Our Sun

By MissDarkEyes8

23.2K 2.4K 340

Bagaimana jika seorang Kageyama Tobio yang cuek pada sekitar menemukan seorang balita yang tengah menangis ta... More

OS-01
OS-02
OS-03
OS-04
OS-05
OS-06
OS-07
OS-08
OS-09
Bukan Update
OS-10
OS-11
OS-12
OS-13
OS-15
Special Chapter: Hari Kemerdekaan 🇮🇩
OS-16
OS-17
Special Chapter: Happy Eid Mubarok 🐮

OS-14

562 82 2
By MissDarkEyes8

Part sebelumnya

Sedangkan Bokuto? Sang kapten moody itu dengan santainya mengajak main Hinata.

***

Durasi adegan bersitegang tersebut cukup lama, sampai mereka dihentikan oleh suara Hinata yang seperti ingin mengucapkan sesuatu.

"Bo-" Spontan semua menoleh ke arah Hinata. "Hmm? Kenapa Hinata? Kamu ingin sesuatu?" tanya Suga lembut. Hilang sudah aura kelamnya jika berurusan dengan bayi mataharinya.

"Bok-" Hinata terlihat begitu susah untuk mengucapkan kata Bokuto. Semuanya memperhatikan Hinata begitu serius, ingin tau apa yang akan diucapkan oleh Hinata.

Hinata yang diperhatikan hanya bisa menatap polos. Entah ada angin apa tiba-tiba Hinata tersenyum.

(Ya intiny senyum gt)

Semuanya membeku. Tidak tahan akan keimutan bayi matahari mereka. Hanya satu orang yang masih bisa bereaksi dengan wajar.

"Aaaaaa, Hinata kau sangat lucu," ucap Bokuto seraya menduselkan pipinya ke pipi Hinata. (Tunggu, deja vu ga si?)

Hinata pun membalas Bokuto dengan tawanya. "Botto, Botto" Panggil Hinata kepada Bokuto, Bokuto serta yang lain mendengar itu sedikit bingung.

"Kau memanggilku Hinata?" Hinata yang mengerti ucapan Bokuto tersenyum dengan tangannya yang berusaha menggapai wajah Bokuto.

Bokuto yang melihat itu langsung mengambol Hinata dari gendongan Suga. Suga tidak rela, baru saja memegang Hinata tapi sudah direbut lagi. Tapi apa daya, Hinata terlihat begitu senang berada di gendongan Bokuto.

"Baiklah semua, mari kita tidur. Ini sudah hampir tengah malam. Kalian pasti lelah, Hinata juga pasti lelah." Daichi mengajak mereka untuk masuk ke dalam dan beristirahat, mereka menyetujuinya.

"Hinata tidur bersamaku ya," ujar Bokuto tiba-tiba. "Tidak/Iya." Jawaban serentak keluar dari 3 setter kita.

"Jadi yang mana yang benar?" Bokuto bingung, masalahny Akaashi bilang iya tapi Kenma dan Suga bilang tidak.

"Iya/Tidak." Lagi-lagi jawaban itu yang Bokuto dapat, Bokuto semakin bingung saja. Dia pun mengerucutkan bibirnya karena merasa kesal sudah dibuat bingung.

Melihat Bokuto yang sebentar lagi memasuki mode emo, Akaashi bertindak. "Aku mohon Suga-san, untuk malam ini saja," pinta Akaashi dengan melas. Walaupun raut wajahny tetap datar, namun Suga bisa lihat ada gurat lelah di wajah Akaashi.

Suga sangat paham, pasti Akaashi sangat terbebani dengan Kapten burhannya itu. Dia pun menghela napas, "Baiklah, hanya untuk malam ini," tegas Suga.

Akaashi menghela napas lega mendengarnya, Sedangkan Bokuto? Tentu saja Burhan itu langsung membawa Hinata masuk ke dalam.

"Terima kasih, Suga-san," ucap Akaashi tulus. Suga tersenyum, "Tak apa Akaashi, aku juga merasakan bagaimana mengurus orang merepotkan seperti Bokuto." Sindir Suga seraya melihat ke arah Noya, Tanaka, Kageyama, serta Tsukkishima.

Empat orang yang disindir hanya bisa terdiam. Awalnya Tsukkishima ingin membantah, namun dia sadar dia sering memancing keributan dengan Kageyama, Noya, Tanaka serta Hinata.

Akaashi mengangguk. Kenma? Dia juga diam, tidak tau harus apa. Lagipula dia juga sudah lelah, besok saja dia kembali merebut Shoyo.

Ketiga setter itu pun berjalan dengan santai ke dalam seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Daichi dan Kuroo yang melihat hanya bisa melongo. Meski begitu mereka lega, setidaknya pertikaian ini sudah berhenti... untuk saat ini.

♡♡♡

Terdengar suara ramai dari salah satu kelas. Kelas tersebut adalah kelas yang dipakai team Fukurodani untuk beristirahat. Sayup-sayup terdengar suara tawa batita yang begitu merdu.

Di sana terlihat Hinata tertawa dengan riangnya karena ulah Konoha yang mendorong Bokuto dengan lututnya. 

Konoha menendang Bokuto karena Bokuto mengganggu Hinata yang sedang tidur, tapi tak disangka aksinya justru membuat Hinata yang sudah bangun karena Bokuto tertawa lepas.

Melihat itu Konoha tidak jadi marah lagi kepada Bokuto, dia menghela napas lega karena Hinata tidak menangis saat bangun.

