swapped soul

By AnieDelini

8.2K 339 4

Pangeran Fitz Mercia adalah anak pertama dari ratu Luisa Mercia dan Raja Edward Mercia yang merupakan raja ke... More

Dua Bayi Kecil
Sahabat
Menuju Pesta
Tragedi
Bertukar Jiwa
Masalah
Ego
Pelayan Anna
Adik Perempuan
Makan Malam
Hadiah Berharga
Kesal
Desa
Penyusup
Membuat Kesibukan
Terluka Parah
Buku Rahasia
Sia-sia
Kekacauan
Persiapan
Terbuang
Sibuk
Lampion
Pernikahan
Seorang tamu
Cahaya Biru
Sebuah Perubahan
Villa kerajaan
Mimpi
Tempat yang seharusnya
Kekuatan
Melatihnya
Pak Jester
Kabar Mengejutkan
Pemilihan Calon Putri
Taman Kekasih
Menilai
Kembali
Permainan Saudara
Pengkhianatan Saudara
Penantian
Kabar baik
Kepercayaan
Hasutan

Taman Bunga

113 4 0
By AnieDelini

Saat mereka sampai, Aya melihat banyak orang.

"Kenapa banyak sekali orang?" tanya Aya.

"Mereka akan membantu Nona untuk membuat taman bunga," jawab Felix.

"Tapi, Pangeran tidak mengizinkan," ujar Aya.

"Semua ini adalah perintah dari Pangeran," ucap Felix.

Jelas-jelas kemarin dia menolaknya.

"Mari Nona, kita lihat-lihat," ajak Felix.

"Baiklah," ucap Aya bersemangat.

Aya mulai melihat taman yang sedang dikerjakan dan dilihat dari raut wajahnya, Aya sangat bahagia. Aya bahkan ikut menanam bibit bunga hingga pakaiannya kotor. Aya sangat menikmatinya sampai dia tidak sadar kalau Pangeran datang menghampirinya.

"Alicia," ucap Pangeran.

Aya menoleh.

"Pangeran," ujar Aya berdiri sambil tersenyum.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Pangeran melihat gaun Aya.

Melihat gaunnya.

"Gaunnya jadi kotor ya," ucap Aya.

Pangeran masih heran.

"Oh ini, saya ingin menanam bibit bunga juga jadinya seperti ini," jawab Aya.

"Tapi ada pekerja," ucap Pangeran.

"Iya, tapi saya juga ingin menanamnya sendiri," ucap Aya tersenyum.

"Oh iya bukan hanya saya saja Pangeran tapi pelayan Anna juga," ujar Aya menunjuk ke arah Anna.

Anna sebenarnya terpaksa melakukan hal itu karena dia tidak ingin melihat Alicia menanamnya jadi mau tidak mau dia harus juga ikut membantunya.

"Bukan hanya Anna tapi para pelayan lain juga membantu," ucap Aya menunjuk para pelayan lain.

Terlihat dari raut wajah para pelayan tidak menikmatinya, mereka tersenyum terpaksa kearah Pangeran.

"Apa mereka terlihat menikmatinya?" tanya Pangeran.

Aya melihat kearah para pelayan.

"Ya tentu saja, lihatlah wajah mereka sangat bahagia dan mereka bahkan tersenyum ke arahku," jawab Aya bahagia.

Pangeran hanya diam.

"Lakukan sesukamu saja," ucap Pangeran pergi.

"Pangeran terimakasih banyak ya..." teriak Aya.

Aya melanjutkan pekerjaannya.

Setelah matahari mulai terbenam akhirnya semua pekerjaan selesai.

"Nona, sudah hampir gelap sebaiknya Nona segera masuk," ujar Anna.

"Iya baiklah, aku juga harus bersih-bersih," ucap Aya melihat gaunnya yang sangat kotor.

Gaun yang berharga ini jadi kotor, sangat disayangkan.

