NEGASI ( SELESAI )

By utiniverse

219 75 0

Pernahkah kau memikirkan alasan di balik setiap pertemuan? Pernahkah kau merasa tidak senang dengan takdir ya... More

Prolog - Negasi
01 - Basis Dua
02 - Melankolis
03 - Variabel X
04 - Periode
05 - Kombinasi
06 - Variabel Y
07 - Bilangan Kompleks
08 - Variabel Z
09 - Lema
10 - Himpunan Kosong
11 - Hampiran
13 - Implisit
14 - Kolinear
15 - Titik Stasioner
16 - Satu Interval
17 - Kalimat Terbuka
18 - Fungsi Turun
19 - Fungsi Iterasi
20 - Titik Balik
Epilog - Integral

12 - Infinitesimal

3 3 0
By utiniverse

APA yang orang lain minta di hari ulang tahun ketujuh belas? Pesta yang meriah, hadiah nan berlimpah, atau ... pasangan yang setia?

Mereka bilang, tujuh belas tahun adalah saat istimewa. Mereka bilang, tujuh belas tahun adalah masa paling bahagia. Mereka bilang, tujuh belas tahun adalah saat-saat penuh cinta dan makna.

Sejujurnya, aku tak tahu di mana letak itu semua. Aku tak mengerti, kapan setiap hal baik akan didapati. Tak ada yang spesial di tujuh belas tahun ini. Bahkan, kurasa. Tujuh belas tahun ini jauh dari kata sempurna. Rasanya, aku seperti terjerembab dalam gulita semesta.

Aku tak tahu—sungguh. Tak mengerti makna tujuh belas tahun yang sebenarnya. Akankah ia dipenuhi kenangan manis. Atau justru ... angan sederhana berpeluang tangis.

1101-101-10110

Aku terbangun kala sayup-sayup suara azan berkumandang. Usai menunaikan salat Subuh, aku bersiap ke sekolah. Seulas senyum tak pernah luput dari wajahku di hari spesial ini. Meski tak seorang pun dari anggota keluarga memberi ucapan selamat, tak masalah. Doa dari mereka sudah lebih dari cukup mengawali lembaran baru kehidupan berliku.

Pukul setengah enam. Aku sudah bersiap ke sekolah dengan seragam pramuka yang membalut tubuh. Aku membuka kunci layar gawai yang terdapat begitu banyak pesan masuk berisi doa dan ucapan dari insan-insan baik di hari terbaik. Kukirimkan pesan balasan pada mereka satu per satu.

Salsabilla XIA2: Barakallah fii umrik^^
Jasselyn XIA1: Barakallahu alfanisaa
Fira Nadira XIA3: Barakallah fii umrik
Angela XIA3: Happy birthday alfa ^^
Alfara Cantika: Happy birthdayy alfaa^^
Leenanda Nyu: Hbddd^^^
Indira Jannesha XIA5: Hbd alll semoga apa yang tersemogakan tercapai :D
Raisareina XIA5: Alfaa hbd^^
Melisa Priskilla: Happy birthday allll
Stella Mashanda: Happy birthday alfaa♡
Elvinadya IBB: LAH IYA HAPPY BIRTHDAY PREN^^
Livia: Barakallah fii umrik^^
Ariella Iriana XIA5: Wihh masyaallah barakallah fii umrik ges
Adinda Keyra Baruu: Hbday alfaa^^ semoga apa yang disemogakan tersemogakan
Wirda: Hbd alfa^^^
Indira Nadella Devira: Hbd ayankk semoga yang DISEMOGAKAN TERSEMOGAKAN
Mariatha Andin: Jiakhhh selamat ulang tahun frennn
Viva Angelina: ALFA HAPPY BIRTHDAY, Barakallah fii umrik, semoga menjadi...

Pesan dari Viva membuatku tersenyum. Ia tak pernah lupa memberiku ucapan di hari bahagia. Hari ini pun, ia menjadi orang pertama yang memberi selamat walau tak pernah bertukar sapa secara langsung sejak dua tahun silam.