Alasan dia marah kepada Bokuto adalah ini masih terlalu pagi untuk anak kecil seumuran Hinata. Bagaimana tidak? Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari. Tentu Konoha khawatir Hinata menangis karena masih mengantuk.

Jika Hinata menangis Konoha tidak akan tau apa yang akan terjadi kepada mereka. Ya... seperti yang kalian tau, para pawang dari bayi gagak jeruk ini sangatlah seram.

Dan untuk alasan kenapa bisa mereka bisa bangun pukul 3 dini hari, maka Bokuto lah jawabannya. Sepertinya Bokuto terlalu senang sampai lupa untuk tidur, karena bosan Bokuto memganggu Hinata begitulah yang terjadi.

"Konoha! Kau jahat sekali kepadaku. Aku ini Kaptenmu tau!" ujar Bokuto seraya cemberut menatap Konoha.

"Ulahmu bisa menjadi malapetaka bagi kita, Bokuto," balas Konoha.

"Eh? Kenapa?" Konoha memutar bola matanya malas. Percuma menjelaskan panjang lebar kepada kapten burhannya ini. Tidak akan ada hasil yang didapat.

Konoha berlalu begitu saja meninggalkan Bokuto dengan wajah bingungnya. "Sudahlah, Bokuto-san. Tidak usah dipikirkan. Lebih baik antar Hinata ke Karasuno."

Mendengar perkataan Akaashi, Bokuto mengangguk senang seraya mengikuti Akaashi sambik sesekali bercanda dengan Hinata.

♡♡♡

S

unyi, suram, tenang, kata yang mendeskripsikan suasana di kamar Karasuno tinggal. Alasannya sudah jelas, karena tidak adanya Bayi gagak matahari mereka.

Lebay memang, tapi begitulah kenyataannya. Bahkan Tanaka dan Noya yang biasanya heboh mendadak menjelma menjadi patung.

Seharusnya Suga senang dengan suasana saat ini. Tapi dia malah sangat tidak nyaman, entahlah mungkin karena sudah terbiasa ramai jadi terkesan aneh jika Karasuno damai.

Cklek

Bunyi pintu membuyarkan lamunan mereka. Terlihat disana Akaashi sedang menggendong Hinata dengan Bokuto dibelakangnya yang bertingkah konyol.

Melihat itu sontak semua menuju ke Akaashi. Mendengar banyaknya langkah kaki yang mendekat, membuat Hinata mengalihkan perhatiannya ke belakang.

Hinata yang tadinya tertawa riang tiba-tiba saja terdiam. Mereka bingung, apa yang terjadi dengan Hinata?

Tak lama kemudian terdengar suara tangis yang cukup kencang.

"HUWAA, HIKS, HUWAA!"

Iya, Hinata menangis. Sontak mereka panik, begitu juga dengan Akaashi.

Melihat suasana yang ricuh, tanpa kata Suga langsung menggendong Hinata lalu menepuk-nepuk punggung kecilnya.

Perlahan tangis Hinata mereda, hanya sisa isak tangis yang terdengar. Suga menghadap kebelakang, menatap para gagak yang terlihat lapar namun juga khawatir.

"Kalian nenakuti Hinata. Tak tau kah kalian kalau kalian sangat menyeramkan? Hukuman untuk kalian, jangan mendekati Hinata sebelum wajah kalian kembali normal, mengerti?!"

Para gagak itu menganggukan kepala mereka dengan cepat. Mereka takut akan aura yang dikeluarkan oleh Suga.

Walaupun mereka tidak rela karena harus berpisah lagi dengan Hinata, tapi apalah daya mereka yang cuma remahan rempeyek melawan ratu penguasa sudah dipastikan tidak akan menang.

Omong-omong mereka juga bingung raut wajag seperti apa yang mereka buat hingga Hinata nangis begitu kencang. Entahlah hanya Akaashi, Bokuto, Hinata, dan Sugawara yang tau.

Setelah insiden tadi, ternyata Hinata kembali tertidur di pelukan Suga. Akhirnya Suga menaruh Hinata di kasurnya dan ikut berbaring di samping Hinata.

Berhubung masih pukul 3 dini hari, Suga beserta para anggota Karasuno memutuskan untuk tidur. Mereka juga merasakan kantuk yang luar biasa. Itu dikarenakan mereka belum tidur dari semalam.

Bokuto beserta Akaashi juga kembali ketempat mereka, malam itu diakhiri dengan damai. Walaupun ada sedikit drama menjadi bumbunya.

***
Haii, semuaa. Gimana kabar kalian? Masih pada nunggu cerita ini ga?

Sesuai janji aku di chapter sebelumnya, aku bakalan up kalau votenya sudah mencapai 55 dan berhubung sudah mencapai 55 aku penuhin janji aku ke kalian. Semoga kalian suka, yaa. Untuk chapter selanjutnya bakal aku update kalau jumlah voteny udah 60 yah.

Jangan lupa di vote yaa, see you.


Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 120K 56
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
562 75 6
Menceritakan setelah beberapa bulan menghilangnya Li Lianhua, Fang Duobing dan Di Fei Sheng, juga semua anggota sekte Sigu masih terus berusaha menca...
4K 540 11
Bermula dari pembantaian di tahun 1998, selama 11 tahun, disamping dilatih dan menjalani misi, Zayyan menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang korb...
Stalker By zrin_nana

Mystery / Thriller

24.6K 1.2K 24
Bagaimana perasaanmu saat seseorang yang tidak kamu kenal tiba-tiba mengikutimu,dan mengetahui semua aktifitasmu? Orang yang kamu kira adalah malaik...