Aya akhirnya beranjak dari tempat itu menuju istana dan diikuti dengan para pelayan di belakangnya.

...

Matahari mulai terbit dan sepertinya Aya sudah bangun dan terlihat dari wajahnya, dia sangat senang. Aya mulai bersiap dibantu dengan para pelayan. Setelah selesai Aya bergegas menghampiri Pangeran di tempat latihannya.

"Mana Pangeran?" tanya Aya melihat sekeliling.

"Seperti Pangeran masih bersiap Nona," jawab Anna.

"Dasar lelet," ujar Aya.

Tidak lama kemudian akhirnya Pangeran datang. Pangeran terkejut melihat Aya sudah berada di sana.

"Tidak biasanya kamu sudah siap pagi-pagi begini," ucap Pangeran.

"Saya biasanya bangun pagi kok," ujar Aya.

"Terserah kamu," ujar Pangeran pergi.

"Merusak mood saja," ujar Aya.

Pangeran memulai latihannya bersama dengan Felix. Kali ini bukan memanah atau pedang tetapi Pangeran mulai menggunakan kekuatannya.

Aya baru pertama kali melihat seorang menggunakan kekuatan untuk bertarung dan Aya pastinya terkagum lagi melihat Pangeran.

Beberapa lama Pangeran dengan Felix beradu kekuatan mereka dan akhirnya mereka pun selesai. Melihat mereka sudah selesai berlatih, Aya langsung pergi dari tempat itu dan bergegas ke taman bunganya.

Saat itu pula Pangeran sudah selesai berganti pakaian dan hendak menghampiri Aya. Tetapi Aya sudah tidak berada di sana.

"Kemana Alicia?" tanya Pangeran.

"Pada saat Pangeran selesai berlatih Nona Alicia meninggalkan tempat ini Pangeran," jawab pengawal.

"Kira-kira dia mau kemana terburu buru?" tanya Pangeran.

"Saya lihat Nona berjalan ke arah taman dekat danau Pangeran," jawab pengawal.

"Sudah pasti dia ke taman bunganya," ucap Pangeran.

Setelah itu Pangeran pun masuk ke dalam istana dan menuju ke ruangannya.

Disisi lain Aya sedang melihat para pekerja yang membantu Aya merawat taman sedang menyirami bibit-bibit yang sudah ditanam kemarin. Aya terlihat senang dan mulai berkeliling.

"Aku sangat suka disini, taman ini seperti hutan yang sering aku datangi. Ada danau, pohon-pohon rindang, dan sebentar lagi akan bermekaran bunga-bunga," ucap Aya.

"Tempat ini akan jadi tempat favorit aku," sambung Aya.

Dari belakang Anna melihat tingkah Alicia yang sangat berbeda dimana dia terlihat sangat bahagia. Anna pun menghampirinya.

"Sudah lama sekali saya tidak melihat Nona Alicia sebahagia ini," ucap Anna.

"Benarkah?" tanya Aya.

Anna mengangguk.

"Saya sangat senang melihat Nona Alicia bahagia seperti ini, saya harap Nona selalu berbahagia," ujar Anna.

Aya tersenyum lebar.

...

Hari berikutnya Aya melakukan aktivitas seperti biasa. Dia menemani Pangeran berlatih dan setelah itu berjalan-jalan di taman bunga. Pada saat berada di taman, Aya sedang menyirami tanaman dan seseorang datang menghampirinya.

"Nona, ada surat dari Nona Bernice," ucap pelayan.

"Bernice," ujar Aya bersemangat.

Aya menghentikan kegiatannya dan mengambil suratnya. Aya kemudian berjalan ke arah paviliun untuk membaca surat dari Bernice.

Teruntuk sahabatku yang tercinta

Dari sahabat terbaikmu

Apa kamu baik-baik saja tanpa aku? Ya mungkin kamu akan baik-baik saja karena aku tahu kamu bisa menghadapi semua masalah baik itu mudah maupun sulit sekalipun.

