⏝⏝⏝⏝⏝♡❜ꦿ゚⏝⏝⏝⏝
"Heiii heiii banguun !!! Kau itu masih gadis tapi kelakuan seperti laki-laki !! Cepat cari kerja sana !! Ini sudah siang !!" Seorang ibu berteriak di pagi hari membangunkan anak gadis nya.
" Aaahk ibuuu ! Iya iya aku bangun ! " Gadis itu bangun dengan kesal duduk di atas ranjang nya masih terngantuk-ngantuk.
" Hei mandi lah hari ini ! Kemarin kau tidak mandi !! " Ibu nya berteriak lagi .
Gadis itu menggerutu kesal sambil berjalan ke kamar mandi .
" Aigo , salah ku dulu bilang ingin anak laki-laki , setelah lahir malah perempuan " Gumam ibu itu sambil membereskan tempat tidur anak gadis nya .
Beberapa lama gadis itu tak keluar-keluar kamar mandi.
" Moaaaaa !! Aish lama sekali kau di kamar mandi ! Kau pikir hanya kau yang butuh kamar mandi !! Hampir sejam ! Cepat keluar !! " Ibu itu berteriak menggedor pintu.
Gadis yang di panggil Moa itu terperanjat kaget dari bathup nya .
" Maaf Ibu aku ketiduran ! " Moa bergegas memakai handuk nya dan pergi ke kamar nya .
" Wahh sudah rapi " Ia lihat kamar nya sudah bersih dan rapi .
" Ibu yang bereskan !! Kau ini wanita tapi lebih berantakan dari laki- laki !! " Lagi-lagi Ibu mengejutkannya di depan pintu kamar.
" Ibu ! Mengagetkan saja ! Aku mau ganti baju dulu bu ! " Moa perlahan menutup pintu.
" Cepat sarapan ! Ibu tunggu di meja makan " Ibunya pergi sambil bicara.
-*-
Moa pergi tanpa tujuan , ibu nya memaksa Moa untuk mencari pekerjaan . Tapi Moa tak mood untuk melakukannya .
Ia menghabiskan waktu sesuka hatinya , minum , mabuk-mabuk kan sudah biasa ia lakukan .
" Ahhk , lebih baik begini saja dulu . Baru saja lulus kuliah..aku stress kalau harus langsung bekerja " Moa bergumam sendiri sambil mabuk.
Hari sudah gelap , Moa berjalan agak mabuk menuju rumahnya , namun hujan lebat tiba-tiba turun . Moa berlari entah kemana mencari tempat untuk berteduh.
Sampai lah ia di sebuah kuil kosong , nampak nya tidak terurus .
Moa berlari sempoyongan masuk ke dalam kuil , tampak gelap dimana-mana , Moa menyalakan senter Hp nya.
" Mm ? Dimana aku..? " Moa berjalan mendekati altar sembahyang.
PRANG !!
sebuah benda terdengar pecah di bawah kaki Moa .
" AISH apa ini ? Ahhk sial ! " Moa menendang piring-piring dan buah yang tak sengaja ia injak .
Itu terlihat seperti sebuah persembahan kepada Dewa.
" Sepatu ku jadi kotor...hmm dimana ini ? Hujannya lama berhenti " Masih setengah mabuk , Moa berbaring di tengah altar sembahyang .
' Buruk sekali tatakrama nya '
Samar-samar terdengar suara seseorang . Moa terbangun menyalakan lagi senter Hp nya menyoroti sekitar nya.
" Apa itu ? Apa aku salah dengar ? " Moa menyoroti sekeliling nya , dan ketika ia menoleh ke samping kanan nya sebuah wajah tersorot tepat di depan wajah nya.
" AAHKK !! " Moa terkejut bukan main , Hp nya hampir lepas dari genggamannya . Moa seketika memejam kan mata karena takut.
Tapi ketika ia buka mata lagi , sosok itu sudah tak ada , ia bergegas hendak keluar kuil , tapi tiba-tiba pintu kuil tertutup dengan keras .
BRAK !
" AAAhhhhkk ampuunn !! " Moa berjongkok ketakutan menutup telinga nya . Tubuh nya gemetar ketakutan ketika tiba-tiba saja ada sepasang kaki di depannya .
