I'LL BE YOUR MAN (Hiatus)

By cherrittae

4.9K 1.1K 66

Takdir. Setiap insan manusia di muka bumi ini tentu memiliki takdir mereka sendiri. Apakah takdir mereka baik... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
cast 1
cast 2
chapter 21
chapter 22
hai !

chapter 5

207 49 1
By cherrittae

Pagi yang menjelang siang ini mereka semua berangkat menuju ke kampus bersama-sama menggunakan satu mobil. Hari ini entah kenapa Beomgyu dan Taehyun malas berjamaah. Biasanya Beomgyu akan pergi dengan motornya dan Taehyun pergi dengan mobilnya sendiri. Lalu bagaimana dengan Soobin dan Kai? Mereka tentu punya kendaraan sendiri. Tapi tidak mereka gunakan dan membiarkan saudaranya lah yang menikmati fasilitas itu. Keduanya sama-sama memiliki kakak perempuan.

Yang ada dalam pikiran Kai dan Soobin adalah 'untuk apa memiliki sahabat kalau tidak di manfaatkan?' Dan mereka berakhir menumpang atau meminjam kendaraan para sahabat jika hendak bepergian. Dan itu terjadi sampai detik ini.

Kini Yeonjun lah yang harus berbesar hati menjadi supir pribadi bagi keempat sahabatnya itu. Ia tidak boleh ikutan malas seperti Taehyun dan Beomgyu.

"Aku akan berhenti di depan minimarket. Aku harus membeli sesuatu dulu. Kalian pergilah duluan ke kampus. Dan, Soobin, dengan berat hati kau lah harus bawa mobil ini!"

"Tidak apa-apa. Kita akan menunggu." Jawab Taehyun yang duduk di belakang.

"Tidak perlu. Kalian duluan saja! Soobin kan sedang buru-buru."

Soobin yang duduk di samping Yeonjun pun mau tidak mau menurut. Karena benar apa kata yang pemuda satu tahun lebih tua darinya itu, kalau saat ini ia sedang di kejar waktu untuk bertemu dengan dosen nya yang akan pergi ke luar kota. "Ya, aku memang sedang di kejar deadline."

Setelah sampai di depan minimarket, Yeonjun dan Soobin bersamaan keluar dari mobil. Yeonjun pergi menuju minimarket sementara Soobin masuk ke kursi kemudi yang semula di tempati oleh Yeonjun.

Taehyun membuka kaca jendela dan berteriak pada Yeonjun. "Serius kau tidak mau kita tunggu?"

"Tidak usah! Aku bisa jalan kaki ke kampus." Yeonjun berkata seperti itu karena memang jarak minimarket dan kampus tidak begitu jauh. Hanya terhalang oleh bangunan kantor dinas saja.

"Oke."

Soobin pun mulai melajukan mobil dan meninggalkan Yeonjun yang kini sudah masuk ke dalam minimarket.

Hari ini tenggorokan Yeonjun rupanya sedang tidak baik-baik saja. Ia merasakan kalau tenggorokannya kering dan agak sakit. Jadi ia memutuskan untuk membeli larutan penyegar dan mungkin permen hangat untuk membantu meredakan rasa tidak enak yang ia rasakan di tenggorokannya tersebut.

Pemuda itu pun berjalan menuju jejeran lemari tempat penyimpanan minuman dingin. Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun menemukan yang ia inginkan. Segera Yeonjun membukan pintunya lalu tangannya bergerak untuk mengambil minuman dingin tersebut.

Tetapi tiba-tiba sebuah tangan lain tampak melengos mendahuluinya dan mengambil minuman yang ia incar tersebut. Yeonjun terbengong melihat bagaimana seorang gadis di sampingnya dengan santai mengambil lalu hendak pergi begitu saja.

"Hei!"

Gadis yang sudah berbalik badan itu kembali menegok ke belakang dengan tatapan tanpa ekspresi apapun.

"Apa kau tidak lihat? Aku yang membuka pintu dan mau mengambil minuman itu?" Tegur Yeonjun.

"Tapi aku yang mengambil duluan." Setelah mengatakan itu, gadis asing itu pun melanjutkan langkahnya. Pergi meninggalkan Yeonjun yang masih tertegun tak habis pikir.

'Hah? Apa-apaan tadi? Memang sopan seperti itu?' Yeonjun menggelengkan kepalanya pelan. Namun nahasnya, saat ia hendak mengambil yang lain, ternyata minuman tersebut sudah tidak ada lagi di tempatnya. Artinya, yang tadi itu adalah yang terakhir.

Dengan perasaan kesal, akhirnya Yeonjun terpaksa mengambil merek yang lain. Setidaknya ia tidak pulang dengan tangan kosong.

Setelah membayar, Yeonjun segera keluar dari minimarket. Dia pun melihat di luar sana, gadis yang tadi merebut minuman kesukaannya itu masih berdiri dan seperti tengah menelepon. Yeonjun sengaja menatap gadis yang kini berdiri di sampingnya itu. Ia ingin tau bagaimana reaksi nya di tatap olehnya seperti ini. Tentunya tatapan penuh kekesalan dan penuh dendam.

"Oke, aku akan kesana. SENDIRIAN!" Setelah mengatakan itu pada seseorang di teleponnya, gadis tersebut langsung mengarahkan pandangannya kepada Yeonjun. Ia sadar kalau ia memang sedang di perhatikan sejak tadi.

"Ada masalah?"

Yeonjun mengangguk yakin. "Ada."