Aku akan segera pulang dan datang menemui kamu. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan dan tidak bisa aku sampaikan lewat surat ini. Ini tentang kondisi kamu sekarang.

Aku hanya ingin menyampaikan lewat surat ini bahwa aku akan pulang jadi tunggu aku dalam dua hari lagi.

Bernice.

Setelah membaca surat dari Bernice Aya tersenyum dan bahagia.

"Akhirnya Bernice pulang juga,"ucap Aya tersenyum.

"Aku pasti akan menunggumu Bernice," sambung Aya.

Aya berdiri dan hendak melanjutkan pekerjaannya. Saat itu pula Pangeran menghampiri Aya.

"Pangeran, ada apa?" tanya Aya.

"Aku hanya ingin melihat-lihat saja," jawab Pangeran.

"Oh baiklah," ucap Aya pergi.

Aya meneruskan pekerjaannya dan terlihat sangat menikmatinya. Pangeran memperhatikan Aya dari jauh. Aya melihat Pangeran hanya berdiri dan akhirnya menghampirinya.

"Pangeran tidak ingin mencobanya?" tanya Aya memberikan alat penyiraman.

"Aku hanya ingin melihat-lihat saja," jawab Pangeran mengacuhkan Aya.

"Ayolah Pangeran, Pangeran juga harus mencobanya," ucap Aya.

Pangeran hanya diam dan menatap Aya.

Aya memegang tangan Pangeran dan menariknya mendekati tanaman.

"Cobalah," ujar Aya memberikan alat penyiraman.

Dengan terpaksa Pangeran akhirnya mengambil alat itu dan mulai menyirami tanaman. Aya juga mengambil alat penyiraman yang lain dan ikut menyirami tanaman bersama dengan Pangeran.

Melihat wajah Pangeran yang tertekan Aya berinisiatif mencipratkan air ke arah Pangeran. Tentu saja Pangeran terkejut dan menatap tajam ke arah Aya.

"Hahahaha... Maaf maaf, saya tidak sengaja," ujar Aya tertawa.

Pangeran akhirnya membalas perbuatan Aya dengan melakukan hal yang sama seperti Aya. Reaksi Aya juga sama seperti Pangeran.

"Maaf, saya tidak sengaja," ucap Pangeran.

Tanpa rasa bersalah Pangeran melanjutkan pekerjaannya. Aya masih tidak terima dan akhirnya melakukannya lagi dan begitu seterusnya. Mereka saling menyirami air hingga semua badan mereka basah kuyup. Tapi mereka sangat menikmatinya, mereka terus tertawa. Hingga Aya menyadari gaunnya sudah basah, Aya akhirnya berhenti.

"Cukup Pangeran, saya menyerah," ujar Aya.

Pangeran berhenti dan melihat pakaiannya sudah basah.

"Jadi basah semua, ini semu gara-gara kamu," ucap Pangeran.

"Kan Pangeran yang menyirami saya," bantah Aya.

"Tapi kamu yang memulainya," ucap Pangeran.

"Saya cuma bercanda, tapi Pangeran malah menyirami saya banyak air," ucap Aya.

Mereka terus berdebat dan kemudian berhenti. Mereka saling menatap dan akhirnya tertawa bersama.

...

Keesokan harinya saat Aya sudah menyelesaikan semua kegiatannya, ia terpikir untuk keluar dari istana untuk berjalan-jalan sebentar saja. Aya akhirnya pergi diam-diam dan tidak memberitahu Pangeran, karena tahu Pangeran pasti tidak akan mengizinkannya. Keluar dari istana bukanlah hal yang mudah jika tidak ada persetujuan dari Pangeran. Oleh karena itu, Aya sangat berhati-hati dan setiap ada penjaga, Aya selalu cepat bersembunyi. Dengan keberaniannya dia akhirnya berhasil keluar. Bergegas Aya menuju desa tempat tinggalnya dengan cepat.

