Sore itu Bible terpaksa membatalkan janjinya dengan pacarnya Build, sebab ayahnya tiba-tiba menelponnya dan menyuruhnya untuk bergegas pulang.
Ayahnya, Ex Piya Vimuktayon mengatakan bahwa mereka akan mengadakan acara dinner dengan keluarga Chomyong malam itu.
Bible akhirnya terpaksa mengantar Build pulang kerumah sore itu sebelum dia sendiri pulang kerumah.
Pada malam hari, dirinya sudah bersiap. Ex sudah memesan satu meja untuk mereka dan keluarga Chomyong. Tidak menunggu lama, akhirnya keluarga yang mereka maksud datang.
Dua orang wanita yang salah satunya Bible kenal betul siapa dia. Wanita yang lebih muda adalah Davikah, teman satu sekolahnya. Bible meringis dalam hati, jika saja Build ada disini malam ini sudah pasti restoran mahal dan berkelas itu menjadi tempat rusuh. Sebab, pacarnya itu sangat tidak menyukai wanita yang saat ini duduk di depannya. Davikah nampak tersenyum ke arahnya lalu kepada ayah dan adiknya. Disebelah Davikah ada wanita paro baya, Bible menebak wanita itu seusia ayahnya, dia tampak ramah dan lembut.
Bible tidak ingin menebak alasan apa kiranya yang membawa dua keluarga ini berkumpul malam ini. Ayahnya memperkenalkan dirinya pada Davikah dan ibunya padanya.
Seperti biasa, makanan segera tersaji di atas meja tidak lama setelah kedatangan Davikah dan ibu nya. Selama makan malam berlangsung, hanya ada obrolan ringan yang dibahas seperti bagaimana hubungan Davikah dan dirinya di sekolah, juga keadaan sekolah adiknya Macau.
Setelah makan malam selesai, Ex tiba-tiba menunjukkan wajah serius.
"Baik. Jadi tujuan saya mengumpulkan kalian disini adalah kami ingin membicarakan masalah pernikahan saya dan Nona Rattanakorn." Setelah mengatakan itu, Bible tentu saja terkejut terlebih Macau.
Bible menatap Ex bertanya, masih belum yakin dengan apa yang didengarnya. Ibu mereka memang sudah lama meninggal, itu sudah sejak Bible dan Macau masih kecil. Namun, Bible tidak menyangka ayahnya berniat menikah lagi.
Meski terkejut, Bible berniat untuk tidak membuka suara membiarkan ayahnya menjelaskan semuanya secara detail.
"Saya dan Nona Rattanakorn sudah berhubungan selama 2 tahun." Bible lagi-lagi terkejut, dia tidak pernah tahu ayahnya sudah memacari ibu Davikah selama itu. Pria tua itu bahkan tidak pernah membawa seorang wanitapun kerumah.
Ex menatap Nona Rattanakorn dengan senyum tipis "Jadi sudah kami putuskan untuk menikah Bulan depan."
Ayahnya memang penuh dengan kejutan. Kenapa begitu tiba-tiba, namun apa perdulinya. Bible sama sekali tidak mempermasalahkan penikahan mereka. Toh, tidak akan berpengaruh padanya kecuali Build yang pasti sangat terkejut dan marah besar jika tahu bahwa Davikah akan menjadi saudara tirinya. Pacarnya itu sangat membenci wanita di hadapannya ini.
Harus Bible akui bahwa Davikah pernah menyukainya tapi dia bersyukur sekarang, setidaknya dia bisa menjelaskan pada Build bahwa Davikah hanyalah saudara tirinya, dia tidak perlu lagi khawatir.
"Kenapa mendadak?" Itu Macau, sepertinya adiknya itu kurang menyukai ibu Davikah.
"Kami sudah mempersiapkan ini jauh-jauh hari, hanya baru memberitahukan kalian sekarang."
Macau menekuk wajahnya tidak suka, dia menatap Nona Rattanakorn dan Davikah tajam.
"Setuju atau tidak, saya tetap akan menikahi Nona Rattanakorn bulan depan. Saya tidak bisa menunda lagi."
Keputusan Ex sudah bulat dan akhirnya Macau pasrah, toh dia tidak bisa menghalangi keputusan ayahnya itu.
Setelah pembahasan pernikahan itu usia, Bible memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, belama-lama disana membuatnya tidak nyaman. Dia ingin menemui Build sekarang, dia ingin menceritakan semuanya pada pacarnya itu.
Bible baru saja mencapai halaman restoran, tiba-tiba seseorang menarik tangannya membuatnya mau tidak mau harus berbalik. Pelakunya adalah Davikah, wanita yang nanti akan menjadi adik tirinya.
Bible menatap wanita itu datar, dia tersenyum miring. Sekarang Bible paham kenapa Build membenci wanita ini, dia terlihat seperti bukan orang yang bisa disukai.
"Gue senang bisa sodaraan sama lo." Ujarnya santai.
Bible berdecak malas, dia bahkan tidak pernah membayangkan akan bersaudara dengan wanita licik dihadapannya ini.