Viva Angelina

ALFA HAPPY BIRTHDAY, Barakallah fii umrik, semoga menjadi orang yang lebih baik, sehat selalu, panjang umur, tambah pinter, tercapai cita-citanya, semoga yang disemogakan tersemogakan (^^)

(TT) (TT) aamiin yaa rabbal ‘aalamiin (TT)(TT) terima kasih doanya vivaaa ♡♡♡ semoga kamu selalu bahagia, tambah sukses, dan dimudahkan segala urusannyaaa (TT) (TT) (TT) ♡♡♡

Aamiin aamiin, sama-sama ♡

(TT) (TT) (TT) (TT) ♡♡♡♡
Aku kok udah tua (TT)

Masih tuaan aku (TT)

Kita seumuran sampai 20 Oktober 2022 (TT)

Tapi bulannya lebih banyak aku (TT)

(TT)(TT)(TT)
Kok cepat ya (TT)
Kalau kata anak-anak takut tambah dewasa (TT)

Bener wkwkwk (TT)(TT)

Aku beralih membalas pesan dari Andin—turut—memberiku ucapan hari ini. Ia serupa keluargaku. Meski tak pernah bertukar sapa secara langsung, ialah yang tahu bagaimana aku, terlebih mengenai segala sesuatu berhubungan dengan KSN.

Mariatha Andin

Jiakhhh selamat ulang tahun frennn
Panjang umur sehat selalu, semoga hari ini menyenangkan (harus menyenangkan donggg harus happy) selamat bikin ktp (eh iya nggak sih? sekarang 17 kan yah?)

(TT)(TT)(TT)(TT)(TT) terima kasih freeennnnn
Twitter si paling pengertian (TT)
Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin (TT)
Iyaa sekarang udah waktunya bikin ktp (TT)
Terima kasih andinnn ♡♡♡
Semoga urusan kamu hari ini dan setiap hari selalu dilancarkan, dimudahkan, dan senantiasa bahagia dan sehat (TT) ♡

Makasiyyyyyy

Sama-samaaa

Kumatikan gawai saat jam digital menunjukkan pukul lima lewat empat puluh delapan menit. Setelah sarapan, aku berangkat ke sekolah bersama ibu. Sepanjang perjalanan, aku tak berhenti merapal doa dan mengucap syukur; semoga hari ini menjadi hari paling berkesan.

Sesampai di sekolah, aku bergegas menuju kelas. Sesaat setelah menduduki bangku, pesan dari Belva—teman SMP—membuatku menyalakan gawai. Dua sudut bibirku terangkat membaca pesan darinya.

Belvasha Baru Ini

ALFAAA MET ULTAHH
ALFAA
Untung diingatkan Vasya tadi
(TT)

(TT)(TT)(TT)
MKSIEEEEE
MKSIEE KE VASYAA

Hayoo umurnya berkurang
Jangan buang-buang waktu ye

Aku tersenyum membaca pesan dari Belva. Usai kukirimkan pesan balasan, aku menggulir bilik cerita lantas mendapati unggahan Vasya. Senyumku semakin mengembang. Mereka masih sama, benar-benar sama. Tak ada yang berubah sejak dua tahun terakhir.

VASYAAAAA BARUUUUY

HUEEEEE VASYAAA MAKASIEEEYYY♡
Jgn lupa lemontea:^)

Ya keliru lah

Apa

Aku yang kamu traktir

Lololo
Tak biseeeee

D

ulu aku, Viva, Vasya, Livia, Belva, dan Leena adalah sahabat dekat semasa Sekolah Menengah Pertama. Saat kelas tujuh, aku hanya mengenal Viva, Livia, dan Vasya. Kami mulai akrab ketika disatukan dalam kelompok yang sama pada praktikum kromatografi di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pemisahan campuran. Waktu dan keadaan yang senantiasa menempatkan kami di satu kelompok setiap kali mendapat tugas membuat kami selalu bertemu dan berinteraksi.

