sejak kemarin pagi Taeyong sudah kesakitan. Sekarang sudah lewat dua puluh empat jam dan bayi keduanya belum lahir juga.

Wendy memberi banyak saran kepada Taeyong seperti jalan-jalan ringan, merangkak, bahkan berendam di dalam air hangat, untuk mempercepat proses kelahiran dan meringankan rasa sakit. Tapi ternyata semua itu tidak manjur. Meskipun untuk makan dan minum rasanya tidak sanggup, Taeyong dipaksa untuk makan dan minum entah kenapa dia tidak dipasangi infus. Padahal saat menahan sakit dia merasa sangat mual dan nyaris muntah.

"Kenapa ini lama sekali? Apa yang terjadi sebenarnya?" Taeyong yang nyaris frustasi bertanya kepada Wendy.

"Karena bayi kalian yang ini belum siap untuk lahir." Jawab Wendy dengan nada lembut.

"Bisakah kalian memberiku sesuatu untuk menghilangkan rasa sakit?" Taeyong nyaris menangis sekarang.

"Tidak bisa karena itu akan membahayakanmu." Jawab Wendy.

Taeyong mengepalkan kedua telapak tangannya kuat-kuat, menahan diri untuk tidak menghantam Wendy. Bercinta dengan Jaehyun itu luar biasa, masa kehamilan juga sangat mudah, tapi bagian melahirkan adalah bagian yang paling Taeyong benci karena rasa sakit luar biasanya.

"Bisakah kau mengabaikannya? Aku benar-benar kesakitan." Ucap Taeyong setengah merengek.

"Maaf Taeyong, sebentar lagi semuanya akan berakhir."

"Sekarang sudah lebih dari dua puluh empat jam, berapa lama lagi?! Kau!" Taeyong sedikit melampiaskan rasa marahnya kepada Jaehyun. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk diam dan mengatur nafas.

Taeyong sedang berbaring di atas ranjang tempat tidur, tidak mau berjalan-jalan lagi, merangkak, atau berendam di dalam air hangat. Semuanya sia-sia dan hanya membuat dirinya bertambah lelah.

"Katakan ada apa? Sebenarnya, ada yang salah dengan bayi kita?" Taeyong bertanya kepada Jaehyun pelan.

"Tidak ada yang salah, semuanya baik-baik saja hanya saja proses kelahirannya memang lebih lama dibandingkan Mark."

"Kau yakin? Jangan ada yang disembunyikan." Taeyong menatap Jaehyun serius.

Jaehyun mengangguk pelan akhirnya menerangkan. "Dia mungkin akan memiliki wujud manusia sempurna lebih lama dibandingkan Mark, dia bisa terlahir dengan wujud separuh Naga atau bahkan sepenuhnya Naga. Jika dia lahir dengan wujud separuh Naga atau sepenuhnya Naga maka proses kelahirannya akan memakan waktu yang lama."

"Apa dia sakit? Kenapa seperti itu?"

"Tidak dia tidak sakit, hanya saja yang satu ini sedikit nakal. Sedikit bebal." Jawab Jaehyun. "Ingin melakukan apa yang dia ingin lakukan."

Taeyong mengangguk pelan kemudian kembali merebahkan tubuhnya ke atas ranjang tempat tidur, mencoba untuk santai, padahal ini tiga kali lipat lebih menyakitkan dan lebih berat dibandingkan Mark dulu. Taeyong hanya ingin ini semua segera berakhir, ingin bayi keduanya lahir dengan selamat.

Tiba-tiba Taeyong merasakan gerakan yang kuat dari dalam perutnya disusul rasa sakit luar biasa.

"JAEHYUN!" Taeyong panik dan mencoba untuk duduk lagi.

Wendy bergegas memeriksa Taeyong. Melihat ke balik selimut. "Sudah saatnya."

Taeyong ingin menangis lega disela rasa sakit dan ketakutannya.

"Jaehyun duduk di belakang Taeyong biarkan dia bersandar, akan lebih mudah jika dia mendorong dalam posisi duduk." Terang Wendy.

Jaehyun mengangguk. "Baiklah." Balas Jaehyun diapun duduk di belakang Taeyong serta membiarkan Taeyong bersandar kepadanya.

Wendy membantu Taeyong mendapatkan posisi paling nyaman, menekuk kedua lutut Taeyong, Jaehyun menahan kedua lutut Taeyong sementara Taeyong memegangi lengan bawah Jaehyun. Irene dan Joy bergabung dengan Wendy di bawah sana melihat proses kelahiran.

