EPITESHI PATHOUS vol.01 || END

By Dhilaafa

982K 66.6K 8.9K

ʀᴏᴍᴀɴsᴀ ᴅᴀʀᴋ ᴍɪʟɪᴛᴇʀ ʙᴇʀᴜᴊᴜɴɢ ᴏʙsᴇssɪ, ᴋᴇᴋᴇʀᴀsᴀɴ, ᴅᴀɴ ᴘᴇᴍᴇʀᴋᴏsᴀᴀɴ. ••• ʟɪᴏɴɴᴇᴛ ᴀᴘʜʀᴏᴅɪᴛᴇ ᴊᴏғғɪʀ, sᴇᴏʀᴀɴɢ s... More

𝟘𝟘. 𝔼ℙ || ℙℝ𝕆𝕃𝕆𝔾
01. EP || Atasan Baru
02. EP || Takut
03. EP || Terkunci
CAST // THRILLER
04. EP || Pelecehan
05. EP || Anak Kucing
06. EP || Menangis
07. EP || Perundungan
08. EP || Mayor Jenderal Rich
09. EP || Iblis Rich
10. EP || Junji
11. EP || Seth & Aphrodite
12. EP || Sel Tahanan
13. EP || Berbeda Dari Biasanya
14. EP || Mengobrol
15. EP || Lagi?!
16. EP || Kebencian
17. EP || Ruang Penyimpanan
18. EP || Kissmark
19. EP || Gigitan
20. EP || Tidur Bersama
21. EP || Mobil
22. EP || Ciuman
23. EP || Air
24. EP || Mengintip
25. EP || Perhatian yang jarang
26. EP || Desahan
27. EP || Rencana Pembunuhan
28. EP || Pertarungan
⛔ 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐃𝐢𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐔𝐦𝐮𝐫
29. EP || Rumah Kosong
30. EP || Kembali
31. EP || Kencan
32. EP || Rasa Bersalah
33. EP || Mengabaikan
34. EP || Di Sergap
35. EP || Seth
36. EP || Aphrodite
38. EP || Suapan
39. EP || Telepon
40. EP || Menakutkan
41. EP || Pemandian
42. EP || Jendela
43. EP || Marah
44. EP || EPITESHI PATHOUS
45. EP || Balasan?
46. EP || Bermain (19+)
47. EP || Russia
48. EP || Foto
49. EP || Pulang
50. EP || Tuan Muda
51. EP || Pilar
52. EP || Ciuman
53. EP || Kamar
New Story - Militer
54. EP || END Volume 1
INFO Volume & Cover

37. EP || Sakit

7.7K 505 126
By Dhilaafa

"Itulah mengapa saya katakan, jika Putri saya tidak seberuntung yang Anda kira."

Kilas Balik Selesai.

Mengingat itu membuat Rich semakin lelah dibuatnya, ia pun kembali memejamkan matanya hingga tertidur tanpa sadar. Siapa sangka? Malam itu benar-benar menjadi malam pertama di mana konflik antara mereka berdua di mulai.

••••••

      Sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden jendela, Lion mulai mengerjabkan matanya karena terganggu akan silaunya matahari itu. Hal pertama yang Lion lihat adalah langit-langit putih yang terasa familiar untuknya.

Lion terdiam cukup lama, ia ingat betul apa yang terjadi semalam, memikirkan itu membuat tubuh Lion bergetar takut, tangannya mulai meremas selimut dengan cukup kuat berusaha mengalihkan rasa takutnya.

Tess...

Air mata pun jatuh melalui celah mata Lion tanpa permisi, mata abu-abu yang cantik itu seakan kehilangan cahayanya. Lion pun memiringkan posisi tubuhnya lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Hiks..." Tangis Lion.

Tanpa sengaja Lion melihat sosok Rich yang tengah tertidur di sana, tepat di sofa kecil di ujung ruangan. Pria itu melipat kedua tangannya di depan dengan kaki kanannya yang di taruh di atas kaki kirinya dengan santai.

Lion menatap Rich lama, tanpa sadar perasaan aman kembali ia rasakan, keberadaan Rich di sana benar-benar membantu, meskipun pria itu tak melakukan apapun selain tertidur.