Saat Aya sudah sampai, Aya mulai berkeliling dan menikmati suasana yang dia rindukan. Tentu saja Aya tidak lupa membawa beberapa koin dan perhiasan untuk jaga-jaga kalau koinnya habis maka Aya mungkin akan menukarkan perhiasan itu.

"Paman, coba lihat yang ini" ujar Aya pada pedagang.

"Pilihan Nona sangat bagus. Kipas ini sangat berkualitas dan pastinya asli," ucap pedagang.

Aya mengambil kipas jualan pedagang itu dan melihatnya dengan teliti.

Mengangguk.

"Harganya berapa?" tanya Aya.

"Cukup 50 koin saja Nona," jawab pedagang.

"50 koin? Terlalu mahal," ucap Aya kaget.

"Untuk kualitas yang terbaik ini pastinya harganya lebih mahal dari kipas-kipas yang lain Nona," ujar pedagang.

"Apa tidak bisa turun lagi?" tawar Aya.

"Maaf Nona, itu sudah harga yang pas," jawab pedagang.

"Apa kau sedang menipu aku ya?" tanya Aya.

"Tidak Nona, saya ini pedagang yang jujur. Memang harga kipas itu 50 koin," bantah pedagang.

"30 koin aku ambil," tegas Aya.

"Tidak bisa Nona, harganya 50 koin," ucap pedagang.

"Ya sudah kalau begitu, aku tidak akan membelinya. Kipasnya terlalu mahal," ujar Aya meletakkan kipas.

Aya hendak pergi.

"Tunggu Nona, bagaimana kalau 40 koin?" Ucap pedagang.

"35 koin," ujar Aya.

Berpikir.

"Baiklah, 37 koin Nona," ucap pedagang.

"Baiklah, aku ambil," ucap Aya mengambil kipasnya dan membayarnya.

Setelah membeli kipas yang dia sukai, Aya mulai lagi berkeliling. Aya begitu menyukai kipas yang dia beli, sampai dia terus melihatnya dan memakainya sambil berjalan-jalan. Terlihat dari raut wajahnya yang begitu bahagia. Tapi pada saat sedang berkeliling, Aya melihat beberapa pengawal istana. Aya langsung berlari dan mencari tempat persembunyian. Saat sudah merasa aman, Aya akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya.

"Kenapa ada pengawal sih" kata Aya.

Aya lanjut berkeliling dan menikmati beberapa makanan yang dijual.

"Wah aku sangat kenang. Sepertinya aku tidak bisa lagi berjalan," ucap Aya duduk.

Saat itu dia melihat Alicia yang berada di tubuhnya sedang berjalan bersama seorang lelaki. Langsung saja Aya memutar badannya agar tidak dilihat oleh mereka.

"Siapa laki-laki yang bersama Nona Alicia? Padahal aku tidak pernah memiliki teman laki-laki," ucap Aya nada pelan.

Saat sudah merasa aman, Aya akhirnya memutar kembali badannya dan melihat Alicia dengan laki-laki itu.

"Mereka tampak sangat akrab," ucap Aya.

Pada saat itu, seseorang menarik tangan Aya dan Aya berbalik karena tarikan tersebut. Aya melihat wajah yang familiar, dia adalah Pangeran bersama dengan Felix.

"Pangeran, kenapa ada di sini?" tanya Aya nada pelan.

"Aku yang harusnya bertanya, kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Pangeran marah.

Aya mencoba mencari alasan, tapi dia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Maaf, saya bersalah," ucap Aya.

Dengan wajah memelas Aya menatap mata Pangeran untuk memohon ampun.

"Sekarang kembali ke istana," tegas Pengeran.

"Iya Pangeran saya akan segera kembali," ujar Aya.

"Sekarang juga," ucap Pangeran.