Lambat laun, Leena—satu kelas—bergabung, begitu pun Belva yang satu kelas denganku ketika kelas delapan. Meski kami sempat berbeda kelas—aku, Livia, Vasya, Belva kelas 8A, Viva kelas 8B, sementara Leena 8G—karena diacak, setiap jam istirahat selalu kami sempatkan untuk berkumpul. Dulu aku tidak begitu nyaman mendengar kepindahan Viva. Satu tahun di kelas delapan membuatku lebih akrab dengan Delvira dan Andin. Saat kelas sembilan, Aku, Viva, dan Andin berada di kelas yang sama, 9I. Aku sangat bersyukur, kembali satu kelas dengan Viva dan Andin yang kukenal sejak kelas tujuh.

Penerimaan Peserta Didik Baru kembali memisahkan kami. Vasya, Viva, dan Belva berada di sekolah yang sama; SMA Bunga Bangsa. Sementara Leena, Livia, dan aku memilih jalan berbeda. Leena memilih melanjutkan ke SMK Antariksa, Livia di  SMA Andromeda, Andin di SMA Galatea dan aku terjebak di SMA Arunika. Sekarang, aku benar-benar merindukan mereka. Entah kapan kami bisa kembali bersua, untuk saling bercerita mengenai proses semesta.

Kukirimkan pesan balasan pada Vasya sebelum kedatangan Pak Savero membuatku mematikan gawai. Aku mendengarkan penjelasan Pak Savero mengenai Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dengan sedikit takut. Atmosfer pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memang berbeda. Mengingat vibes Pak Savero yang terkenal disiplin dan tegas sebagai seorang waka kurikulum.

Pesan yang kuterima dari Bu Citra—pengajar Bahasa Jawa—membuatku tersenyum bahagia. Kukirimkan pesan balasan pada Bu Citra sebelum kukirim screenshoot pada grup kelas di aplikasi perpesanan.

Jam kosong yang melanda membuatku semakin tidak sabar menanti kepastian bimbingan. Aku sungguh berharap jika hari ini dapat kuhabiskan dengan belajar Matematika bersama Pak Arka. Pesan dari Pak Jordan membuatku tertuju pada gawai yang menyala.
Aku bersama Clara—teman sekelas—memasuki ruang guru yang tidak begitu ramai. Saat membuka pintu, kudapati Pak Arka tengah berbincang dengan Pak Azriel. Suasana hati baik berkat doa yang dipanjatkan orang-orang baik menjadi sirna. Secercah ketakutan mengisi benakku.

Sejujurnya aku tak tahu apakah Pak Arka melihatku, aku lebih fokus mengambil buku catatan kelasku dari Pak Jordan.

“Kelas berapa, Mbak?” Pak Jordan bertanya.

“Sebelas IPA lima, Pak,” jawabku.
Pak Jordan mengambil sebuah buku yang tergeletak di meja. “Ini saja, Mbak.”

Aku sempat terkejut mengetahui hanya sebuah buku yang harus kami ambil. Namun keterkejutanku memudar mengingat keberadaan Pak Arka di ruangan ini.

Tanpa membuang waktu, kami kembali ke kelas. Usai memberikan buku pada si pemilik, aku memilih duduk di bangku. Sebuah pesan dari Pak Arka kembali memenuhi gawaiku.

Pak Arka Mat
Assalamualaikum Wr. Wb. Mohon maaf ya hari ini saya ke sekolah. Tapi waktunya belum memungkinkan untuk bimbingan. Setelah konsultasi dengan Pak Azriel, saya targetkan bimbingannya minggu depan. Terima kasih atas pengertiannya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sudut bibirku tertarik ke atas. Satu harapanku untuk bimbingan di hari spesial ini menjadi kandas. Apa ini yang disebut ... sweet seventeen?

•••
Bersambung...

Mojokerto, 02 Januari 2023

Dek Uti.

Continue Reading

You'll Also Like

673 280 22
Drama-Fantasi 마지막 버스 정류장 (majimag beoseu jeonglyujang) Halte Bus terakhir _TAMAT_ Ini bukan kemana saja tempatku pergi, tapi ini tentang batasan te...
667K 55.4K 91
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...
1.6M 105K 59
[ PART MASIH LENGKAP🚩 ] "Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah."...
4.7K 1.7K 17
#2nd series of Vermilion Class A local fanfiction short story Cast: Kim Taehyung [ v ] Minatozaki Sana [ sana ] *** Vero tidak tahu alasa...