"Dorong Taeyong." Wendy memberi perintah. "Berhenti saat kau butuh bernafas, jangan memaksakan diri."

"Engghhh!" Taeyong melakukan apa yang Wendy perintahkan.

"Bagus, sekarang bernafas, bernafas, tunggu sampai kau merasakan sensasi paling kuat untuk mendorong.

"AHH!" Taeyong berteriak sambil memegangi perutnya. "Ada yang bergerak!" Panik Taeyong.

"Tidak apa-apa Taeyong, jangan cemas." Jaehyun mencoba menenangkan.

Memang selama kehamilan keduanya Taeyong lebih sering merasakan gerakan dibanding Mark tapi tidak sekuat ini. Yang ini gerakannya terlalu kuat seolah ingin mengoyak perutnya.

"Jaehyun!" Taeyong kembali memanggil Jaehyun ketakutan.

"Taeyong jangan takut, semua yang ada di sini tidak akan membiarkan hal buruk terjadi kepadamu." Balas Jaehyun dengan lembut.

Jaehyun tahu Taeyong sangat kesakitan, dia akan melahirkan bayi mereka yang tidak berwujud manusia sempurna. Rasa sakitnya bisa berlipat kali dibandingkan melahirkan bayi Teon dalam wujud manusia sempurna.

"Dorong Taeyong, ayo, kau pasti bisa."

"Engghhh...," Taeyong kembali mendorong dan bernfas seperti yang Wendy perintahkan. Rasa sakitnya sungguh luar biasa.

Taeyong menggenggam erat lengan Jaehyun kemudian Jaehyun membalas dengan genggaman di tangannya, Irene dan Joy duduk di atas ranjang memegangi lutut Taeyong. Ini lebih menyakitkan dibanding Mark tiga bulan yang lalu, proses kelahirannya juga begitu lama. Taeyong nyaris ingin menyerah. Bayi di dalam perutnya seolah sudah siap lahir, sebentar lagi keluar, lalu tiba-tiba saja dia kembali ke posisi semula menjauhi jalan lahir.

Taeyong ingin menangis namun dia berusha untuk menahan dirinya, supaya tidak menangis karena menurutnya pasti sangat memalukan. Dan menangis akan semakin menguras energinya.

"Dorong sekarang, dorong lagi." Wendy memberi arahan kepada Taeyong.

"Engggh...," Taeyong kembali mendorong sesuai arahan Wendy kemudian dia kembali bernafas terengah-engah. "Bagaimana?"

"Sebentar lagi."

"Bisakah kalian melakukan sesuatu?!" Taeyong bertanya menyalurkan rasa frustasinya. "Aku sudah kesakitan dalam waktu yang lama! Aku sudah mendorong dia keluar dalam waktu yang lama!"

"Taeyong bersabarlah sedikit lagi, sebentar lagi semuanya selesai." Jaehyun mencoba menenangkan Taeyong.

"Kau tidak tahu bagaimana rasa sakitnya!" Taeyong benar-benar marah dan frustasi sekarang.

Dia sudah kesakitan dalam waktu yang lama, tubuhnya sudah nyaris kehilangan tenaga, dia sudah mencoba mendorong entah berapa kali, tapi bayi keduanya tidak juga keluar.

"Kau ingin lahir atau tidak? Jangan membuatku kesakitan lebih lama lagi." Taeyong akhirnya mengutarakan isi hatinya kepada bayi di dalam perutnya, entah dia mengerti atau tidak. Taeyong hanya ingin dia cepat lahir dan rasa sakitnya berakhir.

Selang sepuluh detik kemudian, Taeyong merasakan sakit yang lebih kuat dari perutnya. Sesuatu terasa ingin mendorong keluar. Taeyong menggenggam kuat kedua telapak tangan Jaehyun.

Jaehyun merasakan seluruh tubuh Taeyong menegang. Kelahiran bayi Teon terlihat luar biasa mengagumkan namun Jaehyun juga tidak tega melihat Taeyong kesakitan lagi. Setelah ini Jaehyun akan meminta ramuan penghilang rasa sakit sebelum Taeyong melahirkan bayi mereka lagi, tentu jika Taeyong masih bersedia dan masih menginginkan tambahan anak yang lain. Jaehyun sempat mendengar jika ramuan itu akan sempurna bulan depan.

"ENGGGGHHHH."

Taeyong mendorong kuat mengikuti keinginan tubuhnya.

"Bagus Taeyong, kau melakukannya dengan sangat baik, bagus. Sudah cukup sekarang bernafaslah."

