Awal Untuk Akhir - SanWoo

By hanikim124

3.4K 242 14

[ Completed ✅] Jika dia belum berubah maka belum ada cinta tumbuh di hatinya , semua yang dia lakukan hanya m... More

To begin
Him
Changed
Usually
Bad Thing
Pain again
Gone
The Last Time
Ending

Sick

255 21 0
By hanikim124

"Bahkan jika aku sedang tidak berdaya kamu tetap tidak perduli"
































Pagi-pagi sekali alarm kembali berbunyi menandakam sudah pukul 5 pagi, Wooyoung terbangun dari tidurnya langsung meraih ponsel yang terus berbunyi tersebut.

San yang ternyata bergadang menoleh kearah Wooyoung yang sibuk dengan ponselnya bukan malah pergi mandi. San mendekat ikut menatap layar ponsel kekasihnya , dapat ia lihat Wooyoung meminta izin kepada manager nya karena alasan sakit demam. San segera menyentuh leher Wooyoung.

"Demam?"

Wooyoung tidak menjawab,ia kembalikan ponselnya dan memeluk San untuk tidur kembali. Namun beberapa menitnya San bangun dari posisinya, ia hendak pulang.

Wooyoung tidak melarang, ia hanya menatap lemah San yang sudah siap untuk pergi. San mencium beberapa kali pipi gembil Wooyoung dan terakhir pada bibir kesukaannya.

"Aku pulang dulu ya"

Wooyoung hanya mengangguk lemah sebelum kembali memejamkan kedua matanya. Ia ingin tidur lagi karena masih menganguk dan kepala nya terasa sangat berat.

🤞🏻


Pukul 1 siang Wooyoung dibawa ke rumah sakit terdekat karena mengalami demam , jika hanya sekolah mungkin tidak memerlukan surat keterangan sakit. Hanya saja ia tengah pkl sekarang dan harus memenuni syarat ketentuan training di hotel.

"Bagaimana dok?"

Wooyoung dapat melihat ayahnya yang sibuk berbicara dengan sang dokter. Ia hanya terdiam merebahkan tubuhnya pasa brankar sembari menunggu waktu pulang.

"Anak bapak mengidap penyakit jantung dan juga asam lambungnya yang semakin membahayakan kondisinya. kemungkinan aktivitasnya akan terganggu karena gejala-gejala yang dirasakan seperti dada kiri selalu sakit, sesak bahkan mudah lelah. Jadi, sebaiknya anak bapak melakukan terapi untuk mencegah masalah serius pada anak bapak"


Seperti sebuah bisikan namun dapat terdengar dengan jelas, Wooyoung tidak tuli sungguh ia mendengar semua tutur dari sang dokter. Merasa tidak terlalu terkejut karena memang sejak menginjak bangku sekolah menengah atas dirinya sudah merasakan gejala tersebut. Lebih parahnya, sekarang sudah sampai sering merasa sesak.

Wooyoung tersenyum kecil, jika begitu umurnya sudah tidak lama lagi bukan. Kapanpun Wooyoung bisa meninggalkan dunia sekarang, meskipun keinginannya untuk bekerja dan memberikan orangtua nya hasil dari keringat nya sendiri tetap saja jika Tuhan ingin Wooyoung pulang cepat, ia bisa apa.

Wooyoung menangkap pergerakan sang ayah dan ibu nya mendekat ke brankar, kepala nya ia tolehkan disertai senyuman manis nya.

"Mulai besok kamu terapi ya Woo? Jangan training dulu" ucap Jimin

Wooyoung menggeleng lemah "tidak ma, aku akan tetap training dan melakukan apa yang belum tuntas"

"Tapi Woo, kamu harus sembuh. Masalah training biar papa yang mengatur nya" ucap Jungkook terkesan memaksa sang anak agar mau menuruT

Sekali lagi Wooyoung menggeleng, ia benar-benar tidak ingin menghabiskan uang lebih baik lagi hanya untuk terapi yang belum tentu bisa membuatnya sembuh total.

"Maaf pa ma, Wooyoung tidak akan melakukan terapi selama Wooyoung masih merasa sehat"

Seketika kedua orang tua Wooyoung memeluk nya disertai oleh sang ibu yang mulai menangis , ingin memaksa lagi namun dokter bilang mereka tidak boleh membantah keinginan Wooyoung karena bisa saja keinginan itu adalah hal terakhir yang di minta didunia ini.

"Kami menyayangi mu Wooyoung"

"Wooyoung juga sangaaaaat menyayangi kalian , terima kasih"

Jimin terisak semakin erat memeluksang anak, rasanya sangat berat mengetahui kepahitan dunia harus memeluk anak semata wayangnya. Ibu mana yang tega.

