Sepulang sekolah Eunwoo dan Rosé tidak langsung pulang melainkan mampir dulu ke toko buku. Siapa lagi yang membeli buku kalau bukan Eunwoo. Rosé? Jangan di tanya, gadis itu membuka buku kalau ada tugas saja.
Cowok itu ingin mencari buku tambahan untuk melengkapi buku pelajarannya yang kurang. Kurang banyak.
"Lo juga pilih mau buku yang mana, jangan bengong aja liatin gue." Suruh Eunwoo tanpa menatap lawan bicaranya.
"Gak ah, buku dirumah gue banyak nanti juga bisa pinjem buku punya Lo."
Eunwoo tidak menyaut lagi ia fokus dengan pencariannya. Rosé menompang dagu, sesekali menguap saking bosannya.
"Udah belom sih, lama banget." Gerutu gadis itu. Eunwoo mengecek jam tangannya menunjukkan pukul setengah 4 sore, pantas saja Rosé mengeluh. Eunwoo tersenyum merasa bersalah, menarik pelan tangan Rosé untuk mengikutinya.
"Total bukunya 140 ribu ya Mas."
Eunwoo memberikan dua lembar uang berwarna merah muda. Mbak kasir penjaga toko buku itu segera memberikan kembalian.
"Terimakasih selamat datang kembali Mas Mbak."
"Iya sama-sama."
"Laper gak?" tanya Eunwoo sambil memasang helm milik Rosé. Gadis itu mengangguk, "mau makan apa?"
"Apa aja yang penting makanan." Jawab Rosé asal.
Eunwoo tersenyum, "yaudah." Rosé pasti kesal terlalu lama menunggunya tadi.
Motor yang Eunwoo kendarai berhenti di salah satu tempat makan elit berbintang di pusat kota. Mereka memasuki restoran tersebut yang langsung di sambut staf resto.
"Selamat datang, ingin memesan untuk berapa orang?"
"Dua orang," jawab Eunwoo. Staf tersebut mengantar mereka menuju meja yang disediakan, Eunwoo mengikuti dengan setia menggenggam tangan Rosé.
Pengunjung lain beberapa ada yang menoleh ke arah mereka sampai dua kali melihat betapa tampan dan cantiknya mereka. Mereka menduga keduanya adalah sepasang kekasih. Saking serasinya.
"Udah dong ngambeknya, sekarang Lo pilih makanan sesuka hati tanpa gue batasin." Bujuk Eunwoo.
Rosé yang semulanya cemberut tidak mau mentap Eunwoo langsung menoleh dengan mata berbinar, "bener ya, gak bohong."
Eunwoo mengangguk yakin, "bener, kapan sih, gue bohong sama Lo?"
Rosé menggigit bibir menahan senyum, ia menarik buku menu dan memilih beberapa makanan. Melihat betapa antusiasnya gadis itu menyebutkan menu yang dia akan pesan juga beberapa hidangan penutup, Eunwoo lega.
"Bisa Lo habisin semuanya sendiri?" Tanya Eunwoo.
Rosé tersenyum manis, "kalau gak bisa kan Lo bisa bantu." Jawabnya Eunwoo sampai menggeleng pelan.
Sambil menunggu pesanan, Rosé bercerita mengenai kegiatannya tadi di sekolah dengan Eunwoo sebagai pendengarnya. Sampai dimana gadis itu membahas perihal Jungkook.
"Soal Jungkook, gue bener-benar kaget dia tau tentang Anna." Ucapnya lirih di akhir kalimatnya. Pasalnya Rosé kira hanya dia dan Eunwoo saja yang tau bahwa dia memiliki kembaran bernama Anna. Ternyata Jungkook juga mengetahuinya.
Eunwoo menghela nafas kasar "Dia cuma salah paham tentang Lo dan Anna. Jungkook ngiranya Lo itu Anna teman kecilnya." tutur Eunwoo. Rosé terkesiap beberapa saat sebelum tenang kembali.
Menatap tajam dan dalam kedua mata Rosé Eunwoo melanjutkan, "Dan Lo gak perlu khawatir soal itu, Jungkook biar jadi urusan gue, Lo fokus aja ke ujian Minggu dengan."
Mata Rosé berkaca-kaca, ia sedih sekaligus senang diperhatikan dan dijaga Eunwoo tapi dia juga merasa tidak enak hati terus merepotkan cowok itu.
Seolah tau apa yang Rosé pikirkan Eunwoo menggenggam tangannya lembut, mengelus punggung tangan Rosé dengan ibu jarinya. "Gue gak merasa direpotin jadi berhenti merasa gak enak sama gue. Ini keinginan gue sendiri buat jaga Lo."
Ucapan manis Eunwoo meluncur tanpa hambatan Rosé memicing curiga, "pinter banget gombalnya, pernah gombalin siapa aja lu?"
"Gak, cuma lu doang."
Jawaban acuh Eunwoo membuat pipi Rosé memerah, ia menunduk melainkan jari-jari tangannya. "Makasi Lo selalu ada buat gue, entah gimana caranya gue bales kebaikan Lo selama ini."
Eunwoo membungkuk sedikit dan berbisik, "Lo bisa bales dengan cara Lo ..."
"Maaf ini pesanan anda silakan dinikmati, terimakasih."
Atensi keduanya terpecah, kedatangan waitress membawa pesanan mereka.
Rosé turun dari motor Eunwoo, begitupun cowok itu. Ia mengantar sampai depan pintu rumah gadis itu.
"Selamat malam Om," salam Eunwoo saat yang membuka pintu adalah Kristian.
"Selamat malam Eunwoo ada apa?" Tanya Kristian dengan wajah dingin.
"Saya hanya ingin mengantar anak Om, maaf terlalu lama memulangkannya."
Kristian menoleh ke arah Rosé sekilas dan mengangguk. Dia memberi isyarat menyuruh Rosé masuk terlebih dahulu.
"Sudah tidak ada urusan kan? silakan pulang."
Eunwoo tersenyum tipis kemudian pamit pulang. Jika bertanya tersinggung atau tidak Eunwoo diperlakukan seperti itu. Maka dia menjawab, iya! Tapi karena terbiasa Eunwoo menganggapnya angin lalu.
Sampai didalam rumahnya sendiri Eunwoo mencari keberadaan Yoona.
"Baru pulang kamu? Dari mana aja?" Tanya Yoona melihat anak sulungnya yang baru terlihat.
Eunwoo mengangkat kedua bahunya cuek "habis beli buku, mampir bentar ke resto bujuk anak gadis mama ngambek nunggu aku kelamaan."
"Kamu, sih selalu lupa waktu kalau sama buku." Eunwoo menanggapi dengan senyum tipis tidak mengelak ucapan Yoona.
"Opa kamu tadi hubungin mama di suruh bujuk kamu buat jengukin dia."
"Opa sakit?"
"Gak tapi kamu tau kan kalau Opamu itu sayang banget sama cucu-cucunya?"
Eunwoo mengangguk "iya nanti aku hubungi balik."
"Libur semester mau liburan kemana?"
"Belum tau, paling dirumah aja nunggu Kakek ngasi kerjaan."
Kakek yang dia maksud adalah ayah dari pihak ayahnya Eunwoo dan panggilan Opa untuk ayah dari pihak ibunya. Mereka berdua sama-sama tinggal di luar negeri tapi di negara yang berbeda.
-TBC-
Garing//