Taeyong terengah-engah mencoba mengatur nafas namun rasa sakit luar biasa itu kembali datang, Taeyong mendorong lagi dengan sekuat tenaga.

"Taeyong, baiklah, kepalanya terlihat. Bagus, terus dorong."

Taeyong memejamkan kedua matanya, tidak lagi mendengarkan Wendy, melakukan apa yang tubuhnya inginkan. Mendorong dan terus mendorong. Taeyong membuka kedua matanya dalam posisi duduk dan selimut yang tidak lagi menutupi bagian bawah tubuhnya. Taeyong melihat bayinya perlahan keluar.

"Jaehyuuun." Taeyong merintih pelan.

Jalan lahir bergerak mengikuti bentu tubuh bayi keduanya. Perlahan dia keluar menuju kedua tangan Wendy. Terbungkus membran tipis bening, di dalam cairan ketuban. Taeyong melihat kelahiran seorang bayi Teon dalam wujud Teon. Jika Mark lahir dalam wujud bayi manusia sempurna. Maka anak keduanya bersama Jaehyun lahir dalam wujud Teonnya. Naga Langit.

Tubuhnya meringkuk memeluk ekornya sendiri dengan mata terpejam. Memiliki bulu indah berwarna putih dan emas pada bagian ujung ekor dan ujung sayap. Bayi Teon itu bergerak, membuka kedua matanya. Sepasang mata biru indah yang mengingatkan Taeyong pada lautan luas membuat Taeyong tersenyum bahagia dan sekejap melupakan rasa sakitnya.

"Hai." Taeyong menyapa pelan.

Bayi Teonnya kembali bergerak kali ini terlihat lebih gelisah kemudian membran cairan pelindungnya perlahan koyak. Bayi Teon mereka mengeluarkan suara yang lucu, mirip seperti rengekan anak kucing atau dengkuran anak kucing.

Purrr purrr

Dua kali suara itu terdengar kemudian terdengar suara dengkuran yang cukup keras, disusul bersin lucu, dan Taeyong melihat cairan bening keluar dari kedua lubang hidung bayi Teonnya dan Jaehyun. Bayi Teon itu perlahan bergerak lebih aktif.

Semua orang menyaksikan momen menakjubkan itu dalam diam. Teon yang berpasangan dengan manusia, maka manusia itu hampir tidak pernah melahirkan anak dalam wujud Teon. Demi memudahkan proses kelahiran. Sejak awal Wendy memang sudah memberi peringatan tentang ini, namun Wendy dan seluruh Keluarga Jung meyakini kasus seperti itu nyaris tidak mungkin terjadi. Maka mereka yakin jika wujud Teon itu hanya sementara saja sebelum dia dilahirkan.

Jikapun lahir dengan wujud Teon pasti tidak sempurna, bayi Jaehyun dan Taeyong akan lahir dengan wujud separuh manusia dan separuh Teon. Jadi proses kelahiran tidak akan membuat Taeyong sangat menderita seperti tadi. Yang lebih mengesankan adalah Taeyong mampu melewati proses kelahiran yang berat ini dengan sangat baik.

Wendy, Jaehyun, Irene, dan Joy bahkan bisa melihat bahwa Taeyong masih sanggup melahirkan lebih banyak bayi Teon. Irene tersenyum bahagia membayangkan keluarganya akan bertambah besar, namun tentu saja dia tidak akan mengatakan ini sekarang atau Taeyong akan menjambak rambutnya. Tapi, semua orang yakin tidak lama lagi Taeyong akan kembali melahirkan.

Taeyong bersandar lemas pada dada Jaehyun, terengah-engah, kedua kakinya perlahan diturunkan dan diluruskan. Jaehyun memberi ciuman lama pada pipi kanan dan dahi Taeyong. Jaehyun perlahan membantu Taeyong berbaring dengan lebih nyaman.

"Laki-laki atau perempuan?" Taeyong bertanya pelan kepada Jaehyun.

Wendy membersihkan bayi Teon pasangan Jaehyun dan Taeyong yang belum diberi nama itu, membungkusnya dengan selimut biru. Menyerahkannya kepada Jaehyun, lalu semua orang keluar dari kamar setelah Wendy membersihkan Taeyong dari semua sisa-sisa melahirkan yang tertinggal.

"Laki-laki." Balas Jaehyun.

"Dari mana kau tahu?" Taeyong tidak paham.