"Mulai sekarang boleh dong gue dekat sama lo tanpa harus ada larangan dari pacar lo itu."
"Maksud lo apa?"
Davikah menyatukan kedua tangannya didepan dada, "Gue dengar, setelah lulus Ayah lo bakal nyuruh kita semua pindah ke Amerika."
Bible mengerutkan alis, apa lagi yang sebenarnya wanita dihadapannya ini ketahui tapi dirinya tidak. Saat Ayahnya mengumumkan pernikahan, Davikah juga terlihat tidak terkejut seolah dia tahu semua nya. Lalu sekarang, apa benar mereka semua akan pindah ke luar negeri. Jika itu terjadi, Bible akan menolak, dia tidak ingin meninggalkan Build sendirian. Build hanya punya dia, dia tidak mungkin meninggalkan pacarnya itu.
---
Bible menatap wajah pria tambun dihadapannya. Ingin rasanya dia membantah ucapan pria itu tapi sayangnya dia tidak mampu.
Seperti yang Davikah katakan bahwa mereka semua akan pindah keluar negeri setelah pernikahan Ayahnya dan Nona Rattanakorn. Bible sempat menolak untuk ikut namun, ancaman ayahnya harus membuat dia berpikir keras untuk membantah.
Pria tua itu berjanji tidak akan mengizinkannya menemui Build jika dia berani menolak, serta tidak akan ada sepeserpun warisan yang akan diberikan pada dirinya.
Bible yakin ayahnya bukan tipe orang yang mengancam dengan omong kosong, maka dari itu kali ini dia harus menurut. Dia ingin Build hidup dengan aman.
---
Sebulan telah berlalu, pernikahan Ayahnya dan Ibu Davikah telah dilaksanakan.
Sampai hari ini, Bible belum juga berani menceritakan tentang hal ini kepada Build. Ternyata melakukan itu tidak semudah yang dia pikirkan.
Bible dilanda kebingungan, dia tidak ingin berpisah dari Build, tapi juga tidak bisa bersama pria manis itu dalam dua minggu lagi. Setelah Ujian Akhir Semester dan Pengumuman kelulusan, mereka akan segera meninggalkan negara itu.
Bible tidak siap harus menceritakan hal itu, dia takut Build akan sedih. Apa yang harus dia lakukan saat ini hanyalah menghindar dari Build, dia tahu Build selalu bergantung kepadanya. Build selalu mengandalkan dirinya dalam segala hal, Bible tidak tahu lagi bagaimana jadinya jika dia tidak ada di samping Build. Apa pacarnya itu masih bisa menjalani hari-harinya dengan baik?
Build anak yang ceroboh, pelupa dan manja. Dia sudah tidak memiliki orang tua lagi, dia hanya memiliki bibinya. Bible adalah orang yang selalu Build andalkan.
Mungkin jika Bible menghindari Build saat ini, dia bisa belajar menjalani hari tanpa dirinya, Bible akan memutuskan hubungan mereka, itu adalah jalan satu-satunya yang bisa dia pikirkan saat itu. Tapi yang Bible bingungkan adalah, bagaimana membuat Build percaya. Dia tahu Build tidak akan mudah melepaskannya, dan itu hanya membuat Bible lemah. Dia akan mencari cara agar Build yakin dan mau melepaskannya.
---
Hari dimana Bible akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Build. Dia harus meminta bantuan Davikah. Sebenarnya dia tidak memerlukan Davikah, hanya wanita itu menawarkan bantuan kepadanya. Bible pikir ide Davikah bukan ide yang buruk, meski nanti dia harus mempersiapkan dirinya agar tidak lemah di depan Build.
Saat jam istirahat, Build mengajaknya untuk pergi ke kantin, namun Bible tentu saja menolak. Belakangan ini dia memang sering menghindari Build. Jujur saja dia merasa buruk dengan perlakuannya terhadap Build. Dia sedih saat Build terus saja membujuknya untuk makan bersama atau jelan bersama, tapi dia terus saja menolak. Hingga hari ini, saat Build sudah pergi ke kantin bersama teman-temannya, Davikah mendatanginya dikelasnya.
Bible pergi ke kantin bersama Davikah yang menggandeng tangannya. Bible merasa risih tentu saja, namun dia harus melakukan itu.
Dari kejauhan Bible bisa melihat Build sedang menikmati makanan di depannya, dia tampak lucu. Bible bahkan tidak bisa menyembunyikan senyumannya, Build benar-benar tampak menggemaskan, bagaimana mungkin dia bisa baik-baik saja setelah ini.
Saat mereka sudah memasuki kantin, tiba-tiba Build menatap kearahnya, Bible terkejut lalu memasang wajah datar.
Build berjalan kearahnya dengan wajah marah, lalu berhenti di depannya dan Davikah, mau tidak mau mereka ikut berhenti. Dia menatap wajah manis itu dengan hati sakit. Bagaimana mungkin dia tega melakukan hal ini pada Build.
"Bible kok kamu sama dia? Tadi aku ajak ke kantin kamu nolak." Build berujar heran, dia menatap Bible dan Davikah secara bergantian, lalu menatap tajam ke arah Davikah.