"Iya ini baru mau pergi kok," ucap Aya.

Aya bergegas menuju istana. Tapi Pangeran tidak bersamanya. Dalam perjalanan Aya terus saja bergumam.

"Kenapa aku harus bertemu dia sih," ucap Aya.

Berhenti.

"Tapi kenapa dia ada di sana ya, bukankah seharusnya dia ada di istana?" tanya Aya bingung.

Aya berbalik.

"Apa dia....," kata Aya.

"Sudahlah, lebih baik aku cepat kembali ke istana," tambah Aya.

Aya berbalik lagi dan meneruskan perjalanannya.

"Aku harus cepat, jangan sampai dia marah lagi. Aku sudah tidak bisa menghadapinya," ucap Aya sambil berjalan cepat.

Seperti pada saat dia keluar istana, saat masuk istana pun Aya harus berhati-hati agar tidak ketahuan oleh para pengawal. Semua usaha Aya untuk bersembunyi berhasil dan tidak ada yang melihatnya masuk dalam istana. Bahkan sampai di kamar pun Aya tidak ketahuan.

Saat Aya mengganti pakaiannya, seseorang mengetuk pintu kamar.

"Siapa?" teriak Aya.

"Saya Anna Nona," teriak Anna dari luar.

Ternyata Anna, hampir saja jantung aku copot.

"Masuklah," teriak Aya.

Anna masuk dengan beberapa pelayan lain.

"Nona dari mana saja, kami mencari Nona di seluruh istana tapi tidak menemukan Nona," ucap Anna khawatir.

"Ntahlah, sepertinya aku tersesat tadi," ujar Aya berbohong.

"Tersesat?" tanya Anna tidak percaya.

Aya mendekat pada Anna.

"Aku berkeliling di istana dan sepertinya aku tersesat. Jadi aku terus berputar-putar dan tidak menemukan kalian. Kamu tahu kan istana ini sangat luas dan aku kurang hafal jalan-jalan yang ada di istana ini," kata Aya.

"Jadi seperti itu, pasti Nona dalam kesusahan, maaf Nona saya tidak bisa menjaga Nona," ucap Anna.

"Tidak Anna ini bukan salahmu, kamu sudah menjagaku dengan baik kok," ujar Aya tersenyum.

"Nona," ucap Anna dengan mata berkaca-kaca.

"Sepertinya aku kelelahan Anna, mungkin aku harus istirahat dulu," ucap Aya.

"Iya Nona, Nona pasti mengalami hari yang panjang dan melelahkan, jadi Nona istirahat yang banyak," ucap Anna.

"Iya Anna, sangat melelahkan," ucap Aya mengangguk.

"Baiklah kalau begitu Nona saya keluar, jika ada sesuatu silahkan panggil saya Nona," ujar Anna.

"Iya tentu saja," ucap Aya.

Anna dan pelayan yang lain pun meninggalkan Aya di dalam kamar dan membiarkan Aya beristirahat.

Aya berguling-guling di atas kasur. Sepertinya dia tidak bisa tidur dan hanya membaringkan tubuhnya sambil melihat langit-langit kamarnya.

"Sudah berapa jam aku sepenuh ini," ucap Aya.

"Aku tidak bisa seperti ini terus," sambung Aya bangun.

Aya beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela. Dia melihat pemandangan yang bisa dia lihat dari jendela kamarnya. Sambil termenung Aya terus menatap ke luar.

"Rasanya aku ingin terbang seperti burung-burung itu," kata Aya melihat segerombolan burung terbang.

Aya tersenyum.

"Sepertinya aku harus keluar," ucap Aya.

Aya berjalan menjauhi jendela dan menuju pintu. Saat membuka pintu, Aya melihat Anna sedang berada di sana.

"Loh, kamu dari tadi di sini?" tanya Aya.

"Iya Nona, bukankah saya bilang saya akan menjaga Nona," jawab Anna.