Gadis itu menggulirkan matanya malas. "Hanya gara-gara minuman?"

"Iya."

"Lalu kau mau apa? Mengambil minuman ini dariku?" Gadis itu menunjukan minuman yang menjadi rebutan tadi kepada Yeonjun —yang sudah tersisa setengah.

Yeonjun melirik botol itu sekilas. "Aku hanya ingin kau meminta maaf. Karena perbuatanmu tadi itu telah menyakitiku."

"Tidak usah berlebihan. Kau banyak menonton drama ya?"

"Tidak. Aku hanya tidak suka apa yang telah menjadi milikku di rebut oleh orang lain."

Gadis itu menatap Yeonjun tak percaya. Sempat ada hening di antara mereka, sebelum akhirnya gadis itu tiba-tiba membuka botol minuman tersebut lalu menenggaknya sampai habis di hadapan Yeonjun.

"Selagi kau belum membayarnya. Itu artinya minuman ini bisa milik siapapun."

Gadis bermata tajam itu menghela napas panjang sebelum akhirnya pergi dari sana. Ia tidak mau meladeni omong kosong pemuda itu lagi.

Untuk sesaat, Yeonjun tercelos karena ucapannya. Cukup membuatnya seperti tertampar kenyataan. Tetapi rupanya ia cepat sadar dan kembali mengikuti gadis itu karena sudah berjalan jauh darinya.

"Ya! Tapi tetap saja kau tidak sopan!"

Mendengar masih ada suara Yeonjun. Gadis itu seketika berhenti lalu berbalik.

"Kau masih mengikutiku? Astaga...,"

"Tidak. Aku tidak mengikutimu. Tujuanku memang kearah sini!" Yeonjun memang berkata benar. Dirinya memang hendak menuju ke kampus yang berada tidak jauh dari tempat ini.

Decak kesal pun terdengar dari mulut si gadis. Apalagi setelahnya Yeonjun langsung berjalan mendahului seraya mengatakan sesuatu sebelum pemuda itu benar-benar pergi dan sukses membuat si gadis menjadi semakin kesal.

"Ingat ya! Yang tadi itu adalah peringatan untukmu. Jangan sampai hal yang tadi itu kau lakukan lagi pada orang lain!"

Tapi ada sesuatu yang terjadi kemudian, tidak lama setelah Yeonjun pergi, ia mendengar sebuah keributan di belakangnya. Tidak sampai di situ, sesuatu seperti sebuah tamparan terdengar juga dari sana. 'Plak!' Kira-kira suaranya seperti itu.

Meskipun Yeonjun sudah agak menjauh, tapi tetap saja jarak tidak bisa menghalau suara sekencang itu dari telinganya.

Dan begitu Yeonjun berbalik, ia terkejut sekali karena sumber dari keributan yang ia dengar adalah dari gadis yang baru saja beradu mulut dengannya. Jika di perhatikan, justru gadis itulah yang menjadi korban tamparan tersebut. Karena dia tengah memegangi pipinya sendiri dan terlihat sangat syok.

"DASAR MURAHAN KAU!!"

Selanjutnya kata itulah yang terdengar dari pria yang terlihat lebih tua darinya. Pria yang tampak terlihat begitu marah besar sampai berani menampar seorang gadis di khalayak umum.

"KEMARI KAU GADIS MURAHAN!!"

Saat tangan pria itu hampir akan melayangkan sebuah tamparan lagi. Dengan langkah besar, Yeonjun segera menghampiri dan bergegas menahan pergerakan tangan pria itu.

"Jika kau seorang pria. Sepatutnya kau malu dengan perbuatanmu itu!"

Pria itu menatap Yeonjun nyalang. "Siapa kau?!"

"Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku seorang pria yang cukup punya akal dan tidak akan menampar seorang wanita di depan umum semarah apapun aku. Aku bukan pengecut sepertimu!"

Pria asing itu tersenyum remeh. "Oh... aku mengerti. Apa kau juga korbannya?"

Yeonjun mengerutkan dahi bingung. Ia tidak mengerti maksud dari perkataannya. 'Korban? Maksudnya?'

"Kau membayar berapa pada gadis ini, hah?"

"CUKUP! TUTUP MULUTMU BRENGSEK!!"

BUGH

Sekarang Yeonjun mengerti kemana arahnya kalimat yang di katakan pria itu. Jika memang apa yang ada dalam pikirannya benar, tetap saja. Ia benci pria yang menggunakan kekerasan dan mempermalukan seorang wanita di depan umum. Maka dari itu, ia tidak perlu berpikir panjang untuk menghajarnya.

Apalagi ia melihat gadis yang baru saja berurusan dengannya itu —perkara minuman— tampak terpukul, malu dan tak berkutik dengan memasang pandangan nanar.

[][][][]

Continue Reading

You'll Also Like

836K 89.6K 59
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
56K 1.4K 13
Kumpulan Oneshoot perkapalan jkt48 Ingat! Dosa tanggung sendiri 🫡 (slow update) (kelebihan) sedikit brutal dan lumayan panjang (kekurangan) up lama...
95.4K 8.8K 55
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
104K 3.3K 24
πŸ”žπŸ”ž WARN!!πŸ”žπŸ”ž Omegaverse πŸ”žπŸ”ž BXB AREA πŸ”ž YAOI AREA πŸ”ž Megumi, si cowok gila uang yang akan melakukan apapun demi uang. suatu hari, dirinya dimint...