"Warna bulu. Putih, emas, merah, hitam, atau campuran dari warna itu adalah Teon laki-laki. Warna lainnya adalah Teon perempuan. Susunan pola dibagian punggung. Teon laki-laki lebih jelas dan runcing, berubah warna menjadi lebih cerah atau gelap sesuai keadaan, sesuai emosi yang dirasakan. Teon perempuan memiliki susunan sisik pola punggung tumpul dan tidak berubah sesuai dengan emosi mereka." Jawab Jaehyun.

"Aku benar-benar tidak tahu banyak tentang Teon." Ucap Taeyong pelan.

"Bukan masalah." Balas Jaehyun kemudian tersenyum dan memberi kecupan singkat pada bibir Taeyong.

Jaehyun membantu Taeyong memeluk bayi Teon mereka. Taeyong memperhatikan bayinya, sama sekali tidak mengerikan, berbeda dari pengalamannya melahirkan Mark tiga bulan yang lalu di mana dia ketakutan membayangkan bayinya terlahir dengan separuh tubuh manusia dan ekor ular. Tapi ini Naga, bukan ular. Naga Langit yang indah. Empat kaki kokoh, sayap indah, dan bulu lembut.

"Apa ini alasan dia keluar sangat lama?"

"Iya." Jawab Jaehyun kemudian mengangguk. "Tubuh manusia biasanya tidak mampu melahirkan bayi Teon dalam wujud sempurna."

"Apa aku istimewa?" Canda Taeyong kemudian tertawa pelan.

"Iya." Balas Jaehyun penuh rasa cinta, dia merangkul bahu Taeyong.

Taeyong mengusap pelan kepala bayi keduanya. "Siapa? Namanya?"

"Jeno."

Taeyong tersenyum. "Baiklah."

"Tidak ada usulan lain?"

"Tidak." Jawab Taeyong.

Taeyong melihat perlahan bayi Teonnya berubah menjadi wujud manusia normal. Bayi manusia normal.

"Dia sangat tampan." Puji Taeyong.

"Dia dan Mark...,"

"Jangan dibanding bandingkan!" Taeyong membentak Jaehyun, membuat Jaehyun tertawa pelan. "Aku serius."

"Iya, maafkan aku. Mereka sama-sama tampan aku hanya ingin mengatan itu. Bukannya membandingkan." Kekeh Jaehyun.

Jeno mulai bergerak gelisah. Taeyong bergegas memberi Jeno susu. Mirip seperti Mark, Jeno menghisap dengan kuat.

"Tadi, kau sangat menderita. Maafkan aku."

"Tidak apa-apa." Balas Taeyong.

"Hmm...," Jaehyun bingung mengutarakan isi hatinya.

Taeyong tertawa sekaligus ingin menjitak kepala Jaehyun, mengerti apa yang ada di dalam kepala Jaehyun.

"Dua tahun ke depan, beri aku waktu untuk rehat lebih lama. Jika kau memikirkan tentang bayi ketiga kita." Kekeh Taeyong.

"Taeyong syukurlah kau tidak trauma." Girang Jaehyun kemudian memeluk Taeyong bahagia.

.

.

"Maki lihat bayi. Addik. Addik." Mark masuk ke dalam kamar ditemani Eunwoo dan Mingyu.

"Jangan berlari Mark. Jangan berlari." Eunwoo mencoba melambatkan gerakan Mark dengan memegangi kedua bahu Mark. Eunwoo tersenyum menatap Taeyong yang terlihat kelelahan namun juga tampak sangat bahagia.

Mark tersenyum bahagia, Jaehyun menghampiri Mark dan menggendongnya. Mendudukan Mark di samping kanan Taeyong. Mark melihat wajah Jeno dengan teliti.

"Tidul, bayi tidul Papa."

"Iya, bayinya tidur."

"Angun tidul loh, ayyo main cama-cama Maki."

Jaehyun dan Taeyong tertawa pelan.

"Bukan sekarang tapi sebentar lagi, dua bulan lagi." Ucap Taeyong kepada Mark.

Berkaca pada pengalamannya dengan Mark mengingat pertumbuhan bayi Teon sangat pesat. Dua bulan ibarat dua tahun dalam perhitungan perkembangan bayi manusia. Dua bulan lagi pasti Jeno sudah bisa bermain petak umpet dengan hyungnya. Mark sekarang tiga bulan dan perkembangannya sudah setara balita tiga tahun menjelang empat tahun. Meskipun pengucapannya belum jelas, Mark sudah bisa merangkai kalimat dengan baik, berkomunikasi dengan baik, dia juga mengenal nama benda-benda di sekitarnya, mengingat nama seluruh anggota Keluarga Jung termasuk para asisten rumah tangga. Mark sudah mengenal huruf dan angka, berhitung sampai dua puluh, dan membaca tulisan sederhana. Pasti pertumbuhan Jeno juga tidak akan jauh seperti pertumbuhan Mark.