Lion kembali menarik selimutnya menutup seluruh tubuhnya bahkan juga kepalanya, Lion benar-benar bersembunyi di balik selimut yang tebal itu. Tepat saat itu Rich akhirnya membuka matanya, sesaat kemudian tatapan Rich beralih menatap Lion di tempat tidur.

"...?"

Rich terdiam sesaat menatap gundukan selimut tebal yang berisi Lion di dalamnya, beberapa saat kemudian Rich pun bangkit dari tempatnya dan berjalan tanpa suara ke arah Lion.

Rich kembali terdiam sebelum mengulurkan tangannya menyentuh gundukan selimut itu, namun saat ia telah menyentuhnya, tiba-tiba Lion berteriak kencang.

"AAAKKKHHH! Tidak mau! Tidak mau huhuu...! Aku tidak mau! Jangan paksa aku!" Teriak Lion tak terkendali.

Rich menatap Lion bingung, ia kembali mengulurkan tangannya menyentuh Lion, namun gadis itu kembali berteriak.

"Hey...? Ini aku--"

"Aku mohon! Aku tidak mau...! Aku tidak mau melakukan itu--!!"

"DIAM!" Tekan Rich.

DEG.

Lion tersentak mendengar suara itu, ia pun seketika terdiam dibuatnya. Saat itu tatapan mereka tanpa sengaja bertemu hingga sedetik kemudian Lion kembali menangis mengeluarkan air matanya dengan sangat deras.

"Hiks... Mayjen..." Lirih Lion penuh rasa takut.

Bruk!

Lion menghamburkan dirinya ke pelukan Rich, ia memeluk tubuh Rich erat seakan takut jika pria itu menghilang dari hadapannya. Lion bahkan membenamkan wajahnya dalam di dada bidang Rich dengan tubuhnya yang bergetar hebat seakan menahan rasa takut yang berlebih, dan hal itu sukses membuat Rich terdiam.

"Hiks... Huwaaa...! Uhuk! Uhuk! Hiks... Aghh..." Tangisnya sampai terbatuk-batuk.

"..."

"Aku takut...! Hiks... Ayah...! Aku mau pulang...! Biarkan aku pulang...! Huhuu Ayah...!"

"..."

Lion masih menangis sambil memeluk tubuh Rich erat mengira pria itu adalah Ayahnya. Beberapa saat kemudian Rich mengulurkan tangannya menyentuh bahu Lion, "Hey...? Lihat baik-baik siapa pria yang ada di depan mu." Ujar Rich.

Lion terdiam, ia sebenarnya sadar jika pria yang tengah ia peluk ini adalah Rich, dan bukan Ayahnya.

Rich pun mendorong pelan tubuh Lion, membuat gadis itu kembali berbaring di atas ranjang, kemudian Rich bangkit sambil menatap Lion dengan datar.

"Sepertinya kau amat sangat lelah." Ujar Rich.

"..." Tak ada jawaban dari Lion.

"Aku akan mengambilkan sarapan untuk mu." Ujar Rich lagi bersiap berbalik, namun...

Tap!

Tangan Lion tiba-tiba terulur menahan tangan Rich hingga sukses membuat Pria itu terdiam di tempatnya. Kemudian ia pun berbalik menatap Lion.

"Tolong... Tetap di sini..." Mohon Lion dengan bulir-bulir air mata di ujung matanya.

"Apa maksudmu?"

"Sebentar saja, hanya sebentar..." Mohon Lion lagi, "Aku takut..."

Rich menatap Lion lama, kemudian ia menghela nafasnya panjang. Rich pun kembali mendudukkan dirinya di tepi ranjang, tepatnya di samping Lion. Di sana Lion memeluk erat tangan Rich yang lebih besar dari tangannya, menaruhnya tepat di dadanya seakan menjadikan tangan Rich sebagai guling yang nyaman untuknya.

Lion pun kembali memejamkan matanya berusaha tertidur, deru nafasnya yang tenang terdengar jelas di ruangan yang penuh akan keheningan itu.

Rich bisa merasakan suhu hangat yang menjalar ke tangannya lewat genggaman tangan Lion. Tanpa di periksa pun, Rich tahu gadis di depannya ini mengalami demam.

Berbagai pertanyaan bercampur menjadi satu dalam benak Rich, namun Rich tak dapat menjawabnya. Gadis di depannya ini begitu ketakutan hingga membuatnya syok dan berakhir demam, dan Rich sadar akan hal itu.