"Karena Bible mau jalan sama gue lah. Iyakan, sayang?" Bible hanya bisa mengangguk. Dia bahkan tidak menatap mata Build, dia takut sandiwara ini akan gagal, dia tidak sanggup melihat wajah itu, hatinya terasa sakit.
"Sayang? Bible kok dia manggil kamu sayang?" Tanya Build, Bible masih tidak bisa menjawab.
"Ishh, bawel banget sih, lo. Gue sama Bible tu udah pacaran."
"Diam, gue ngga nanya elo, lampir." Build cemburu, Bible bisa melihat marah bercampur takut dalam bola mata Build.
"What the—? lo manggil gue lampir, jaga ya omongan lo." Davikah berteriak nyalang.
Permusuhan antara Build dan Davikah itu nyata. Mereka sama-sama saling membenci, biasanya jika mereka bertengkar, Bible selalu ada di pihak Build. Namun sekarang, dia bahkan tidak berani memihak pada Davikah.
"Bible, kamu ngga mungkin kan pacaran sama dia. Pacar kamu itu aku."
Tentu, mana mungkin dirinya berpacaran dengan Davikah.
Namun untuk meyakinkan akting mereka kali ini, Bible harus mengiya kan. "Davikah ngga bohong, gue udah pacaran sama dia."
Build diam, tampak mengerutkan alis, tanda tidak percaya. Bible senang Build tidak percaya begitu saja, tapi bukan hal itu yang dia inginkan saat ini.
"Sejak kapan? kamu selingkuh?"
Baiklah, kaki Bible bergetar saat mata bulat itu digenangi cairan bening disana.
"Sejak seminggu yang lalu." Bible tidak berani menatap Build yang sebentar lagi akan menangis.
"Terus aku gimana?"
Bible menperhatikan sekeliling, banyak orang yang sedang memperhatikan mereka. Bible tidak ingin orang lain melihat tangisan Build, dia tahu Build sangat benci saat menangis di depan banyak orang, dia lebih suka menangis sendiri atau hanya dihadapannya, biasanya dirinyalah yang menjadi sandaran Build saat dia mulai menangis.
Bible menarik tangan Build segera menjauh dari sana, membawanya ke belakang sekolah yang sepi agar tidak ada orang lain yang bisa melihat mereka.
Tubuh Build terhempas ke tembok di belakangnya sampai dia harus meringis kesakitan. Bible terkejut, sungguh dia tidak sengaja melakukan itu, dia terlalu terbawa suasana.
Bible menarik nafas dalam lalu dengan berat hati dia harus mengucapkan kalimat busuk itu. "Gue mau kita putus."
Dengan hati yang terasa bergemuruh hebat, Bible mengatakan kalimat yang bahkan dulu dia bersumpah tidak ingin menyebutnya didepan Build, tapi sekarang kalimat terkutuk itu meluncur dari mulutnya.
Build menangis. Ya Tuhan, Bible berani bersumpah dada nya terasa sesak sekali. Dia ingin memeluk tubuh bergetar itu, dia ingin menenangkan Build dalam pelukannya. "Tapi kenapa? Aku ada salah? Kamu ngga pernah ngomong sama aku."
"Gue bosan sama lo."
Build menggelengkan kepalanya, "Ngga mungkin."
"Terserah."
"Bible, kamu ngga bisa kaya gini. Aku ngga mau putus."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Bible berlalu meninggalkan Build yang berjongkok sambil menangis. Semakin lama dia berada disana, maka semakin dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Hatinya terasa sakit, setelah ini dia tidak akan pernah menemui Build lagi, dia tidak sanggup.
---
S
etelah pengumuman kelulusan di umunkan, seperti yang ayahnya katakan mereka semua akan pindah ke Amerika. Ayahnya akan mengurus bisnis disana sementara yang di sini, akan di urus oleh orang kepercayaannya dengan terus dalam pantauannya.
Bible ingin sekali berpamitan dengan Build tapi sepertinya Build tidak ingin bertemu dengannya lagi.
Setelah kejadian hari itu, Build tidak pernah berbicara bahkan menatapnya lagi, jikapun iya pria manis itu hanya menatapnya dengan penuh kebencian. Bible sakit, siapa yang akan baik-baik saja jika dibenci oleh orang yang sangat dicintai. Tapi ini semua keputusannya, jika tidak seperti ini Build hanya akan terus berharap pada dirinya yang entah kapan bisa kembali.
•••
Hai, up lagi...
Gamau banyak ngomong, aku cuma mau ingatkan jangan lupa votment nya ya, biar tambah semangat lanjutin cerita nya.
Kalo gitu, sampai jumpa di Chapter selanjutnya.
Bonus pict:
Ada yang kangen KinnPorsche the Series ga sih? aku kok ga bisa move on ya dari series ini. Aku kangen VegasPete:'). Setelah Baca Chapter ini, yuk rewatch KinnPorsche the series bareng, huhu kangen Pete:'(
🦔💙