"Jaehyun bagaimana dulu kau bermain dengan Eunwoo? Apa kalian saling memukul?"

"Tidak, tentu saja tidak." Jawab Jaehyun.

"Aku yang selalu memukul dan menggigit Jaehyun hyung." Jawab Eunwoo penuh kebanggaan.

"Unu akal tuka didit, Maki duga dididit Unu." Mark mengadu.

"Hei, kapan aku pernah menggigitmu?" Ucap Eunwoo membela diri.

"Temalin didit, hali ini didit duga."

"Tuduhan palsu."

"Maki tidak bohong, Papa."

"Iya, Mark tidak berbohong." Balas Jaehyun kemudian tersenyum sambil menepuk nepuk pelan kepala Mark.

"UNU AKAL." Mark kesal berdiri di atas ranjang tempat tidur. Kulit putih bersih Mark mulai memunculkan pola unik, tertutup bulu hitam keperakan kemudian perlahan berubah merah. Lalu ekor dan tanduk kecil juga mulai terlihat.

Eunwoo tertawa puas. Taeyong dan Jaehyun memutar bola mata malas. Mereka berdua selalu saja bertengkar.

"Mark, Sayang. Tidak haus?" Taeyong memanggil Mark.

Mark menoleh dan seluruh bulu, ekor, dan tanduk di tubuhnya menghilang. Sejujurnya saat berubah menjadi Teon kecil Mark super menggemaskan tapi semuanya pasti akan berantakan ditabrak Mark yang belum pintar terbang.

"Mimi." Ucap Mark ceria.

Mark menyusu dengan bahagia, Jaehyun dan Taeyong gagal menyapih Mark. Apalagi di proses kehamilan kedua ini air susu Taeyong berlimpah sayang jika dibuang. Jeno sudah tidur dijaga oleh Jaehyun sementara Mark duduk di atas pangkuan Taeyong sambil menyusu. Eunwoo melempar senyum sebelum menaruh gelas berisi ramuan yang tadi dititipkan oleh ibunya ke atas meja kopi.

"Minum ini setelah selesai, Taeyong." Ucap Eunwoo kepada Taeyong.

"Terima kasih banyak Eunwoo."

"Tidak masalah." Balas Eunwoo kemudian tersenyum dan keluar dari kamar.

"Bagaimana persiapan pernikahan Eunwoo dengan Mingyu?" Taeyong bertanya kepada Jaehyun setelah Eunwoo keluar dari kamar. Taeyong juga bertanya dengan suara sangat pelan supaya tidak terdengar oleh Eunwoo yang mungkin belum jauh atau bahkan mungkin bisa saja dia masih menunggu di luar.

"Eunwoo tidak pernah bercerita."

"Kau tidak mencoba bertanya?"

"Sudah, Ibu juga sudah bertanya dan jawaban Eunwoo masih sama. Semua baik-baik saja." Balas Jaehyun.

"Aku akan mencari waktu yang tepat untuk bertanya lagi, dia terlihat murung akhir-akhir ini. Aku takut ada masalah dengan persiapan pernikahan mereka."

"Iya, semoga dia lebih terbuka denganmu." Balas Jaehyun. "Setelah Mark kenyang kau minum itu, menyembuhkan semua luka dan menghilangkan rasa sakit." Jaehyun menunjuk gelas ramuan di atas meja kopi.

"Tentu saja, aku sudah tahu itu ramuan apa." Balas Taeyong kemudian tersenyum. "Jeno masih tidur?"

"Iya." Jawab Jaehyun pelan.

Taeyong menatap Taeyong mengusap pelan pipi Jeno kemudian beralih mengusap pelan rambut Mark.

"Mereka menggemaskan." Puji Taeyong.

"Iya." Balas Jaehyun pelan kemudian tersenyum bahagia. Dia sangat bahagia.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 960K 54
Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis. PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEKALI ❣️ Novel tersedia di seluruh Gramedi...
9.9M 639K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
6.3M 686K 63
[SUDAH TERBIT DAN TIDAK LENGKAP] *** Pembentukan karakter seorang remaja dimulai dari lingkungan sekitarnya, namun bagaimana jika lingkungan yang dig...
6.7M 597K 48
"A-aku h-harus panggil kalian ... a-apa?" "Kakak aja." -Alderion "Abang." -Alzero "..." -Alvaro "Sayang juga boleh." -Alvano . . . Ini hanya tentang...