"Kamu sangat baik Anna, tapi jangan seperti ini lagi ya. Aku ingin kamu juga beristirahat," ujar Aya.

Anna mengangguk.

"Nona, bukankah Nona ingin beristirahat?" tanya Anna.

"Iya memang, tapi sekarang aku bosan dan ingin berjalan-jalan sebentar," jawab Aya.

"Kalau begitu saya akan menemani Nona," ucap Anna.

Anna pun mengikuti Aya dan mereka menuruni tangga, saat itu Aya melihat bunga yang sudah dia rangkai tepat di tengah ruangan. Aya mendekatinya dan melihat-lihat.

"Sepertinya bunganya tidak lama lagi akan layu," ucap Aya memegang bunga.

Mencoba mencium aroma bunga

"Harumnya juga sudah menghilang," sambung Aya.

Melihat sekeliling.

"Jika seperti ini hanya bisa dijadikan pajangan saja. Apa perlu diganti ya?" kata Aya.

"Apa saya harus memanggil penjual bunga Nona?" tanya Anna.

"Ide yang bagus," jawab Aya.

Anna tersenyum.

"Mungkin aku juga harus mengecek setiap sudut, harus diganti juga atau tidak," ucap Aya.

Aya dan Anna pun menjelajahi setiap sudut istana dan memeriksa kondisi rangkaian bunga.

"Oh iya, Anna dari tadi aku tidak melihat Pangeran," ucap Aya memegang bunga.

"Sepertinya Pangeran ada urusan karena sebelum Nona menghilang Pangeran memang sudah tidak ada di istana Nona," ujar Anna.

Sepertinya dia belum kembali. Tapi apa yang dia lakukan di sana ya dan kenapa juga dia menyuruh aku pulang jika dia sendiri berkeliaran di luar istana.

Aya meneruskan memeriksa bunga bersama Anna. Saat selesai, Aya ingin kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Tapi pada saat Aya menaiki anak tangga, Aya mendengar pintu istana terbuka dan ternyata itu adalah Pangeran. Aya menoleh dan melihat Pangeran.

Kayaknya pakaian Pangeran tadi yang aku lihat bukan itu.

Aya akhirnya mendekati Pangeran.

"Pangeran dari mana?" tanya Aya.

"Bukan urusan kamu," jawab Pangeran.

Pangeran berjalan menjauhi Aya. Aya berbalik dan mengejar Pengeran.

"Pangeran," teriak Aya.

Pangeran tidak memperdulikannya dan terus berjalan. Aya berhenti mengejar Pengeran.

"Kenapa sih dia," ucap Aya kesal.

Anna menghampiri Aya.

"Mungkin Pangeran lelah Nona," hibur Anna.

"Mungkin," kata Aya.

Tapi aku penasaran sebenarnya apa yang dia lakukan di desa tadi.

"Nona juga sebaiknya beristirahat," ucap Anna.

Aya menuruti Anna dan kembali ke kamarnya.

Continue Reading

You'll Also Like

15.2K 1.3K 23
nama ku (Y/n)(L/n) aku baru saja pindah sekolah ke academy PK aku mempunyai kekuatan berupa mengendalikan gravitasi keluarga ku pun sama mempunyai ke...
5.7K 156 30
Heaterwa Ansa, seorang wanita cantik yang terlihat dari luar kehidupan, sempurna, cantik, dan, kaya. Berasal dari keluarga yang kaya dan lengkap tida...
733K 50K 43
[Bukan Novel Terjemahan] [SUDAH TERBIT] Shin Zhui gadis tegas dan ahli bela diri, dia adalah seorang dokter dari zaman modern yang bertransmigrasi...
267K 39.3K 33
Aku bereinkarnasi ke dalam gadis penguasa Calvara. Aku bersikeras mempertahankan tahta dan menghalau tombak kematian dari rakyatnya. Meski begitu, ga...