"Jangan beritahu San ataupun yang lain ya , ini rahasia kita dan dokter . Jani ma pa?"

Wooyoung menaikkan jari mungil nya untuk berjanji ,menerima jari yang lain tanda kedua orangtua nya setuju dengan pernyataan Wooyoung.

Drrtt drtt

Babuu buba 👿 is calling

"Hallo ??"

"Apa kata dokter?"

"Darimana kamu tau aku pergi ke rumah sakit?"

"Kamu yang mengirimkan foto kan?"

Wooyoung menepuk jidatnya , dia lupa jika tadi itu sempat mengirim foto untuk memberikan kabar.

"Ooh iya haha aku lupa. "

"Apa kata dokter " tanya San sekali lagi

"Eem adaaa"

" apa? Ck. Jangan saja memberitahu"

"Hahaha santailah San "

"Terserahmu saja"

Wooyoung tertawa kecil ketika San mematikan teleponnya, sungguh sangat lucu jika San marah.





Hingga malam sudah tiba , Wooyoung sudah kembali ke kost nya dan kegiatan biasa ia lakukan lagi yaitu menunggu kekasihnya pulang dari training.

Drrrtt drrrt

"Hallo?"

"Aku sudah mau pulang"

Wooyoung tersenyum senang, disaat seperti ini ingin sekali ia memeluk kekasih nya dan tidur bersama.

"Eemm "

"Kenapa Woo?"

"Apakah aku harus mengatakannya?"

Terdengar suara helaan napas darisana, Wooyoung sudah menerka-nerka hal negatif.

"Dirumah tidak ada siapa-siapa Woo, aku harus menjaga rumah. Lagipula kamu sudah ada mama dan papa mu jika mereka tidak disana baru aku menginap. Belum seminggu sewaktu aku menginap disana kan?"

"Oh begitu, baiklah"

Wooyoung langsung mematikan sambunga teleponnya, entah mengapa hati nya selalu sakit jika San tidak menuruti kemauannya . Apa mungkin karena San dulu terlalu memanjakan diri nya.

Wooyoung tidak menunggu pesan dari San karena ia tau pasti lelaki itu langsung pulang tanpa memperdulikan dia seperti biasanya. Memang semenyakitkan itu tetapi apalah daya nya hati sudah terlanjur nyaman.

Satu jam sudah berlalu kini malam semakin larut , Wooyoung mencoba mengirimkan dua quotes yang dia dapat pada app kesukaannya. Dan ternyata San membalas pesan tersebut.

Babuu buba👿

Opened
Opened

Tidur jangan memikirkan hal itu
Aku selalu meminta mu untuk tidur
Sudah jam berapa ini

Ini baru pukul 1

Hp ku berbunyi terus tadi

Kenapa?

Kamu yang mengirimkan pesan

Ooh tidur lah
Ku pikir kamu sedang meladeni
hobi mu

Woo juga tidur jangan bergadang terus
Kamu sudah mulai melawan sekarang

Sebentar lagi aku tidur

Usai mengirim pesan terakhir tersebut Wooyoung mematikan data pada ponselnya, sedikit senang karena San memberikan perhatian kecil itu kepadanya lagi. Namun sedihnya San tidak datang malam ini.

"Ssh"

Siyal, dada kiri nya terasa seperti tertusuk beberapa kali dan itu sangat menyakitkan, bahkan saat ia merebahkan diri malah nafasnya yang pendek membuat nya tidak nyaman.

"Uh obat nya jauh sekali"

Wooyoung memejamkan kedua matanya menahan sakit itu, dua obat yang belum ia minum terletak pada meja kecil 5 langkah dari tempat tidur. Memang dekat tetapi dalam kondisi seperti ini bangun saja membuat Wooyoung kesusahan.

"Jika dibiarkan aku akan mati cepat, kan aku belum mengucapkan beberapa kalimat untuk orang-orang sshh aduhhh— tersayangku haaah"

Terpaksa, ini dengan terpaksa Wooyoung bangun dari posisi tidurannya untuk meraih obat-obat pahit itu. Sebelum tidur ia harus bisa membuat jantungnya tidak sakit atau jika itu terjadi maka habislah Wooyoung.













🤞🏻

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 185 7
Suatu hari, Mingyu memergoki geng kakak kelas yang sedang merundung seseorang di gedung belakang sekolah. Tapi sialnya itu bukan perkelahian biasa. D...
13.4K 1.3K 4
CHANBAEK BxB 🔞 4 shot. MPREG. Berpisah dengan Chanyeol adalah keputusan terbaik, Baekhyun tahu itu. Bukan tanpa alasan, perpisahan itu jelas berdas...
207K 812 8
📌 AREA DEWASA📌