••••••

2 Jam kemudian...

      Keheningan menghiasi suasana, deru nafas Lion senantiasa menjadi fokus Rich sejak 2[dua] jam lamanya. Perlahan gadis itu mengerjabkan matanya, saat mata abu-abu itu terbuka, tanpa sengaja tatapannya terhubung dengan mata Rich.

Lion merasa tak nyaman dalam tidurnya, seluruh tubuhnya terasa sakit, dan kepalanya begitu pusing seperti habis berputar-putar, Lion bahkan merasakan panas di sekitar wajah dan matanya.

"Jam berapa ini...?" -Batinnya.

"Tunggu di sini." Suara Rich sukses mengalihkan perhatiannya, tangan putih yang tertutup oleh sarung tangan hitam itu tiba-tiba terlepas dan menjauh darinya sebelum Lion sempat menahannya kembali.

Rich keluar dari ruangan, kini ruangan itu kembali di penuhi dengan keheningan yang tak ada habisnya. Perlahan Lion mengalihkan tatapannya ke arah nakas di mana ada jam kecil di sana.

Jam menunjukkan pukul 10, dan ini sudah lewat waktu kerja. "Ini sudah sangat siang... Apa dia tidak bekerja? Ah... Aku ingat aku merengek dan menahannya..." -Batin Lion.

Lion terdiam sesaat, Lion pun mengubah posisinya menghadap samping, pikirannya saat ini masih tertuju pada sosok Rich. Sesungguhnya Lion merasa Rich adalah pria paling berbahaya yang pernah ia temui, namun di sisi lain Lion justru merasa aman jika berada di dekat mahluk berbahaya itu.

Lion benar-benar tak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Rich atau apa yang sedang pria itu pikirkan di setiap waktunya, pria itu begitu susah di baca. Entah mengapa Lion merasakan jika semakin dirinya berusaha mendekat, maka pria dingin itu akan memasang jarak di antara mereka.

"Aku tidak mengerti.., dia pernah hampir membunuh ku beberapa kali, namun dia juga sering menyelamatkan aku. Sebenarnya... Dia itu baik atau jahat...?" Batin Lion. "Dan... Dia meninggalkan pekerjaannya dengan menungguku sejak pagi..."

Klak.

Pintu tiba-tiba terbuka menampilkan sosok Rich di sana, pria itu membawa semangkuk bubur beserta obat di tangannya sambil berjalan ke arah Lion.

Rich mendudukkan dirinya di samping Lion, "Bangun."

"Aku tidak bisa..."

"Berhenti bersikap manja, aku bukan Ayah mu." Ucap Rich. "Bangun."

Lion mendengus kesal, ia pun berusaha bangkit dari tidurnya meskipun susah. Rich menyadari kesusahan Lion, tangan Rich terulur membantu gadis itu bersandar pada kepala ranjang, tak lupa Rich meletakkan bantal di belakang Lion agar membuatnya nyaman.

Rich menyodorkan mangkuk di tangannya pada Lion, "Makan itu." Ujar Rich.

"Ugh... Aku tidak nafsu--"

"Makan, jika tidak aku akan memasukkan sesuatu yang lain ke mulut mu itu."

Lion terdiam kesal, bagaimana bisa pria ini bersikap menyebalkan pada orang yang sedang sakit? Apa dia tak memiliki hati sedikit pun? Pikir Lion.

"Aku tahu, tidak ada yang baik darinya!" -Kesal Lion.

BERSAMBUNG........

[𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐉𝐮𝐠𝐚 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐄-𝐁𝐨𝐨𝐤]

PERHATIAN!!!
Vote & Komen jika tidak ingin cerita di DROP dan di pindahkan ke platform berbayar.

Continue Reading

You'll Also Like

45.5K 2.2K 36
seharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al...
192K 14.3K 38
"Ketika cinta tak harus memiliki tetapi juga merelakan..." Kisah kembar Laqueena dan Laquisha, sang pengidap hemofilia dan sang balerina terkenal. Me...
1.5M 7.7K 13
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
601K 72.6K 64
OPEN PO! 26 Mei - 14 Juni 2020 Harga Only 99k ************ Starlee Alyssandra adalah wanita yang tahu cara menikmati hidup dengan baik. Ia suka berpe...