Typo bertebaran
Happy reading💙
.
.
.
.
.
.
"Hikss, jaemin tolong kami jaemin! 'dia' membawa paman mu pergi, Tae-"
BIPP-
Sambungan itu terputus, mark mengerutkan keningnya bingung, "dia" siapa? pernyataan itu menghantui pikiran mark. Mark tidak mau membangunkan sang mate yang sudah kembali tertidur, apalagi mengenai paman nya yang diculik, jadi ia memutuskan untuk mencari informasi lebih jelas mengenai paman dan bibi jaemin.
Mark beranjak dan memasuki ruangan pribadinya, mulai mencari tau tentang keluarga sang mate. Cukup lama hingga akhirnya mark mengerti, bahwa sang mate adalah anak yatim piatu dan tinggal bersama paman dan bibinya.
Mark mengambil ponsel nya dan mulai menelpon bawahannya agar mulai mencari dimana keberadaan paman jaemin. Mark masih berkutat dengan laptopnya dan tidak menyadari jika jaemin sudah terbangun dan mulai berjalan kearah mark. Jaemin berjalan gontai sembari mengucek matanya, lalu menghampiri mark yang terkejut akan kedatangannya.
"Markeu~~" nada manja itu mengalun seiring dengan sebuah pantat mendarat di paha mark, mark dengan sigap memeluk pinggang ramping jaemin, tak lupa dengan kecupan di pipinya. Jaemin menyamankan dirinya di pangkuan mark, hampir tertidur tetapi laptop mark mengalihkan perhatian nya, di laptop itu terdapat foto rumahnya, rumah jaemin.
"Mark, bukannya itu rumahku?" Tanya jaemin sembari menunjuk layar laptop milik Mark.
"Iya sayang, itu rumahmu" mark buru-buru mematikan ponselnya saat sang bawahan mengirimkannya pesan entah apa itu. Mark tidak akan memberitahukan tentang keadaan sang paman sekarang, sebelum mark menemukannya atau menemukan jejak dari penculikan itu. Menurut mark ini mungkin akan mudah, mengenal mark yang sangat terkenal dan memiliki jangkauan hampir di seluruh negara ini, mungkin hanya menemukan paman jaemin yang diculik akan mudah. Mungkin?
Jaemin mengangguk lalu mulai memejamkan matanya lagi tetapi ia ingat akan satu hal dan mulai menegakkan tubuhnya lagi.
"Bagaimana dengan bibiku tadi mark?", Seakan dikutuk menjadi batu, mark menegang menatap mata bulat itu berbinar meminta penjelasan. Mark berdehem dan mengusap lembut kepala jaemin.
"Mereka mengijinkan mu tinggal disini sementara waktu bersamaku, aku juga ingin menikmati waktu bersama mate ku ini" ucap mark sembari mencubit kecil hidung jaemin. Jaemin terkikik dan mengambil ponselnya dari sakunya, mark membiarkan jaemin melakukan apa yang ia mau di pangkuannya, sedangkan mark sedang membalas pesan dari bawahannya. Sedikit terkejut karena lokasi yang dikirimkan oleh bawahannya sama persis dengan kediamannya dulu di kota.
Jaemin mengutak-atik ponsel nya, dan memberikan kabar kepada haechan. Sepertinya ia cemas, itu fikir jaemin. Padahal tanpa jaemin tau, haechan di kampus sudah seperti orang gila mencarinya ke seluruh inci dari sekolah itu.
Jaemin mematikan ponselnya dan menatap mark yang sedang mengerjakan sesuatu entah apa itu di laptopnya, jaemin menatap nanar wajah itu. Rahang tegas, bibir tipis, hidung bangir, mata dengan sorotan tajam, dan rambut cokelat yang menawan, sangat indah ciptaan mu ini Tuhan.
"Jangan melihatku seperti itu, aku tau aku tampan"
Tatapan berbinar jaemin hilang dalam sekejap, jaemin menggeliat dan melengkungkan bibirnya kebawah.
"Kenapa hm? apakah kau lapar?" Tanya mark, jaemin mengangguk dan memeluk leher mark sembari menelusupkan wajahnya di leher jenjang mark. Mark menggendong jaemin menuju kamar pribadi nya dan menyuruh beberapa pelayan untuk membawakannya makanan.
.
.
.
.
.
.
06.07 pm
Terlihat dua insan yang sedang menikmati makanannya di atas meja, jaemin menyantap makanan itu dengan nikmat sebelum berlari mengambil ponselnya dan berangkat ke kampusnya bersama mark. Mark belum selesai dengan rapat yang diadakan kemarin, karena ia diwakilkan jadi ada beberapa informasi yang belum tersampaikan olehnya langsung.
"Apakah kita akan melewati tempat kemarin lagi? itu sepertinya akan sangat jauh dan memerlukan waktu lama" ucap jaemin, mark terkekeh dan berjalan tanpa menjawab pertanyaan jaemin tadi.
Jaemin mengikuti langkah mark hingga ia tiba di luar kastil, Mark bertransformasi menjadi Alastair lalu menunduk kan Kepala nya.
"Selamat pagi Queen"
Jaemin tersenyum dan mengusap kepala alastair pelan, lalu menaiki tubuh gagah alastair, alastair menggeram dan berlari layaknya motor balap yang siap mengalahkan musuhnya. Jaemin memejamkan matanya, ia sungguh tidak tau jika mark akan membawanya seperti ini, lebih baik Jaemin menaiki taxi saja!.
.
.
.
.
.
.
"Apakah kau akan terus menutup matamu sampai pulang sekolah?"
Jaemin membuka matanya pelan, ternyata mereka sudah berada di lapangan sekolah, jaemim menatap alastair. Alastair juga menatap jaemin.
"Ada apa? kenapa tidak masuk kelas?"
"Kau tidak akan berubah? dan tetap mengikuti rapat dengan wujud bongsor mu ini?"
Alastair terdiam, ia lupa jika masih berwujud werewolf. Alastair menyengir dan memejamkan matanya lalu berubah kembali menjadi mark.
Mark merapikan bajunya yang kusut lalu menggendong jaemin layaknya bayi, mark berjalan dengan santai kehalaman sekolah itu, tidak menghiraukan bagaimana tatapan mata melihat nya.
Berbeda dengan mark jaemin memberontak tak karuan dalam gendongan nya, hingga sampai dikelas pun jaemin masih memberontak. Mark menurunkan jaemin dan mengecup pipi si manis.
"Belajar yang benar, ini untukmu" mark memberikan sebuah kotak, jaemin mengerutkan keningnya dan mengambil kotak itu.
"Ini apa?"- jaemin
"Itu permata, simpanlah dikantongmu jika aku tidak ada. Agar aroma tubuhku tidak tercium alpha lain, atau itu akan berakibat sangat fatal untukmu" - mark
Jaemin mengangguk paham dan menyimpan permata itu di kantongnya, jaemin melambaikan tangannya dan memasuki kelas sedangkan mark berbalik untuk menuju ruang rapat.
"Mari kita mulai permainannya, mate ku bukan mate mu"
TBC
Dimohon tinggalkan jejak, vote dan komennya
See you~