Moa dengan gemetar nya memberanikan diri mendongak ,ingin melihat siapa di depan nya ini .
Tapi ketika ia mendongak kan kepala sosok itu sudah tidak ada . Moa merinding dan kalang kabut.
" Aahhkk setan ! " Ia berdiri dari jongkok nya . Tapi seseorang mendorong nya dari belakang hingga terjatuh.
' Hai anak muda ! ' sosok itu tersenyum pada Moa.
" Aa aampuuunn ! Ampuun ! Apa salahku..heii setan pergilah !! " Moa memejamkan mata nya karena takut.
' Lancang sekali kau panggil aku setan ! Aku ini dewa ! '
" Hah ?! " Moa perlahan membuka mata nya meski takut . Terlihat seorang pria memakai hanbok , dan seperti seusia dengannya .
" Ahahah Dewa ? Apa aku tidak salah dengar ?? Kau sedang merayakan halloween hah ? Kau tahu aku hampir mati ketakutan !! " Moa malah tertawa meledek nya .
' Hei bocah ! Jaga ucapan mu ! Aku ini lebih tua dari mu ! ' Dewa itu makin geram dengan tingkah Moa.
" Apa nya yang lebih tua ? Kau terlihat seumuran dengan ku ! Ahahah ! " Moa malah terus tertawa.
' Umurku sudah ribuan tahun ! Sekali lagi ku peringatkan kau ! aku bukan setan ! Aku ini Dewa ! ' Dewa itu menyentil kening Moa . Seketika tubuh nya membeku tak bisa bergerak. Hanya bola mata Moa yang bergerak melotot ketakutan.
' AHahahahaha sekarang aku yang tertawa ! Dasar bocah tak beretika ! Kau sudah merusak persembahan yang warga berikan untuk ku ! Hukuman apa yang pantas untuk mu ya ? ' Sang Dewa mondar-mandir memikirkan hukuman yang tepat .
" mmm hhm hmm hmm " Moa berusaha bicara tapi semua kaku.
' Kau ingin bicara ? Bicara lah ! ' Sang Dewa menjentik kan jari nya.
" Iya aku percaya kau Dewa ! Lepaskan aku ! Aku ingin pulang ! " Moa memohon , tapi badannya masih kaku tak bisa bergerak.
' Moa...kau gadis yang tak bertata krama , menyusahkan ibumu , kelakuan mu urakan seperti pria...' Sang Dewa menatap Moa masih mondar-mandir memikirkan hukuman .
" Bagaimana kau tahu semua itu ? Dan nama ku ? " Moa melotot kaget .
' Sudah ku bilang aku ini Dewa ! ..... Aaaaahhh iya ! Aku tahu hukuman buat mu agar kau menghargai hidup mu ! Lihat lah kedepan ' Sang Dewa menjentik kan jari nya .
Moa tiba-tiba melihat gambaran seorang pria yang terbaring di rumah sakit .
" Siapa dia..kenapa ? Lalu apa hubungannya dengan ku ? " Moa terheran-heran.
' Kau akan menggantikannya , menggantikan hidup nya sementara sampai kau benar-benar menghargai hidupmu sebagai wanita ' Sang Dewa tersenyum .
" Apa maksud mu menggantikan dia ?? Aku jadi laki-laki ? Kau ini benar-benar Dewa atau apa hah ?! Dasar Dewa gila ! Tidak mungkin !! " Moa malah mengumpat.
' Ooo kau benar-benar memaki Dewa !! Rasakan lah hukuman mu !! ' Sang Dewa menjentik kan jari nya .
-*-
Cahaya matahari pagi yang menembus jendela menyoroti wajah Moa , ia terbangun perlahan membuka matanya.
Ia terbaring di sebuah ranjang .
' Ohh untung lah semalam hanya mimpi... ' Moa menguap namun ia lihat sekitar nya , kamar nya nampak berbeda .
' Dimana ini ? Aahh ini..selang infus di tanganku ?? Jangan-jangan ...!! ' Ia raba wajah dan dada nya.
' AHHKK rata !! Apa Dewa itu nyata ? ' ia lihat lagi jari-jemari nya yang kekar .
" AAAAAHHHKK TIDAAAAAAAKKKKK !!! "
. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung ࿐ྂ